i
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
In In Supianti 1104017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
ii
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN HAK CIPTA
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
Oleh In In Supianti
S.Pd. UNPAS Bandung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© In In Supianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
iii
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
v
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI
E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA” ini dan seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, 9 Juli 2013 Yang membuat pernyataan
vi
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya, alhamdulillah tesis yang berjudul “Implementasi E-learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Dampaknya
terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam selamanya tercurah atas Nabi Muhammad SAW
yang akan slalu menjadi panutan penulis sampai akhir jaman.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) dalam bidang pendidikan pada program studi
pendidikan matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
karya ilmiah ini, baik bantuan moril maupun materiil yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang
ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu
pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai
referensi untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di waktu yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua
terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan
matematika.
Bandung, 9 Juli 2013
iii
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
In In Supianti 1104017
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji masalah peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar mahasiswa melalui pembelajaran menggunakan e-learning dan mendapatkan gambaran sikap mahasiswa terhadap e-learning dalam pembelajaran matematika. Metode penelitiannya berupa penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain pretes-postes. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Pasundan, adapun sampelnya adalah mahasiswa semester II kelas A sebagai kelas kontrol dan kelas B sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes yaitu 6 soal tes kemampuan komunikasi matematis dan instrumen non tes berupa angket skala kemandirian belajar, angket skala sikap dan lembar observasi. Hasil penelitian ini adalah: 1) peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 2) terdapat peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan e-learning, peningkatannya berada pada kategori rendah; 3) sikap mahasiswa positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan e-learning.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
HAK CIPTA ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. E-Learning... 9
B. Komunikasi Matematis ... 14
C. Kemandirian Belajar ... 17
D. Sikap ... 19
E. Penelitian yang Relevan ... 21
F. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Instrumen Penelitian... 24
D. Bahan Ajar ... 31
E. Prosedur Penelitian... 35
F. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan ... 50
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Implikasi ... 56
C. Saran ... 57
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 61
DAFTAR TABEL 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 25
3.2 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 25
3.3 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda... 26
3.4 Kriteria Indeks Kesukaran... 26
3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi ... 27
3.6 Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Kemandirian Belajar ... 29
3.7 Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Sikap ... 30
3.8 Desain Bahan Ajar E-learning ... 32
3.9 Kriteria Gain Ternormalisasi... 37
4.1 Hasil Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 39
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 40
4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis .. 40
4.4 Hasil Uji t Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 41
4.5 Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 42
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 43
4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 43
4.8 Hasil Uji t’ Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 44
4.9 Hasil Angket Skala Kemandirian Belajar Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan E-Learning ... 45
4.10 Hasil Uji Noramalitas Data Kemandirian Belajar ... 46
4.11 Hasil Uji t Data Kemandirian Belajar Mahasiswa ... 46
4.12 Gain Ternormalisasi Data Kemandirian Belajar ... 47
4.13 Deskripsi Hasil Angket Skala Sikap ... 48 Tabel
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
2.1 Siklus Kemandirian Belajar ... 18
3.1 Tampilan Muka E-learnng ... 32
3.2 Tampilan Login ... 33
3.3 Menu ... 33
3.4 Menu Pembelajaran ... 34
3.5 Menu Materi Ajar ... 34
3.6 Materi Ajar ... 35
3.7 Forum diskusi, chatting, dan email menggunakan pasmail.unpas.ac.id ... 35
4.1 Perubahan Komunikasi Matematis (Series1), Kemandirian Belajar (Series2) dan Sikap Siswa (Series3) Selama Proses Perkuliahan ... 50
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : BAHAN AJAR
A.1 Silabus Kelas Eksperimen ... 61
A.2 SAP Kelas Eksperimen ... 62
A.3 Silabus Kelas Kontrol ... 80
A.4 SAP Kelas Kontrol ... 81
A.5 Bahan Ajar E-learning ... 99
A.6 Lembar Kerja Mahasiswa... 101
LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ... 107
B.2 Soal Tes Kemanpuan Komunikasi Matematis ... 108
B.3 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 110
B.4 Kisi-kisi Angket Skala Kemandirian Belajar ... 113
B.5 Angket Skala Kemandirian Belajar ... 114
B.6 Kisi-kisi Angket Skala Sikap... 116
B.7 Angket Skala Sikap ... 117
B.8 Lembar Observasi ... 119
LAMPIRAN C : HASIL UJICOBA C.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 121
C.2 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda & Indeks Kesukaran Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis... 122
C.3 Data & Penskoran Hasil Uji Coba Skala Kemandirian Belajar ... 127
C.4 Validitas & Reliabilitas Hasil Uji Coba Skala Kemandirian Belajar ... 129
C.5 Data & Penskoran Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 130
C.6 Validitas & Reliabilitas Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 132
LAMPIRAN D : DATA HASIL PENELITIAN D.1 Kemampuan Komunikasi Matematis (Pretes)... 133
D.2 Kemampuan Komunikasi Matematis (Postes) ... 136
D.3 Gain & Gain Terormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 139
D.4 Angket Skala Kemandirian Belajar (Sebelum) ... 142
D.5 Angket Skala Kemandirian Belajar (Sesudah) ... 143
D.6 Gain & Gain Ternormalisasi Skala Kemandirian Belajar ... 144
D.7 Skala Sikap Mahasiswa ... 145
D.8 Hasil Observasi ... 146
vii
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN E : ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
E.1 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis (Pretes) ... 147
E.2 Analisis Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis... 149
E.3 Analisis Angket Skala Kemandirian Belajar ... 151
E.4 Analisis Angket Skala Sikap ... 152
E.5 Analisis Hasil Observasi ... 153
LAMPIRAN F : SURAT PERIJINAN & FOTO KEGIATAN F.1 Surat Perijinan ... 155
F.2 Foto Kegiatan Ujicoba Instrumen ... 159
F.3 Foto Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 160
F.4 Foto Kegiatan di Kelas Kontrol ... 161
LAMPIRAN G : DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI ... 162
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu tujuanyang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika
menurut Collins (dalam Hidayat, 2011: 3), adalah memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada para peserta didik untuk mengembangkan dan
mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi malalui lisan maupun tulisan,
modeling, speaking, writing, talking, drawing serta mempresentasikan apa
yang telah dipelajari. Hal yang sama tertuang juga dalam tujuan umum
pembelajaran matematika yang berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana yang tercantum
dalam Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika (Depdiknas,
2007:4) yaitu: pertama, belajar untuk berkomunikasi (mathematical
communication); kedua, belajar untuk bernalar (mathematical reasoning);
ketiga, belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving);
keempat, belajar untuk mengkaitkan ide (mathematical connections); dan
kelima, pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes
toward mathematics).
