Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesa dapat diterima karena ada hubungan yang sangat signifikan antara optimisme dengan kemampuan problem focused coping pada mahasiswa yang bekerja part time. Adapun hasil analisis dengan dengan nilai korelasi sebesar 0,637 dengan nilai p sebesar 0,000. Semakin tinggi optimisme mahasiswa yang bekerja part time maka kemampuan problem focused coping yang dimunculkan cenderung baik. Adapun sumbangan efektif dari optimisme terhadap kemampuan problem focused coping sebesar 40,6%, artinya bahwa optimisme merupakan variabel yang berkontribusi kuat terhadap kemampuan problem focused coping. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi problem focused coping sebesar 59,4% tidak diteliti oleh peneliti.
Implikasi dari penelitian ini meliputi bagi subjek penelitian yaitu mahasiswa khususnya pada mahasiswa yang bekerja part time, diharapkan dapat menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang biasa ada pada saat kuliah ataupun dalam bekerja. Memiliki sikap optimisme berpengaruh dalam memunculkan problem focused coping sebesar 40,6% sehingga mahasiswa dapat mengatasi tekanan atau tingkat stress dan menyelelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan begitu mahasiswa yang kuliah memutuskan untuk kuliah sambil bekerja dapat bersikap optimis meskipun perkuliahan dan pekerjaan mereka juga terus berjalan secara bersamaan sehingga dapat meminimalisir kerugian yang dapat terjadi baik sebagai mahasiswa maupun sebagai pekerja. Kemudian bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terkait dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi problem focused coping dalam penelitian ini. Peneliti selanjutnya juga dapat disarankan agar tidak menggunakan alat ukur yang sama atau dapat memperhatikan setiap item alat ukur sebelum digunakan agar sesuai dengan tujuan penelitian.
REFERENSI
Achroza, F. H. (2013). Hubungan antara komunikasi interpersonal dosen pembimbing mahasiswa dan problem focused coping dengan stress dalam menyusun skripsi
17
pada mahasiswa FKIP bimbingan dan konseling Universitas Muria Kudus. Skripsi, Universitas Muara Kudus, Kudus.
Adilia, M. D. (2010). Hubungan self esteem dengan optimisme meriah kesuksesan karier pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skiripsi, Universitas Islam Negeri, Jakarta.
Aldwin, C. M. (2007). Stress, coping, and development: An integrative perspective (2nd ed). New York: Guilford Publications, Inc.
Anwar, H. (2001). Persepsi terhadap kecenderungan jenis perilaku coping orang tua dan optimisme pada remaja awal. Skripsi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Amartiwi, A. (2008). Problem focused coping pada perawat ditinjau dari self-efficacy dan dukungan sosial. Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Azwar, S. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aveeq. (2009, Nov 28 td). Penelitian koreasional.Diakses tanggal 22 Oktober, 2015, dari http://id.scribd.com/doc/23272077/Penelitian-korelasional#scribd.
Bartram, D., & Gardner, D. (2008). Coping with stress (in practice).London: article.Accessed on September 15, 2015 from http://www.vetlife.org.uk/sites/default/files/resource files/PDF%20David%20Bartram%20Coping%20with%20Stress.pdf
Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Carver, C. S., Scheir M.F., Segerstrom S.C. (2010, February 1 st). Optimism.Retrieved January 08, 2015, from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4161121/ Chang, W. (2014). Metodologi penulisan ilmiah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dani, S.C., dkk. (2012). Hubungan antara tingkat stres dengan strategi coping pada mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran Universitas Riau. Jurnal Psikologi. Universitas Riau, Riau.
Dermawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Diaz, R. (2007). Hubungan antara burnout dengan motivasi berprestasi akademis pada
mahasiswa yang bekerja. Skripsi, Universitas Gunadarma, Depok.
Ekasari, A., & Susanti, N. D. (2009). Hubungan antara optimisme dan penyesuaian diri dengan stress pada narapidana kasus napza di lapas kelas ii a bulak kapal Bekasi,
2.Diakses pada tanggal 2 September, 2015, dari
www.ejournalunisma.net/ojs/index.php/soul/a rticle/view/722.
