• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN MORALITAS UNTUK MENCEGAH KONFLIK ANTAR ETNIK PEMUDA MELAYU DAN PEMUDA DAYAK: studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN MORALITAS UNTUK MENCEGAH KONFLIK ANTAR ETNIK PEMUDA MELAYU DAN PEMUDA DAYAK: studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Erna Octavia, 2013

“PERAN ORGANISASI PMKB DAN FPD DALAM MEMBINA NILAI

-NILAI KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGATASI KONFLIK

PEMUDA

(Studi Deskriptif Pada Organisasi PMKB dan FPD Di Kalimantan Barat)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Erna Octavia

Nim. 1103885

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

==================================================================

Peran Organisasi PMKB dan FPD

Dalam Membina Nilai-Nilai

Kewarganegaraan Untuk Mengatasi

Konflik Pemuda

(Studi Deskriptif Pada Organisasi PMKB dan FPD Di Kalimantan

Barat)

Oleh

Erna Octavia

S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

Erna Octavia, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

(5)

Erna Octavia, 2013

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr Wb,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta

hidayahnya yang memiliki alam semesta dan segala isinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dalam keadaan sehat wal‟afiat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari kegelapan menuju cahaya Nya yang terang benderang,

serta tak lupa bagi keluarga para sahabatnya yang senantiasa setia sampai akhir zaman. Tesis ini berjudul “Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda (studi deskriptif

pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat)”, secara garis besar tesis

ini mendeskripsikan tentang bagaimana peran pemuda saat ini dalam membina

nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman pemuda saat ini tentang PKn

berkaitan dengan norma agama, kesopanan dan hukum serta kegiatan seperti apa

yang pemuda lakukan agar mencegah konflik pemuda.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

yang telah membantu dan memperlancar penyusunan tesis ini. Semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang lebih baik lagi, amin.

(6)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Wassalamu‟alaikum Wr Wb

Bandung, September 2013

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Dengan mengucap puji syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas

segala ridho, barokah dan rahmatnya sehingga penulis dikaruniai kekuatan,

kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tesis ini. Alhamdulillah hanya

Allah yang kuasa memudahkan urusan hambanya.

Selawat serta salam dihaturkan bagi Baginda Nabi Besar Muhammad

SAW, Rasullah kekasih Allah yang kedatanganya diutus menjadi rahmat bagi

alam semesta.

Dengan terselesainya tesis ini, penulis menyadari bahwa sangat besar

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika

pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimaksih

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan diri untuk

(7)

Erna Octavia, 2013

2. Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi, arahan, ilmu serta masukan yang berharga bagi

terwujudnya tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan Pasca Sarjana yang karena Sikap dan komitmen akademik

beliau yang tinggi, tegas, dan penuh dedikasi, serta terbuka membuat prodi

PKn menjadi tempat yang nyaman dan menarik bagi para mahasiswanya.

4. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dan Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed.,

masing-masing selaku Rektor dan Direktur Pascasarjana beserta Staf SPs UPI

yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama penulis menyelesaikan

program S2.

5. Prof. Dr. H. Samion AR. M.Pd selaku Ketua STKIP-PGRI Pontianak, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi S2

serta dukungan moril dan material yang selama ini sangat membantu.

6. Para dosen lainnya dilingkungan Prodi Pendidikan Kewarganegaraan yang

telah membuka cakrawala penulis tentang Pendidikan Kewarganegaraan.

7. Keluarga besarku di Pontianak terima kasih atas untaian do‟a yang menyertai

hingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.

8. Rekan-rekan seperjuangan di jurusan PKn SPs UPI angkatan 2011, di kelas A

dan B. Terima kasih banyak atas kebaikan hati teman-teman semoga Allah

Ridho dan menjadikan kita keluarga dunia dan akhirat.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, baik secara langsung

maupun tidak langsing sehingga penulis dapat menyelesaikan program S2 ini

dengan baik.

Akhir kata, atas segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang telah

Bapak/Ibu serta rekan-rekan berikan. Mudah-mudahan amal baik Bapak dan Ibu

(8)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung, September 2013

(9)

Erna Octavia (1103885). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN MORALITAS UNTUK MENCEGAH KONFLIK ANTAR ETNIK PEMUDA MELAYU DAN PEMUDA DAYAK (studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat).

