METODE PAIRS CHECK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERCOCOK TANAM SISWA TUNAGRAHITA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X di SLB Purnama Asih)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
YULIANI 0900879
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
METODE PAIRS CHECK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERCOCOK TANAM SISWA TUNAGRAHITA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X di SLB Purnama Asih)
Oleh
Yuliani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Yuliani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
YULIANI
0900879
METODE PAIRS CHECK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERCOCOK TANAM SISWA TUNAGRAHITA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X di SLB Purnama Asih)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Tjutju Soendari, M.Pd.
NIP. 195602141980032001
Pembimbing II
Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd.
NIP. 196101051983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd.
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X di SLB Purnama Asih). Masalah yang menjadi latar belakang penelitian ini muncul pada saat kegiatan pembelajaran vokasional materi bercocok tanam. Berbeda dengan materi pelajaran vokasional yang lain, seperti membuat bunga daur ulang, memasak atau membuat sandal, pada materi bercocok tanam siswa cenderung memiliki motivasi yang rendah sehingga berdampak pada penurunan hasil belajar. Terbukti dari hasil pembelajaran yang mencapai rata-rata kelas di bawah 60%. Maka dari itu, peneliti menggunakan metode Pairs Check dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita pada pembelajaran bercocok tanam. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran juga turut diamati untuk mendukung tingkat pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka digunakanlah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar, observasi dan studi dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah enam orang siswa SMALB kelas X di SLB Purnama Asih Bandung. Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan yang memuat empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data-data penelitian diperoleh melalui lembar observasi dan lembar kerja siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu 55%. Nilai ini masih belum memenuhi tingkat pencapaian minimal syang telah ditentukan sebelumnya yaitu 80%. Maka diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II, hanya 1 orang siswa yang mampu mencapai tingkat penguasaan 80%, sedangkan sisanya masih di bawah standar yang ditentukan, dengan rata-rata 71%. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kembali hasil belajar siswa, dilaksanakan siklus III. Tingkat pencapaian siswa pada siklus III mengalami peningkatan dengan tingkat pencapaian rata-rata 88%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pencapaian hasil belajar siswa dapat dikategorikan “Baik”. Dengan demikian, metode Pairs Check dapat meningkatkan hasil belajar bercocok tanam siswa tunagrahita kelas X di SLB Purnama Asih. Agar semua siswa mau mengikuti kegiatan pembelajaran, maka diperlukan kreativitas guru dalam mengelola kelas dengan menyertakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi sebelum belajar dan membuat siswa dapat bekerja bersama dengan siswa yang lain sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ………...………...…. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Sasaran Tindakan ...…. 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Hipotesis Tindakan ... 7
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 8
1. Tujuan Penelitian...…………...… 8
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II METODE PAIRS CHECK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA
A. Deskripsi Teori ... 10
1. Tunagrahita …... 10
a. Pengertian ...
b. Dampak Ketunagrahitaan ...
c. Klasifikasi ...
d. Permasalahan Anak Tunagrahita ...
e. Kebutuhan Anak Tunagrahita ...
2. Pairs Check…...………...………..
10
13
16
19
21
22
a. Pengertian ...
b. Kelebihan Metode Pairs Check ...
c. Kelemahan Metode Pairs Check...
3. Hasil Belajar ...
a. Pengertian Belajar ...
b. Prinsip-prinsip Belajar dan Mengajar ...
c. Hasil Belajar ...
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...
4. Keterampilan Bercocok Tanam ...
a. Pengertian ...
b. Alat Bantu Bercocok Tanam ...
22
23
24
25
25
27
31
32
33
33
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Tahap Bercocok Tanam ... 36
B. Kerangka Pemikiran ………....…… 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...……...……… 39
B. Siklus Penelitian ...…………...… 41
C. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ...………... 46
a. Setting Penelitian ...
b. Subjek Penelitian...
D. Variabel Penelitian ………..
46
46
48
a. Variabel Bebas ...
b. Variabel Terikat ...
E. Instrumen Pengumpulan Data ...………….
48
51
52
a. Pedoman Observasi ...
b. Tes ...
c. Studi Dokumentasi...
52
55
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...… 55
1. Analisis Data Kualitatif ...…… 56
2. Analisis Data Kuantitatif...………. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...………...……. 58
1. Kondisi Awal ………...…… 58
2. Hasil Penelitian Siklus I ………....……… 60
3. Hasil Penelitian Siklus II...
4. Hasil Penelitian Siklus III ………...………...
75
87
B. Pembahasan ...……... 108
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...….. 114
B. Implikasi ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 116
LAMPIRAN
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Guru ... 53
3.2 Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa ...…. 54
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa ...
Skor Siswa Berdasarkan Tes awal ...
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I...
