• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai keragaan koperasi dan keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Koperasi anggotanya pada sembilan daerah survei (Propinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Barat), berikut ini dirumuskan beberapa kesimpulan sesuai tujuan penelitian.

5.1.1. Keragaan Koperasi

A. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional (Induk Koperasi) A.1. Keragaan Kelembagaan

1. Kondisi kelembagaan Koperasi Sekunder Nasional berbeda-beda. Berdasarkan data pada Kementerian Koperasi dan UKM dan DEKOPIN, terdapat 53 Koperasi Sekunder Tingkat Nasional masih beroperasi secara hukum. Sesuai hasil penelitian, dari jumlah tersebut terdapat 52.83% (28 koperasi) tidak aktif lagi dan juga tidak memiliki asset khususnya kantor, tanah dan bangunan. Sebaliknya, 47.17% (25 koperasi) masih aktif. Nama-nama koperasi yang masih aktif dapat dilihat pada Tabel 3.

2. Dari 25 Koperasi Sekunder Tingkat Nasional yang masih aktif, diambil sampel sebanyak 36.00% atau 9 koperasi. Dari jumlah sampel ini, sebanyak 55.55% atau 5 koperasi (GKSI, IKPI, INKUD, IKSP dan INKOPTI) menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sedangkan 4 koperasi lainnya (INKOWAN, INKOPPAS, KJAN, dan INKOPANG) hanya menyelenggarakan RAT sebanyak 2 kali selama tahun 2001 – 2005.

A.2. Keragaan Usaha

1. Rata-rata volume usaha 9 koperasi sampel sebesar Rp. 5.25 milyar,- dengan kisaran antara Rp. 39 juta sampai Rp. 21.98 milyar. Sebanyak 22.22% (2 koperasi masing-masing INKUD dan IKSP) mencapai volume usaha tertinggi yaitu sebesar Rp. 21.98 milyar dan Rp. 20.53 milyar. Sebanyak 22.22% (2 koperasi masing-masing IKPI dan GKSI) mencapai nilai volume usaha hanya sebesar Rp. 2.35 milyar dan Rp. 1.26 milyar. Sisanya 55.56% (5 koperasi : INKOPANG, INKOPTI, KJAN, INKOWAN, dan INKOPPAS) mencapai volume usaha terendah berkisar Rp. 39 juta hingga Rp. 298 juta.

2. Rata-rata modal 9 koperasi sampel sebesar Rp. 36.07 milyar, dengan kisaran antara Rp. 170 juta hingga Rp. 239.59 milyar. Sebanyak 44.44% (4 koperasi antara lain :

INKUD, GKSI, IKSP, dan INKOPPAS) mencapai jumlah modal tertinggi masing-masing sebesar Rp. 239.59 milyar, Rp. 81.57 milyar, Rp. 16.63 milyar, dan Rp. 1.64 milyar. Sisanya 55.56% (5 koperasi masing-masing INKOPTI, KJAN, INKOPANG, INKOWAN, dan IKPI) mencapai modal hanya sebesar Rp. 170 juta hingga Rp. 747 juta.

3. Rata-rata SHU 9 koperasi sampel sesuai data yang ada sebesar minus Rp. 64.60 milyar, dengan kisaran antara minus 64.55 milyar hingga Rp. 352 juta. Sebanyak 22.22% (2 koperasi masing-masing IKSP dan IKPI) mencapai SHU sebesar Rp. 352 juta dan Rp. 112 juta. Tiga koperasi (atau 33.33%) masing-masing KJAN, INKOPANG, dan INKOWAN mencapai SHU antara Rp. 4 juta hingga Rp. 25 juta. Sisanya 44.44% (4 koperasi masing-masing GKSI, INKOPPAS, INKOPTI, dan INKUD) mencapai SHU negatif antara minus Rp. 64.55 milyar hingga minus Rp. 12 juta.

B. Keragaan Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi B.1. Keragaan Kelembagaan

1. Sesuai data BPS, populasi Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi pada 8 propinsi sampel kecuali DKI Jakarta, masing-masing Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NTB, dan Kalimantan Barat, sebanyak 351 koperasi. Dari populasi ini, 82.86% (261 koperasi) masih aktif, dan 17.14% tidak aktif. Dari koperasi aktif, terpilih 33 koperasi (12.64%) sampel. Sebanyak 69.70% (23 koperasi) sampel sudah memiliki gedung kantor berstatus milik sendiri, sisanya 30.30% (10 koperasi) menempati gedung kantor berstatus pinjaman dan sewa.

2. Dari ke-33 koperasi sampel, 69.70% (23 koperasi) telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sebanyak 24.24% (8 koperasi) menyelenggarakan RAT hanya 1 - 3 kali dari tahun 2001 – 2005. Sisanya 6.06% (2 koperasi) tidak menyelenggarakan RAT sama sekali dari tahun 2001 – 2005.

A.2. Keragaan Usaha

1. Rata-rata volume usaha 33 koperasi sampel sebesar Rp. 1.08 milyar,- dengan kisaran antara Rp. 36 juta sampai Rp. 3.51 milyar. Ketiga puluh tiga koperasi sampel kemudian dibagi dalam 12 kelompok. Lima kelompok koperasi masing-masing PUSKOPWAN, PUSKUD, GKSI, PKP-RI, dan PUSKOPDIT atau 60.61% dari sample (20 koperasi) mencapai volume usaha tertinggi berkisar Rp. 926 juta hingga Rp. 3.51 milyar. Sedangkan sisanya 7 kelompok koperasi masing-masing PUSKOPONTREN, PKSU, PUSKOPPOLDA, PUSKUD MINA, PUSKSP,

!-.(/",$&2"5"6&0-/-'"%&7(%(5$'$& 103

PUSKOPPAS, dan PUSKOP VETERAN atau 39.39% (13 koperasi) mencapai volume usaha berkisar Rp. 36 juta hingga Rp. 553 juta.

2. Rata-rata modal 33 koperasi sampel sebesar Rp. 5.24 milyar, dengan kisaran antara Rp. 138 juta hingga Rp. 23.63 milyar. Lima kelompok koperasi masing-masing PUSKUD, GKSI, PUSKOPWAN, PUSKOPDIT, dan PUSKUD MINA atau 45.46% dari sampel (15 koperasi) mencapai modal tertinggi berkisar Rp. 1.23 milyar hingga Rp. 23.63 milyar. Lima kelompok koperasi lainnya masing-masing PKP-RI, PUSKOPPOLDA, PKSU, PUSKOP VETERAN, dan PUSKSP atau 39.39% dari sampel (13 koperasi) mencapai modal usaha berkisar Rp. 138 juta hingga Rp. 974 juta. Dua kelompok koperasi lainnya, PUSKOPONTREN dan PUSKOPPAS atau 6.06% dari sampel (2 koperasi) tidak menyediakan data.

3. Rata-rata SHU 33 koperasi sampel sebesar Rp. 55.04 juta, dengan kisaran antara minus Rp. 27.02 juta hingga Rp. 169.63 juta. Lima kelompok koperasi masing-masing PUSKOPPAS, PUSKOPPOLDA, PUSKUD, PUSKOPDIT, dan GKSI atau 51.52% dari sampel (17 koperasi) mencapai SHU tertinggi berkisar Rp. 54.33 juta hingga Rp. 169.63 juta. Lima kelompok koperasi lainnya masing-masing PKP-RI, PUSKOPONTREN, PUSKSP, PKSU, dan PUSKOPWAN atau 42.42% dari sampel (14 koperasi) mencapai SHU hanya berkisar Rp. 8.34 juta hingga Rp. 21.33 juta. PUSKOP VETERAN tidak menyediakan data sedangkan PUSKUD MINA atau 3.03% koperasi mencapai SHU minus Rp. 27.02 juta.

Keragaan Koperasi Primer Anggota C.1. Keragaan Kelembagaan

1. Jumlah sampel Koperasi Primer anggota Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi sebanyak 107 koperasi, dan semuanya (100%) masih aktif. Sebanyak 69.16% (74 koperasi) sampel memiliki gedung kantor berstatus milik sendiri, dan sisanya 30.84% (33 koperasi) menempati gedung kantor berstatus pinjaman dan sewa.

2. Dari 107 koperasi sampel tersebut, 67.29% (72 koperasi) telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sebanyak 29.91% (32 koperasi) menyelenggarakan RAT 3 kali dalam 5 tahun (tahun 2001 – 2005). Sisanya 2.80% (3 koperasi) hanya menyelenggarakan RAT satu kali selama tahun 2001 – 2005.

