• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

In In Supianti 1104017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN HAK CIPTA

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

Oleh In In Supianti

S.Pd. UNPAS Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© In In Supianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

iii

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4)

iv

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

(5)

v

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI

E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA” ini dan seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, 9 Juli 2013 Yang membuat pernyataan

(6)

vi

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia-Nya, alhamdulillah tesis yang berjudul “Implementasi E-learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Dampaknya

terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam selamanya tercurah atas Nabi Muhammad SAW

yang akan slalu menjadi panutan penulis sampai akhir jaman.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) dalam bidang pendidikan pada program studi

pendidikan matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

karya ilmiah ini, baik bantuan moril maupun materiil yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang

ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu

pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai

referensi untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di waktu yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua

terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan

matematika.

Bandung, 9 Juli 2013

(7)

iii

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

In In Supianti 1104017

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji masalah peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar mahasiswa melalui pembelajaran menggunakan e-learning dan mendapatkan gambaran sikap mahasiswa terhadap e-learning dalam pembelajaran matematika. Metode penelitiannya berupa penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain pretes-postes. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Pasundan, adapun sampelnya adalah mahasiswa semester II kelas A sebagai kelas kontrol dan kelas B sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes yaitu 6 soal tes kemampuan komunikasi matematis dan instrumen non tes berupa angket skala kemandirian belajar, angket skala sikap dan lembar observasi. Hasil penelitian ini adalah: 1) peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 2) terdapat peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan e-learning, peningkatannya berada pada kategori rendah; 3) sikap mahasiswa positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan e-learning.

(8)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

HAK CIPTA ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. E-Learning... 9

B. Komunikasi Matematis ... 14

C. Kemandirian Belajar ... 17

D. Sikap ... 19

E. Penelitian yang Relevan ... 21

F. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Instrumen Penelitian... 24

D. Bahan Ajar ... 31

E. Prosedur Penelitian... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Implikasi ... 56

C. Saran ... 57

(9)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 61

DAFTAR TABEL 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 25

3.2 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 25

3.3 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda... 26

3.4 Kriteria Indeks Kesukaran... 26

3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi ... 27

3.6 Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Kemandirian Belajar ... 29

3.7 Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Sikap ... 30

3.8 Desain Bahan Ajar E-learning ... 32

3.9 Kriteria Gain Ternormalisasi... 37

4.1 Hasil Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 39

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 40

4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis .. 40

4.4 Hasil Uji t Data Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 41

4.5 Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 42

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 43

4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 43

4.8 Hasil Uji t’ Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 44

4.9 Hasil Angket Skala Kemandirian Belajar Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan E-Learning ... 45

4.10 Hasil Uji Noramalitas Data Kemandirian Belajar ... 46

4.11 Hasil Uji t Data Kemandirian Belajar Mahasiswa ... 46

4.12 Gain Ternormalisasi Data Kemandirian Belajar ... 47

4.13 Deskripsi Hasil Angket Skala Sikap ... 48 Tabel

(10)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1 Siklus Kemandirian Belajar ... 18

3.1 Tampilan Muka E-learnng ... 32

3.2 Tampilan Login ... 33

3.3 Menu ... 33

3.4 Menu Pembelajaran ... 34

3.5 Menu Materi Ajar ... 34

3.6 Materi Ajar ... 35

3.7 Forum diskusi, chatting, dan email menggunakan pasmail.unpas.ac.id ... 35

4.1 Perubahan Komunikasi Matematis (Series1), Kemandirian Belajar (Series2) dan Sikap Siswa (Series3) Selama Proses Perkuliahan ... 50

(11)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : BAHAN AJAR

A.1 Silabus Kelas Eksperimen ... 61

A.2 SAP Kelas Eksperimen ... 62

A.3 Silabus Kelas Kontrol ... 80

A.4 SAP Kelas Kontrol ... 81

A.5 Bahan Ajar E-learning ... 99

A.6 Lembar Kerja Mahasiswa... 101

LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ... 107

B.2 Soal Tes Kemanpuan Komunikasi Matematis ... 108

B.3 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 110

B.4 Kisi-kisi Angket Skala Kemandirian Belajar ... 113

B.5 Angket Skala Kemandirian Belajar ... 114

B.6 Kisi-kisi Angket Skala Sikap... 116

B.7 Angket Skala Sikap ... 117

B.8 Lembar Observasi ... 119

LAMPIRAN C : HASIL UJICOBA C.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 121

C.2 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda & Indeks Kesukaran Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis... 122

C.3 Data & Penskoran Hasil Uji Coba Skala Kemandirian Belajar ... 127

C.4 Validitas & Reliabilitas Hasil Uji Coba Skala Kemandirian Belajar ... 129

C.5 Data & Penskoran Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 130

C.6 Validitas & Reliabilitas Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 132

LAMPIRAN D : DATA HASIL PENELITIAN D.1 Kemampuan Komunikasi Matematis (Pretes)... 133

D.2 Kemampuan Komunikasi Matematis (Postes) ... 136

D.3 Gain & Gain Terormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 139

D.4 Angket Skala Kemandirian Belajar (Sebelum) ... 142

D.5 Angket Skala Kemandirian Belajar (Sesudah) ... 143

D.6 Gain & Gain Ternormalisasi Skala Kemandirian Belajar ... 144

D.7 Skala Sikap Mahasiswa ... 145

D.8 Hasil Observasi ... 146

vii

(12)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN E : ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