Hasil Penelitian Siklus I ...
Hasil Belajar Siswa pada Siklus II...
Hasil Penelitian Siklus II ...
57
59
65
68
79
81
4.6
4.7
Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ...
Hasil Penelitian Siklus III ...
90
93
4.8
4.9
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I-III ...
Rekapitulasi Selisih Hasil Belajar Siswa (dalam persen (%))
99
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Model penelitian tindakan Model spiral Kemmis dan
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1. Perolehan Hasil Belajar Siswa dalam PBM Siklus I ... 66 4.2. Perolehan Hasil Belajar Siswa dalam PBM Siklus II ... 79 4.3
4.4. 4.5.
Perolehan Hasil Belajar Siswa dalam PBM Siklus III ... Perkembangan Aktivitas Guru dan Siswa dalam PBM ... Perkembangan Hasil Belajar berdasarkan Rata-rata Kelas ...
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Guru Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 2 Hasil expert Judgement
Lampiran 3 Hasil Penelitian Siklus I
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Hasil Penelitian Siklus II
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Hasil Penelitian Siklus III
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Lampiran 4 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing
Surat Izin Mengadakan Penelitian (FIP) Surat Izin Mengadakan Penelitian (BAAK)
Surat Izin Mengadakan Penelitian (KesBang Bandung) Surat Izin Mengadakan Penelitian Dinas Provinsi Jawa Barat
Lampiran 5
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SLB Purnama Asih
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dewasa ini bukanlah sebatas hak individu semata, melainkan sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang tanpa kecuali. Begitu juga bagi anak tunagrahita yang memiliki tingkat perkembangan yang rendah, baik dari segi intelektual, sosial pribadi maupun komunikasi. Bahkan, pendidikan menjadi barang yang lebih berharga dari materi apapun karena dengan mendapatkan pendidikan, anak-anak tunagrahita mendapat kesempatan yang lebih baik untuk masuk ke dalam lingkungan sosial. Pendidikan dapat menjadi kunci yang membuka pintu pandangan masyarakat luas untuk dapat melihat secara lebih dalam mengenai kehidupan anak-anak tunagrahita.
Keterbatasan intelegensi anak tunagrahita menyebabkan mereka tidak mampu mengikuti prosedur pendidikan yang berlaku pada masyarakat pada umumnya. Maka dari itu, mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus, yang berbeda dengan anak pada umumnya. Anak-anak tunagrahita mendapatkan perhatian lebih untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam hal vokasional. Pada tingkat sekolah dasar, anak tunagrahita diarahkan untuk mampu mengusai keterampilan merawat diri dan mengurus diri sendiri agar anak mampu mengerjakan kebutuhan-kebutuhan pribadinya tanpa harus mengandalkan orang lain. Ketika anak beranjak remaja dan dewasa, anak tunagrahita diarahkan untuk mempelajari keterampilan vokasional.
2
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan masyarakat. Pembelajaran vokasional menjadi lebih penting untuk diberikan apabila melihat karakteristik siswa tunagrahita yang memiliki tingkat kecerdasan yang dibawah rata-rata, yang secara jelas menunjukkan bahwa mereka tidak mampu mengikuti pembelajaran yang bersifat akademis. Pembelajaran yang bersifat praktis menjadi pilihan untuk tetap dapat mendayagunakan potensi yang ada dan masih dapat dibina dan dikembangkan.
Pembelajaran vokasional merupakan salah satu bagian dari lingkup
Life Skills, yaitu “pendidikan yang memberikan bekal keterampilan yang
praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat” (Anwar, 2006). Dengan memiliki keterampilan yang memadai, diharapkan siswa dan keluarganya tidak akan kebingungan dalam menentukan apa yang harus dilakukan setelah keluar dari sekolah. Siswa tunagrahita seringkali terus kembali ke sekolah meskipun sudah dinyatakan lulus dari sekolah. Keterampilan yang dapat terpakai di masyarakat membuat siswa tunagrahita dapat diterima di lingkungan yang lebih luas, sehingga siswa tunagrahita tidak akan dipandang sebelah mata atau bahkan sampai dikucilkan dalam pergaulan.
Berbagai keterampilan dikembangkan oleh sekolah luar biasa untuk dapat diajarkan pada siswa-siswinya. Pemilihan keterampilan disesuaikan dengan potensi daerah atau lingkungan tempat tinggal, kebutuhan atau kepentingan tertentu, yang relevan dengan kebutuhan hidup, serta yang tidak kalah penting adalah sesuai dengan kemampuan peserta didiknya sendiri.