Pembelajaran matematika berdasarkan NCTM (2003) bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah
matematis (mathematical problem solving), penalaran dan pembuktian
matematis (mathematical reasoning and proof), komunikasi matematis
(mathematical communication), koneksi matematis (mathematical
connection), representasi matematis (mathematical representation),
kemampuan teknologi (knowledge of technology), dan disposisi (dispositions).
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematis,
merupakan kompetensi kognitif yang penting dalam pembelajaran
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada kenyataannya, kemampuan komunikasi matematis peserta didik
masih rendah, hal tersebut diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh
Firdaus (2005), Rusmini (2008) dan Asmida (2009) (dalam Sulaeman, 2010:6)
dalam penelitiannya mereka mengemukakan bahwa siswa kurang mampu
menjelaskan idea dalam bentuk tulisan dan gambar, sulit menyatakan suatu
diagram ke dalam bahasa simbol, dan kurang mampu mengemukakan suatu
idea dengan kata-kata sendiri, serta kurang mampu menyampaikan
pendapatnya di dalam pembelajaran.
Selain siswa sekolah menengah, mahasiswa S1 Pendidikan
Matematikapun kemampuan komunikasi matematisnya masih perlu
ditingkatkan, hal tersebut berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh
Yaniawati (2006) yang menyatakan bahwa daya matematik mahasiswa calon
guru masih belum mencapai hasil yang optimal. Sebagian besar mahasiswa
belum terbiasa menyelesaikan soal-soal daya matematik. Daya matematik itu
sendiri adalah kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi
matematis, kemampuan penalaran matematis, dan kemampuan koneksi
matematis. Begitu pula hasil penelitian Juandi (2006), mahasiswa dalam
menyelesaikan suatu masalah matematika belum dapat mengkomunikasikan
langkah-langkah penyelesaiannya secara matematis.
Selain kemampuan komunikasi matematis, sikap dan kemandirian
belajarpun merupakan komponen penting dalam pembelajaran matematika
yang harus ditingkatkan. Sikap dan kemandirian belajar tersebut turut
menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Bandura (dalam
Akinsola dan Olowojaiye, 2008:61) menyatakan bahwa sikap berkaitan
dengan teori belajar sosial kognitif sebagai salah satu faktor pribadi yang
mempengaruhi belajar. Siswa yang mempunyai sikap positif akan cenderung
tertarik dan sungguh-sungguh dalam memahami materi matematika yang
sedang dipelajari. Begitu pula dengan kemandirian belajar menunjukkan
pengaruh positif terhadap pembelajaran dan pencapaian hasil belajar,
diantaranya temuan dari Darr dan Fisher (2004), dan Pintrich dan Groot
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1990) (dalam Izzati, 2012:13), yang menunjukkan bahwa kemandirian belajar
berkorelasi kuat dengan kesuksesan seorang peserta didik.
Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, banyak
faktor yang harus diperhatikan, salah satunya model pembelajaran yang
digunakan harus relevan. Dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta
didik proses pembelajaran matematika yang member kesempatan terbuka
bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri. Peserta didik tidak hanya
belajar dengan mengerjakan instruksi pendidik saja, tetapi peserta didik dapat
mengkonstruksi pengetahuan khususnya konsep matematika dari informasi
yang diterimanya, walaupun masih memerlukan bimbingan dari pendidik.
Begitu pula dengan peningkatan sikap, Akinsola dan Olowojaiye (2008:61)
menyatakan bahwa diperlukan suatu strategi yang efektif untuk menciptakan
sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika.
Penggunaan teknologi merupakan salah satu model pembelajaran
yang patut dicoba dalam pembelajaran matematika. Teknologi termasuk ke
dalam prinsip-prinsip belajar matematika yang tercantum dalam NCTM
(2000: 11) sebagai esensial dalam pengajaran dan belajar matematika;
teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan mempertinggi
belajar siswa.