E.1 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis (Pretes) ... 147

E.2 Analisis Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis... 149

E.3 Analisis Angket Skala Kemandirian Belajar ... 151

E.4 Analisis Angket Skala Sikap ... 152

E.5 Analisis Hasil Observasi ... 153

LAMPIRAN F : SURAT PERIJINAN & FOTO KEGIATAN F.1 Surat Perijinan ... 155

F.2 Foto Kegiatan Ujicoba Instrumen ... 159

F.3 Foto Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 160

F.4 Foto Kegiatan di Kelas Kontrol ... 161

LAMPIRAN G : DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI ... 162

(13)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu tujuanyang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika

menurut Collins (dalam Hidayat, 2011: 3), adalah memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada para peserta didik untuk mengembangkan dan

mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi malalui lisan maupun tulisan,

modeling, speaking, writing, talking, drawing serta mempresentasikan apa

yang telah dipelajari. Hal yang sama tertuang juga dalam tujuan umum

pembelajaran matematika yang berdasarkan pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana yang tercantum

dalam Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika (Depdiknas,

2007:4) yaitu: pertama, belajar untuk berkomunikasi (mathematical

communication); kedua, belajar untuk bernalar (mathematical reasoning);

ketiga, belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving);

keempat, belajar untuk mengkaitkan ide (mathematical connections); dan

kelima, pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes

toward mathematics).

Pembelajaran matematika berdasarkan NCTM (2003) bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

matematis (mathematical problem solving), penalaran dan pembuktian

matematis (mathematical reasoning and proof), komunikasi matematis

(mathematical communication), koneksi matematis (mathematical

connection), representasi matematis (mathematical representation),

kemampuan teknologi (knowledge of technology), dan disposisi (dispositions).

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematis,

merupakan kompetensi kognitif yang penting dalam pembelajaran

(14)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada kenyataannya, kemampuan komunikasi matematis peserta didik

masih rendah, hal tersebut diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh

Firdaus (2005), Rusmini (2008) dan Asmida (2009) (dalam Sulaeman, 2010:6)

dalam penelitiannya mereka mengemukakan bahwa siswa kurang mampu

menjelaskan idea dalam bentuk tulisan dan gambar, sulit menyatakan suatu

diagram ke dalam bahasa simbol, dan kurang mampu mengemukakan suatu

idea dengan kata-kata sendiri, serta kurang mampu menyampaikan

pendapatnya di dalam pembelajaran.

Selain siswa sekolah menengah, mahasiswa S1 Pendidikan

Matematikapun kemampuan komunikasi matematisnya masih perlu

ditingkatkan, hal tersebut berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh

Yaniawati (2006) yang menyatakan bahwa daya matematik mahasiswa calon

guru masih belum mencapai hasil yang optimal. Sebagian besar mahasiswa

belum terbiasa menyelesaikan soal-soal daya matematik. Daya matematik itu

sendiri adalah kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi

matematis, kemampuan penalaran matematis, dan kemampuan koneksi

matematis. Begitu pula hasil penelitian Juandi (2006), mahasiswa dalam

menyelesaikan suatu masalah matematika belum dapat mengkomunikasikan

langkah-langkah penyelesaiannya secara matematis.

Selain kemampuan komunikasi matematis, sikap dan kemandirian

belajarpun merupakan komponen penting dalam pembelajaran matematika

yang harus ditingkatkan. Sikap dan kemandirian belajar tersebut turut

menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Bandura (dalam

Akinsola dan Olowojaiye, 2008:61) menyatakan bahwa sikap berkaitan

dengan teori belajar sosial kognitif sebagai salah satu faktor pribadi yang

mempengaruhi belajar. Siswa yang mempunyai sikap positif akan cenderung

tertarik dan sungguh-sungguh dalam memahami materi matematika yang

sedang dipelajari. Begitu pula dengan kemandirian belajar menunjukkan

pengaruh positif terhadap pembelajaran dan pencapaian hasil belajar,

diantaranya temuan dari Darr dan Fisher (2004), dan Pintrich dan Groot

(15)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1990) (dalam Izzati, 2012:13), yang menunjukkan bahwa kemandirian belajar

berkorelasi kuat dengan kesuksesan seorang peserta didik.

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, banyak

faktor yang harus diperhatikan, salah satunya model pembelajaran yang

digunakan harus relevan. Dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta

didik proses pembelajaran matematika yang member kesempatan terbuka

bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri. Peserta didik tidak hanya

belajar dengan mengerjakan instruksi pendidik saja, tetapi peserta didik dapat

mengkonstruksi pengetahuan khususnya konsep matematika dari informasi

yang diterimanya, walaupun masih memerlukan bimbingan dari pendidik.

Begitu pula dengan peningkatan sikap, Akinsola dan Olowojaiye (2008:61)

menyatakan bahwa diperlukan suatu strategi yang efektif untuk menciptakan

sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika.

Penggunaan teknologi merupakan salah satu model pembelajaran

yang patut dicoba dalam pembelajaran matematika. Teknologi termasuk ke

dalam prinsip-prinsip belajar matematika yang tercantum dalam NCTM

(2000: 11) sebagai esensial dalam pengajaran dan belajar matematika;

teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan mempertinggi

belajar siswa.

Supriadi (2002) menyatakan bahwa pada setiap perkembangannya,

teknologi selalu bersinggungan dengan pendidikan, karena ada kebutuhan

dari pendidikan untuk senantiasa meningkatkan efektivitas dan efisiensi

dalam pembelajaran dan pengelolaan sistem pendidikan. Tawaran yang

diberikan teknologi menjanjikan cara-cara baru untuk mencapai tujuan-tujuan

pendidikan/ pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

Menurut Chaeruman (2004), integrasi teknologi telekomunikasi dan

informasi ke dalam pembelajaran memiliki tiga tujuan yaitu:

1. membangun “knowledge-based society habits” seperti kemampuan

(16)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengelola informasi mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan

mengkomunikasikannya kepada orang lain;

2. mengembangkan keterampilan menggunakan teknologi (ICT literacy);

3. meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Penerapan teknologi dalam proses pembelajaran merupakan ruang

lingkup teknologi pendidikan. Alat-aat teknologi pendidikan yang sudah

dikenal dalam dunia pendidikan selama ini, antara lain slide, OHP, LCD

projector, komputer (computer assisted), dan penggunaan alat-alat lainnya

untuk laboratorium. Sejalan dengan berkembangnya inovasi dalam bidang

teknologi, pembelajaran melalui komputer dapat terakses melalui internet.

