• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Terkait dengan masalah peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, melalui peran organisasi ini dapat memberikan pemahaman yang begitu sangat berarti di lembaga formal maupun non formal. Dengan adanya peran organisasi kepemudaan yang didalamnya memberikan pemahaman mengenai norma agama, kesopanan dan hukum, tentunya dapat membina nilai-nilai kewarganegaraan yang baik kepada pemuda. Karena apabila dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum dengan patuh maka secara garis besar individu seorang pemuda akan baik pula, dalam pergaulan antar pemuda seetnik maupun antar etnik. Keberadaan pemuda yang mempunyai nilai-nilai kewarganegaraan yang baik merupakan salah satu solusi dari upaya pencegahan adanya konflik. Sebab dengan salingnya memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi sesama pemuda berlainan antar etnis tentunya benih-benih konflik kemungkinan tidak akan terjadi. Dengan adanya pemahaman peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimanatan Barat dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum dilingkungan sekitar

116

Erna Octavia, 2013

organisasinya tercermin dalam nilai-nilai kehidupan yang tampak yaitu tata krama dalam pergaulan dan sikap menghargai antar menghargai antar etnis.

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD ini dengan tujuan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat pada intinya dapat mengatasi hal ini dapat terlihat dalam kegiatan antara PMKB dengan PMK (Pemuda Madura Kalbar) yang mengadakan kegiatan, yaitu adanya adaptasi kembali oleh pemuda madura untuk menempati di wilayah melayu sekitar 2 minggu lamanya dan tanpa disangka sambutan dari masyarakat melayu ini disambut dengan baik, pemuda madura dapat beradaptasi setelah konflik yang pernah terjadi di Kalimantan Barat. Kemudian kegiatan yang dilaksanakan oleh FPD dengan Organisasi pemuda Tionghua, yang bersama-sama mengalang dana dengan tujuan membantu korban kebakaran di daerah sekadau yang merupakan daerah yang rata-rata beretnik suku dayak. Dengan berlangsungnya kegiatan tersebut dapat melahirkan sikap menghargai, menghormati, rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi yang mendukung terciptanya kerukunan antar etnik di kehidupan masyarakat yang majemuk. Dengan begitu sikap seperti ini akan selalu terbawa dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat lebih rukun dan dan damai sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat mencuatkan konflik. Dan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kedua organisasi ini juga terbesit harapan positif agar kiranya sesama pemuda harus saling menjaga dan mengatasi konflik supaya tidak terjadi, selain menunjukkan sikap menghargai, menghormati rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi hal yang harus diingat apabila adanya isu-isu yang dapat terjadinya konflik harap di hadapi dengan tenang dan masing-masing individu pemuda harus mampu meredam emosi atau gejolak yang dapat memperkeruh susasana yang kondusif sebelumnya. Dan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kedua

117

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

organisasi ini tercermin nilai-nilai menjaga komunikasi sosial dan menjunjung tinggi moralitas.

Kesimpulan yang terakhir merujuk kepada upaya yang dilakukan oleh PMKB dan FPD terlihat melalui terlihat dari adanya kegiatan di dalam organisasi maupun antar organisasi kepemudaan lainnya misalnya PMKB dengan PMK, FPD dengan Organisasi pemuda tionghua, dengan membangun komunikasi yang efektif yang saling terbuka satu sama lainnya antar etnik dalam memecahkan apabila ada masalah atau keslah pahaman antar etnik. Disini organisasi kepemudaan dapat merupakan fasilitator kepada masyarakat masing-masing etnik. Upaya lain yang ditunjukkan oleh kedua organisasi ini lebih dekat dengan masyarakat bukan hanya berasal dari etnik organisasinya namun menyeluruh sehingga tidak ada perbedaan yang khusus, begitu juga hal lainnya dengan tokoh agam dan tokoh adat dapat lebih bertukar pendapat tentang kondisi Kalimantan Barat khususnya.

Upaya Pendidikan Kewarganegaraan dalam pendidikan formal maupun non formal dilakukan dengan mengembangkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan baik yang ada di sekolah maupun Pendidikan Kewarganegaraan dimasyarakat agar dapat berperan lebih baik dalam menciptakan manusia Indonesia yang memiliki suatu karakter, cerdas, bertanggung jawab dalam berbagai segi kehidupan yang dijalaninya, sehingga terciptaalah warga negara yang baik (smart and good citizenship). Dan dapat disebutkan disini bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan ujung tombak bagi pembentukkan generasi muda sebagai warga negara yang baik.

Dan pada akhirnya peran organisasi kepemudaan di sini sangat berarti apabila pemuda di dalam lingkungan pendidikan formal memahami dan mentaati dengan patuh dan baik norma hukum, kesopanan dan hukum tentunya perwujudan nilai- nilai kewarganegaraan akan sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada di

118

Erna Octavia, 2013

masyarakat. Dan peran pemuda disini dengan bisa saling menghargai, menghormati rasa kebersamaan dan kekompakkan antar pemuda etnik tentunya dapat memperkecil adanya konflik dan ini merupakan tujuan untuk mengatasi konflik pemuda.

