• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis, hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diungkapkan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. rerata gain normal keduanya berada pada kategori sedang. 2. Terjadi peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan e-learning, peningkatannya berada pada kategori rendah.

3. Pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning diterima dengan sikap positif oleh mahasiswa.

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian ini antara lain:

1. Penerapan E-learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa, sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran bagi dosen yang ingin meningkatkan kemampuan tersebut.

2. E-learning memungkinkan bagi dosen dan mahasiswa untuk melakukan proses belajar mengajar dari manapun dan kapanpun.

3. Persiapan pembelajaran berupa kemampuan dosen mengenai teori dan praktek teknis e-learning, kemampuan awal mahasiswa mengenai internet dan praktek teknis e-learning, bahan ajar e-learning, dan peralatan serta akses internet merupakan faktor penting yang ikut berpengaruh terhadap kesuksesan pembelajaran tersebut.

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan temuan hasil penelitian, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Apabila e-learning akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya dosen perlu meluangkan cukup banyak waktu sebelum pembelajaran, hal tersebut diperlukan untuk mempelajari teori dan praktek teknis yang berkenaan dengan e-learning misalnya cara mengupload bahan ajar, menguasai vitur-vitur yang tersedia dalam e-learning dan yang lainnya; menyusun bahan ajar e-learning dan melakukan validasi bahan ajar tersebut; mengecek tersedianya alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti perangkat komputer/laptop dan akses internet yang baik; dan melakukan latihan teknis penggunaan komputer untuk e-learning bagi mahasiswa. 2. Pembelajaran dengan e-learning disarankan untuk diteliti lebih dalam,

lebih tajam dan lebih luas penerapannya di jenjang Sekolah Menengah Atas dan sekolah setara, dengan memperhatikan kecukupan waktu, kesiapan peralatan dan akses internet, serta kesiapan siswa dalam memperoleh pembelajaran menggunakan e-learning tersebut.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan e-learning terhadap kemandirian belajar dengan waktu penelitian yang lama dan juga mengenai minat mahasiswa untuk menggunakan komputer dalam pembelajaran matematika.

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. F. N. L. dan Iannone, P. (2010). Analysis of Classroom Interaction From The Combined View of Self-regulating Strategies and Discourse Analysis: What Can We Do?. Proceedings of The British Congress for Mathematics Education. 30(1).1-8.

Akinsola, M. K. dan Olowojaiye, F. B. Teacher Instructional Methods and Student Attitudes Towards Mathematics. International Electronic Journal of Mathematics Education. 3(1). 60-73.

Ambarwati, I. (2009). Pengaruh Model Active Learning dengan Metode ALA Permainan Bingo terhadap Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Skripsi UNPAS : tidak diterbitkan.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cai, J., Lane, S. & Jakabcsin, M.M. (1996). The Role of Open-Ended Task and Holistic Scoring Rubrics: Asessing Students Mathematical Reasoning and Communication. In P.C Elliott and M.J Kenney (Eds). 1996 Yearbook Communication in Mathematical, K-12 and Beyond. USA: NCTM.

Chaeruman, U. A. (2004). Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI) ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Franks, D. dan Jarvis, D. (2009). Communication in the Secondary Mathematics

Classroom Exploring New Ideas. [online]. Tersedia: http://www.learner.org.

Hake, R. R. (1999). Interactive Engagement Versus Traditional Method: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. American Journal Physics. 66. 64-74.

Hidayat, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isoda, at all. (2003). The Study of Mathematics Communication on Internet with Palmtop Computer. (paper 260). [Online]. Tersedia: http//www.math.uoc.gr/~ictm2

Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Peserta didik SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Juandi, D. (2006). Meningkatkan daya matematik mahasiswa calon guru matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Koohang, A. (2004). A Study of users’ perceptions toward e-learning courseware usability. International Journal on E-Learning, 3(2), 10-17.

Koohang, A., Riley, L. & Smith, T. (2009). E-Learning and Constructivism: From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects. 5, 91-109.

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. Am. J. Phys. 70(12). American Association of Physics Teacher.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.

_________. (2003). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

_________. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Rosenberg, M. J. (2001). Building Successful Online Learning in Your Organization E-learning Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age. New York: McGraw Hill.

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sfard, A. (2001). There is More to Discourse Than Meets The Ears: Looking at Thinking as Communicating to Learn More About Mathematical Learning. Educational Studies in Mathematics. 46. 13-57.

Siemens, G. (2004). Categories of E-Learning. [Online]. Tersedia:

http://www.elearnspace.org/articles/elearningcategories.htm

Sloman, M. (2002). The E-learning Revolution How Technology is Driving a New Training Paradigm. New York: American Management Association (AMACOM).

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.

Sulaeman, M. S. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan. Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematis untuk

Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

_________. (2010). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Tersedia: http://math.sps.upi.edu/wp- content/uploads/2010/02/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf (27 Nopember 2012).

Supriadi, D. (2002). Internet Masuk Sekolah: Pemberdayaan Guru dan Mahapeserta didik dalam Era sekolah Berbasis E-learning. Makalah pada Seminar Implementasi E-learning untuk Sekolah Menengah, PT Telkom Bandung.

Tandiling, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

Thompson, et al. (2000). Perspective in Quality online Education. [Online]. Tersedia: http://www.sloan-c.org/publications/view/v2n7/pdf

Yaniawati, P. (2006). Implementasi E-learning dalam Upaya Mengembangkan Daya Matematik (Mathematical Power) Mahapeserta didik Calon Guru. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

________. (2010). E-learning Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.

Yeager, A. Dan Yeager, R. (2008). Teaching Through The Mathematical Processes [online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com. (17 Juli 2011).

Yusuf, P. M. (2010). Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulated Learning and Academic Achievement: An Overview. Journal of Education Psychology. 25. (I). 3-17.

Dokumen terkait