Pembelajaran seperti ini, biasa disebut pembelajaran berbasis web dengan

istilah e-learning (pembelajaran elektronik). Sistem e-learning merupakan

bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu.

Internet berfungsi menjadi media yang menghubungkan masyarakat

dunia dari berbagai tempat untuk saling berkomunikasi satu sama lain.

Peradaban internet telah membuka pintu untuk lahirnya perpustakaan dunia

dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Selain itu, sarana e-mail

(electronic mail) mendorong komunitas pendidikan untuk memanfaatkan

terjalinnya komunikasi antara peserta didik dengan sesamanya, maupun

antara peserta didik dengan tenaga pendidik. Yaniawati (2006) menyatakan

bahwa sarana internet berpotensi mengatasi masalah struktural pendidikan di

Indonesia, diantaranya keterbatasan dana dan fasilitas pendidikan.

Banyak pakar pendidikan memberikan definisi mengenai e-learning,

seperti yang dipaparkan oleh Thompson, et al. (2000), berikut ini,

"E-learning is an instructional content or "E-learning experiences delivered or

enabled by electronic technology”. Kemudian Thompson juga menyebutkan

kelebihan e-learning yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktivitas,

kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing

(17)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau Internet) untuk penyampaian materi ajar, interaksi, dan evaluasi

pembelajaran. Dengan sistem jaringan ini, e-learning dapat menghubungkan

peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pendidik/instruktur,

perpustakaan, dll) yang secara fisik terpisah atau sangat jauh.

Pemanfaatan e-learning, selain sebagai upaya mengatasi

permasalahan teknis pembelajaran (media pembelajaran), juga sebagai upaya

menjawab masalah substansial pembelajaran (sumber ajar). Dalam proses

pembelajarannya, dimungkinkan adanya pengembangan diri peserta didik

secara mandiri, baik kompetensi kognitif maupun afektif dan tumbuhnya

kreativitas para stakeholder pendidikan.

Sekarang ini beberapa program studi pendidikan matematika di

universitas yang tersebar di Indonesia telah banyak yang menerapkan

e-learning dalam pembelajarannya, salah satunya program studi pendidikan

matematika di Universitas Pasundan. Namun fasilitas yang menunjang

e-learning masih terbatas dan dikhawatirkan pembelajarannya tidak terkontrol

dengan baik maka dalam penelitian ini peneliti tidak melaksanakan e-learning

secara keseluruhan (full e-learning), namun dilakukan pembelajaran blended

learning. Siemens (2004) menyebutkan salah satu kategori e-learning yaitu

blended learning, yang menyediakan peluang terbaik untuk transisi

pembelajaran dari kelas menuju e-learning. Blended learning melibatkan

kelas (atau face-to- face) dan pembelajaran secara online sebagai proses

pembelajarannya. Model ini cukup efektif untuk menambah efisiensi

pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi atau menambah/mencari

informasi di luar kelas.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

mengetahui sejauh mana efektivitas implementasi e-learning dalam proses

perkuliahan khususnya terhadap kemampuan komunikasi matematis,

(18)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan dampaknya terhadap

Kemandirian Belajar Mahasiswa”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalahnya adalah:

a. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning

lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional?

b. Apakah kemandirian belajar mahasiswa mengalami peningkatan setelah

mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan

e-learning?

c. Bagaimana kualitas peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah

mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan e-learning?

d. Bagaimana sikap mahasiswa terhadap e-learning dalam pembelajaran

matematika?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi

matematis mahasiswa yang menggunakan pembelajaran e-learning dan

mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Untuk mengetahui kemandirian belajar mahasiswa dalam matematika

setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan

e-learning.

c. Untuk mendapatkan gambaran sikap mahasiswa terhadap e-learning

dalam pembelajaran matematika.

(19)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila e-learning efektif diimplementasikan dalam meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis dan berdampak baik terhadap

kemandirian belajar mahasiswa, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi:

a. Bahan pertimbangan bagi dosen untuk menggunakan e-learning dalam

meningkatkan kualitas perkuliahan.

b. Bahan masukan bagi Perguruan Tinggi untuk menggunakan e-learning

dalam mengembangkan dan menyempurnakan program pengajaran

matematika di Perguruan Tinggi guna meningkatkan mutu pendidikan

serta untuk kepentingan Perguruan Tinggi lainnya.

c. Bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang

berorientasi elektronik dan sebagai upaya pengembangan teori dalam

pendidikan matematika.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan dan

agar terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka

diuraikan istilah-istilah sebagai berikut:

a. E-learning adalah model pembelajaran yang dikemas menggunakan

website, yang memungkinkan mahasiswa mengunduh bahan ajar,

berinteraksi dengan dosen atau temannya, mengirimkan tugas, dan

menyelesaikan latihan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah Blended learning yang merupakan salah satu kategori e-learning.