Pada hakikatnya penelitian ini merupakan penelitian tentang bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan dalam menumbuhkan moralitas untuk mencegah konflik antar etnik pemuda melayu dan pemuda dayak yang tergabung dalam organisasi yaitu Pemuda Melayu Kalimantan Barat (PMKB) dan Front Pembela Dayak (FPD) yang berbeda visi dan misi maupun dari segi agama anggotanya dalam melaksanakan disetiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan organisasinya maupun di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran faktual mengenai peran PKn dalam pemahaman pemuda dan mentaati norma agama, kesopanan dan hukum, kegiatan yang dilakukan kedua organisasi dalam mengatasi konflik pemuda, dan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh kedua organisasi ini dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif dan data-data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi, dan catatan lapangan. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah ketua dan anggota dari organisasi PMKB dan FPD. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas tiga alur kegiatan yang terdiri secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verivikasi. Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Organisasi PMKB dan FPD memiliki tugas memahami pentingnya membina nilai-nilai kewarganegaraan, pemahaman dan mentaati norma agama, kesopanan dan hukum. Pemuda telah berhasil menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan masing-masing organisasinya maupun organisasi kepemudaan lainnya serta masyarakat. Kegiatan yang telah dilakukan mengajak organisasi kepemudaan etnik lainnya dan telah melahirkan sikap menghargai, menghormati, rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi Upaya yang dilakukan mengadakan kegiatan yang bersifat kerjasama dengan organisasi kepemudaan lainnya yang membangun komunikasi yang efektif yang saling terbuka satu sama lainnya antar etnik dalam memecahkan apabila ada masalah atau kesalah pahaman antar etnik.

(10)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda ABSTRACT incorporated in West Kalimantan Malay Youth ( PMKB ) and Dayak Defenders Front ( FPD ) is different from the vision and mission as well as members in carrying out the religious

This study uses a qualitative research study using descriptive and the data obtained through observation, interviews , literature studies , documentary studies , and field notes . That is the subject of this study is the chairman and members of the organization PMKB and FPD . The data analysis technique used consists of three activities comprising grooves simultaneously , namely data reduction , data display , conclusion drawing / verification . From the analysis of the above data it can be concluded that the Organization PMKB and FPD has a duty to understand the importance of fostering the values of citizenship , understanding and obeying the norms of religion , decency and law . Youth have managed to show togetherness mutual understanding , respect and uphold tolerance is practiced within the organization as well as each other youth and community organizations . Activities that have been carried out to invite other ethnic youth organizations and has spawned respect , respect , a sense of togetherness and compactness as well as tolerance Efforts conduct collaborative activities with other youth organizations establish effective communication are mutually open to each other in inter- ethnic solve the problem or if there is inter- ethnic misunderstanding.

(11)

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Hakikat, Pengertian, Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dan Nilai- Nilai Kewarganegaraan ... 9

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

4. Nilai-Nilai Kewarganegaraan Yang terkandung Di Dalam Nilai Pancasila ... 12

B.Kajian Moralitas ... 17

1. Komponen Moralitas ... 17

2. Norma-Norma Moralitas ... 22

3. Perkembangan Moralitas ... 23

C.Tinjauan Dinamika Konflik ... 26

1. Konflik ... 26

(12)

ix

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

3. Teori-teori Tentang Konflik ... 29

4. Konflik Antar Etnik ... 31

5. Sumber Konflik di Indonesia ... 32

D.Relasi Antar Etnik ... 34

1. Konsep Etnisitas ... 34

2. Pembentukan Relasi Hubungan Antar Etnis ... 40

E. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 41

1. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 41

2. Pemuda melayu ... 43

3. Pemuda Dayak ... 44

F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Subjek Penelitian ... 50

B.Pendekatan dan Metode Penilitian ... 51

1. Pendekatan Penelitian ... 51

2. Metode Penelitian ... 53

C.Definisi Operasional ... 54

1. Peran ... 54

2. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 54

3. Nilai-Nilai Kewarganegaraan ... 54

4. Konflik ... 55

D.Instrumen Penelitian ... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Observasi Partisipasi ... 56

2. Studi Dokumentasi ... 58

3. Studi Literatur ... 59

4. Triangulasi Data ... 60

(13)

2. Penyajian Data ... 63

3. Pengambilan Kesimpulan ... 64

G.Uji Validitas Data Penelitian ... 64

H.Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

1. Profil Organisasi PMKB (Pemuda Melayu Kalimantan Barat) ... 70

2. Profil Organisasi FPD (Front Pembela Dayak) ... 71

3. Gambaran Wilayah Pontianak Selatan ... 73

4. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Setempat ... 74

a. Pemerintahan ... 77

b. Penduduk ... 74

c. Pendidikan ... 75

d. Agama, Etnis dan Suku ... 75

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

1. Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ... 77

2. Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat ... 82

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalbar ... 85

a. Upaya organisasi PMKB dan FPD ... 89

b. Upaya melalui pendekatan PKn dalam pendidikan formal maupun non formal ... 89

(14)

xi

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

1. Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai

Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum

yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ... 92

a. Tata krama dalam pergaulan... 99

b. Sikap menghargai antar etnis ... 100

2. Kegiatan seperti apa sajakah yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalbar ... 102

a. Menjalin komunikasi sosial ... 105

b. Menjunjung tinggi Nilai-Nilai Kewarganegaraan ... 106

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda ... 107

a. Upaya-upaya yang di lakukan oleh kedua organisasi kepemudaan (PMKB dan FPD) ... 107

b. Upaya PKn yang dilakukan dalam pendidikan formal maupun non formal ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 115