Supriadi (2002) menyatakan bahwa pada setiap perkembangannya,
teknologi selalu bersinggungan dengan pendidikan, karena ada kebutuhan
dari pendidikan untuk senantiasa meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam pembelajaran dan pengelolaan sistem pendidikan. Tawaran yang
diberikan teknologi menjanjikan cara-cara baru untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan/ pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Menurut Chaeruman (2004), integrasi teknologi telekomunikasi dan
informasi ke dalam pembelajaran memiliki tiga tujuan yaitu:
1. membangun “knowledge-based society habits” seperti kemampuan
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengelola informasi mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan
mengkomunikasikannya kepada orang lain;
2. mengembangkan keterampilan menggunakan teknologi (ICT literacy);
3. meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Penerapan teknologi dalam proses pembelajaran merupakan ruang
lingkup teknologi pendidikan. Alat-aat teknologi pendidikan yang sudah
dikenal dalam dunia pendidikan selama ini, antara lain slide, OHP, LCD
projector, komputer (computer assisted), dan penggunaan alat-alat lainnya
untuk laboratorium. Sejalan dengan berkembangnya inovasi dalam bidang
teknologi, pembelajaran melalui komputer dapat terakses melalui internet.
Pembelajaran seperti ini, biasa disebut pembelajaran berbasis web dengan
istilah e-learning (pembelajaran elektronik). Sistem e-learning merupakan
bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Internet berfungsi menjadi media yang menghubungkan masyarakat
dunia dari berbagai tempat untuk saling berkomunikasi satu sama lain.
Peradaban internet telah membuka pintu untuk lahirnya perpustakaan dunia
dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Selain itu, sarana e-mail
(electronic mail) mendorong komunitas pendidikan untuk memanfaatkan
terjalinnya komunikasi antara peserta didik dengan sesamanya, maupun
antara peserta didik dengan tenaga pendidik. Yaniawati (2006) menyatakan
bahwa sarana internet berpotensi mengatasi masalah struktural pendidikan di
Indonesia, diantaranya keterbatasan dana dan fasilitas pendidikan.
Banyak pakar pendidikan memberikan definisi mengenai e-learning,
seperti yang dipaparkan oleh Thompson, et al. (2000), berikut ini,
"E-learning is an instructional content or "E-learning experiences delivered or
enabled by electronic technology”. Kemudian Thompson juga menyebutkan
kelebihan e-learning yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktivitas,
kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau Internet) untuk penyampaian materi ajar, interaksi, dan evaluasi
pembelajaran. Dengan sistem jaringan ini, e-learning dapat menghubungkan
peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pendidik/instruktur,
perpustakaan, dll) yang secara fisik terpisah atau sangat jauh.
Pemanfaatan e-learning, selain sebagai upaya mengatasi
permasalahan teknis pembelajaran (media pembelajaran), juga sebagai upaya
menjawab masalah substansial pembelajaran (sumber ajar). Dalam proses
pembelajarannya, dimungkinkan adanya pengembangan diri peserta didik
secara mandiri, baik kompetensi kognitif maupun afektif dan tumbuhnya
kreativitas para stakeholder pendidikan.
Sekarang ini beberapa program studi pendidikan matematika di
universitas yang tersebar di Indonesia telah banyak yang menerapkan
e-learning dalam pembelajarannya, salah satunya program studi pendidikan
matematika di Universitas Pasundan. Namun fasilitas yang menunjang
e-learning masih terbatas dan dikhawatirkan pembelajarannya tidak terkontrol
dengan baik maka dalam penelitian ini peneliti tidak melaksanakan e-learning
secara keseluruhan (full e-learning), namun dilakukan pembelajaran blended
learning. Siemens (2004) menyebutkan salah satu kategori e-learning yaitu
blended learning, yang menyediakan peluang terbaik untuk transisi
pembelajaran dari kelas menuju e-learning. Blended learning melibatkan
kelas (atau face-to- face) dan pembelajaran secara online sebagai proses
pembelajarannya. Model ini cukup efektif untuk menambah efisiensi
pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi atau menambah/mencari
informasi di luar kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas implementasi e-learning dalam proses
perkuliahan khususnya terhadap kemampuan komunikasi matematis,
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan dampaknya terhadap
Kemandirian Belajar Mahasiswa”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalahnya adalah:
a. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang
mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning
lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional?
b. Apakah kemandirian belajar mahasiswa mengalami peningkatan setelah
mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan
e-learning?
c. Bagaimana kualitas peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah
mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan e-learning?
d. Bagaimana sikap mahasiswa terhadap e-learning dalam pembelajaran
matematika?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis mahasiswa yang menggunakan pembelajaran e-learning dan
mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
b. Untuk mengetahui kemandirian belajar mahasiswa dalam matematika
setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan
e-learning.
c. Untuk mendapatkan gambaran sikap mahasiswa terhadap e-learning
dalam pembelajaran matematika.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila e-learning efektif diimplementasikan dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis dan berdampak baik terhadap
kemandirian belajar mahasiswa, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi:
a. Bahan pertimbangan bagi dosen untuk menggunakan e-learning dalam
meningkatkan kualitas perkuliahan.
b. Bahan masukan bagi Perguruan Tinggi untuk menggunakan e-learning
dalam mengembangkan dan menyempurnakan program pengajaran
matematika di Perguruan Tinggi guna meningkatkan mutu pendidikan
serta untuk kepentingan Perguruan Tinggi lainnya.
c. Bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang
berorientasi elektronik dan sebagai upaya pengembangan teori dalam
pendidikan matematika.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan dan
agar terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka
diuraikan istilah-istilah sebagai berikut:
a. E-learning adalah model pembelajaran yang dikemas menggunakan
website, yang memungkinkan mahasiswa mengunduh bahan ajar,
berinteraksi dengan dosen atau temannya, mengirimkan tugas, dan
menyelesaikan latihan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah Blended learning yang merupakan salah satu kategori e-learning.