Blended learning melibatkan kelas (atau face-to- face) dan pembelajaran

secara online sebagai proses pembelajarannya.

b. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk

mengungkapkan matematika secara tertulis. Adapun indikator

komunikasi dalam penelitian ini adalah 1) mengungkapkan berpikir

(20)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan yang lainnya; 2) menggungkapkan idenya menggunakan bahasa

matematika dengan tepat; 3) mengorganisir berpikir matematis melalui

komunikasi; 4) menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematik dan

strategi lainnya.

c. Kemandirian belajar adalah menjadi peserta didik yang aktif dalam

proses pembelajaran ditinjau dari sudut metakognitif, motivasi dan

perilaku. Indikator kemandirian belajar peserta didik dalam matematika

memuat: 1) menganalisis tugas belajar, 2) menetapkan tujuan belajar, 3)

memilih dan menerapkan strategi belajar, 4) memonitor, mengatur, dan

mengontrol belajar, 5) mengevaluasi proses belajar dan pencapaian

tujuan belajar

d. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran biasa

yang dilakukan oleh dosen sehari-hari di dalam kelas. Pembelajaran

konvensional bersifat informatif, dosen menjelaskan materi dan contoh

soal, mahasiswa mendengarkan dan mencatat penjelasan dari dosen,

kemudian mahasiswa mengerjakan latihan, mahasiswa juga diberikan

kesempatan untuk bertanya apabila ada yang tidak mereka mengerti.

e. Sikap peserta didik terhadap e-learning adalah respon yang ditunjukkan

mahasiswa untuk menyukai atau tidak menyukai pembelajaran e-learning

dan kecenderungan mahasiswa untuk terlibat aktif atau tidak dalam

(21)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini, tidak dipilih

secara acak tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Hal tersebut

disebabkan oleh sistem di perguruan tinggi yang tidak memungkinkan peneliti

melakukan pemilihan subjek secara acak.

Kuasi eksperimen yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan

desain pretes-postes, desain penelitiannya seperti berikut (Ruseffendi,

2010:53):

0 X 0

0 0

Keterangan:

0 = Pretes dan postes (tes kemampuan komunikasi matematis)

X = Perlakuan pembelajaran dengan e-learning

-- = Subjek tidak dikelompokkan secara acak

B. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S1 Pendidikan

Matematika Universitas Pasundan. Pertimbangan melakukan penelitian di

Universitas Pasundan yaitu karena Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Pasundan telah memiliki situs e-learning yang dapat dimanfaatkan

peneliti dalam penelitian ini.

Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan materi

penelitian yang digunakan, materi perkuliahan pada mahasiswa semester II

sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, sehingga yang

menjadi sampel penelitiannya adalah 2 kelas mahasiswa semester II

(Angkatan 2012) pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

(22)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasundan, yang terdiri dari 1 kelas sebagai kelas eksperimen berjumlah 40

orang dan 1 kelas sebagai kelas kontrol berjumlah 58 orang.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berbentuk tes dan non

tes. Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis mahasiswa

digunakan instrumen berbentuk tes yang terdiri dari 6 soal tes kemampuan

komunikasi matematis berbentuk uraian, sedangkan untuk mengukur

kemandirian belajar dan sikap mahasiswa digunakan instrumen berbentuk non

tes berupa skala kemandirian belajar matematika dan angket skala sikap.

lembar observasi kegiatan perkuliahan merupakan instrumen non tes lainnya

yang digunakan untuk memperkuat hasil penelitian.

Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis

mahasiswa, yang diberikan pada awal (pretes) dan akhir (postes) perkuliahan.

Tes kemampuan komunikasi matematis terdiri dari 6 butir soal berbentuk

uraian (Lampiran B.2). Adapun langkah-langkah penyusunan tes kemampuan

komunikasi matematis adalah sebagai berikut: 1) Membuat kisi-kisi soal

kemampuan komunikasi matematis; 2) Menyusun soal kemampuan

komunikasi matematis; 3) Menilai kesesuaian antara materi, indikator, dan

soal tes untuk mengetahui validitas isi, yang dilakukan oleh peneliti, 2 orang

ahli matematika dan pembimbing; 4) Melakukan uji coba soal; 5) Menghitung

validitas tiap butir soal, reliabilitas soal, daya pembeda dan indeks kesukaran

tiap butir soal menggunakan data hasil uji coba.

Dalam mencari koefisien validitasnya, peneliti menggunakan rumus

korelasi produk moment memakai angka kasar (row score):

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ... ( Suherman, 2003:120)

Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel dan variabel

= rerata harian

(23)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= banyak subjek

dan pengklasifikasian koefisien validitasnya berdasarkan Suherman

(2003:113)

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Validitas

Nilai Interpretasi

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Tidak Valid

Rumus yang digunakan dalam menentukkan koefisien reliabilitasnya

dikenal dengan rumus Cronbach Alpha seperti berikut:

... (Suherman, 2003:149)

Keterangan:

= reliabilitas

= banyak butir soal

= varians skor tiap butir soal

= varians skor total

dan menginterpretasikannya menggunakan tolak ukur Nurgana (Ruseffendi,

2010:160)sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas

(24)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat tinggi Sempurna

Menentukan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut:

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ... (Suherman, 2003:206)

Keterangan: = Daya Pembeda

̅̅̅ = Rata-rata nilai kelompok atas

̅̅̅̅ = rata-rata nilai kelompok bawah

= bobot nilai

klasifikasi daya pembeda tiap butir soalnya berdasarkan Suherman (2003:

161), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

Sangat jelek

Jelek

Sedang

Baik

Sangat baik

Sedangkan rumus yang digunakan dalam menentukan indeks

kesukaran adalah sebagai berikut:

̅ ... (Suherman, 2003:170)

Keterangan: = Indeks Kesukaran

̅ = rata-rata = bobot nilai

pengklasifikasiannya berdasarkan (Suherman, 2003:170) yaitu:

