• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan pada beberapa bab sebelumnya, dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

1. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran quick on the draw lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Habits of mind siswa yang memperoleh pembelajaran quick on the draw tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

B. Implikasi

Mengacu pada hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka implikasi dari hasil-hasil tersebut diuraikan berikut ini.

1. Pembelajaran quick on the draw dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa yang meliputi keempat indikator yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah data, memberikan penjelasan berdasarkan fakta dan aturan, menyusun pembuktian langsung, dan penarikan kesimpulan logis berdasarkan aturan namun tidak meningkat pada indikator penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data.

2. Pembelajaran quick on the draw tidak berpengaruh secara signifikan terhadap habits of mind siswa, tetapi nampak kecenderungan habits of mind siswa.

82

Prahesti Tirta Safitri, 2013

Pembelajaran quick On The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Dan Habits Of Mind Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rekomendasi

Dari beberapa kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran quick on the draw dapat digunakan layak diterapkan di SMP sebagai pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan penalaran matematis dan habits of mind siswa.

2. Dalam pembelajaran quick on the draw, skor N-Gain kemampuan penalaran matematis siswa pada indikator penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data dan memberikan penjelasan berdasarkan fakta dan aturan masih berada pada klasifikasi rendah, diharapkan untuk penelitian berikutnya indikator ini dapat menjadi bahan penelitian lanjutan agar kemampuan penalaran matematis siswa untuk lebih meningkat.

3. Pembelajaran quick on the draw tidak berpengaruh secara signifikan terhadap habits of mind siswa, seyogyanya jika dilakukan penambahan waktu penelitian, maka akan menunjukkan hasil yang lebih baik.

4. Hasil temuan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran quick on the draw belum dapat mengoptimalkan habits of mind siswa pada indikator mempertanyakan dan menemukan masalah serta mengambil resiko bertanggung jawab, dengan begitu sangat menarik untuk dikaji lebih dalam.

83

Prahesti Tirta Safitri, 2013

Pembelajaran quick On The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Dan Habits Of Mind Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anriani, N. (2011). Pembelajaran Dengan Pendekatan Resource-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kelas VIII. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Armiati. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis, Komunikasi Matematis, dan Kecerdasan Emosional Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Disertasi. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Bani, A. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: BSNP.

Costa dan Kallick. (2009). Habits of Mind Across The Curriculum. Alexandria: ASCD.

Costa dan Kallick. (2012). Belajar dan Memimpin dengan ‘Kebiasaan Pikiran’. Jakarta: Indeks.

Dahlan. J. A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan OPEN-ENDED. Disertasi pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fitriansyah. (2009). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 3 Belawang Melalui Strategi Pembelajaran Quick on The Draw. Tersedia pada http://www.scribd.com/doc/77771008/UPAYA- MENINGKATKAN-HASIL-BELAJAR-MATEMATIKA-SISWA-SMP- NEGERI-3-BELAWANG-MELALUI-STRATEGI-PEMBELAJARAN-QUICK-ON-THE-DRAW. [29 Januari 2013].

84

Ginnis, P. (2008). Trik & Taktik Mengajar. Jakarta: PT. Indeks.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Tersedia pada

http://www.phsicsIndiana.edu/sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [13 Desember 2012].

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/4968/1/pembelajaran_berbasis_masalah.pdf. [8 September 2011].

Kompas. Kemampuan Sains Rendah. [14 Desember 2012].

Leager, C. (2005). Fostering Scientific Habits of Mind. Lowa Science Teachers Journal Volume 32 (3) [online]. Tersedia:

www.iacad.org/istj/32/3/habits.pdf [28 Juni 2013].

Mahmudi, A. (2009). Strategi Mathematical Habits of Mind (MHM) untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Yogyakarta: Makalah Tidak Dipublikasikan.

Mikrayanti. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalu Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurmaulita (2012). Penerapan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Fisika melalui Pembelajaran Salingtemas untuk Membentuk Habits of Mind Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Tanah Jawa. [Online]. Tersedia: www.scribd.com/doc/88542339/Penerapan-Pendidikan-Karakter-Pada-Mata-Pelajaran-Fisika. [19 Januari 2013].

OECD. (2010). PISA 2009 Results: Learning Trends: Changes in Student Performance Since 2000 (Volume V). Tersedia:

http://estaticos.elmundo.es/documentos/2010/12/07/pisa_2009_5.pdf. [3 Desember 2012]

Permendiknas. (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP.

Permendiknas. (2007). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.

Prabawa, H. W. (2009). Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui pembelajaran dengan

85

pendekatan Metakognitif. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabetha.Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Risnanosanti. (2011). Peranan Habits of Mind dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Lampung: Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan MIPA UNILA.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengejaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung. Tarsito.

Rustaman. (2008). Kebiasaan Berpikir dalam Pembelajaran Sains dan Assesmennya. Bandung: Makalah Tidak Dipublikasikan.

Safari. (2005). Penulisan Butir Soal. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia.

Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Depdiknas, P4TK Matematika Yogyakarta.

Shadiq, F. (2007). Penalaran atau Reasoning. Mengapa Perlu Dipelajari Para Siswa Di Sekolah?. [Online]. Tersedia:

http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/ok-penalaran_gerbang_.pdf. [3 Desember 2012].

Shadiq, F. (2007). Inovasi pembelajaran matematika dalam rangka menyongsong sertifikasi guru dan persaingan global. Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika 15 – 16 Maret 2007 di P4TK (PPPG) Matematika. Yogyakarta: P4TK Matematika Yogyakarta.

Siregar, N. (2009). Studi Perbandingan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah pada Kelas yang Belajar Geometri Berbantuan

Geometer’s Sketchpad dengan Siswa yang Belajar Geometri tanpa

Geometri Sketchpad. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

86

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Cetakan ke-2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI: Bandung.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir Matematik, Apa, Mengapa, dan bagaimana Dikembangkan pada peserta didik. Bandung: Makalah Tidak Dipublikasikan.

Syaban, M. (2009). Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._III_No._2-Juli_2009/08_Mumun_Syaban.pdf. [1 Desember 2012].

Tanpa Nama. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia: http://kamusbahasaindonesia.org/penalaran#ixzz2DCNFHN1J. [25 November 2012].

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. (2001). Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Walle, J. A. V. D. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga.

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Intrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuniati, S. (2010). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Pembelajaran Problem Posing. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Dokumen terkait