3
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ruang lingkup mata pelajaran vokasional di SLB Purnama Asih meliputi beberapa kegiatan, diantaranya keterampilan membuat bunga dari bahan daur ulang, memasak, membuat sandal dan bercocok tanam. Dalam penelitian ini peneliti lebih menitikberatkan pada materi bercocok tanam. Bercocok tanam merupakan kegiatan mengolah tanah dan tanaman sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari tanaman yang ditanamnya (KBBI, 2008). Kegiatan bercocok tanam ini meliputi berbagai tahapan kegiatan, diantaranya menyiapkan lahan tanam, memasukkan tanah ke dalam polybag, memasukkan benih ke dalam media tanam, merapikan tanah serta menyusun kantung-kantung benih ke rak penyimpanan. Meskipun sederhana, namun pada pelaksanaannya, masih banyak siswa yang belum dapat menguasai keempat tahapan ini secara utuh.
Masalah yang menarik perhatian peneliti untuk dikaji lebih lanjut adalah permasalahan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas, khususnya pada mata pelajaran vokasional bercocok tanam, yang berdampak pada penurunan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada pengalaman peneliti yang sempat mengajar di SLB Purnama Asih pada saat kegiatan Program Latihan Profesi (PLP). Berbeda dengan materi vokasional lainnya, pada materi bercocok tanam peserta didik tidak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Hal itu disadari saat peneliti mendapatkan tugas untuk mengajar kelas X dengan materi bercocok tanam. Peneliti menemukan adanya kesulitan dalam mengajarkan materi menanam benih tanaman pada siswa, dimana siswa lebih sering meninggalkan tempat belajar dan tidak kembali dengan mengutarakan berbagai alasan. Ketidaktertarikannya terhadap pembelajaran bercocok tanam ditunjukkan oleh sikapnya yang acuh terhadap tugas yang diberikan. Pada akhirnya kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh guru karena siswa terkadang tidak dapat diajak bekerja sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
4
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ingat. Dalam pembelajaran vokasional, anak tunagrahita sering mengalami kesulitan dalam mengingat, baik mengingat alat-alat bercocok tanam, prosesnya maupun tahapan-tahapan bercocok tanam. Mereka dapat memahami hal tersebut apabila guru menerapkan metode pembelajaran yang menarik, sehingga mereka dapat menunjukkan kemajuan dalam hasil belajar. Motivasi belajar erat kaitannya dengan hasil belajar, maka apabila metode pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar, hasil belajar pun akan turut meningkat.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar vokasional bercocok tanam siswa kelas X SLB Purnama Asih masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil tes yang mereka peroleh dalam penguasaan materi masih berada di bawah 60%.
Rendahnya hasil belajar yang turut dipengaruhi oleh rendahnya motivasi belajar siswa ini pasti memiliki faktor pendorong. Faktor yang diduga melatarbelakangi permasalahan pada mata pelajaran bercocok tanam ini diantaranya:
1. Kondisi kelas yang memiliki keberagaman karakteristik individu, baik secara inetelegensi, jenis kelamin maupun usia.
2. Keaktifan siswa di dalam pembelajaran masih kurang, dimana saat guru menyampaikan materi, sebagian siswa masih tidak fokus dan saat praktik ada siswa yang meninggalkan pekerjaannya.
3. Rendahnya hubungan interpersonal, sehingga siswa lebih bersifat individual dalam mengerjakan tugas.
4. Reinforcement atau penguatan terhadap hasil kerja siswa sangat kurang.
5. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik, sehingga perhatian siswa mudah teralihkan dan siswa cepat bosan dengan pembelajaran.
5
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat mengoptimalkan peran siswa itu sendiri di dalam membantu siswa lain. Dengan demikian, proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih hidup karena ada interaksi dan peran aktif dari semua siswa.
Secara hipotesis, metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah metode Pairs Check. Metode Pairs
Check merupakan salah satu tipe Pembelajaran Kooperatif yang
merupakan metode berpasangan selain dari metode Think Pair Share dan
Think Pair Write (Kagan, 1994), yang dimodifikasi untuk dapat digunakan
oleh siswa dengan karakteristik tertentu. Metode Pairs Check yang merupakan salah satu tipe dari Model Pembelajaran Kooperatif ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993 (Faiq, 2013). Pada metode ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling memeriksa/mengecek pekerjaan atau pemecahan masalah masing-masing pasangannya.
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh metode Pairs Check ini adalah memberikan siswa kesempatan untuk dapat membimbing orang lain (pasangannya), sehingga siswa memiliki sedikit kesempatan untuk meninggalkan kelas. Meskipun memerlukan waktu yang lebih banyak, dan proses pembimbingan tidak akan berjalan dengan lancar dikarenakan kondisi anak tunagrahita yang memiliki daya konsentrasi rendah, namun siswa akan berlatih untuk memiliki tanggung jawab terhadap pasangan kelompoknya. Interaksi antar teman sekelas juga akan terjalin lebih baik, karena siswa akan dipasangkan dengan siswa yang berbeda setiap kali bekerja.
