Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bentuk jawaban dari setiap rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab satu. Berdasarkan hasil pengkajian teori kemudian dilakukan analisis melalui pengujian IPA (Importance
Performance Analysis) mengenai kepuasan pengunjung terhadap pelayanan
pemandu di Museum Konperensi Asia Afrika. Berikut adalah kesimpulan yang didapat pada penelitian ini:
1. Berdasarkan hasil perhitungan empiris di lapangan, responden atau pengunjung museum Konperensi Asia Afrika menilai bahwa berdasarkan tingkat kepentingan (importance) di Museum Konperensi Asia Afrika dinilai cukup penting oleh pengujung.
2. Berdasarkan hasil perhitungan empiris di lapangan, responden atau pengunjung museum Konperensi Asia Afrika menilai bahwa berdasarkan tingkat kinerja (perceived performance) kualitas pelayanan pemandu di Museum Konperensi Asia Afrika dinilai cukup baik oleh pengunjung. 3. Berdasarkan hasil perhitungan empiris di lapangan, tingkat kepuasan
pengunjung mengenai kualitas pelayanan pemandu di Museum Konperensi Asia Afrika yang diterima oleh pengunjung dapat dikategorikan kurang memuaskan harapan pengunjung. Hal ini berdasarkan pada hasil perhitungan IPA (Importance Performance
Analysis) terdapat 4 item sub variabel yakni Alur, Keterlibatan
Pengunjung, Suasana dan Pertanyaan yang tergolong dalam kuadrant A yang mengindikasikan bahwa 4 sub variabel tersebut masih kurang sesuai dengan nilai kepentingan atau harapan pengunjung. Sedangkan yang tergolong dalam kuadran 4 hanya terdapat 2 item pernyataan dan hal ini
101
Susi Susanti, 2014
Analisis kepuasan pengunjung terhadap kualitas pelayanan pemandu di museum Konperensi Asia Afrika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengindikasikan bahwa kinerja pelayanan telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan pengunjung. Dengan demikian hasil penilaian pengunjung terhadap kinerja kualitas pelayanan pemandu masih kurang memuaskan. B. Saran
Saran yang diajukan oleh penulis kepada para pemandu di museum Konperensi Asia Afrika yaitu perlu peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemandu. Berikut saran yang merujuk kepada diagram kartesius IPA.
1. Pemandu sebaiknya mampu memperbaiki kemampuan dalam hal alur penyampaian informasi atau pemanduan agar semua pesan atau tema di Museum Konperensi Asia Afrika tersampaikan dengan baik atau teratur. Misalnya dengan menyambut pengunjung yang datang lalu diarahkan pada alur cerita yang beraturan sehingga akan mempermudah pengunjung untuk memahami tema museum.
2. Kemampuan pemandu dalam melibatkan pengunjung untuk pemahaman tema museum perlu ditingkatkan agar semua pesan tersampaikan secara lengkap dan jelas apa yang menjadi atau yang melatar belakangi terjadinya tragedi Konfrensi Asia Afrika serta berdirinya Museum Konperensi Asia Afrika. Misalnya seperti memulai pembahasan tema dengan bertanya pada pengunjung sudah sampai manakah pengetahuan pengunjung mengenai Museum Konperensi Asia Afrika.
3. Kemampuan pemandu untuk membangun suasana yang mendukung ketertarikan pengunjung perlu ditingkatkan misalnya dengan penyambutan yang baik di awal datang pengunjung dengan memberikan ekspresi atau senyuman yang baik agar semua kegiatan di museum dapat terlaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dan perlu adanya peningkatan kemampuan berinteraksi lebih baik lagi dengan pengunjung. Namun demikian pemandu diharapkan dapat
102
Susi Susanti, 2014
Analisis kepuasan pengunjung terhadap kualitas pelayanan pemandu di museum Konperensi Asia Afrika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempertahankan kualitas pelayanan pemandu yang telah berhasil diberikan seperti selera humor yang baik kepada pengunjung dengan demikian diharapkan pengunjung merasa puas dengan kualitas pelayanan pemandu di Museum Konperensi Asia Afrika.
Susi Susanti, 2014
Analisis kepuasan pengunjung terhadap kualitas pelayanan pemandu di museum Konperensi Asia Afrika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit PT. Rieneka Cipta.
Bani,Purnama. 2006. ”Analisis Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kualitas Layanan Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua”. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No.1, h. 69-87
Gitosudarmo, Indriyo. Sudita, Nyoman. (2006). Perilaku Keorganisasi. BPFE. Yogyakarta Kotler, P. and Keller, K. (2010). Marketing Management. Singapore: Pearson Prentice Hall. Lukman, Sampara, 2000, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press.
Pasolong, Harbani. 2007. Metode Penelitian Administrasi: Untuk Organisasi Profit dan Non Profit. Makassar: Lembaga Penerbitan Uhnas (Lephas)
Pitana, Diarta. 2005. Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta : CV ANDI OFFSET
Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradinya Paramita
Freddy Rangkuti, 2006, Measuring Customer Satisfaction, Cetakan Ketiga, PT. SUN, Jakarta.
Saifuddin Azwar, 1999 Reliabilitas dan Validitas (Edisi III), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Gaspersz,
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Bogor, Ghalia Indonesia Suyitno, 2005. Pemandu Wisata (Edisi Pertama), Yogyakarta: Graha Ilmu. Tjiptono, Fandy, 2006. Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, ANDI, Yogyakarta
Vincent. (2006). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi : Balanced Scorecard dengan Six Zigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Susi Susanti, 2014
Analisis kepuasan pengunjung terhadap kualitas pelayanan pemandu di museum Konperensi Asia Afrika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Zeithaml et al, (2004), “Measuring the quality of relationship in customer service: An empirical study”, Journal of Marketing.
Udoyono, Bambang, 2008. Sukses Menjadi Pramuwisata Profesional, Cetakan Pertama, Jakarta : Kesaint Blanc
Kode Etik. Tersedia : http://icom.museum/the-vision/museum-definition/ (23/06/2013)
Peran Museum. Tersedia: http://museumku.wordpress.com/2012/07/15/peta-permasalahan-museum-faktor-peran/ (24/06/2013)
Definisi Museum. Tersedia : http://www.museumsassociation.org/museums-journal (10/07/2013)
Yusri & Prastowo. Sembilan Teknik Dasar Interprasi Dalam Pemandu. (online) : http://www.terangi.or.id (30/10/2013)
Martila & James, Metode IPA (Importance Performance Analysis). (online) : http://www.digilib.its.ac.id (10/01/2014)
DefinisiMuseum.Tersedia:
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4552_1360PengelolaanKoleksi.pdf (10/07/2013) Definisi Museum : Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995 Tentang Pemeliharaan dan
Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.
Definisi Museum. Tersedia : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Kepemanduan Museum, Tersedia : Standar Kompetensi KerjaNasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum