BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.2. Saran
1. Pihak PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Medan diharapkan memperbaiki alat-alat peredam kebisingan di dalam lokomotif kereta api.
2. Pihak PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Medan diharapkan dapat menyediakan alat pelindung telinga (jenis earmuff ) yang dapat dikombinasikan sebagai alat komunikasi, seperti ANR (Active Noise Reduction) yang digunakan oleh pilot pesawat terbang.
3. Pihak PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Medan sebaiknya melakukan Program Konversi Pendengaran yang terdiri dari 8 elemen, yaitu monitoring pajanan bising, pengendalian secara teknik, pengendalian administratif, pengendalian perorangan, pelatihan dan pendidikan pekerja, audiometri, evaluasi dan dokumentasi, serta audit program.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatih, Muhammad, 2008. Tes Pendengaran. Diakses pada 28 Maret 2011. http:// hennykartika.wordpress.com /2007/12/29/tes.pendengaran/online
Alberti, PW, 1991. Occupational Hearing Loss, Disease of The Ear Noise and Throat It. New York, USA : Little Brown and Company
Anonimous, 2011. Jenis Lokomotif Kereta Api yang Digunakan di Indonesia. Diakses pada 12 Desember 2011. http:// terselubung. blogspot.com /2011 /01/19-jenis-lokomotif-kereta-api-yang.html
Anonimous, 2012. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Elizabeth B. Hurlock. Diakses pada 14 April 2012. http:// cybercounselingstain.bigforumpro.com/tl93-tahap-perkembangan-manusia-menurut-elizabeth-b-hurlock
Anonimous, 2012. Penuaan. Diakses pada 15 April 2012. http://www.kespro.info/?q=node/8
Arifin, 2009. Paparan Terhadap Sumber Pencemaran. Diakses pada 12 Maret
Arsyad dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher, Edisi Keenam. Penerbit FK UI : Jakarta
BenjaminSihar Tigor, 2005. Kebisingan di Tempat Kerja. Penerbit Andi : Yogyakarta
Bey,B, 1997. Pengaruh Kebisingan Terhadap Alat Pendengaran dan Kesehatan di Kilang Minyak Pertamina Wilayah II Dumai. Diakses pada 08 Mei
Buchari, 2008. Kebisingan. Diakses pada 22 Maret 2011. http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf
Budiarta, Putu, 2011. Tekanan Darah/Tensi. Diakses pada 8 Maret 2012. http ://nursingbegin.com/vital-signs-atau-tanda-vital
Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit EGC : Jakarta
Cholidah, 2006. Perbedaan Ambang Pendengaran Tenaga Kerja Setelah Terpapar Kebisingan Dan Sesudah Bekerja Pada Lingkungan Bising Departemen Ring Frame Unit Spinning I PT Apacinti Corpora Bawen. Diakses pada 22 Maret 2011. http://
Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan : Jakarta
lib.unnes.ac.id/3390/1/1267a.pdf
Departemen Tenaga Kerja RI, 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Departemen Tenaga Kerja : Jakarta
Doelle ,Leaslie L, 1993. Akustik Lingkungan. Penerbit Erlangga : Jakarta
Gunarwan, F, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Penerbit UGM Press: Yogyakarta
Harrington dan F.S Gill, 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi 3. Penerbit EGC: Jakarta
Helmin. 1999. Kebisingan Mempengaruhi Sakit Maag. Diakses pada 15 Maret 2012.
Husein, Ali, 2009. Tugas Akhir. Diakses pada 19 Mei 2010.
Iskandar N, 1996. Kebisingan dan Kesehatan Telinga. Diakses pada 19 Mei 201. Jeyaratnam J. dan David Koh, 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja.
Penerbit EGC : Jakarta
Lise, Henny, 2004. Analisis Penurunan Fungsi Pendengaran Akibat Pajanan Bising pada Karyawan di Area Finishing dan Dyeing PT Coats Rejo Bogor Tahun 2004. Diakses pada 20 Maret 2012.