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Pairs
Check ini, diharapkan akan mampu mendorong siswa untuk dapat lebih
6
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, sehingga guru dapat terbantu untuk mengawasi semua siswa agar tetap fokus. Siswa yang berperan sebagai pemeriksa pasangannya akan turut mengawasi agar pasangannya tidak meninggalkan tugas yang tengah dikerjakannya. Bersamaan dengan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat, maka hasil belajar juga akan turut meningkat, karena siswa akan memberikan perhatian yang lebih terhadap pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa
Tunagrahita (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X di SLB
Purnama Asih)”.
B. Sasaran Tindakan
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas disebutkan bahwa pembelajaran vokasional materi bercocok tanam memiliki tingkat pencapaian hasil belajar yang kurang memuaskan yang disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa-siswi kelas X untuk dapat menuntaskan kegiatan pembelajaran tersebut. Maka, inti dari penelitian ini adalah menerapkan metode pembelajaran yang lain dari biasanya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar yang juga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran vokasional materi bercocok tanam.
7
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini tidak semata-mata dilaksanakan tanpa adanya dasar yang kuat. Hal-hal yang mendasari penelitian tindakan kelas ini diantaranya:
1. Saat peneliti mendapatkan kasus ini, peneliti sedang menjalani kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) di SLB Purnama Asih.
2. Peneliti tengah melaksanakan kegiatan pembelajaran mandiri pada mata pelajaran vokasional materi bercocok tanam, dimana pada saat KBM berlangsung, peneliti memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelas. 3. Tingkat pencapaian hasil belajar yang kurang memuaskan setelah
kegiatan KBM berlangsung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang dijabarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah : “Apakah metode Pairs Check dapat meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X pada pembelajaran bercocok tanam di SLB Purnama Asih?”
D. Hipotesis Tindakan
8
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X pada pembelajaran bercocok tanam melalui metode Pairs Check di SLB Purnama Asih.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki nilai kegunaan, baik bagi siswa, guru, sekolah maupun peneliti sendiri.
a. Siswa
Hasil maupun proses dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah motivasi belajar siswa-siswi kelas X dalam pembelajaran bercocok tanam, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka menjadi lebih baik seperti yang diharapkan.
b. Guru
Setelah dilaksanakannya penelitian ini diharapkan guru dapat mengambil dan meneruskan hal-hal positif yang bermanfaat bagi kemajuan siswa-siswi yang dibimbingnya. Selain itu, juga dapat menambah alternatif metode pembelajaran yang lebih variatif dibandingkan sebelumnya. Hasil penelitian juga diharapkan dapat dijadikan literatur bagi pemecahan masalah yang berkaitan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk waktu yang lama.
c. Sekolah
9
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Peneliti
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan sebuah metode pembelajaran, yaitu Pairs Check, seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Suwarsih Madya (2004:14) bahwa “tujuan penelitian tindakan kelas adalah praktik, peningkatan atau pengembangan operasional dan pemahaman”. Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X pada pembelajaran bercocok tanam.
Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Disebut metode penelitian kualitatif dan kuantitatif disebabkan karena dalam pengumpulan data, data yang diperoleh bisa saja berupa data-data kuantitatif, namun hasilnya akan dijabarkan dengan menggunakan deskripsi kata-kata serta peneliti memiliki peran sebagai instrumen utama dalam penelitian ini (Arikunto, 2006).
Penelitian tindakan kelas merupakan bagian yang lebih khusus dari Penelitian Tindakan, karena memiliki ruang lingkup yang lebih spesifik. Penelitian tindakan kelas secara harfiah dapat didefinisikan sebagai “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto, 2006).
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012) penelitian tindakan kelas diartikan sebagai berikut :
40
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan penting yang dilakukan secara berurutan membentuk suatu siklus, yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Empat tahapan itu antara lain tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat tahapan ini dapat digambarkan ke dalam sebuah bagan seperti berikut:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1: Skema Alur Siklus Penelitian
Suhardjono, (2009:29)
41
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Siklus Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan membuat tiga siklus, dimana tiap-tiap siklus akan dilaksanakan dalam satu kali tatap muka (pertemuan).