Tabel 3.4

Kriteria Indeks Kesukaran

IK (Indeks Kesukaran) Interpretasi

Soal terlalu sukar

Soal sukar

(25)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal mudah

Soal terlalu mudah

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus-rumus di atas

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C.2), didapat nilai

validitas butir soal, koefisien reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran

yang di rekap dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

NO

SOAL VALIDITAS

RELIABI-LITAS DP IK Ket

1 0,76 Tinggi

0,56 Sedang

0,34 Sedang 0,73 Mudah Dipakai

2 0,74 Tinggi 0,42 Baik 0,68 Sedang Dipakai

3 0,58 Sedang 0,28 Sedang 0,86 Mudah Dipakai

4 0,74 Tinggi 0,64 Baik 0,55 Sedang Dipakai

5 0,28 Rendah 0,28 Sedang 0,32 Sedang Direvisi

6 0,17

Sangat

Rendah 0,14 Jelek 0,09 Sukar Direvisi

Untuk menyatakan valid atau tidak valid soal-soal tersebut, maka skor

hasil perhitungan nilai korelasi uji coba tes kemampuan komunikasi

matematis yang telah diperoleh dibandingkan dengan nilai (nilai

korelasi pada tabel R). Jika maka item tes dikatakan valid. Nilai

pada dan dk=39 adalah , sehingga hasil uji validitas

tiap butir soal pada tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa terdapat 2 soal yang

tidak valid, yaitu soal nomor 5 dan 6, sehingga kedua soal tersebut direvisi.

Begitu pula untuk menentukan reliabilitas soal tersebut, maka hasil

perhitungan nilai koefisien korelasi yang diperoleh akan dibandingkan

dengan nilai (nilai korelasi pada tabel R). Jika maka item

tes dikatakan reliabel, dengan pada dan dk=34.

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa artinya data tersebut

(26)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila ditinjau dari klasifikasi yang telah di uraikan sebelumnya,

hasilnya senada dengan perbandingan menggunakan , terlihat pada tabel

3.5 di atas bahwa ada soal yang kurang layak untuk dipakai yaitu soal nomor 5

karena memiliki validitas rendah dan soal nomor 6 yang bervaliditas sangat

rendah dan berdaya pembeda jelek sehingga keduanya harus di revisi.

Hasil pengolahan data skor uji coba menunjukkan bahwa dari 6 soal

yang diujicobakan, terdapat tiga soal yang memiliki daya pembeda dalam

kategori sedang (soal nomor 1, 3, dan 5), dua soal dalam kategori baik (soal

nomor 2 dan 4), dan satu soal dalam kategori jelek (soal nomor 6). Sedangkan

Indeks kesukaran dalam kategori mudah ada dua soal yaitu soal 1 dan 3,

kategori sedang tiga soal yaitu soal 2, 4, dan 5, dan satu soal dalam kategori

sukar yaitu soal nomor 6.

Skala Kemandirian Belajar Mahasiswa

Skala kemandirian belajar mahasiswa dalam matematika memuat lima

komponen kemandirian belajar yaitu: 1) menganalisis tugas belajar, 2)

menetapkan tujuan belajar, 3) memilih dan menerapkan strategi belajar, 4)

memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, 5) mengevaluasi proses belajar

dan pencapaian tujuan belajar.

Angket skala kemandirian belajar (Lampiran B.5) diberikan kepada

mahasiswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah perkuliahan, skala

kemandirian belajar ini terdiri dari 20 pernyataan yang dilengkapi dengan

empat pilihan jawaban yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),

dan STS (sangat tidak setuju). Empat pilihan ini digunakan untuk menghindari

pilihan ragu-ragu siswa terhadap pernyataan yang diberikan.

Sebelum skala ini digunakan dalam penelitian, peneliti berkonsultasi

terlebih dahulu dengan pembimbing, kemudian skala kemandirian belajar

tersebut diujicobakan kepada 39 mahasiswa setingkat di atas sampel

penelitian, hasilnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar layak untuk

dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Pemberian skor setiap pilihan dari masing-masing pernyataan

(27)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil ujicoba. Skor tiap kategori pilihan jawaban dapat berbeda tergantung dari

sebaran respon siswa. Pengolahan datanya menggunakan bantuan Microsoft

Excel for Windows 2007. Berikut pengolahan skor pada pernyataan 1 dengan

rata-rata pk = 0,349 dan simpangan baku pk = 0,400.

Tabel 3.6

Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Kemandirian Belajar pada Pernyataan 1

Nomor

Pernyataan Kategori Respon

1 (+) STS TS S SS

f 1 6 23 10

p 0.000 0.154 0.590 0.256

pk 0.000 0.154 0.744 1.000

pk-tengah 0.000 0.077 0.449 0.872

z -0.874 -0.682 0.249 1.307

z + 0,874 0.000 0.192 1.123 2.182

nilai skala 0 0 1 2

Nilai f pada Tabel 3.6 adalah frekuensi jawaban untuk setiap kategori

respons. Jumlah frekuensi tersebut sama dengan banyaknya responden. p

adalah proporsi (frekuensi (f) bagi banyaknya responden). pk yaitu proporsi

kumulatif (proporsi didalam suatu kategori ditambahkan dengan proporsi

kesemua kategori disebelah kirinya). pk-tengah adalah titik tengah proporsi

kumulatif yang dirumuskan pk-tengah = , pkb = proporsi kumulatif

dalam kategori disebelah kirinya. Nilai z diperoleh dari rumus z =

. Kemudian pada baris berikutnya menggeser

(28)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menambah harga mutlak z. Angka 0 atau 1 semua dapat dipilih

sebagai titik awal asalkan semua pernyataan diperlakukan sama sehingga

memiliki sebaran nilai skala pada kontinum yang sama. Skor pada pernyataan

1 untuk kategori SS = 2, S = 1, TS = 0, dan STS = 0. Hasil perhitungan

pemberian skor setiap pernyataan lebih lengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran C. 3.