Mansyur, 2003. Hubungan Tingkat Pemaparan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran pada Pengemudi Becak Mesin di Kota Pematang Siantar Tahun 2010. Diakses pada 17 Mei 2011.
http:// lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/digitalfiles.jsp?id=77191lokasi=lokal
Marsono, 2010. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Diakses pada 28 Maret
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta
Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Penerbit Guna Widya : Surabaya
Olishifski, Julian B, 1985. Fundamentals Of Industrial Hygiene : Second Edition. National Safety Council : North Michigan Ave, Chicago
Oloan, Ferry, 2005. Tingkat Kebisingan di Ruangan Playstation di Padang Bulan Medan Tahun 2005. Skripsi FKM Universitas Sumatera Utara : Medan Prabu. 2009. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Diakses pada 15 Maret
2012.
Priyana, Agus, 2008. Hiperkes Aspek Fisik. Penerbit Hiperkes Jawa Tengah : Semarang
http:// referensi% 20bising/ Dampak% 20Kebisingan%20Terhadap% 20Kesehatan%20«%20Kesehatan%20Lingkungan.htm
PT Kereta Api Indonesia, 2006. Profil PT Kereta Api Sumatera Utara. Medan Pujiriani, Ike, 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Keluhan
Pendengaran Subyektif Yang Dirasakan Oleh Masinis Kereta Api Dipo Lokomotif Jatinegara Tahun 2008. Diakses pada 05 Mei 2011. Pulat, B.M, 1992. Fundamentals Of Industrial Ergonomics. Prentice Hall, Inc.
Englewood Cliff : New Jersey
Purnomohadi, 2001. Dampak Kebisingan Dan Getaran Terhadap Kesehatan Masyarakat Yang Tinggal di Pinggiran Rel Kereta Api. Diakses pada 16 Mei 2010. http://tugas_ akustik2_bising
Pykko, 1987. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja : Gangguan Pendengaran. Penerbit EGC : Jakarta
Ridley, Jhon, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi ketiga. Penerbit Erlangga : Jakarta
Roestam, A.W, 2004. Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja. Diakses pada 02 April
Rosidah, 2004. Studi Kejadian Hipertensi Akibat Bising Pada Wanita Yang Tinggal di Sekitar Lintasan Kereta Api di Kota Semarang Tahun 2004. Diakses pada tanggal 17 Mei
Sasongko, dkk, 2003. Kebisingan Lingkungan. Penerbit UNDIP Press : Semarang Siswanto, 1992. Kebisingan. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja : Surabaya , 1999. Ergonomi. Balai Hiperkes dan KeselamatanKerja : Surabaya
Slamet, Juli Soemirat, 2002. Kesehatan Lingkungan. Penerbit UGM Press : Yogyakarta
Soetirto, Indro Hendarto Hendarmin, 1997. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok Edisi Ketiga. Penerbit FK UI : Jakarta
Srisantyorini, Triana, 2002. Tingkat Kebisingan Dan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan PT. Friesche Vlag Indonesia Tahun 2002. Diakses pada 19 Mei 201
Suma’mur, PK, 1982. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Yayasan Swadhaya Kerja : Jakarta
, 1991. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV Haji Mas Agung : Jakarta
, 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT Gunung Agung : Jakarta : Andi
, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). CV Sagung Seto : Jakarta
Surodjo, B., 2008. Penyembuhan Tinitus (Telinga Mendenging). Diakses pada 30 Mei
Susanto, Hedy, 2004. Hubungan Tingkat Kebisingan Di kabin Lokomotif Dengan Tekanan Darah Masinis/Asisten Masinis Di Dipo Lokomotif Tanah Abang Jakarta Pusat Tahun 2004. Diakses pada 04 April 2012.
Tambunan, Sihar Tigor Benjamin, 2005. Kebisingan di Tempat Kerja (Occupational Noise). Penerbit Andi : Yogyakarta
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126614-S-5405-Faktor-faktoryang-bibliografi.pdf
Willey, John and son, 1979. Enviromental Pollution. Thomson Press : United States , 1986. Noise Pollution. Thomson Press : United States.