Rencana tindakan kelas yang akan penulis lakukan di sekolah diantaranya:
Siklus 1
1. Perencanaan
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari lapangan dalam menemukan suatu masalah, disusunlah sebuah rencana tindakan yang diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang timbul. Dalam tahap ini, dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu: a. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang memuat
metode Pairs Check yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi materi, media, metode dan penilaian yang berkolaborasi dengan guru kelas sebagai penanggung jawab kelas tersebut. Dalam metode pembelajarannya digunakan metode Pairs Check.
c. Menyusun pedoman observasi secara kolaborasi bersama dengan wali kelas sebagai penaggung jawab kelas.
d. Mendesain alat evaluasi pembelajaran berupa tes hasil belajar dan format observasi, untuk mengamati setiap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
42
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di kelas X SLB Purnama Asih dengan menggunakan metode Pairs
Check. Apabila dalam siklus pertama mengalami kegagalan, maka
akan diulangi dan diperbaiki pada siklus yang ke dua. Hasil yang diperoleh di siklus kedua kemudian direfleksi kembali, apabila masih belum memperoleh hasil yang diinginkan maka akan diteruskan ke siklus berikutnya, yaitu siklus ke tiga dan siklus-siklus berikutnya sampai memperoleh keberhasilan. Namun, apabila hasil yang diinginkan sudah tercapai pada siklus kedua, maka siklus ketiga tidak perlu dilaksanakan.
a. Tahap Awal Pembelajaran
1) Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 2) Mengecek kehadiran siswa.
3) Membangkitkan motivasi belajar siswa. Pada awal pembelajaran, setelah berdoa, siswa diajak untuk melihat beberapa gambar yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu gambar-gambar tanaman. Dengan cara ini, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar bercocok tanam.
4) Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang diinginkan. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk dapat memulai pembelajaran.
5) Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
6) Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran. b. Tahap Inti Pembelajaran
1) Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari dua orang siswa.
43
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Guru membimbing siswa dalam proses pembelajaran bercocok tanam dari mulai mempersiapkan peralatan yang diperlukan sampai tata cara penanaman.
4) Siswa mempraktekkan kegiatan bercocok tanam:
a) Membersihkan tanah yang akan digunakan dari material yang tidak diperlukan, seperti rumput liar atau sampah. b) Menggemburkan tanah dengan tujuan untuk menyamakan
tekstur tanah supaya tumbuhan dapat tumbuh dengan baik.
c) Mencampurkan tanah dengan pupuk kandang.
d) Memasukkan tanah ke dalam polybag sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
e) Membuat lubang di bagian tengah tanah. f) Memasukkan benih ke dalam tanah. g) Mengubur akar tanaman dengan benar. h) Menyiram tanaman.
5) Guru mengevaluasi siswa dengan mengisi lembar hasil pembelajaran yang telah dipersiapkan.Siswa mempraktekkan kembali bagaimana proses bercocok tanam dengan mengikuti perintah yang diberikan guru.
c. Tahap Akhir Pembelajaran
1) Siswa dan guru menyimpulkan tentang materi bercocok tanam.
2) Guru menutup pelajaran.
3. Pengamatan
44
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Observer mengobservasi guru yang tengah mengajar dengan cara mencatat pada format observasi yang sudah disiapkan sebelumnya tentang tindakan-tindakan yang sudah ataupun yang belum dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, apabila ada hal-hal yang penting untuk dicatat di luar pedoman observasi, disediakan kolom komentar di bawah lembar pedoman observasi. Yang bertindak selaku observer adalah guru wali kelas dan kepala sekolah.
b. Observer mengobservasi aktivitas belajar siswa dalam kelompok maupun dalam kelas dan interaksi belajar di antara mereka maupun dengan guru dengan cara mencatat pada lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Mengobservasi keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan sesuai dengan ketentuan (bekerja dalam tim).
4. Refleksi
45
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Minimal (TPM) yang telah ditentukan dan masih dirasa perlu untuk melakukan revisi atau langkah-langkah perbaikan tindakan lebih lanjut dalam proses pembelajaran, maka penelitian berlanjut ke siklus berikutnya.
Siklus 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Kesalahan-kesalahan yang terjadi di siklus pertama menjadi acuan pokok yang harus mendapatkan perhatian lebih, supaya guru lebih maksimal dalam mengajar.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check.
4. Refleksi
Guru menganalisis hasil yang didapat dari seluruh kegiatan yang diperoleh dalam siklus kedua ini dan mengecek hambatan-hambatan yang didapat dalam pelaksanaan siklus kedua. Setelah itu, guru menyusun kembali rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi ini.
Siklus 3
46
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua. 3. Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check.
4. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan metode Pairs Check dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran vokasional bercocok tanam.
C. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Purnama Asih yang beralamat di Jalan Terusan Sari Asih No. 1 Kabupaten Bandung Barat. Kelas yang digunakan adalah kelas X. Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas X yang terdiri dari 4 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan. Pada umumnya kelas ini didominasi oleh siswa dengan
Down’s Syndrome , yaitu sebanyak 4 orang diantaranya DW, PR, CC
dan AR, sedangkan 2 orang lainnya yaitu RK dan RD merupakan siswa tunagrahita ringan.