Selanjutnya, pengolahan uji validitas dan reliabilitas terhadap skor

hasil uji coba skala kemandirian belajar dilakukan dengan bantuan software

SPSS versi 21. Hasil perhitungan nilai korelasi ( ) dari skor tersebut

dibandingkan dengan . Hasil uji reliabilitas (Lampiran C.4)

menunjukkan bahwa sehingga pernyataan-pernyataan pada skala

kemandirian belajar tersebut reliabel. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji

validitas (Lampiran C.4) semua pernyataan memiliki Corrected Item- Total

Correlationnya lebih besar dari 0,05 sehingga semua pernyataannya valid.

Angket Skala Sikap

Skala sikap yang digunakan adalah skala sikap model Likert yang

dimodifikasi. Skala sikap diberikan diakhir pertemuan kepada kelas

eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan e-learning. Skala Sikap

meminta kepada responden untuk menjawab suatu pernyataan dengan jawaban

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Bobot untuk setiap pernyataan pada angket ditentukan berdasarkan

distribusi jawaban responden pada saat ujicoba (Azwar, 1995:142). Skor tiap

kategori pilihan jawaban dapat berbeda tergantung dari sebaran respon siswa.

Pengolahan datanya menggunakan bantuan Microsoft Excel for Windows

2007. Berikut pengolahan skor pada pernyataan 2 dengan rata-rata pk = 0,446

dan simpangan baku pk = 0,433.

Tabel 3.7

Contoh Hasil Pengolahan Data Skala Sikap pada Pernyataan 2

Nomor

(29)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 (-) SS S TS STS

f 2 9 26 2

p 0.051 0.231 0.667 0.051 pk 0.051 0.282 0.949 1.000

pk-tengah 0.026 0.167 0.615 0.974 z -0.970 -0.644 0.392 1.221 z + 0,970 0.000 0.326 1.362 2.191

nilai skala 0 0 1 2

Nilai yang diperoleh pada tabel 3.7 di atas perhitungannya sama

dengan perhitungan skor pada skala kemandirian belajar yang telah diuraikan

sebelumnya. Hasilnya Skor pada pernyataan 2 untuk kategori SS = 0, S = 0,

TS = 1, dan STS = 2. Hasil perhitungan pemberian skor setiap pernyataan

lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5.

Selanjutnya, pengolahan uji validitas dan reliabilitas terhadap skor

hasil uji coba skala sikap dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 21.

Hasil perhitungan nilai korelasi ( ) dari skor tersebut dibandingkan dengan

. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa sehingga pernyataan pada skala sikap tersebut reliabel. Hasil uji validitas semua

pernyataan valid, karena semua nilai korelasinya di atas 0,05. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6.

Lembar Observasi

Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, dilakukan kegiatan

observasi terhadap pelaksanaan perkuliahan di kelas eksperimen. Lembar

observasi digunakan untuk mengamati situasi yang terjadi selama proses

perkuliahan, dan disusun berdasarkan indikator-indikator komunikasi dan

indikator-indikator kemandirian belajar serta indikator sikap mahasiswa

terhadap pembelajaran menggunakan e-learning dan sebelum digunakan,

lembar observasi di konsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing.

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan satu orang dosen matematika.

(30)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. BAHAN AJAR

Penelitian ini didukung oleh bahan ajar berupa materi dan Lembar

Kerja Mahasiswa (LKM) mengenai dimensi tiga. Untuk memperoleh bahan

ajar yang baik, maka peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan dosen

pengampu mata kuliah untuk mengetahui kesesuaian materi pada bahan ajar,

kesesuaian bahasa dan sebagainya. Cai, Lane, & Jakabcsin (1996) berpendapat

bahwa pengajar dapat mempercepat peningkatan komunikasi matematis

dengan cara memberikan tugas matematika dalam berbagai variasi. Sehingga

dalam penelitian ini dilengkapi dengan lembar kerja mahasiswa untuk

membantu mahasiswa mengembangkan komunikasi matematisnya.

Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional

diberikan print out materi mengenai dimensi tiga yang dibuat oleh peneliti,

yang diambil dari berbagai sumber. Materi tersebut dijelaskan oleh dosen pada

pembelajarannya. Mereka juga diberikan lembar kerja mahasiswa yang harus

mereka kerjakan secara individu setiap pertemuan.

Pada kelas eksperimen diberikan bahan ajar e-learning yang dapat

mereka dilihat pada website address

http://s2matematika.fps.unpas.ac.id/e-learning. Desain bahan ajar e-learning memiliki beberapa komponen

pembelajaran yang terangkum pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Desain Bahan Ajar E-learning

Komponen Pembelajaran Fasilitas e-learning

Materi bahan ajar

berupa: - Teks - Gambar

- Menu pilihan untuk memilih materi mana yang akan dipelajari

Metode pembelajaran

Menggunakan fasilitas: - Forum diskusi - Chatting - Email

Lembar kerja mahasiswa

Dikirim melalui fasilitas:

- Menu

[image:30.595.120.515.232.729.2]
(31)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tampilan muka e-learning menggunakan aplikasi Moodle dapat dilihat

pada Gambar 3.1; tampilan login (Gambar 3.2); menu (Gambar 3.3); menu

pembelajaran (Gambar 3.4); menu materi ajar (Gambar 3.5); materi ajar

(Gambar 3.6); dan forum diskusi, chatting dan email menggunakan

[image:31.595.120.516.198.731.2]

pasmail.unpas.ac.id yang seperti terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.1 Tampilan muka e-learning menggunakan aplikasi moodle