Wiyadi, 1987. Pemeliharaan Pendengaran di Industri. Diakses pada 8 Maret 2012. www.mitraset.com/FILE_199.html
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN
TAHUN 2011 No. Responden: I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan terakhir : a. Tamat SLTA/sederajat b. Tamat Akademik/PerguruanTinggi 4. Lama kerja per hari…….jam
5. Lama bekerja di PT Kereta Api (Persero) Divre I Medan:………tahun 6. Penggunaan Alat Pelindung Telinga: Ya Tidak
No. Keluhan Kesehatan
Pertanyaan Kapan Bapak mengalami
keluhan kesehatan tersebut ? 1. Setelah bekerja beberapa lama di kabin lokomotif 2. Sebelum bekerja
Ketika bekerja kapan Bapak mengalami keluhan kesehatan tersebut :
1. Di awal perjalanan kereta api
2. Di pertengahan 3. Di akhir
Apakah ketika membunyikan klakson panjang Bapak mengalami keluhan kesehatan tersebut?
1. Ya 2. Tidak
Apakah Bapak mengalami keluhan kesehatan tersebut ketika pulang ke rumah/tidak bekerja?
1. Ya 2. Tidak 1. Kesemutan
2. Sakit kepala (pusing) 3. Mual
4. Otot leher terasa tegang
5. Telinga berdenging 6. Pendengaran
berkurang
No. Keluhan Kesehatan
Pertanyaan Apakah ketika kereta api
berhenti di stasiun berikutnya keluhan kesehatan tersebut semakin parah?
1. Ya 2. Tidak
Apakah Bapak pernah memeriksakan diri ke dokter berkaitan dengan keluhan kesehatan yang Bapak alami tersebut?
1. Ya 2. Tidak
Jika pernah, apakah Bapak pernah dirawat di rumah sakit akibat dari keluhan tersebut? 1. Ya
2. Tidak
Apakah setelah mengalami pengobatan keluhan kesehatan tersebut terus berulang ketika Bapak kembali bekerja di kabin lokomotif kereta api? 1. Ya
2. Tidak 1. Kesemutan
2. Sakit kepala (pusing) 3. Mual
4. Otot leher terasa tegang
5. Telinga berdenging 6. Pendengaran
GAMBARAN UMUM TITIK PENGUKURAN KEBISINGAN SELAMA PERJALANAN KERETA API
No. Kondisi Saat Pengukuran Tingkat Kebisingan
(dB(A)) Waktu (WIB) 1. Persiapan berangkat
• Kereta berhenti, mesin ON
2. Start berangkat dari stasiun
• Klakson panjang persiapan berangkat
• Awal jalan kereta api
• Jalan kecepatan rendah (…..Km/jam) 3. Menuju stasiun berikutnya
• Jalan kecepatan rendah (…..Km/jam)
• Jalan kecepatan tinggi (…..Km/jam)
• Melewati jembatan
• Berpapasan dengan kereta lain
• Melewati persinyalan
• Melewati persinyalan ditambah klakson panjang
• Persiapan berhenti di stasiun berikutnya
• Rem berhenti
• Berhenti di stasiun berikutnya (mesin
Gambar Lampiran 1. Wawancara dengan Masinis Dipo Lokomotif Medan
Gambar Lampiran 2. Pengukuran Tekanan Darah Masinis oleh Petugas Kesehatan Kereta Api Divre I Medan
Gambar Lampiran 3. Pengukuran Tingkat Kebisingan di Kabin Lokomotif Kereta Api
Gambar Lampiran 5. Lokomotif Kereta Api
Gambar Lampiran 7. Alat Pemantau Kecepatan Kereta Api
Gambar Lampiran 9. Saluran Telepon
Frequency Table
[DataSet1] D:\referensi bising\dina\data bising.sav
Umurk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid > 40 11 25.6 25.6 25.6 <= 40 32 74.4 74.4 100.0 Total 43 100.0 100.0 Masakerjak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid > 10 34 79.1 79.1 79.1 <= 10 9 20.9 20.9 100.0 Total 43 100.0 100.0 Lamapemaparank
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid > 8 3 7.0 7.0 7.0 <= 8 40 93.0 93.0 100.0 Total 43 100.0 100.0 penggunaan APT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tdk 43 100.0 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid > 85 39 90.7 90.7 90.7 <= 85 4 9.3 9.3 100.0 Total 43 100.0 100.0 Keluhankesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid ya 40 93.0 93.0 93.0 tdk 3 7.0 7.0 100.0 Total 43 100.0 100.0 kesemutan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 21 100.0 100.0 100.0
Pusing
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 35 100.0 100.0 100.0
Mual
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 24 100.0 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 8 100.0 100.0 100.0
Telingaberdenging
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 38 100.0 100.0 100.0
Pendengaranberkurang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 17 100.0 100.0 100.0