2. Subjek Penelitian
Subjek I
Nama : AR
Tempat, tanggal lahir : Bandung 5 Mei 1996 Nomor Induk Siswa : 113
47
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Subjek II
Nama : LK
Tempat, tanggal lahir : Bandung5 Maret 1990 Nomor Induk Siswa : 132
Kelas : 1 SMALB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Subjek III
Nama : DW
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 18 Mei 1991 Nomor Induk Siswa : 096
Kelas : 1 SMALB
Jenis Kelamin : Perempuan
Subjek IV
Nama : RD
Tempat, tanggal lahir :Bandung, 25 Agustus 1989 Nomor Induk Siswa : 077
Kelas : 1 SMALB
Jenis Kelamin :Laki-laki
Subjek V
Nama : RK
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 28 Agustus 1989 Nomor Induk Siswa : 118
Kelas : 1 SMALB
48
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subjek VI
Nama : PR
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 2 Juni 1994 Nomor Induk Siswa : 072
Kelas : 1 SMALB
Jenis Kelamin : Perempuan
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan Februari 2014, yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran bercocok tanam di kelas tersebut.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah benda, keadaan atau orang, tempat data untuk variabel melekat dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2005:99). Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian tindakan kelas ini, definisi operasional dari masing-masing variabel ditetapkan sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Metode Pairs Check. Yang dimaksud dengan metode Pairs
Check adalah sebuah metode pembelajaran yang merupakan salah
satu tipe dari model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning). Metode Pairs Check merupakan suatu metode belajar
49
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masih belum dapat ia lakukan kepada kelompok lain atau kepada guru sebagai pembimbing jalannya kegiatan ini.
Menurut Faiq (2013) kegiatan pembelajaran yang mengaplikasikan metode Pairs Check terdapat beberapa langkah penting, diantaranya:
a. Seluruh siswa di dalam kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 2 orang, sehingga di dalam kelompok tersebut terdapat siswa A dan siswa B.
b. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa yang harus dikerjakan.
c. Soal pertama dikerjakan oleh siswa A. Sementara siswa A mengerjakan, siswa B memiliki tugas untuk mengamati, membimbing (bila diperlukan) dan memberi motivasi kepada siswa A.
d. Soal selanjutnya dikerjakan oleh Siswa B dan siswa A melakukan tugas seperti yang dilakukan sebelumnya oleh siswa B, yaitu mengamati, membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa B.
e. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek pekerjaannya dengan pasangan lain atau langsung kepada guru. Kelompok pasangan yang mengerjakan dengan benar diberikan
reward, namun apabila kedua pasangan belum menemukan kata
sepakat dalam menyelesaikan soal, maka guru memberikan pembimbingan kepada pasangan tersebut.
f. Soal-soal selanjutnya dikerjakan dengan langkah yang sama sampai selesai.
50
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Awal pembelajaran guru memberikan pengarahan mengenai materi yang akan diajarkan serta pencapaian yang diinginkan setelah mempelajarinya.
b. Siswa diminta membentuk kelompok dengan siswa yang duduk di sebelahnya.
c. Siswa diminta untuk menyimak dan berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan oleh guru.
d. Siswa A menyajikan persoalan dan siswa B mengerjakannya. e. Siswa yang mengerjakan memberikan jawabannya kepada siswa
yang memberikan soal, kemudian mengecek kebenarannya. f. Siswa dalam satu kelompok bertukar peran.
g. Setiap kelompok menyajikan hasil kerja mereka di depan kelas, kemudian disimak oleh siswa lainnya. Kelompok yang menyelesaikan soal dengan benar diberikan reward.
h. Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan, kemudian memberikan evaluasi berupa post test.
Kedua pendapat yang telah dikemukakan di atas memiliki beberapa kesamaan, yaitu siswa mengerjakan soal secara bergantian dengan pasangannya yang satu kelompok. Perbedaanya adalah pengecekan jawaban soal dilakukan di saat yang berbeda. Pada pendapat pertama siswa melakukan pengecekan jawaban setiap masing-masing kelompok mengerjakan dua soal. Pada kelompok kedua pengecekkan dilakukan di akhir saat semua soal dikerjakan. Untuk dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas X khususnya pada siswa tunagrahita, langkah-langkah pembelajaran harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki siswa, sehingga langkah-langkah yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
51
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Guru membagi kelas ke dalam tiga kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdapat dua anggota.
c. Setiap kelompok disediakan alat-alat yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas.
d. Soal pertama dibacakan oleh siswa A, kemudian siswa B mengerjakan. Setelah selesai, siswa A mengecek pekerjaan siswa B dan melaporkannya pada guru untuk mendapatkan konfirmasi. e. Siswa B bertukar peran dengan siswa A, dan mengerjakan soal
selanjutnya.
f. Setiap kali soal dikerjakan, siswa akan melaporkannya kepada guru untuk konfirmasi pembenaran.
g. Guru berkeliling kepada semua kelompok untuk memberikan bimbingan sehingga siswa menjadi lebih mengerti apa yang dikerjakan.
h. Guru memberikan reward bagi kelompok yang mengerjakan dengan benar. Tetapi, jika siswa masih mengalami kebingungan, guru memberikan pengarahan dan pembimbingan.
i. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran dan memberikan tes berupa tanya jawab.