2. Kesimpulan Khusus

a. Organisasi PMKB dan FPD yang ada di Kalimantan Barat memiliki tugas untuk turut memahami dengan benar pentingnya nilai-nilai kewarganegaraan dalam hal ini pemahaman dan mentaati dengan patuh norma agama, kesopanan dan hukum. Dalam pemahaman ini pemuda PMKB dan FPD telah berhasil menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan masing-masing organisasinya maupun organisasi kepemudaan lainnya serta masyarakat. Dengan demikian apabila sikap-sikap tersebut berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tentunya pemuda dengan kemajemukan yang ada pemuda sudah dapat memahami perbedaan itu yang sekaligus menjauhkan atau mencegah kemungkinan konflik-konflik yang dapat terjadi.

b. Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD memiliki tugas untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, salah satunya dengan melakukan kegiatan yang bersifat mengajak organisasi kepemudaan etnik lainnya. Dengan berlangsungnya kegiatan tersebut dapat melahirkan sikap menghargai, menghormati, rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi yang mendukung terciptanya kerukunan antar etnik di kehidupan masyarakat yang majemuk. Dengan begitu sikap seperti ini akan selalu terbawa dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat lebih rukun dan dan damai sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat mencuatkan konflik. Dan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kedua organisasi ini juga terbesit harapan positif agar kiranya sesama pemuda harus saling menjaga dan mengatasi konflik supaya tidak terjadi, selain

119

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

menunjukkan sikap menghargai, menghormati rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi hal yang harus diingat apabila adanya isu- isu yang dapat terjadinya konflik harap di hadapi dengan tenang dan masing- masing individu pemuda harus mampu meredam emosi atau gejolak yang dapat memperkeruh susasana yang kondusif sebelumnya.

c. Upaya yang dapat dilakukan pemuda dalam membangun moralitas pemuda untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat. Mengadakan kegiatan yang bersifat kerjasama dengan organisasi kepemudaan lainnya yang membangun komunikasi yang efektif yang saling terbuka satu sama lainnya antar etnik dalam memecahkan apabila ada masalah atau kesalah pahaman antar etnik. Disini organisasi kepemudaan dapat merupakan fasilitator kepada masyarakat masing-masing etnik. Upaya lain yang ditunjukkan oleh kedua organisasi ini lebih dekat dengan masyarakat bukan hanya berasal dari etnik organisasinya namun menyeluruh sehingga tidak ada perbedaan yang khusus, begitu juga hal lainnya dengan tokoh agama dan tokoh adat dapat lebih bertukar pendapat tentang kondisi Kalimantan Barat khususnya.

120

Erna Octavia, 2013

B.SARAN

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dalam kesempatan ini penulis memberikan sumbangan saran untuk direkomendasikan kepada pihak diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada seluruh organisasi kepemudaan yang ada di seluruh pelosok Indonesia khususnya di Kalimantan Barat, agar dapat lebih dan sangat memahami dengan sungguh-sungguh mengenai pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat norma agama, kesopanan, dan hukum. Pemuda dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan yang baik harus mematuhi ketiga norma tersebut, dengan menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan masing-masing organisasinya maupun organisasi kepemudaan lainnya serta masyarakat.

121

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

2. Diharapkan kepada seluruh organisasi kepemudaan yang ada di Kalimantan Barat, agar kedepannya dapat menjadikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sebagai kegiatan rutin dalam organisasi agar lebih dapat saling memahami antar organisasi pemuda antar etnis lainnya. Dengan tetap memegang teguh dan mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum sehingga menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan masing-masing organisasinya maupun organisasi kepemudaan lainnya serta masyarakat dalam kehidupan yang kondusif agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat menimbulkan konflik pemuda.

3. Upaya-upaya yang telah dilakukan pemuda dalam membangun moralitas pemuda untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat hendaknya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan suapaya hasilnya bisa terlihat lebih maksimal dalam kehidupan kita yang berbeda-beda suku. 4. Selain itu juga organisasi kepemudaan harus lebih dapat memainkan peran

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan mereka baik di lingkungan pendidikan formal maupun nonformal Pendidikan Kewarganegaraan yang harus berkembang dalam kehidupan masyarakat demi tercapainya konsep warga negara yang baik dengan memahami dan mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum sehingga dapat membina nilai-nilai kewarganegaraan yang baik untuk mengatasi konflik pemuda.

122

122

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Abd. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta : Pustaka Pesantren

Arikunto, Suharsimi. (1998). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta : Gelar Pustakan Mandiri.