Naiknya tekanan darah sistolik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 13 100.0 100.0 100.0
Naiknya tekanan darah diastolik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Crosstabs
[DataSet1] D:\referensi bising\dina\data bising.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
bisingk * keluhankesehatan 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
bisingk * keluhankesehatan Crosstabulation
keluhankesehatan Total ya tdk bisingk > 85 Count 38 1 39 % within bisingk 97.4% 2.6% 100.0% % within keluhankesehatan 95.0% 33.3% 90.7% % of Total 88.4% 2.3% 90.7% <= 85 Count 2 2 4 % within bisingk 50.0% 50.0% 100.0% % within keluhankesehatan 5.0% 66.7% 9.3% % of Total 4.7% 4.7% 9.3% Total Count 40 3 43 % within bisingk 93.0% 7.0% 100.0% % within keluhankesehatan 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 93.0% 7.0% 100.0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 12.578a 1 .000 Continuity Correctionb 6.331 1 .012 Likelihood Ratio 6.915 1 .009
Fisher's Exact Test .019 .019
Linear-by-Linear Association 12.286 1 .000
N of Valid Casesb 43
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .28.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
[DataSet1] D:\referensi bising\dina\data bising.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umurk * keluhankesehatan 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
umurk * keluhankesehatan Crosstabulation
keluhankesehatan Total ya tdk umurk > 40 Count 11 0 11 % within umurk 100.0% .0% 100.0% % within keluhankesehatan 27.5% .0% 25.6% % of Total 25.6% .0% 25.6% <= 40 Count 29 3 32 % within umurk 90.6% 9.4% 100.0%
% within keluhankesehatan 72.5% 100.0% 74.4% % of Total 67.4% 7.0% 74.4% Total Count 40 3 43 % within umurk 93.0% 7.0% 100.0% % within keluhankesehatan 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 93.0% 7.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 1.109a 1 .292 Continuity Correctionb .135 1 .714 Likelihood Ratio 1.849 1 .174
Fisher's Exact Test .558 .402
Linear-by-Linear Association 1.083 1 .298
N of Valid Casesb 43
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .77.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
[DataSet1] D:\referensi bising\dina\data bising.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lamapemaparank *
lamapemaparank * keluhankesehatan Crosstabulation keluhankesehatan Total ya tdk lamapemaparank > 8 Count 3 0 3 % within lamapemaparank 100.0% .0% 100.0% % within keluhankesehatan 7.5% .0% 7.0% % of Total 7.0% .0% 7.0% <= 8 Count 37 3 40 % within lamapemaparank 92.5% 7.5% 100.0% % within keluhankesehatan 92.5% 100.0% 93.0% % of Total 86.0% 7.0% 93.0% Total Count 40 3 43 % within lamapemaparank 93.0% 7.0% 100.0% % within keluhankesehatan 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 93.0% 7.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .242a 1 .623 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .450 1 .502
Fisher's Exact Test 1.000 .801
Linear-by-Linear Association .236 1 .627
N of Valid Casesb 43
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21.
Crosstabs
[DataSet1] D:\referensi bising\dina\data kebisingan-koe.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
masakerjak *
keluhankesehatan 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
masakerjak * keluhankesehatan Crosstabulation
Keluhankesehatan Total ya Tdk masakerjak > 10 Count 34 0 34 % within masakerjak 100.0% .0% 100.0% % within keluhankesehatan 85.0% .0% 79.1% % of Total 79.1% .0% 79.1% <= 10 Count 6 3 9 % within masakerjak 66.7% 33.3% 100.0% % within keluhankesehatan 15.0% 100.0% 20.9% % of Total 14.0% 7.0% 20.9% Total Count 40 3 43 % within masakerjak 93.0% 7.0% 100.0% % within keluhankesehatan 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 93.0% 7.0% 100.0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 12.183a 1 .000 Continuity Correctionb 7.589 1 .006 Likelihood Ratio 10.304 1 .001
Fisher's Exact Test .007 .007
Linear-by-Linear Association 11.900 1 .001
N of Valid Casesb 43
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .63.