Langkah-langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru tetap memiliki peran yang cukup besar agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2. Variabel terikat
52
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kualitas pengetahuan ditandai dengan bertambahnya pengetahuan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari, seperti siswa menjadi tahu dan lebih memahami nama dan kegunaan dari alat-alat yang digunakan untuk bercocok tanam. Kualitas unjuk kerja ditandai dengan bertambahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan kegiatan bercocok tanam daripada sebelumnya.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat bantu dalam penelitian ini :
1. Pedoman observasi
Lembar observasi berbentuk daftar cek pertanyaan yang harus diisi dengan membubuhkan tanda checklist (v) pada kolom (Ya) apabila langkah-langkah tersebut dilaksanakan dan kolom (Tidak) apabila langkah-langkah indikator tidak dilaksanakan dalam pembelajaran.
Objek atau sasaran yang diamati dari observasi adalah sikap atau perilaku siswa dalam proses Kegiatan belajar Mengajar (KBM) berlangsung.
53
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:36.595.118.534.214.697.2]a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.1. Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Guru
Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar
Aktivitas Guru
Aktivitas Guru Pelaksanaan
Ya Tidak Pendahuluan
Pengkondisian siswa Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan topik yg akan dibahas Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru meminta siswa bernyanyi untuk menentukan pasangan kelompok
Guru memyediakan alat-alat bercocok tanam
Guru mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompok
Elaborasi
Guru menyebutkan alat-alat bercocok tanam Guru menyebutkan fungsi alat-alat bercocok tanam Guru memberikan penjelaskan mengenai tahapan
bercocok tanam
Guru meminta siswa mengerjakan tugas seperti dalam LKS
Guru membimbing siswa mengerjakan tugas-tugasnya
Konfirmasi
Guru memberikan pujian pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik
Guru memberikan motivasi pada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
Guru mengumumkan hasil pekerjaan yang diperoleh siswa
54
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:37.595.119.535.201.682.2]b. Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.2. Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa
Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar
Aktivitas Siswa
No. Aspek yang Dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak 1. Pendahuluan
Siswa berdoa sebelum belajar
Siswa memusatkan perhatian pada topik yang dipelajari
Siswa memperhatikan guru yang
menyampaikan materi yang akan dibahas 2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Siswa melakukan kegiatan bernyanyi untuk menentukan kelompok
Siswa berkelompok untuk melaksanakan praktek
Siswa mengamati media pembelajaran
Siswa mengamati tahapan bercocok tanam yang dicontohkan guru
Elaborasi
Siswa secara berkelompok mengerjakan kegiatan bercocok tanam sesuai dengan soal yang diberikan
Siswa mengamati pekerjaan pasangannya Siswa melaporkan pekerjaan pasangan yang
telah selesai
Siswa bertukar peran untuk mengerjakan, sedangkan yang lain mengamati
Konfirmasi
Siswa mengerjakan LKS yang sudah diberikan. 3. Penutup
55
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tes Hasil Belajar
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) tes adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk menguji kemampuan seseorang terhadap suatu bidang tertentu. Tes ini berupa sekumpulan pernyataan yang dinilai dengan kriteria Mampu, Mampu dengan Bantuan dan Tidak Mampu.
Untuk memudahkan penghitungan data yang diperoleh maka kriteria penilaian masing-masing diberikan bobot nilai. Untuk kriteria Mampu skornya 3, yaitu ketika siswa dapat melakukan kegiatan tanpa dibantu oleh orang lain, kriteria Mampu dengan Bantuan skornya 2, yaitu ketika siswa dapat melakukan kegiatan dengan adanya bantuan atau dorongan dari orang lain dan Tidak Mampu skornya 1, yaitu ketika siswa tidak mampu melakukan kegiatan meskipun dengan adanya bantuan dari orang lain, baik itu dari teman sekelompok maupun dari guru.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan sebagai pendukung validitas data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil tes hasil belajar. Studi dokumentasi dapat berupa catatan-catatan dokumen harian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Rencana Perbaikan Pembelajaran, serta foto-foto yang diambil pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Pengolahan Data
56
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data yang relevan dan yang diterapkan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dengan teknik ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes akan diolah menggunakan analisis yang sesuai, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Data yang diolah menggunakan analisis data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan studi dokumentasi. Data yang telah ada dianalisis dengan tiga langkah, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1998:130), yaitu:
a. Reduksi data, merupakan tahapan memilih data yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian, dan membuang data yang kurang atau tidak relevan dengan tujuan penelitian. Informasi yang telah didapat berupa bahan mentah disimpulkan dan disusun secara sistematis untuk mengetahui pokok-pokok penting mengenai motivasi dan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X pada pembelajaran bercocok tanam.