(32)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

[image:32.595.120.517.111.643.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(33)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

[image:33.595.120.515.105.733.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

[image:34.595.119.518.109.618.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5 Tampilan judul materi ajar

Gambar 3.6 Tampilan materi ajar

Gambar 3.7 Tampilan Email pendukung pembelajaran e-learning

E. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebut diuraikan menjadi:

1.Tahap Persiapan

a. menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian), kemudian

diseminarkan dan setelah mendapat masukan dari penelaah seminar

(35)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. merancang perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian serta

meminta penilaian ahli.

c. menganalisis hasil validasi perangkat pembelajaran dan instrumen

penelitian dengan tujuan memperbaikinya sebelum diujicobakan di

lapangan.

d. mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait.

e. melaksanakan ujicoba lapangan, mengumpulkan data hasil ujicoba dan

menganalisis data tersebut.

2.Tahap Pelaksanaan

a. memilih dua kelas secara acak, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. memberikan pretes kemampuan komunikasi matematis mahasiswa

kepada kedua kelas tersebut dan memberikan angket kemandirian belajar

kepada kelas eksperimen.

c. melaksanakan perkuliahan, kelas eksperimen menggunakan

pembelajaran blended learning sedangkan kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional. Ketika proses perkuliahan pada kelas

ekperimen dilakukan observasi untuk mengamati situasi yang terjadi

selama proses perkuliahan.

d. melakukan wawancara kepada 10 orang mahasiswa dari kelas

eksperimen yang dipilih sesuai kebutuhan.

e. melaksanakan postes kepada kedua kelas dan pemberian angket skala

kemandirian belajar serta angket skala sikap kepada kelas eksperimen.

3.Tahap Akhir

Pada tahapan ini peneliti mengolah dan menganalisis data hasil tes,

hasil angket skala kemandirian belajar, hasil angket skala sikap mahasiswa,

hasil observasi dan hasil wawancara. Peneliti juga membuat kesimpulan

hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif

(36)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi matematis, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui pengisian

angket skala kemandirian belajar mahasiswa, pengisian angket skala sikap,

dan observasi.

Data kuantitatif hasil tes kemampuan komunikasi matematis akan

dianalisis melalui tiga tahap. Tahap pertama, melakukan analisis deskriptif

data dan menghitung gain ternormalisasi pretes dan postes. Tahap ini

dilakukan untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan komunikasi

matematis dan kemandirian belajar mahasiswa sebelum dan sesudah

menggunakan e-learning. Menurut Meltzer (2002: 3), gain ternormalisasi ( )

diperkenalkan oleh Hake (1999) yaitu:

[image:36.595.122.514.192.656.2]

Kriteria interpretasinya berdasarkan (Hake, 1999:1) adalah :

Tabel 3.9

Kriteria Gain Ternormalisasi

(Gain Ternormalisasi) Interpretasi

Tinggi

Sedang

Rendah

Tahap kedua, menguji persyaratan analisis statistik parametrik yang

diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis, yang mencakup uji

normalitas dan homogenitas varians seluruh data kuantitatif. Tahap ketiga,

menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Apabila uji

normalitas dalam tahap dua terpenuhi maka uji hipotesis yang akan digunakan

adalah uji t, jika tidak terpenuhi maka data dianalisis menggunakan statistik

non parametrik. Perhitungannya akan menggunakan software SPSS.Versi 21,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. menguji normalitas skor pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan uji Shapiro-Wilk

2. menguji homogenitas dua varians antara kelompok eksperimen dan

(37)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. menguji hipotesis statistik dengan menggunakan uji t atau uji statistik non

parametrik.

Sedangkan data kualitatif, yaitu data hasil angket skala kemandirian

belajar mahasiswa diubah ke dalam data kuantitatif, kemudian hasilnya

dianalisis secara statistik dan deskriptif. Analisis statistik yang dilakukan

adalah uji normalitas dan uji t satu sampel, sedangkan gain ternormalisasi data

sebelum dan sesudah pembelajaran e-learningnya dianalisis secara deskriptif.

Data hasil angket skala sikap dan hasil observasi, keduanya dianalisis

secara deskriptif, hasil angket dideskripsikan berdasarkan rerata respon

mahasiswa tiap pernyataan, sedangkan data hasil observasi dideskripsikan

berdasarkan rerata penilaian pada tiap pertemuan yang hasilnya digunakan

untuk mendukung kelengkapan data dan untuk menjawab pertanyaan

(38)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis, hasil penelitian dan pembahasan yang sudah

diungkapkan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning

lebih baik daripada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional. rerata gain normal keduanya berada pada kategori sedang.

2. Terjadi peningkatan kemandirian belajar mahasiswa setelah mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan e-learning, peningkatannya berada

pada kategori rendah.

3. Pembelajaran matematika dengan menggunakan e-learning diterima

dengan sikap positif oleh mahasiswa.

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian ini antara lain:

1. Penerapan E-learning dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa, sehingga

dapat dijadikan alternatif model pembelajaran bagi dosen yang ingin

meningkatkan kemampuan tersebut.

2. E-learning memungkinkan bagi dosen dan mahasiswa untuk melakukan

proses belajar mengajar dari manapun dan kapanpun.