Eunike R., Rustiana., & Widya Hary Cahyati. (2012). Hubungan antara stress kerja dengan pemilihan strategi coping pada dosen. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Diakses tanggal 01 April 2015 dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas
Furr dan Elling. (2000). The influence of work on college student devolepment. Naspa Journal. Vol. 37, 454-470.
Ghufron M. N., & Risnawati, R. S. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than iq for character, healthy, and life long achievement. New York: Bantam Books.
Hendryadi. (7 November 2012). Populasi dan sampel.Diakses tanggal 13 Desember 2015, dari http://teorionline.net/populasi-dan-sampel/
Jembarwati, O. (2012). Stres dalam menyelesaikan skripsi ditinjau dari optimisme dan coping strategi pada mahasiswa Universitas Semarang (USM). Skripsi, Universitas Semarang, Semarang.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer Lopez, J. S., & Synder. R.C. (2003). Positive psychologycal assesment. A hand book of
models and measurement. Americant Psychological Associations: Washington DC. Mariana, R. (2013). Hubungan antara optimisme dengan problem focused coping pada
mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.
Muhonen, T., Torkelson, E. (2011). Exploring Coping Effectiveness and Optimism among Municipal Employees.Journal of Internet Psycholog. Accessed on January 08, 2015 from /PSYCH20110600008_77702278%20(4).pdf
Nasa, A. F. (2012). Hubungan antara relisansi keluarga dan optimisme pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin. Skripsi, Program Studi Sarjana Reluler, Depok Noordjanah, A. (2013). Hubungan harga diri dan optimisme dengan motivasi belajar pada
siswa MAN Maguwoharjo Sleman Yogyakarta. Skripsi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Pranandari, K. (2011). Perbedaan adversity quotient ditinjau dari problem focused coping dan emotion focused coping pada orang tua tunggal wanita. Skripsi, Universitas Gunadarman, Jakarta.
Prasetyo, B., & Jannah, L, M. (2005). Metode penelitian kuantitatif: Teori dan aplikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Ruryarnesti. (2014). strategi coping remaja korban parental abuse ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan gender korban. Jurnal ilmiah.Diakses tanggal 12 Januari, 2016 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=175585&val=5455 &title=STRATEGI%20COPING%20REMAJA%20KORBAN%20PARENTAL% 20ABUSE%20DITINJAU%20DARI%20STATUS%20SOSIAL%20EKONOMI% 20ORANGTUA%20DAN%20GENDER%20KORBAN.
Rustina, E., & Cahyati, W. H. (2012). Hubungan antara stress kerja dengan pemilihan strategi coping pada dosen. Jurnal kesehatan masyarakat.Diakses pada tanggal 1 April 2015 dari http://journal.unnes.ac.id/indek.php/kemas
Sabela, O. I., Ariati, J. Setyawan. I. (2014). Ketangguhan mahasiswa yang berwirausaha: Studi kasus. Jurnal Psikologi Undip, 13, 170 – 189.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence perkembnagan remaja / john w. Santrock: alih bahasa, (Sinto B. Adelar; Sherly Saragih; editor, Wisnu C. Kristiaji. Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga.
19 Sarafino, E. (1990). Health psychology: A biopsycho-social interactions. New York: John
Wiley & Sons.
Seligman, PH.D., & Martin, P.E. (2008). Menginstal optimisme. Bandung: PT Karya Kita Shrestha, T. (2013). Self-esteem and stress coping among proficiency certificate level nursing
students in nursing campus maharajgunjand lalitpur nursing campus. Journal of Nepal Health Research Council. Accesed on October 12, 2015, from http://www.jnhrc.com.np/index.php/jnhrc/article/view/406
Solberg Nes, L., & Segerstrom S. C. (2006). Dispositional optimism and coping: A meta- analytic review. Personality and Social Psychology Review. Acceses on January 04, 2015 from http://hopeoptimism.com/resources/dispositional-optimism-and- coping-a-meta-analytic-review
Sugiyono. (2005). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sujono. (2014). Hubungan antara efikasi diri (self efficacy) dengan problem focused coping
dalam proses penyusunan skripsi pada mahasiswa fmipa unmul. eJournal Psikologi. Diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari http://ejournal.psikologi.fisip- unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/11/jurnalku%20(11-17-14-05-21-08).pdf Sundari, J. (2012). Hubungan antara tingkat stress dengan intensitas olahraga pada
mahasiswa regular 2008 fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Indonesia. Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Surnadiyasa. (21 November, 2011). Kesehatan mental (konsep stres). Diakses tanggal 21 September 2015 dari http://id.scribd.com/doc/73301874/Makalah-Kesehatan- Mental-Konsep-Stress
Suryabrata, S. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sutriani, N. M. (22 Juni, 2012). Karakteristik perkembangan masa dewasa. Diakses tanggal 25 Oktober 2015 dari https://mdsutriani.wordpress.com/2012/06/22/karakteristik- perkembangan-masa-dewasa/
Taylor, S. E. (1991). Healthy psychology (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.