b. Display data, yaitu menyajikan data berdasarkan garis besar pokok bahasan dan disertai dengan analisis yang kemudian akan menghasilkan kesimpulan dari tiap-tiap responden.
c. Penarikan kesimpulan, merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah disusun secara sistematis dalam bentuk pernyataan yang singkat berdasarkan pada hasil reduksi dan display data.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data yang diperoleh melalui tes akan diolah menggunakan analisis kuantitatif sederhana dengan menggunakan rumus skoring sederhana, yaitu:
N = SA x 100
57
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana : N = nilai akhir
SA = skor perolehan anak ST = skor maksimal
[image:40.595.117.516.246.626.2]Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan kriteria nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa
Rentang Nilai Nilai Klasifikasi
86-100% A Baik Sekali
71-85% B Baik
56-70% C Cukup
41-55% D Kurang
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas mengenai metode Pairs
Check untuk meningkatkan hasil belajar siswa tunagrahita kelas X di SLB
Purnama Asih, yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III, sebagaimana telah dijabarkan dan dibahas pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Metode Pairs Check dapat meningkatkan prestasi belajar bercocok tanam pada siswa kelas X SLB Purnama Asih. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai hasil belajar bercocok tanam yang menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 21 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan sekitar 55%, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 28 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan 71%. Pada siklus III, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 34 dari skor ideal 39 dengan tingkat penguasaan 88%. Rata-rata kelas menunjukkan tingkat penguasaan siswa meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tes awal yang diberikan, serta mampu melampaui batas tingkat penguasaan yang telah ditetapkan, yaitu 80%.
115
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai skor ideal 13 dari 13 atau 100%. Seluruh kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan oleh para siswa dengan baik.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dan disimpulkan seperti di atas, maka implikasi yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Pairs Check harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, media pembelajaran yang mendukung, serta evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi, baik kondisi siswa maupun kondisi lingkungan sekolah tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
2. Kondisi pembelajaran yang melibatkan semua siswa sangat mempengaruhi tingkat perhatian siswa, sehingga guru hendaknya dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, misalnya dengan memulai pembelajaran dengan pembagian kelompok secara acak yang diiringi dengan nyanyian yang disenangi siswa.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar bercocok tanam pada siswa tunagrahita kelas X dapat menggunakan metode Pairs Check karena telah dibuktikan pada penelitian yang telah dilakukan terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan.
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anak
Tunagrahita. [Online] Tersedia : www.z-alimin.blogspot.com [14
September 2013]
Amin, M. (1995). Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Amriatul, M. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Pairs Check (Kelompok Sebangku) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIIPada Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan MTs NW Mataram Tahun Pelajaran
2011/2012”.[Online] Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/67018071/BAB-I-V [17 November 2013]
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung : Grafindo.
Astati dan Mulyati, L. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Baumfield, V., Hall, E., dan Wall, K. (2009). Action Reserach di Ruang Kelas. Jakarta : PT. Indeks.
Depdikbud. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta ; PT. Bumi Aksara.
Faiq, M. (2013). Metode Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Pairs
Check. [Online] Tersedia :
http://www.penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/metode-pembelajaran-kooperatif-learning-tipe-pairs-check.html [08 Agustus
2013]
Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora.
117
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Isjoni dan Ismail, M.A., (2008). Model-model Pembelajaran Mutakhir
Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kagan, S. (1994). Kagan Cooperative Learning. San Clemente : Resources for Teachers.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.Indeks.
Madya, S. (2007). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, Action Research. Bandung : Alfabeta.
Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya.
Maspary. (2011). Budidaya Kangkung Semi Organik. Malang : Gerbang Pertanian.
Munawar, I. (2009). Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). [Online] Tersedia :
http://www.indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [04 September 2013]
Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Ruhimat, T., dkk,. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Sebelas. Jakarta : Erlangga
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Soendari, T., Abdurrahman, M., Mahmud, M. (2008). Modul Pengajaran
Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran Produktif Pertanian dan Perikanan Kabupaten Pacitan. (2012). Bibit, Biji dan Benih. [Online]. Tersedia :
118
Yuliani, 2014
Metode Pairs Check untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bercocok Tanam Siswa Tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya.
Zaenal, A. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual