• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Penelitian ini menghasilkan model hubungan kausal rekursif (aliran ke satu arah) dalam bentuk diagram jalur antara variabel-variabel perencanaan pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan iklim organisasi dengan kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup.

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, perencanaan pendidikan berkontribusi signifikan terhadap kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup sebesar 15,37%. Artinya semakin efektif perencanaan pendidikan dilaksanakan semakin tinggi kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup. 2. Pengaruh kepemimpinan pendidikan terhadap kinerja satuan pendidikan

kecakapan hidup sebesar 37,09%. Artinya semakin efektif kepemimpinan pendidikan dilaksanakan, semakin tinggi kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup.

3. Pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup sebesar 10,18%. Artinta semakin efektif kepemimpinan pendidikan dilaksanakan, semakin tinggi kinerja satuan-satuan pendidikan kecakapan hidup.

4. Pengaruh secara serentak variabel perencanaan pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan iklim organisasi terhadap kinerja satuan pendidikan

kecakapan hidup besarnya adalah 93,70%. Sedangkan pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati oleh penulis adalah sebesar 6,3%.

5. Variabel yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup adalah kepemimpinan pendidikan, kemudian diikuti oleh variabel perencanaan pendidikan. Sedangkan yang memiliki pengaruh paling rendah adalah iklim organisasi pendidikan. Berarti untuk meningkatkan kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup, tingkatkan peran kepemimpinan pendidikan, makan sekaligus akan meningkatkwan peran perencanaan, dan peningkatan iklim organisasi pendidikan yang kondusif dalam satuan pendidikan kecakapan hidup.

B. IMPLIKASI

1. Model hipotetik manajemen kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup yang penulis diajukan, dilandasi pemikiran bahwa satuan-satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kecakapan hidup harus: (1) memiliki sense of quality; (2) memahami kebutuhan pasar; (3) berwawasan mutu dan keunggulan; (4) mengembangkan prakarsa, inisiatif, dan kemandirian; (5) menganalisis performa lembaga mulai dari identifikasi kompetensi, penilaian potensi, kekuatan pendorong dan asumsi pesaing; dan (6) berpikir strategik dengan menerjemahkan semua input untuk menyusun strategi yang efektif.

Kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup perlu didukung oleh jumlah dan kualitas sumberdaya manusia, sarana prasarana dan fasilitas yang memadai.

Sejalan dengan itu, rancangan program-program pendidikan kecakapan hidup hendaknya dititikberatkan kepada penyiapan lulusan yang menguasai keterampilan tertentu untuk mendukung kehidupannya.

2. Implementasi model hipotetik tersebut mempersyaratkan komitmen penyelenggara, pemimpin, dan warga belajar satuan pendidikan kecakapan hidup terhadap pemeliharaan dan perbaikan secara berkelanjutan karakter pembelajaran, profesionalisme tenaga pengajar, budaya mutu dan partisipasi warga belajar serta prakarsa masyarakat. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman yang memadai terhadap visi organisasi dan visi pendidikan kecakapan hidup; serta kesediaan mengembangkan diri dalam konteks organisasi pembelajar.

3. Kepemimpinan pendidikan yang memiliki kinerja tinggi harus memiliki kearifan lokal, agar dalam mendisain perencanaan dapatlah mengakomodir kebutuhan masyarakat akan skill yang bernilai ekonomis dengan kearifan memadu dengan budaya daerah setempat .

4. Kenyataan dilapangan bahwa pimpinan pendidikan kecakapan hidup berperan ganda dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, dimana disamping berperan sebagai motivator dalam mempublikasikan program yang dimilikinya pada warga belajar juga pimpinan berperan sebagai negosiator dalam mendapatkan dana untuk pelaksanaan kegiatan organisasinya pada pihak-pihak terkait secara vertikal. Berarti satuan pendidikan kecakapan hidup akan berjalan dengan baik apabila pimpinan

segala kemungkinan yang terjadi dalam melaksanakan program yang telah direncanakan dalam iklim organisasi yang selalu berfluktuasi.

C. REKOMENDASI

1. Untuk meningkatkan kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup, harus tingkatkan peran dari kepemimpinan pendidikan pada satuan pendidikan kecakapan hidup, dimana dengan meningkatnya peran kepemimpinan, masalah perencanaan pendidikan dapat didesain dan terealisasi denga baik, kemudian dapat menciptakan iklim organisasi pendidikan yang kondusif bagi semua anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya.

2. Pengembangan kinerja satuan-satuan pendidikan kecakapan hidup hendaknya diarahkan kepada dua dimensi kualitas. Dimensi pertama adalah kualitas kinerja satuan pendidikan yang memenuhi indikator kualitas berdasarkan perspektif keuangan, pelanggan, dinamika proses internal, pengembangan tradisi belajar dan pertumbuhan. Dimensi kedua adalah kualitas elemen sistem pendidikan kecakapan hidup, terutama keluaran dan dampak pendidikannya yang relevan dengan kebutuhan pengembangan ekonomi produktif masyarakat.

3. Para peneliti lain yang berminat mendalami bidang teori pengembangan organisasi pendidikan, khususnya manajemen pendidikan nonformal, diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini, karena penelitian ini baru merupakan ikhtiar awal dengan jangkauan perspektif yang terbatas.

4. Dimensi yang cukup menarik dari model hipotetik manajemen kinerja satuan pendidikan kecakapan hidup yang perlu dikembangkan dalam penelitian-penelitian lanjutan adalah menguji coba model tersebut untuk kemudian diidentifikasi kekuatan dan kekurangannya sehingga memenuhi transferabel bagi satuan-satuan dan program-program pendidikan kecakapan hidup.

5. Harapan terhadap pemerintah setempat untuk memenej lebih lanjut organisai satuan pendidikan kecakapan hidup agar tetap selalu eksis dalam menjalankan peran sebagai produk keterampilan(skils) yang merupakan cikal bakal menciptakan tenaga kerja yang memiliki daya saing tinggi.

ix

PENGESAHAN PANITIA DISERTASI ... i

PERSETUJUAN KETUA PROGRAM STUDI ... ii

PERNYATAAN ... iii ABSTRACT ... ... iv ABSTRAK ... v KATA PENGANTAR ... vi PENGHARGAAN ... vii DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 10

1. Rumusan Masalah ... 10

2. Pertanyaan Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

E. Asumsi Penelitian ... 13

F. Kerangka Fikir Penelitian ... 17

G. Metode Penelitian ... 19

1. Pendekatan dan Objek Penelitian ... 19

2. Instrumen Penelitian ... 20

3. Hipotesis dan Analisis Data ... 21

BAB I I KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Nonformal .. . ... 24

B. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup ... 28

1. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup ... 28

2. Nilai Kewirahusaan Dalam Pendidikan Kecakapan Hidup ... 32

x

1. Pengertian dan Aspek-aspek Perencanan Pendidikan ... 46

2. Ciri dan Dimensi Perencanaan Pendidikan ... 50

3. Indikator Perencanaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 51

D. Kepemimpinan Pendidikan ... 52

1. Pengertian Kepemimpinan ... 52

2. Tipologi Kepemimpinan ... 57

3. Kompetensi Kepemimpinan... 70

4. Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan ... 81

5. Indikator Kepemimpinan Satuan Pend. Kecakapan Hidup... ... 85

E. Iklim Organisasi Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 87

1. Pengertian dan Aspek Iklim Organisasi Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 87

2. Indikator Iklim Organisasi Satuan Pend. Kecakapan Hidup ... 98

F. Kinerja Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 99

1. Pengertian Kinerja dan Manajemen Kinerja ... 99

2. Akuntabilitas Manajemen Kinerja Organisasi ... 109

3. Pengukuran Kinerja Organisasi ... 116

4. Indikator Kinerja Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 120

G. Penelitian Terdahulu ... 121

BAB I I I METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tahapan Penelitian ... 128

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 128

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 131

1. Variabel Kinerja Satuan Pendidikan ... 132

2. Variabel Perencanaan Pendidikan ... 135

3. Variabel Kepemimpinan Pendidikan ... 137

xi

1. Uji Validitas ... 147

2. Uji Reliabilitas ... 148

E. Teknik Analisis Data ... 149

BAB I V HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN MODEL HIPOTETIK A. Hasil Penelitian ... 150

1. Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Konteks Budaya Lokal dan Kebijakan Pembangunan Provisi Jambi ... 150

2. Profil Pendidikan Kecakapan Hidup…. ... 153

3. Perencaan Pendidikan pada Satuan Pend. Kecakapan Hidup ... 161

4. Kepemimpinan Pend. Pada Satuan Pend.Kecakapan Hidup .... 166

5. Iklim Organisasi Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 175

6. Kinerja Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 181

B. Analisis Data Penelitian ... 186

1. Persepsi Kepala .. ... 187

2. Persepsi Tutor... ... 189

3. Persepsi Tenaga Penunjang ... ... 192

4. Persepsi Warga...195

5. Secara Umum...197

C. Pembahasan ... 200

1. Aspek Perencanaan Pendidikan ... 202

2. Aspek Kepemimpinan Pendidikan ... 209

3. Aspek Iklim Organisasi Satuan Pendidikan ... 211

4. Aspek Akuntabilitas Manajemen Kinerja Satuan Pendidikan .. 212

D. Model Akuntabilitas Manajemen Kinerja Satuan Pendidikan ... 221

1. Asumsi Model ... 221

2. Faktor-faktor Model ... 222

xii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 233

B. Implikasi ... 234

C. Rekomendasi ... 236

DAFTAR PUSTAKA ... 238

xiii

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Tabel 2.1 Indikator Kinerja Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup...52

2. Tabel 2.2. Indikator Perencanaan Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 120

3. Tabel 3.1. Kisi-kisi Kinerja Satuan Pendidikan .. ... 120

4. Tabel 3.2. Instrumen Kinerja Satuan Pendidikan ... ... 133

5. Tabel 3.3. Kisi-kisi Perencanaan Pendidikan Kecakapan Hidup ... ... 136

6. Tabel 3.4. Instrumen Perencanaan Pendidikan Kecakapan Hidup .. ... 137

7. Tabel 3.5. Kisi-kisi Kepemimpinan Satuan Kecakapan Hidup ... ... 139

8. Tabel 3.6. Instrumen Kepemimpinan Pendidikan Kecakapan Hidup .... ... 141

9. Tabel 3.7. Kisi-kisi Iklim Organisasi Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup .. ... 145

10. Tabel 3.8. Instrumen Iklim Organisasi Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup ... 146

11. Tabel 4.1. Luas Kabupaten/Kota dan Perincian Wilayah Administratif di Provinsi Jambi ... 150

12. Tabel 4.2. Jumlah dan Proyeksi Peningkatan Komponen Pendidikan Provinsi Jambi ... 1154

13. Tabel 4.3. Jumlah Lembaga Pendidikan Nonformal Penyelenggara pendidikan kecakapan Hidup di Provinsi Jambi ... 156

14. Tabel 4.4. Akumulasi Jawaban Responden mengenai Perencanaan Pendidikan ... 162

15. Tabel 4.5. Akumulasi Jawaban Responden Tentang Kepemimpinan Pendidikan ... 166

16. Tabel 4.6. Akumulasi Jawaban Responden Mengenai Iklim Organisasi Pendidikan ... 175

17. Tabel 4.7. Akumulasi Skor Kinerja Satuan Pendidikan ... 182

xiv

20. Tabel 4.10. Matrik korelasi antar variabel persepsi tutor .. ... 190

21. Tabel 4.11. Ringakasan Hasil Uji Hipotesis persepsi tutor ... 191

22. Tabel 4.12.Matrik korelasi antar variabel persepsi tenaga penunjang.. .... 192

23. Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis persepsi tenaga penunjang ... 193

24. Tabel 4.14 Matrik korelasi antar variabel persepsi warga.. ... 195

25. Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis persepsi warga ... 196

26. Tabel 4.16 Matrik korelasi antar variabel persepsi unun. ... 198

xv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Gambar 1.1. Kerangka Fikir Penelitian ... 19

2. Gambar 1.2. Hubungan Hipotetik Antarvariabel Penelitian ... 22

3. Gambar 2.1. Kecenderungan 0rientasi Kepemimpinan ... 60

4. Gambar 3.1. Prosedur penentuan jumlah subjek responden.. ... 130

5. Gambar 4.1. Struktur Organisasi SKB Tingkat Kabupaten/Kota di provinsi Jambi ... 155

6. Gambar 4.2. Rentang Skor Persepsi Responden mengenai Perencanaan Pendidikan .. ... 165

7. Gambar 4.3. Rentang skor Persepsi Responden mengenai Kepemimpinan Pendidikan... 174

8. Gambar 4.4. Rentang Skor Persepsi Reponden mengenai Iklim Organisasi Pendidikan.. ... 180

9. Gambar 4.5. Rentang Skor Persepsi Responden Mengenai Kinerja

Satuan Pendidkan ... 186

10. Gambar 4.6. Diagram jalur persepsi kepala .. ... 189

11. Gambar 4.7. Diagram jalur persepsi tutor ... 192

12. Gambar 4.8 Diagram jalur persepsi tenaga penunjang.. ... 194

13. Gambar 4.9 Diagram jalur persepsi warga... ... 197

14. Gambar 4.9 Diagram jalur persepsi umum. ... 200

15. Gambar 4.8. Model Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Kecakapan Hidup Bernilai Budaya Lokal ... 227

Dokumen terkait