T, Shrestha. (2006). Self-esteem and stress coping among proficiency certificate level nursing students in nursing campus maharajgunjand lalitpurnursing campus.Retrieved Oct 12, 2015 from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24908532
Ulfah, S. H. (2010). Efikasi diri mahasiswa yang bekerja pada saat penyusunan skripsi. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Unuvar, S., Avsaroglu, S., & Uslu, M. (2012). An evaluation of optimism and life satisfaction of undergraduate students in school of turism and hotel management. Canadian Center of Science and Edcation.Accessed on October 12, 2015 from http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/view/20771/13593
21
Blue print skala Penelitian optimisme
No Aspek
Optimisme Indikator Favorable Jumlah Item Unfavorable Jumlah
1 Pemanence Yakin bahwa hal yang 2, 12, 13, 14, 16, 15, 18 8
20
baik bersifat
permanen atau
buruk bersifat
sementara
2 Pervasiveness Menjelaskan secara 3, 5, 7, 8, 17 9, 10, 19, 21 9 spesifik ketika menghadapi masalah buruk dan menjelaskan secara umum dalam menghadapi sesuatu yang baik
3 Personalization Meyakini ketika gagal 1, 4, 11 6, 22 5 pada suatu peristiwa
fakor luar sedangkan keberhasilan karena fakor internal
Total 14 8 22
Blue print skala penelitian problem focused coping
No Aspek Indikator Jumlah Item Jumlah
Favorable Unfavorable 1 Direct action 2 Seeking Information 3 Turning to other Berusaha menyelesaikan masalah secara langsung Berusaha mencari informasi atau pendapat mengenai masalah Berusaha mencari bantuan kepada orang lain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi 2, 3, 6, 7 1, 4, 5 7 8, 13, 14 9, 10, 11, 12, 15 8 16, 18, 22 17, 19, 20, 21, 23 8
bersifat permanen atau menetap dan hal yang buruk bersifat
sementara
Total 10 13 23
Blue print skala optimisme
No Aspek
Optimisme Indikator Favorable Jumlah Item Unfavorable Jumlah
1 Pemanence Yakin bahwa
hal yang baik 1. Setiap masalah yang saya hadapi adalah titik awal dari setiap keberhasilan saya 2. Jika saya tidak pernah
putus asa, saya yakin kesuksesan saya akan terus berlanjut
3. Saya berusaha lebih keras setelah mencapai kesuksesan untuk mepertahankan
kesuksesan yang telah saya raih
4. Saya gagal mencapai target kuliah saya, namun saya masih bisa mencapai target baru dan yakin kali ini pasti berhasil
5. Saya mengalami kegagalan saat ini, tapi belum tentu besok saya gagal lagi
6. Saya yakin kejadian buruk saya masih bisa dirubah dengan usaha dan doa
1. Meskipun saya sudah 8 belajar tapi mendapat nilai jelek, maka kedepannya saya tidak akan belajar lagi karena pasti akan mendapat nilai jelak lagi
2. Karena kemampuan saya minim, betapa pun saya berusaha saya tidak akan berhasil 2 Pervasiven ess Menjelaskan secara spesifik ketika menghadapi masalah buruk dan menjelaskan secara umum dalam menghadapi sesuatu yang baik
1. Jika saya gagal pada ujian, saya tetap akan bisa menjalani aktivitas kuliah saya dengan baik 2. Saya mampu tetap
produktif dalam kuliah walaupun lelah
3. Meskipun saya gagal mendapat nilai A disalah satu mata kuliah, itu tidak akan membuat saya gagal dalam menargetkan IPK 4. Saya selalu optimis dengan masa depan saya
5. Kualitas diri saya membuat saya yakin,
1. Saya gagal dalam 9 pekerjaan karena saya sial
2. Ilmu-ilmu dikampus tidaklah berguna dalam mencari pekerjaan yang layak 3. Kemampuan saya