Blended learning melibatkan kelas (atau face-to- face) dan pembelajaran
secara online sebagai proses pembelajarannya.
b. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk
mengungkapkan matematika secara tertulis. Adapun indikator
komunikasi dalam penelitian ini adalah 1) mengungkapkan berpikir
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan yang lainnya; 2) menggungkapkan idenya menggunakan bahasa
matematika dengan tepat; 3) mengorganisir berpikir matematis melalui
komunikasi; 4) menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematik dan
strategi lainnya.
c. Kemandirian belajar adalah menjadi peserta didik yang aktif dalam
proses pembelajaran ditinjau dari sudut metakognitif, motivasi dan
perilaku. Indikator kemandirian belajar peserta didik dalam matematika
memuat: 1) menganalisis tugas belajar, 2) menetapkan tujuan belajar, 3)
memilih dan menerapkan strategi belajar, 4) memonitor, mengatur, dan
mengontrol belajar, 5) mengevaluasi proses belajar dan pencapaian
tujuan belajar
d. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran biasa
yang dilakukan oleh dosen sehari-hari di dalam kelas. Pembelajaran
konvensional bersifat informatif, dosen menjelaskan materi dan contoh
soal, mahasiswa mendengarkan dan mencatat penjelasan dari dosen,
kemudian mahasiswa mengerjakan latihan, mahasiswa juga diberikan
kesempatan untuk bertanya apabila ada yang tidak mereka mengerti.
e. Sikap peserta didik terhadap e-learning adalah respon yang ditunjukkan
mahasiswa untuk menyukai atau tidak menyukai pembelajaran e-learning
dan kecenderungan mahasiswa untuk terlibat aktif atau tidak dalam
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini, tidak dipilih
secara acak tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Hal tersebut
disebabkan oleh sistem di perguruan tinggi yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan pemilihan subjek secara acak.
Kuasi eksperimen yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan
desain pretes-postes, desain penelitiannya seperti berikut (Ruseffendi,
2010:53):
0 X 0
0 0
Keterangan:
0 = Pretes dan postes (tes kemampuan komunikasi matematis)
X = Perlakuan pembelajaran dengan e-learning
-- = Subjek tidak dikelompokkan secara acak
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan
Matematika Universitas Pasundan. Pertimbangan melakukan penelitian di
Universitas Pasundan yaitu karena Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Pasundan telah memiliki situs e-learning yang dapat dimanfaatkan
peneliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan materi
penelitian yang digunakan, materi perkuliahan pada mahasiswa semester II
sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, sehingga yang
menjadi sampel penelitiannya adalah 2 kelas mahasiswa semester II
(Angkatan 2012) pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pasundan, yang terdiri dari 1 kelas sebagai kelas eksperimen berjumlah 40
orang dan 1 kelas sebagai kelas kontrol berjumlah 58 orang.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berbentuk tes dan non
tes. Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis mahasiswa
digunakan instrumen berbentuk tes yang terdiri dari 6 soal tes kemampuan
komunikasi matematis berbentuk uraian, sedangkan untuk mengukur
kemandirian belajar dan sikap mahasiswa digunakan instrumen berbentuk non
tes berupa skala kemandirian belajar matematika dan angket skala sikap.
lembar observasi kegiatan perkuliahan merupakan instrumen non tes lainnya
yang digunakan untuk memperkuat hasil penelitian.
Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis
mahasiswa, yang diberikan pada awal (pretes) dan akhir (postes) perkuliahan.
Tes kemampuan komunikasi matematis terdiri dari 6 butir soal berbentuk
uraian (Lampiran B.2). Adapun langkah-langkah penyusunan tes kemampuan
komunikasi matematis adalah sebagai berikut: 1) Membuat kisi-kisi soal
kemampuan komunikasi matematis; 2) Menyusun soal kemampuan
komunikasi matematis; 3) Menilai kesesuaian antara materi, indikator, dan
soal tes untuk mengetahui validitas isi, yang dilakukan oleh peneliti, 2 orang
ahli matematika dan pembimbing; 4) Melakukan uji coba soal; 5) Menghitung
validitas tiap butir soal, reliabilitas soal, daya pembeda dan indeks kesukaran
tiap butir soal menggunakan data hasil uji coba.
Dalam mencari koefisien validitasnya, peneliti menggunakan rumus
korelasi produk moment memakai angka kasar (row score):
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ... ( Suherman, 2003:120)
Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel dan variabel
= rerata harian
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= banyak subjek
dan pengklasifikasian koefisien validitasnya berdasarkan Suherman
(2003:113)
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Validitas
Nilai Interpretasi
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Tidak Valid
Rumus yang digunakan dalam menentukkan koefisien reliabilitasnya
dikenal dengan rumus Cronbach Alpha seperti berikut:
∑
... (Suherman, 2003:149)
Keterangan:
= reliabilitas
= banyak butir soal
= varians skor tiap butir soal
= varians skor total
dan menginterpretasikannya menggunakan tolak ukur Nurgana (Ruseffendi,
2010:160)sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat tinggi Sempurna
Menentukan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ... (Suherman, 2003:206)
Keterangan: = Daya Pembeda
̅̅̅ = Rata-rata nilai kelompok atas
̅̅̅̅ = rata-rata nilai kelompok bawah
= bobot nilai
klasifikasi daya pembeda tiap butir soalnya berdasarkan Suherman (2003:
161), yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
Sangat jelek
Jelek
Sedang
Baik
Sangat baik
Sedangkan rumus yang digunakan dalam menentukan indeks
kesukaran adalah sebagai berikut:
̅ ... (Suherman, 2003:170)
Keterangan: = Indeks Kesukaran
̅ = rata-rata = bobot nilai
pengklasifikasiannya berdasarkan (Suherman, 2003:170) yaitu:
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran
IK (Indeks Kesukaran) Interpretasi
Soal terlalu sukar
Soal sukar
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal mudah
Soal terlalu mudah
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus-rumus di atas
(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C.2), didapat nilai
validitas butir soal, koefisien reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran
yang di rekap dalam Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
NO
SOAL VALIDITAS
RELIABI-LITAS DP IK Ket
1 0,76 Tinggi
0,56 Sedang
0,34 Sedang 0,73 Mudah Dipakai
2 0,74 Tinggi 0,42 Baik 0,68 Sedang Dipakai
3 0,58 Sedang 0,28 Sedang 0,86 Mudah Dipakai
4 0,74 Tinggi 0,64 Baik 0,55 Sedang Dipakai
5 0,28 Rendah 0,28 Sedang 0,32 Sedang Direvisi
6 0,17
Sangat
Rendah 0,14 Jelek 0,09 Sukar Direvisi
Untuk menyatakan valid atau tidak valid soal-soal tersebut, maka skor
hasil perhitungan nilai korelasi uji coba tes kemampuan komunikasi
matematis yang telah diperoleh dibandingkan dengan nilai (nilai
korelasi pada tabel R). Jika maka item tes dikatakan valid. Nilai
pada dan dk=39 adalah , sehingga hasil uji validitas
tiap butir soal pada tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa terdapat 2 soal yang
tidak valid, yaitu soal nomor 5 dan 6, sehingga kedua soal tersebut direvisi.
Begitu pula untuk menentukan reliabilitas soal tersebut, maka hasil
perhitungan nilai koefisien korelasi yang diperoleh akan dibandingkan
dengan nilai (nilai korelasi pada tabel R). Jika maka item
tes dikatakan reliabel, dengan pada dan dk=34.
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa artinya data tersebut
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bila ditinjau dari klasifikasi yang telah di uraikan sebelumnya,
hasilnya senada dengan perbandingan menggunakan , terlihat pada tabel
3.5 di atas bahwa ada soal yang kurang layak untuk dipakai yaitu soal nomor 5
karena memiliki validitas rendah dan soal nomor 6 yang bervaliditas sangat
rendah dan berdaya pembeda jelek sehingga keduanya harus di revisi.
Hasil pengolahan data skor uji coba menunjukkan bahwa dari 6 soal
yang diujicobakan, terdapat tiga soal yang memiliki daya pembeda dalam
kategori sedang (soal nomor 1, 3, dan 5), dua soal dalam kategori baik (soal
nomor 2 dan 4), dan satu soal dalam kategori jelek (soal nomor 6). Sedangkan
Indeks kesukaran dalam kategori mudah ada dua soal yaitu soal 1 dan 3,
kategori sedang tiga soal yaitu soal 2, 4, dan 5, dan satu soal dalam kategori
sukar yaitu soal nomor 6.
Skala Kemandirian Belajar Mahasiswa
Skala kemandirian belajar mahasiswa dalam matematika memuat lima
komponen kemandirian belajar yaitu: 1) menganalisis tugas belajar, 2)
menetapkan tujuan belajar, 3) memilih dan menerapkan strategi belajar, 4)
memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, 5) mengevaluasi proses belajar
dan pencapaian tujuan belajar.
Angket skala kemandirian belajar (Lampiran B.5) diberikan kepada
mahasiswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah perkuliahan, skala
kemandirian belajar ini terdiri dari 20 pernyataan yang dilengkapi dengan
empat pilihan jawaban yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),
dan STS (sangat tidak setuju). Empat pilihan ini digunakan untuk menghindari
pilihan ragu-ragu siswa terhadap pernyataan yang diberikan.
Sebelum skala ini digunakan dalam penelitian, peneliti berkonsultasi
terlebih dahulu dengan pembimbing, kemudian skala kemandirian belajar
tersebut diujicobakan kepada 39 mahasiswa setingkat di atas sampel
penelitian, hasilnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar layak untuk
dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Pemberian skor setiap pilihan dari masing-masing pernyataan
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil ujicoba. Skor tiap kategori pilihan jawaban dapat berbeda tergantung dari
sebaran respon siswa. Pengolahan datanya menggunakan bantuan Microsoft
Excel for Windows 2007. Berikut pengolahan skor pada pernyataan 1 dengan
rata-rata pk = 0,349 dan simpangan baku pk = 0,400.
