• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari kajian organologis sarunei Simalungun buatan bapak Martuah Saragih, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

Keberadaan (eksistensi) instrumen sarunei dalam ensambel Gonrang saat ini masih tetap bertahan dan banyak terdapat pada masyarakat Simalungun di kota Pematangsiantar. Hal tersebut dapat dilihat pada upacara-upacara adat yang kerap dilaksanakan oleh masyarakat Simalungun yang ada di kota Pematangsiantar, seperti upacara pernikahan, memasuki rumah baru, na matei sayur matua, dan Rondang bittang, selalu melibatkan musik tradisional baik Gonrang Sipitu-pitu atau Gonrang Bolon maupun Gonrang Sidua-dua dalam setiap pelaksanaannya.

Dalam penggunaannya ensambel gonrang dalam upacara-upacara adat saat ini tidak lepas dari peranan agama Kristen sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Simalungun. Seperti pada sebuah upacara pernikahan pada masyarakat Simalungun, dimana sebelum melaksanakan upacara adatnya, kedua mempelai terlebih dahulu memperoleh pemberkatan di gereja sesuai dengan peraturan gereja yang bersangkutan. Begitu juga dengan anak yang diberi nama setelah lahir, terlebih dahulu mendapatkan baptisan kudus di gereja yang bersangkutan, lalu kemudian dilaksanakan upacara adatnya. Sehingga hal tersebut membuat instrumen sarunei yang berfungsi sebagai instrumen pembawa melodi pokok dalam ensambel Gonrang Sipitu-pitu atau Gonrang Bolon maupun Gonrang Sidua-dua mampu tetap bertahan dan tetap dilestarikan.

Dalam proses pembuatan sarunei bapak Martuah Saragih tidak memakai ritual Pembuatan sarunei oleh bapak Martuah Saragih ini memiliki beberapa tahapan yang harus diikuti untuk mendapatkan hasil dan bentuk sarunei yang bagus dan diinginkan. Tahapan

tersebut antara lain, pembuatan baluh sarunei yang menyangkut, pemotongan batang pohon, membentuk bentuk kasar badan sarunei, melubangi batang pohon, menyempurnakan dan menghaluskan bentuk sarunei, mengukur jarak, memberi tanda dan proses pelubangan lubang jari. Pembuatan Sigumbangi yang menyangkut, pemilihan bambu dan pengukuran bambu, menghaluskan permukaan bambu, membuat pelindung pada bagian pangkal. Pembuatan nalih yang terdiri dari Pembuatan cetakan nalih, memanaskan timah, menuangkan timah ketempat cetakan, mendinginkan nalih, menyempurnakan bentuk nalih. Pembuatan tuppak bibir terdiri dari memilih batok kelapa, membentuk bentuk kasar tuppak bibir, menyempurnakan dan menghaluskan batok kelapa. Pembuatan anak ni sarunei yang terdiri dari memilih daun kelapa dan bulu ayam, membentuk lidah sarunei, dan pengikatan lidah sarunei.

Dari hasil informasi yang penulis dapatkan dari informan ada 2 Teknik permainan Sarunei Simalungun diantaranya adalah:

1. Manguntong

Manguntong adalah teknik meniup atau teknik pernafasan yang dipakai dalam meniup sarunei simalungun. Teknik ini mengharuskan meniup sarunei dilakukan sambil menarik nafas secara bolak-balik, tanpa menghentikan bunyi sarunei. Prinsip dasar dari teknik pernapasan manguntong ini adalah menghirup udara melalalui rongga hidung dan memasukkan udara tersebut ke rongga perut(diafragma), lalu mengeluarkan udara tersebut dengan tekanan tiupan dari mulut.

2. Mangihit

Mangihit adalah salah satu teknik dalam memainkan instrumen sarunei simalungun. Kata mangihit diambil dari suara yang dihasilkan sarunei. Teknik ini hanya digunakan diluar

dari melodi lagu, pada saat melakukan ini peniup sarune biasa mengambil napas. Prispip dasar dari teknik adalah menutup seluruh lubang sarune dan menghembuskan udara dengan kuat.

Urauian-uraian di atas menjadi sebuah bukti eksistensi sarunei Simalungun yang tetap bertahan sampai saat ini di kota Pematangsiantar. Begitu juga dengan kesenian musik tradisional Simalungun pada umumnya. Baik dari segi pembuatan maupun penggunaan.

DAFTAR PUSTAKA

________.2000. Sejarah Perkembangan Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten Tingkat II Simalungun. Pematangsiantar.

________ 2010. Pematangsiantar Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kota Pematag siantar.

________1983. The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history, Kolportase GKPS, Pematang Siantar.

Badudu, J.S. 1982. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima

Bangun, Payung, 1980. Kebudayaan Batak dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta, Djambatan

Depdikbud, 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta balai pustaka. Garingging Jaumbang, Girsang Palar, 1975 Adat Simalungun, Medan.

G.L Tichelman dan P. Voorhoeve, 1936 “Steenplastiek Simaloengoen” Medan, Kohler & Co Medan.

Hornbostel,Erich M.Von and Curt Sach, 1961. Clasification of Musical Instrument. Translate From Original Jerman by Antoni Brims and Klons P. Wachsman. Hood, Mantle, 1982. The Etnhomusicologist, New Edition Kent : The Kent State University

Press

Jansen Arlin Dietrich, 2003. Gonrang Simalungun, Sruktur dan Fungsinya Dalam Masyarakat Simalungun, Bina Media Medan.

Khasima, Susumu, 1978. Ilustrasi dan Pengukuran Instrumen Musik. Terjemahan Rizaldi Siagian.

Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru M. Soeharto, 1992. Kamus Musik

Meriam, Allan P. 1964. The Anthropology of Music . North Western, University press. Moleong, Lexi j, 1988. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja Poskakarya

Pusat Pembinaan Bahasa, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Penerbit Balai Pustaka

Purba, M.D.1978. Museum Simalungun, Penerbit M.D Purba, Medan

Saragih, Taralamsyah 1974. “Seni musik, Suara dan Tarian Simalungun” Inti Sari Seminar Simalungun se-Indonesia (Pertama). Pematangsiantar. Yayasan Museum Simalungun.

Sinaga, Saridin Tua. 2007. “Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba di Desa Maniksaribu Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun” Skripsi Sarjana Etnomusikologi FS. USU, Tidak Diterbitkan.

Zein, St. Muhammad, 1957. Kamus Modern Bahasa Indoensia. Jakarta : Balai Pustaka. Sumber Dari Internet:

Gambar 69 : Penulis bersama Bapak Martuah Saragih

Gambar 70 : Penulis bersama Bapak Martuah Saragih (Dokumentasi Penulis)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Martuah Saragih Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Seniman dan wiraswasta

Alamat : Jln. Rindung, Pematang Siantar 2. Nama : Karden Purba

Umur : 60 tahun Pekerjaan : Pemusik

Alamat : Jln. Pdt. J. Wismar Saragih. 3. Nama : Darwin. K doloksaribu

Umur : 43 tahun Pekerjaan : Guru

Alamat : Jln. Pdt. J. Wismar Saragih. 4. Nama : R br. Damanik

Umur : 44 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Rindung, Pematang Siantar 5. Nama : Jahuat purba

Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Seniman ( pemain dan pembuat sarunei ) Alamat : Jln. Sibatu-batu. Tengko

Dokumen terkait