• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas mengenai metode Pairs

Check untuk meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X di SLB

Purnama Asih, yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III, sebagaimana telah dijabarkan dan dibahas pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Metode Pairs Check dapat meningkatkan prestasi belajar bercocok tanam pada siswa kelas X SLB Purnama Asih. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai hasil belajar bercocok tanam yang menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 21 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan sekitar 55%, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 28 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan 71%. Pada siklus III, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 34 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan 88%. Rata-rata kelas menunjukkan tingkat penguasaan siswa meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tes awal yang diberikan, serta mampu melampaui batas tingkat penguasaan yang telah ditetapkan, yaitu 80%.

Hal ini ditunjang pula oleh aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bercocok tanam yang menunjukkan kurva peningkatan, baik dilihat secara individual maupun dilihat secara kelompok. Peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengakibatkan siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar pun ikut mengalami dampak yang positif. Pada Siklus I skor aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah 5 dari 13 atau setara dengan 39%. Pada Siklus II skor ini mengalami peningkatan menjadi 11 dari 13 atau sekitar 85% dan pada Siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

115

Yuliani, 2014

Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai skor ideal 13 dari 13 atau 100%. Seluruh kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan oleh para siswa dengan baik.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dan disimpulkan seperti di atas, maka implikasi yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Pairs Check harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, media pembelajaran yang mendukung, serta evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi, baik kondisi siswa maupun kondisi lingkungan sekolah tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

2. Kondisi pembelajaran yang melibatkan semua siswa sangat mempengaruhi tingkat perhatian siswa, sehingga guru hendaknya dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, misalnya dengan memulai pembelajaran dengan pembagian kelompok secara acak yang diiringi dengan nyanyian yang disenangi siswa.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar bercocok tanam pada siswa tunagrahita kelas X dapat menggunakan metode Pairs Check karena telah dibuktikan pada penelitian yang telah dilakukan terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan supaya dapat menggali lebih dalam penggunaan metode Pairs Check ini pada subjek yang berbeda agar dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada penelitian ini sehingga menghasilkan temuan-temuan baru yang lebih baik yang dapat melengkapi hasil temuan pada penelitian yang penulis lakukan.

Yuliani, 2014

Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anak

Tunagrahita. [Online] Tersedia : www.z-alimin.blogspot.com [14

September 2013]

Amin, M. (1995). Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Amriatul, M. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Pairs Check (Kelompok Sebangku) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIIPada Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan MTs NW Mataram Tahun Pelajaran

2011/2012”.[Online] Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/67018071/BAB-I-V [17 November 2013]

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung : Grafindo.

Astati dan Mulyati, L. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Baumfield, V., Hall, E., dan Wall, K. (2009). Action Reserach di Ruang Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Depdikbud. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta ; PT. Bumi Aksara.

Faiq, M. (2013). Metode Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Pairs

Check. [Online] Tersedia :

http://www.penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/metode-pembelajaran-kooperatif-learning-tipe-pairs-check.html [08 Agustus

2013]

Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora.

117

Yuliani, 2014

Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isjoni dan Ismail, M.A., (2008). Model-model Pembelajaran Mutakhir

Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kagan, S. (1994). Kagan Cooperative Learning. San Clemente : Resources for Teachers.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.Indeks.

Madya, S. (2007). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, Action Research. Bandung : Alfabeta.

Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya.

Maspary. (2011). Budidaya Kangkung Semi Organik. Malang : Gerbang Pertanian.

Munawar, I. (2009). Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). [Online] Tersedia :

http://www.indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [04 September 2013]

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Ruhimat, T., dkk,. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Sebelas. Jakarta : Erlangga Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta

Soendari, T., Abdurrahman, M., Mahmud, M. (2008). Modul Pengajaran

Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran Produktif Pertanian dan Perikanan

Kabupaten Pacitan. (2012). Bibit, Biji dan Benih. [Online]. Tersedia :

118

Yuliani, 2014

Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya.

Zaenal, A. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

Dokumen terkait