Tabel 3.6
Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Kemandirian Belajar pada Pernyataan 1
Nomor
Pernyataan Kategori Respon
1 (+) STS TS S SS
f 1 6 23 10
p 0.000 0.154 0.590 0.256
pk 0.000 0.154 0.744 1.000
pk-tengah 0.000 0.077 0.449 0.872
z -0.874 -0.682 0.249 1.307
z + 0,874 0.000 0.192 1.123 2.182
nilai skala 0 0 1 2
Nilai f pada Tabel 3.6 adalah frekuensi jawaban untuk setiap kategori
respons. Jumlah frekuensi tersebut sama dengan banyaknya responden. p
adalah proporsi (frekuensi (f) bagi banyaknya responden). pk yaitu proporsi
kumulatif (proporsi didalam suatu kategori ditambahkan dengan proporsi
kesemua kategori disebelah kirinya). pk-tengah adalah titik tengah proporsi
kumulatif yang dirumuskan pk-tengah = , pkb = proporsi kumulatif
dalam kategori disebelah kirinya. Nilai z diperoleh dari rumus z =
. Kemudian pada baris berikutnya menggeser
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menambah harga mutlak z. Angka 0 atau 1 semua dapat dipilih
sebagai titik awal asalkan semua pernyataan diperlakukan sama sehingga
memiliki sebaran nilai skala pada kontinum yang sama. Skor pada pernyataan
1 untuk kategori SS = 2, S = 1, TS = 0, dan STS = 0. Hasil perhitungan
pemberian skor setiap pernyataan lebih lengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran C. 3.
Selanjutnya, pengolahan uji validitas dan reliabilitas terhadap skor
hasil uji coba skala kemandirian belajar dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 21. Hasil perhitungan nilai korelasi ( ) dari skor tersebut
dibandingkan dengan . Hasil uji reliabilitas (Lampiran C.4)
menunjukkan bahwa sehingga pernyataan-pernyataan pada skala
kemandirian belajar tersebut reliabel. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji
validitas (Lampiran C.4) semua pernyataan memiliki Corrected Item- Total
Correlationnya lebih besar dari 0,05 sehingga semua pernyataannya valid.
Angket Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan adalah skala sikap model Likert yang
dimodifikasi. Skala sikap diberikan diakhir pertemuan kepada kelas
eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan e-learning. Skala Sikap
meminta kepada responden untuk menjawab suatu pernyataan dengan jawaban
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Bobot untuk setiap pernyataan pada angket ditentukan berdasarkan
distribusi jawaban responden pada saat ujicoba (Azwar, 1995:142). Skor tiap
kategori pilihan jawaban dapat berbeda tergantung dari sebaran respon siswa.
Pengolahan datanya menggunakan bantuan Microsoft Excel for Windows
2007. Berikut pengolahan skor pada pernyataan 2 dengan rata-rata pk = 0,446
dan simpangan baku pk = 0,433.
Tabel 3.7
Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Sikap pada Pernyataan 2
Nomor
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 (-) SS S TS STS
f 2 9 26 2
p 0.051 0.231 0.667 0.051 pk 0.051 0.282 0.949 1.000
pk-tengah 0.026 0.167 0.615 0.974 z -0.970 -0.644 0.392 1.221 z + 0,970 0.000 0.326 1.362 2.191
nilai skala 0 0 1 2
Nilai yang diperoleh pada tabel 3.7 di atas perhitungannya sama
dengan perhitungan skor pada skala kemandirian belajar yang telah diuraikan
sebelumnya. Hasilnya Skor pada pernyataan 2 untuk kategori SS = 0, S = 0,
TS = 1, dan STS = 2. Hasil perhitungan pemberian skor setiap pernyataan
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5.
Selanjutnya, pengolahan uji validitas dan reliabilitas terhadap skor
hasil uji coba skala sikap dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 21.
Hasil perhitungan nilai korelasi ( ) dari skor tersebut dibandingkan dengan
. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa sehingga pernyataan pada skala sikap tersebut reliabel. Hasil uji validitas semua
pernyataan valid, karena semua nilai korelasinya di atas 0,05. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6.
Lembar Observasi
Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, dilakukan kegiatan
observasi terhadap pelaksanaan perkuliahan di kelas eksperimen. Lembar
observasi digunakan untuk mengamati situasi yang terjadi selama proses
perkuliahan, dan disusun berdasarkan indikator-indikator komunikasi dan
indikator-indikator kemandirian belajar serta indikator sikap mahasiswa
terhadap pembelajaran menggunakan e-learning dan sebelum digunakan,
lembar observasi di konsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing.
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan satu orang dosen matematika.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. BAHAN AJAR
Penelitian ini didukung oleh bahan ajar berupa materi dan Lembar
Kerja Mahasiswa (LKM) mengenai dimensi tiga. Untuk memperoleh bahan
ajar yang baik, maka peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan dosen
pengampu mata kuliah untuk mengetahui kesesuaian materi pada bahan ajar,
kesesuaian bahasa dan sebagainya. Cai, Lane, & Jakabcsin (1996) berpendapat
bahwa pengajar dapat mempercepat peningkatan komunikasi matematis
dengan cara memberikan tugas matematika dalam berbagai variasi. Sehingga
dalam penelitian ini dilengkapi dengan lembar kerja mahasiswa untuk
membantu mahasiswa mengembangkan komunikasi matematisnya.
Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional
diberikan print out materi mengenai dimensi tiga yang dibuat oleh peneliti,
yang diambil dari berbagai sumber. Materi tersebut dijelaskan oleh dosen pada
pembelajarannya. Mereka juga diberikan lembar kerja mahasiswa yang harus
mereka kerjakan secara individu setiap pertemuan.
