• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proses pengembangan civic disposition santri di Pesantren Al-Basyariah dilakukan melalui dua kegiatan yaitu: 1) Pembelajaran di kelas dalam bentuk pemberian materi-materi Aqidah Akhlak, Alquran Hadist, dan Pendidikan Kewarganegaraan. 2) Kegiatan-kegiatan pembiasaan dalam kehidupan keseharian santri, dalam bentuk shalat berjamaah, belajar malam (Ta’alum Muawajah), bersih-bersih (Tandzif), piket malam (Bolis Lail), dan diwajibkan mengikuti organisasi untuk melatih jiwa kepemimpinan pada santri.

2. Nilai-nilai budaya demokrasi yang dikembangkan di Pesantren Al-Basyariah dalam mengembangkan civic disposition santri yaitu: 1) Kebebasan Mengemukakan Pendapat. 2) Kesamaan dalam Kesempatan. 3) Kemandirian. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi Pesantren Al-Basyariah dalam proses

pembudayaan nilai-nilai demokrasi sebagai bentuk pengembangan civic disposition santri, terdiri dari atas: 1) Kader Pondok yakni, dimanfaatkan oleh santri yang berada di Pondok Pesantren untuk membeli barang-barang yang tidak

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disediakan di Pondok. 2) Santri, yakni bersikap manja dan tidak patuh pada peraturan. 3) Asatidz dan Asatidzah, yakni kurang memberikan tauladan dan kurang maksimal dalam membina dan mengembangkan akhlak santrinya.

4. Upaya-upaya yang dilakukan Pesantren Al-Basyariah untuk mengatasi hambatan- hambatan yang dihadapi dalam proses pembudayaan nilai-nilai demokrasi sebagai bentuk pengembangan civic disposition santri dilakukan dengan cara: 1) Pemberlakuan sanksi tegas kepada santri (kader pondok) ketika akan masuk ke wilayah Pesantren, ketika terbukti melanggar maka akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan. 2) Bimbingan dan pendekatan yang lebih intens kepada santri yang berontak dan membiasakan santri untuk hidup sederhana serta mandiri. 3) Evaluasi bulanan untuk mengatasi hambatan yang di timbulkan oleh kelalaian Asatidz, bersama Pimpinan dan semua Asatidz dan Asatidzah.

B. Saran

1. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Basyariah

a. Pimpinan pondok hendaknya selalu mempertahankan karakter mandiri, disiplin, jujur dan tangung jawab yang di kembangkan di Pesantren dalam membina santri, sehingga menciptakan santri sebagai agen benteng moral bangsa, agar santri tidak tercabut dari realitas sosial yang kekinian dan meninggalkan ajaran-ajaran yang sudah didapat dari pesantren.

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Santri Pondok Pesantren Al-Basyariah

a. Santri yang merupakan Kader Pondok hendaknya patuh terhadap peraturan yang diterapkan oleh pesantren, serta selalu mendukung pembinaan dan pengembangan akhlak (civic disposition) agar tercipta pribadi santri yang baik.

b. Santri hendaknya menjadi pribadi yang tidak manja, serta dapat mengembangkan karakter mandiri, disiplin dan tanggung jawab yang sudah didapat dari Pesantren sehingga ketika terjun di masyarakat dapat menjadi tauladan.

3. Asatidz dan Asatidzah Pondok Pesantren Al-Basyariah

a. Asatidz dan Asatidzah hendaknya mengembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan santri untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas, dan memberikan arahan mengenai budaya demokrasi yang perlu dikembangkan di Pesantren

b. Asatidz dan Asatidzah hendaknya dapat menjadi tauladan/panutan bagi santri yang mereka bina, sehingga tercipta pengembangan dan pembinaan akhlak (civic disposition) santri yang dilandasi dari perbaikan diri terlebih dahulu (ibda binafsik), guna menciptakan kader-kader pesantren yang religius dan beradab.

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Budimansyah D dan Suryadi K. (2008). PKN dan Masyarakat Multikulural. Bandung: UPI Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya ksara Pers

Branson. (1999). (Terjemahan Syarifudin dkk). Belajar “Civic Education” dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islan dan Sosial (LKIS).

Dhofier, Zamakhasyari. (2000). Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangn Hidup kiyai. Semarang: LP3ES

Gafar, Afan. (2006). Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ghazali, M. Bahri. (2003). Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: Prasasti Hasim,M. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Quadra

Mastuhu. (2007). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Moleong, LJ. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyana, dedy. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Muthohar, Ahmad. (2007). Ideologi Pendidikan Pesantren. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008) Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: UPI Lab Pendidikan Kewarganegaraan

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Noor, Mahpuddin. (2006). Potret Dunia Pesantren. Bandung: Humaniora

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rasyid, D. (1998). Pergumulan Dunia Pesantren. Jakarta: P3M

Silaen, Victor. (2012). Prospek Demokrasi Di Negara Pancasila. Jakarta: Permata Aksara

Srijanti dan Rahman A, dkk. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Subana dan Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Sugiyono. (2010) Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Afabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumahamidjaya, S. (2003). Pendidikan Karakter mandiri dan Kewiraswastaan. Bandung: Angkasa

Sutrisno dan Putranto. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan Kebudayaan, Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tu’us, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gresindo

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona. Surabaya: Media Centre, 2005.

Umiarso dan Zazin, Nur. (2011). Pesantren di Tengah Arus Mutu Pendidikan Menjawab Problematika Kontemporer Manajemen Mutu Pesantren. Semarang: RaSAIL Media.

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona. Surabaya: Media Centre, 2005.

Winarno (2010). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Winataputra, U.S dan Budimansyah D. (2007). Civic Education (Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: UPI Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

__________ (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press Winataputra. (2000). Pendidikan Demokrasi dalam Pembelajaran di Sekolah.

Bandung: Tidak diterbitkan

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Karya Ilmiah

Nurdiansyah. (2011). Kajian Tentang Pola Pendidikan di Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri di Era Globalisasi. Skripsi, Sarjana pada PKn UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sundawa, Dadang. (2011). Membangun Kecerdasan Berdemokrasi Warga Negara Muda Melalui Perwujudan Kelas Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Laboratorium Demokrasi: Disertasi. Doktor pada Prodi SPs PKn UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Usman, R (2011) Pengembangan Budaya Demokrasi Dalam Relasi Antar Etnik Siswa di SMA Negeri 1 Kota Ternate Pasca Konflik. Tesis, Magister pada PKn UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yalanti, Lina (2007). Implementasi Pola Pembinaan Moral dikalangan Santri Pesantren Al-Basyariah. (Studi Kasus Tentang Pola Pembinaan Moral dan Aplikasinya di Pesantren Al-Basyariah). Skripsi, Sarjana pada PKn UPI Bandung: tidak diterbitkan

Dwi Ratna Dewi, 2013

Kajian tentang budaya demokrasi di pesantren dalam mengembangkan civic disposition santri (studi deskriptif di pesantren Al’Basyariah bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yuniar, Y (2011). Penerapan Metode Based Learning Dalam Pembelajaran PKn Untuk Membangun Budaya Demokrasi Siswa. Skripsi, Sarjana pada PKn UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dokumen terkait