C.2. Keragaan Usaha

1. Rata-rata volume usaha 107 koperasi sampel sebesar Rp. 168.01 juta,- dengan kisaran antara Rp. 11 juta sampai Rp. 8.91 milyar. Ke-107 koperasi sampel kemudian dikelompokkan dalam 12 kelompok. Lima kelompok koperasi masing-masing KUD SUSU, KOPWAN, KOPPAS, KP-RI, dan KOP. POLDA atau 46.73 % dari sample (50 koperasi) mencapai volume usaha tertinggi berkisar Rp. 1.0 milyar

hingga Rp. 8.91 milyar. Sedangkan 4 kelompok koperasi masing-masing KOPDIT, KSP, KUD, dan KSU atau 50.47% (54 koperasi) mencapai volume usaha berkisar Rp. 153 juta hingga Rp. 730 juta. Sisanya 2 kelompok koperasi masing-masing KUD MINA, dan KOPONTREN atau 2.80% (3 koperasi) hanya mencapai volume usaha berkisar Rp. 11 juta hingga Rp. 24 juta.

2. Rata-rata modal 107 koperasi sampel sebesar Rp. 232.84 juta, dengan kisaran antara Rp. 273 juta hingga Rp. 11.40 milyar. Lima kelompok koperasi masing-masing KUD, KUD SUSU, KOPDIT, KOPWAN, dan KOPPAS atau 48.60% dari sampel (52 koperasi) mencapai modal tertinggi berkisar Rp. 1.03 milyar hingga Rp. 11.40 milyar. Enam kelompok koperasi lainnya masing-masing KP-RI, KSP, KOP. POLDA, KOPONTREN, KSU, dan KUD MINA atau 51.40% dari sampel (55 koperasi) mencapai modal usaha berkisar Rp. 270 juta hingga Rp. 913 juta.

3. Rata-rata SHU 107 koperasi sampel sebesar Rp. 20.09 juta, dengan kisaran antara Rp. 28 juta hingga Rp. 1.11 milyar. Kelompok KOPPAS atau sebanyak 5.61% dari sampel (6 koperasi) yang mencapai SHU tertinggi, rata Rp. 1.11 milyar. Lima kelompok koperasi masing-masing KUD, KSP, KOPWAN, KP-RI, dan KOP. POLDA atau 68.22% dari sampel (73 koperasi) mencapai SHU berkisar Rp. 116 juta hingga Rp. 481 juta. Empat kelompok koperasi lainnya masing-masing KSU, KUD SUSU, KOPDIT, dan KUD MINA atau 24.30% dari sampel (26 koperasi) mencapai SHU hanya berkisar Rp. 28 juta hingga Rp. 83 juta. Kelompok KOPONTREN atau 0.93% dari sampel (1 koperasi) tidak menyediakan data.

5.1.2. Kondisi Keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Anggotanya

Berdasarkan data, hasil analisis dan pembahasan, maka keragaan keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Koperasi anggotanya dikelompokkan sebagai berikut :

1. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional yang tidak aktif dan juga anggotanya tidak aktif berjumlah 28 koperasi atau 52.83% dari total populasi (53 koperasi). Nama-nama koperasi tidak aktif pada Lampiran 2.

2. Dari analisis 9 Koperasi Sekunder Nasional sampel, diperoleh :

a. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional aktif dan anggotanya juga aktif, dan ada keterkaitan diantara mereka dan keterkaitan tersebut kuat, sebanyak 55.56% atau 5 koperasi masing-masing IKSP, INKOWAN, INKUD, IKPI, dan GKSI. b. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional aktif dan anggotanya juga aktif dan ada

keterkaitan diantara mereka namun keterkaitannya lemah sebanyak 11.11% atau satu koperasi sampel yaitu INKOPPAS.

c. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional aktif dan anggotanya juga aktif tetapi tidak ada keterkaitan diantara mereka sebanyak 33.33% atau 3 koperasi masing-masing INKOPANG, KJAN, dan INKOPTI.

!-.(/",$&2"5"6&0-/-'"%&7(%(5$'$& 105

d. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional aktif dan anggotanya tidak aktif berjumlah 0 (nol) % dari sampel, artinya Koperasi Sekunder Tingkat Nasional aktif dan semua anggotanya juga aktif.

3. Dari analisis Koperasi Sekunder Propinsi diperoleh :

a. Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi aktif dan anggotanya juga aktif, dan ada keterkaitan diantara mereka dan keterkaitan tersebut kuat, sebanyak 0 (nol) %. b. Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi aktif dan anggotanya juga aktif dan ada

keterkaitan diantara mereka namun keterkaitannya lemah sebanyak 100 % atau seluruh koperasi sampel (33 koperasi).

5.2. Rekomendasi

Dokumen terkait