Pada kelas eksperimen diberikan bahan ajar e-learning yang dapat
mereka dilihat pada website address
http://s2matematika.fps.unpas.ac.id/e-learning. Desain bahan ajar e-learning memiliki beberapa komponen
pembelajaran yang terangkum pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Desain Bahan Ajar E-learning
Komponen Pembelajaran Fasilitas e-learning
Materi bahan ajar
berupa: - Teks - Gambar
- Menu pilihan untuk memilih materi mana yang akan dipelajari
Metode pembelajaran
Menggunakan fasilitas: - Forum diskusi - Chatting - Email
Lembar kerja mahasiswa
Dikirim melalui fasilitas:
- Menu
[image:30.595.120.515.232.729.2]In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tampilan muka e-learning menggunakan aplikasi Moodle dapat dilihat
pada Gambar 3.1; tampilan login (Gambar 3.2); menu (Gambar 3.3); menu
pembelajaran (Gambar 3.4); menu materi ajar (Gambar 3.5); materi ajar
(Gambar 3.6); dan forum diskusi, chatting dan email menggunakan
[image:31.595.120.516.198.731.2]pasmail.unpas.ac.id yang seperti terlihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.1 Tampilan muka e-learning menggunakan aplikasi moodle
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
[image:32.595.120.517.111.643.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
[image:33.595.120.515.105.733.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
[image:34.595.119.518.109.618.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5 Tampilan judul materi ajar
Gambar 3.6 Tampilan materi ajar
Gambar 3.7 Tampilan Email pendukung pembelajaran e-learning
E. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebut diuraikan menjadi:
1.Tahap Persiapan
a. menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian), kemudian
diseminarkan dan setelah mendapat masukan dari penelaah seminar
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. merancang perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian serta
meminta penilaian ahli.
c. menganalisis hasil validasi perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian dengan tujuan memperbaikinya sebelum diujicobakan di
lapangan.
d. mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait.
e. melaksanakan ujicoba lapangan, mengumpulkan data hasil ujicoba dan
menganalisis data tersebut.
2.Tahap Pelaksanaan
a. memilih dua kelas secara acak, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. memberikan pretes kemampuan komunikasi matematis mahasiswa
kepada kedua kelas tersebut dan memberikan angket kemandirian belajar
kepada kelas eksperimen.
c. melaksanakan perkuliahan, kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran blended learning sedangkan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Ketika proses perkuliahan pada kelas
ekperimen dilakukan observasi untuk mengamati situasi yang terjadi
selama proses perkuliahan.
d. melakukan wawancara kepada 10 orang mahasiswa dari kelas
eksperimen yang dipilih sesuai kebutuhan.
e. melaksanakan postes kepada kedua kelas dan pemberian angket skala
kemandirian belajar serta angket skala sikap kepada kelas eksperimen.
3.Tahap Akhir
Pada tahapan ini peneliti mengolah dan menganalisis data hasil tes,
hasil angket skala kemandirian belajar, hasil angket skala sikap mahasiswa,
hasil observasi dan hasil wawancara. Peneliti juga membuat kesimpulan
hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi matematis, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui pengisian
angket skala kemandirian belajar mahasiswa, pengisian angket skala sikap,
dan observasi.
Data kuantitatif hasil tes kemampuan komunikasi matematis akan
dianalisis melalui tiga tahap. Tahap pertama, melakukan analisis deskriptif
data dan menghitung gain ternormalisasi pretes dan postes. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan komunikasi
matematis dan kemandirian belajar mahasiswa sebelum dan sesudah
menggunakan e-learning. Menurut Meltzer (2002: 3), gain ternormalisasi ( )
diperkenalkan oleh Hake (1999) yaitu:
[image:36.595.122.514.192.656.2]
Kriteria interpretasinya berdasarkan (Hake, 1999:1) adalah :
Tabel 3.9
Kriteria Gain Ternormalisasi
(Gain Ternormalisasi) Interpretasi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tahap kedua, menguji persyaratan analisis statistik parametrik yang
diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis, yang mencakup uji
normalitas dan homogenitas varians seluruh data kuantitatif. Tahap ketiga,
menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Apabila uji
normalitas dalam tahap dua terpenuhi maka uji hipotesis yang akan digunakan
adalah uji t, jika tidak terpenuhi maka data dianalisis menggunakan statistik
non parametrik. Perhitungannya akan menggunakan software SPSS.Versi 21,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. menguji normalitas skor pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan uji Shapiro-Wilk
2. menguji homogenitas dua varians antara kelompok eksperimen dan
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. menguji hipotesis statistik dengan menggunakan uji t atau uji statistik non
parametrik.
Sedangkan data kualitatif, yaitu data hasil angket skala kemandirian
belajar mahasiswa diubah ke dalam data kuantitatif, kemudian hasilnya
dianalisis secara statistik dan deskriptif. Analisis statistik yang dilakukan
adalah uji normalitas dan uji t satu sampel, sedangkan gain ternormalisasi data
sebelum dan sesudah pembelajaran e-learningnya dianalisis secara deskriptif.
Data hasil angket skala sikap dan hasil observasi, keduanya dianalisis
secara deskriptif, hasil angket dideskripsikan berdasarkan rerata respon
mahasiswa tiap pernyataan, sedangkan data hasil observasi dideskripsikan
berdasarkan rerata penilaian pada tiap pertemuan yang hasilnya digunakan
untuk mendukung kelengkapan data dan untuk menjawab pertanyaan
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis, hasil penelitian dan pembahasan yang sudah
diungkapkan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang
mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning
lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional. rerata gain normal keduanya berada pada kategori sedang.
2. Terjadi peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan e-learning, peningkatannya berada
pada kategori rendah.
3. Pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning diterima
dengan sikap positif oleh mahasiswa.
B. IMPLIKASI
Implikasi penelitian ini antara lain:
1. Penerapan E-learning dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa, sehingga
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran bagi dosen yang ingin
meningkatkan kemampuan tersebut.
2. E-learning memungkinkan bagi dosen dan mahasiswa untuk melakukan
proses belajar mengajar dari manapun dan kapanpun.
3. Persiapan pembelajaran berupa kemampuan dosen mengenai teori dan
praktek teknis e-learning, kemampuan awal mahasiswa mengenai internet
dan praktek teknis e-learning, bahan ajar e-learning, dan peralatan serta
akses internet merupakan faktor penting yang ikut berpengaruh terhadap
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan temuan hasil penelitian, peneliti menyarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila e-learning akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya dosen
perlu meluangkan cukup banyak waktu sebelum pembelajaran, hal tersebut
diperlukan untuk mempelajari teori dan praktek teknis yang berkenaan
dengan e-learning misalnya cara mengupload bahan ajar, menguasai
vitur-vitur yang tersedia dalam e-learning dan yang lainnya; menyusun bahan
ajar e-learning dan melakukan validasi bahan ajar tersebut; mengecek
tersedianya alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti
perangkat komputer/laptop dan akses internet yang baik; dan melakukan
latihan teknis penggunaan komputer untuk e-learning bagi mahasiswa.
2. Pembelajaran dengan e-learning disarankan untuk diteliti lebih dalam,
lebih tajam dan lebih luas penerapannya di jenjang Sekolah Menengah
Atas dan sekolah setara, dengan memperhatikan kecukupan waktu,
kesiapan peralatan dan akses internet, serta kesiapan siswa dalam
memperoleh pembelajaran menggunakan e-learning tersebut.
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan e-learning
terhadap kemandirian belajar dengan waktu penelitian yang lama dan juga
mengenai minat mahasiswa untuk menggunakan komputer dalam
pembelajaran matematika.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. F. N. L. dan Iannone, P. (2010). Analysis of Classroom Interaction From The Combined View of Self-regulating Strategies and Discourse Analysis: What Can We Do?. Proceedings of The British Congress for Mathematics Education. 30(1).1-8.
Akinsola, M. K. dan Olowojaiye, F. B. Teacher Instructional Methods and Student Attitudes Towards Mathematics. International Electronic Journal of Mathematics Education. 3(1). 60-73.
Ambarwati, I. (2009). Pengaruh Model Active Learning dengan Metode ALA Permainan Bingo terhadap Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Skripsi UNPAS : tidak diterbitkan.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cai, J., Lane, S. & Jakabcsin, M.M. (1996). The Role of Open-Ended Task and Holistic Scoring Rubrics: Asessing Students Mathematical Reasoning and Communication. In P.C Elliott and M.J Kenney (Eds). 1996 Yearbook Communication in Mathematical, K-12 and Beyond. USA: NCTM.
Chaeruman, U. A. (2004). Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI) ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Franks, D. dan Jarvis, D. (2009). Communication in the Secondary Mathematics Classroom Exploring New Ideas. [online]. Tersedia: http://www.learner.org.
Hake, R. R. (1999). Interactive Engagement Versus Traditional Method: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. American Journal Physics. 66. 64-74.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Isoda, at all. (2003). The Study of Mathematics Communication on Internet with Palmtop Computer. (paper 260). [Online]. Tersedia: http//www.math.uoc.gr/~ictm2
Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Peserta didik SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.
Juandi, D. (2006). Meningkatkan daya matematik mahasiswa calon guru matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.
Koohang, A. (2004). A Study of users’ perceptions toward e-learning courseware usability. International Journal on E-Learning, 3(2), 10-17.
Koohang, A., Riley, L. & Smith, T. (2009). E-Learning and Constructivism: From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects. 5, 91-109.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. Am. J. Phys. 70(12). American Association of Physics Teacher.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.
_________. (2003). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.
Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
_________. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.
Rosenberg, M. J. (2001). Building Successful Online Learning in Your Organization E-learning Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age. New York: McGraw Hill.
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sfard, A. (2001). There is More to Discourse Than Meets The Ears: Looking at Thinking as Communicating to Learn More About Mathematical Learning. Educational Studies in Mathematics. 46. 13-57.
Siemens, G. (2004). Categories of E-Learning. [Online]. Tersedia:
http://www.elearnspace.org/articles/elearningcategories.htm
Sloman, M. (2002). The E-learning Revolution How Technology is Driving a New Training Paradigm. New York: American Management Association (AMACOM).
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.
Sulaeman, M. S. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.
Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematis untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
_________. (2010). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Tersedia: http://math.sps.upi.edu/wp- content/uploads/2010/02/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf (27 Nopember 2012).
Supriadi, D. (2002). Internet Masuk Sekolah: Pemberdayaan Guru dan Mahapeserta didik dalam Era sekolah Berbasis E-learning. Makalah pada Seminar Implementasi E-learning untuk Sekolah Menengah, PT Telkom Bandung.
Tandiling, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.
Thompson, et al. (2000). Perspective in Quality online Education. [Online]. Tersedia: http://www.sloan-c.org/publications/view/v2n7/pdf
In In Supianti, 2013
Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
________. (2010). E-learning Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.
Yeager, A. Dan Yeager, R. (2008). Teaching Through The Mathematical Processes [online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com. (17 Juli 2011).
Yusuf, P. M. (2010). Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.