Azra, Azyumardi. (1999) “Pendidikan Islam: Tradisi dan modernisasi Menuju

Melenium Baru” Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Bogdan, R.C. and Biklen, S.K. (1992). Qualitative Research for Education: An

Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon Brennan G

dan Lomasky, L (1993). Democracy And Decision : The Pure Theory Of

Electoral Politic, Cambridge : Cambridge University Press

Branson, Margaret S. (1999) Belajar “Civic Edication Dari Amerika”. Yogyakarta : LKiS dan The Asia Foundation

Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim (2008). PKN dan Masyarakat

Multikultural, Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia.

Crawford, (2001). Teaching contextually: research, rationale, and techniques for

Improving student motivation and achievement. Cord [2].

Cogan, Jhon J, (1998). Developing The Civil Sicyety: The Role Of Civic

Education. (paper). Presented In The Confrance On Civic Education For Civil Society, Organized by Cived In Colaboration With Visis. Bandung :

Hotella Papandaya, Maret 16-17,1999

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London: Publication.

Creswell, (2010). Research Design: Pendekatan kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Djahiri Kosasi. (2006). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI.

Dean G. Pruit, dan Jeffery Z. Rubbin. (2004). Social Conflict Escalation,

Stalemate, and Settlemen. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Faisal, S. (1992). Format-format Penelitian Sosial (Dasar-Dasar dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Press.

Kalidjernih, Freddy K. 2007. Kamus Studi Kewarganegaraan Perspektif

Sosilogikal dan politikal. Bandung: Widya Aksara Press.

Kurtines, M. William, Gerwitz, L.Jacob, alih bahasa M.I Solaiman & M.D Dahlan, (1992), Moralitas, Perilaku Moral dan Perkembangan Moral, Jakarta, UI Press.

Laurer, H. Robert (2003). Prespektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Lincoln,Yvonnas. & Egon, G. Guba. (1985). Naturalistik Inquiry. Beverly Hills: sagepublications.

Liliweri, Alo. (2005). Prasangka Dan Konflik, Yogyakarta : Lkis Pelangi Aksara. Masdar Hilmy, Islam Profetik: Subtansi Nilai-Nilai Agama Dalam Ruang Publik,

Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Maliki, Z. (2008). Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, (2007), Analisis Data Kualitatif

Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta : Universitas

Indonesia Press.

Muhrotein Andreas. (2012), Rekonstruksi Identitas Dayak, Yogyakarta : Tici Publications

124

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Musa H. Pabali. (2003), Sejarah Kesultanan Sambas Kalimantan Barat, Pontianak : Stain Pontianak Romeo Grafika.

Moleong, Lexy J. (1995). Metode Penelitian Kualitatimef. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (1992). Merode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito Patton, Michael Quinn. (2009). Metode Evaluasi Kualitatif. How To Use

Qualitatif Methods in Evaluation. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Poespoprodjo, (1999), Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, CV Pustaka Grafika : Bandung.

Rudito, dan Famiola, (2008). Social Mapping : Metode Pemetaan Sosial, Bandung : Rekayasa Sains.

Supardan, Dadang. (2008). Peluang Pendidikan dan Hubungan antar Etnik:

Prespektif Pendidikan kritis-Poskolonialis. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan volume 2. No. 1 (2008).

Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Tilaar, H.A.R (2007). Mengindonesiakan Etnisitas dan Identitas Bangsa

Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Winataputra Udin dan Budimansyah Dasim (2007). Civic Education, Konteks dan Landasan Bahan Ajar dan Kultur kelas, Bandung Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra, Udin, S. (2001). Reorientasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Kongres Forum Komunikasi Pimpinan FPIPS.

Maftuh Bunyamin (2005). Implementasi Model Pembelajaran Resolusi Konflik

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas. Bandung

: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indone Tesis dan Disertasi :

Karliani, Eli. (2009). Pembinaan UPI Bandung: tidak diterbitkan. Masyarakat

multikultur dalam Meningkatkan integrasi Bangsa, (Studi Kasus Hubungan Antar Etnik di Kota Palangka Raya), Tesis Magister pada

program Pendidikan Kewarganegaraan, UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kardiman, Y. (2008), Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs

Kewarganegaraan: Studi Fenomologi Terhadap Pelatihan Manajemen Qalbu, Pelatihan Emotional Spiritual Quotient dan Majelis Taklim di Bandung. Bandung : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia .

Laros, (2009) Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembentukan

Karakter Generasi Muda Pasca Konflik Ambon (Studi Kasus Pada Sekolah SMAN 09 Kota Ambon) Bandung : Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia .

Zakso, Amrozi (2006). “Identitas Keetnisan dan Relasi Antar Siswa Daerah

Rawan Konflik” Disertasi Doktor pada Pendidikan Umum UPI Bandung:

tidak diterbitkan. Sumber Lain :

(http://radiosuaradogiyaifm.blogspot.com/2012/10/generasi-muda-papua-dalam- bingkai.html)

126

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila | Ekonomi - AndaiKata.com http://ekonomi.andaikata.com/2012/07/nilai-nilai-yang-terkandung-

Dokumen terkait