3. Persiapan pembelajaran berupa kemampuan dosen mengenai teori dan

praktek teknis e-learning, kemampuan awal mahasiswa mengenai internet

dan praktek teknis e-learning, bahan ajar e-learning, dan peralatan serta

akses internet merupakan faktor penting yang ikut berpengaruh terhadap

(39)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan temuan hasil penelitian, peneliti menyarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Apabila e-learning akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya dosen

perlu meluangkan cukup banyak waktu sebelum pembelajaran, hal tersebut

diperlukan untuk mempelajari teori dan praktek teknis yang berkenaan

dengan e-learning misalnya cara mengupload bahan ajar, menguasai

vitur-vitur yang tersedia dalam e-learning dan yang lainnya; menyusun bahan

ajar e-learning dan melakukan validasi bahan ajar tersebut; mengecek

tersedianya alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti

perangkat komputer/laptop dan akses internet yang baik; dan melakukan

latihan teknis penggunaan komputer untuk e-learning bagi mahasiswa.

2. Pembelajaran dengan e-learning disarankan untuk diteliti lebih dalam,

lebih tajam dan lebih luas penerapannya di jenjang Sekolah Menengah

Atas dan sekolah setara, dengan memperhatikan kecukupan waktu,

kesiapan peralatan dan akses internet, serta kesiapan siswa dalam

memperoleh pembelajaran menggunakan e-learning tersebut.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan e-learning

terhadap kemandirian belajar dengan waktu penelitian yang lama dan juga

mengenai minat mahasiswa untuk menggunakan komputer dalam

pembelajaran matematika.

(40)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. F. N. L. dan Iannone, P. (2010). Analysis of Classroom Interaction From The Combined View of Self-regulating Strategies and Discourse Analysis: What Can We Do?. Proceedings of The British Congress for Mathematics Education. 30(1).1-8.

Akinsola, M. K. dan Olowojaiye, F. B. Teacher Instructional Methods and Student Attitudes Towards Mathematics. International Electronic Journal of Mathematics Education. 3(1). 60-73.

Ambarwati, I. (2009). Pengaruh Model Active Learning dengan Metode ALA Permainan Bingo terhadap Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Skripsi UNPAS : tidak diterbitkan.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cai, J., Lane, S. & Jakabcsin, M.M. (1996). The Role of Open-Ended Task and Holistic Scoring Rubrics: Asessing Students Mathematical Reasoning and Communication. In P.C Elliott and M.J Kenney (Eds). 1996 Yearbook Communication in Mathematical, K-12 and Beyond. USA: NCTM.

Chaeruman, U. A. (2004). Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI) ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Franks, D. dan Jarvis, D. (2009). Communication in the Secondary Mathematics Classroom Exploring New Ideas. [online]. Tersedia: http://www.learner.org.

Hake, R. R. (1999). Interactive Engagement Versus Traditional Method: A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. American Journal Physics. 66. 64-74.

(41)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isoda, at all. (2003). The Study of Mathematics Communication on Internet with Palmtop Computer. (paper 260). [Online]. Tersedia: http//www.math.uoc.gr/~ictm2

Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Peserta didik SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Juandi, D. (2006). Meningkatkan daya matematik mahasiswa calon guru matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Disertasi UPI: Tidak diterbitkan.

Koohang, A. (2004). A Study of users’ perceptions toward e-learning courseware usability. International Journal on E-Learning, 3(2), 10-17.

Koohang, A., Riley, L. & Smith, T. (2009). E-Learning and Constructivism: From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects. 5, 91-109.

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. Am. J. Phys. 70(12). American Association of Physics Teacher.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.

_________. (2003). Principles and Standars for School Matematics. Reston: NCTM, Inc.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

_________. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Rosenberg, M. J. (2001). Building Successful Online Learning in Your Organization E-learning Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age. New York: McGraw Hill.

(42)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sfard, A. (2001). There is More to Discourse Than Meets The Ears: Looking at Thinking as Communicating to Learn More About Mathematical Learning. Educational Studies in Mathematics. 46. 13-57.

Siemens, G. (2004). Categories of E-Learning. [Online]. Tersedia:

http://www.elearnspace.org/articles/elearningcategories.htm

Sloman, M. (2002). The E-learning Revolution How Technology is Driving a New Training Paradigm. New York: American Management Association (AMACOM).

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.

Sulaeman, M. S. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematis untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

_________. (2010). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Tersedia: http://math.sps.upi.edu/wp- content/uploads/2010/02/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf (27 Nopember 2012).

Supriadi, D. (2002). Internet Masuk Sekolah: Pemberdayaan Guru dan Mahapeserta didik dalam Era sekolah Berbasis E-learning. Makalah pada Seminar Implementasi E-learning untuk Sekolah Menengah, PT Telkom Bandung.

Tandiling, E. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Peserta didik Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text. Disertasi UPI : Tidak diterbitkan.

Thompson, et al. (2000). Perspective in Quality online Education. [Online]. Tersedia: http://www.sloan-c.org/publications/view/v2n7/pdf

(43)

In In Supianti, 2013

Implementasi E-Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

________. (2010). E-learning Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.

Yeager, A. Dan Yeager, R. (2008). Teaching Through The Mathematical Processes [online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com. (17 Juli 2011).

Yusuf, P. M. (2010). Komunikasi Intruksional Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan bahwa teknik Asosiasi dapat diimplimentasikan dalam pembelajaran bahasa Prancis melalui tahapan pembelajaran yang telah disusun guna

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa realisasi akumulasi capaian indikator kesesuaian program yang direncanakan terhadap program yang dianggarkan sampai dengan

L’utilisation De La Technique Asosiasi Dans L’apprentissage De La Production Écrite. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makmur jurusan Medan – Pekan Baru (Pergi dan Pulang) tahun 2014 untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan.. Jenis penelitian ini

Hasil uji korelasi Pearson’s antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan geladikarya ini dengan judul “analisis

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada Bank Central Asia Cabang Teluk Mas dan untuk menentukan jumlah teller yang sebaiknya