sekarang membuat saya tidak yakin akan menyelesaikan kuliah apabila sambil bekerja 4. Kemampuan saya sekarang membuat saya tidak yakin akan menyelesaikan kuliah apabila sambil bekerja
23 3 Personaliz ation Meyakini ketika gagal pada suatu peristiwa fakor luar sedangkan keberhasilan karena fakor internal
saya dapat bertanggung jawab dengan kuliah saya walaupun sambil bekerja
1. Saya percaya dengan diri dan kemampuan saya
2. Saya dapat focus dalam kuliah dan pekerjaan, karena saya telah berusaha keras
3. Jika saya berusaha keras, saya pasti bisa bertanggung jawab dengan tugas kuliah dan pekerjaan
1. Saya tidak percaya 5 diri dengan kemampuan saya 2. Saya tidak yakin
dengan kesuksesan masa depan saya karena saya tidak memiliki banyak kemampuan
Total 14 8 22
Blue print skala problem focused coping
No Aspek Indikator Jumlah Item Jumlah
Favorable Unfavorable 1 Direct action 2 Seeking Information Berusaha menyelesaikan masalah secara langsung Berusaha mencari informasi atau pendapat mengenai masalah 1. Saya melakukan negosiasi dengan atasan untuk menyesuaikan waktu bekerja dan kuliah 2. Saya mampu
mengatasi
permasalahan dalam kuliah ataupun pekerjaan
3. Jika saya melakukan kesalahan, saya segera
memperbaikinya 4. Saya merasa optimis
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik
1. Saya mendapat informasi mengenai masalah yang biasa saya hadapi dari berbagai Sumber 2. Saya mendapatkan
arahan yang jelas dari atasan guna memperbaiki
kesalahan saya 3. Ketika saya
mengalami
1. Saya tidak mempunyai 7
target untuk
menyelesaikan suatu tugas
2. Saya tidak mampu mengatasi kesulitan yang timbul dalam proses kuliah dan pekerjaan
3. Saya bingung, apa yang harus saya dahulukan ketika jadwal kuliah dan pekerjaan berbenturan
1. Saya tidak yakin akan 8 kemampuan yang saya miliki sehingga saya melakukan pekerjaan setengah-setengah 2. Saya tidak dapat
berpikir jernih apabila sedang menghadapi masalah
3. Jika saya sedang mengalami masalah, saya tidak dapat
3 Turning to other
Berusaha
mencari 1. Saya meminta saran dari sahabat ketika 1. Saya patah semangat ketika ada teman yang 8
bantuan
kepada ora ng 2. mengalami kesulitan Saran maupun kritik 2. menjatuhkan saya Sulitnya mencari solusi
lain unt k dari teman saya membuat saya tertekan
u
menyelesaik n terima dengan sehingga menjadi putus kesulitan, saya
berusaha mencari solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya
menentukan sikap dengan tepat
4. Saya susah menerima masukan dari orang lain 5. Saya mudah menyerah
ketika dihadapkan masalah a masalah yang sedang dihadapi
lapang dada sebagai bahan pertimbangan dalam
menyelesaikan masalah
3. Bantuan dari orang lain dalam tugas kuliah dan pekerjaan membuat saya tenang
asa
3. Saya kurang
mempedulikan saran- saran dari teman dalam menyelesaikan masalah 4. Saya tidak berinteraksi
dengan teman-teman selama berada pada tekanan
5. Tidak adanya teman untuk sharing
membuat saya putus asa ketika menghadapi permasalahan yang sulit
25
Assalamualaikum.wr.wb
Saya Siti Faridah Azmi mahasiswa psikologi semester tujuh Universitas Muhammadiyah Malang sedang melakukan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar serjana. Karena itu di sini saya mohon bantuan dan kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner, demi kelancarannya penelitian ini, saya pribadi mengucapkan terima kasih.
Inisial :
Universitas & Semester :
Jenis Kelamin :
Usia :
Jenis Pekerjaan Part time : a. Awal Memulai Bekerja :
b. Lama Bekerja :
c. Tempat Bekerja :
d. Waktu Bekerja :
e. Alasan Bekerja :