A.Kesimpulan ... 115

1. Kesimpulan Umum ... 115

2. Kesimpulan khusus ... 117

B.Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar belakang masalah

yang ada di lapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian,

kemudian dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

A.Latar Belakang Penelitian

Kelebihan yang dimiliki manusia atas pemberian Tuhan ialah daya akal dan

daya kehidupan untuk membentuk suatu peradaban. Sedangkan pada hewan

kedua hal tersebut tidak diberikan, sehingga manusia menciptakan dunia

kehidupannya sendiri dan menetapkan nilai-nilai luhur mencapai cita-cita atau

tujuan hidupnya. Oleh karena itu, manusia menciptakan nilai-nilai moral dan

etika dalam kehidupannya. Dunia pendidikan mempunyai tujuan utama yaitu

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang seimbang. Hal ini

senada dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada Bab II, pasal 3 di

nyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Kewarganegaraan bukan sekedar untuk meningkatkan rata-rata

kompoten. Partisipasi yang bertanggung jawab dan kompoten harus berdasarkan

pada kesadaran moral, pengetahuan, dan reflektif inkuiri. Sejalan dengan itu

Cogan (1998 :13) mengemukakan bahwa :

Citizenship education has been described as the contribution of education to the development of those characteristics of being a citizen, and the process of

(16)

2

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Berdasarkan pendapat Cogan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan pengembangan karakter-karakter warga negara,

dan proses tentang aturan pengajaran masyarakat, institusi dan

organisasi-organisasi, dan peran warga negara dalam masyarakat yang berfungsi secara

baik. Dari uraian diatas maka terdapat tiga komponen utama yang perlu

dipelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knowledge, civic skill

dan civic dispositions. Menurut pendapat Branson (1999: 8-25), menegaskan

Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengahadapi era globalisasinya hendaknya

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan (civic competence). Diantaranya

aspek-aspek civic competences tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan

(civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau

karakter kewarganegaraan (civic dispotion) sehingga dapat menumbuhkan

karakter warga negara yang baik.

Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk membentuk karakter

bangsa tidaklah hanya melalui Pendidikan Kewarganegaraan disekolah namun

juga perlu dilaksanakan Pendidikan Kewarganegaraan di generasi muda.

Keyakinan ini dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya posisi generasi muda

dalam menjaga kesinambungan kelangsungan hidup bangsa. Pemuda saat ini,

yang hidup di tengah arus globalisasi banyak yang tidak bertahan dan hanyut

terbawa arus gaya hidup amoral. Hedonisme dan kebarat-baratan akrab dengan

kehidupan bebas para pemuda. Bangga dengan budaya luar dan rasa gengsi

dengan budaya lokal, adalah cikal bakal lahirnya pemuda yang kurang

menghargai agama, dan kurang menghargai sesama hingga menimbulkan

dekadensi (kemerosotan) moral yang luar biasa di kalangan pemuda saat ini.

Rasa gengsi terhadap budaya daerah ini merupakan sebuah problema yang tidak

boleh dibiarkan begitu saja. Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah sebuah

masalah kecil, tapi sesungguhnya kehancuran budaya suatu bangsa dapat terjadi

(17)

tidak lagi bangga terhadap budaya mereka sendiri maka harapan untuk

melestarikan budaya itu akan lenyap secara sendirinya. Sehingga akibatnya di

masa depan daerah/bangsa ini akan kehilangan identitasnya dan hanya akan

menjadi daerah/bangsa yang primitif dan tidak beradab.

Pendidikan dikatakan sebagai asas pencetak karakter, tetapi bagi sebagian

pemuda hanyalah formalitas, bukan urgensi kehidupan. Tingkat pendidikan

memang meningkat jika dibandingkan dengan zaman dulu, apalagi zaman orde

lama dan orde baru. Akan tetapi, kepintaran kaum muda saat ini, tidak dibarengi

ketangguhan moral yang seharusnya terus meningkat. Hidup modern yang

dianut oleh Indonesia dan Barat hingga menyebar ke daerah salah satunya yang

terjadi di Kalimantan Barat, tidak dilandasi dengan nilai moral dan cenderung

mengadopsi budaya negatif modernitas, menjerumuskannya ke lembah

degradasi moral, di mana tidak akan ditemui lagi masa depan yang cerah.

Ancaman dekadensi merupakan permasalahan bangsa/daerah yang sangat

menakutkan dan sangat berbahaya. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, maka

akan mengakar didiri tiap pemuda, bahkan seluruh lapisan masyarakat akan

terkena dampak krisis moral ini. Dekadensi moral juga terjadi pada pemuda di

Kalimantan Barat, mereka sebagai anak bangsa adalah dampak dari tidak

adanya pijakan terhadap nilai-nilai yang sarat teladan. Orientasi moral akan

sangat berpengaruh terhadap moralitas dan pertimbangan moral seseorang,

karena pertimbangan moral merupakan hasil proses penalaran yang dalam proses

penalaran tersebut ada upaya memprioritaskan nilai-nilai tertentu berdasarkan

orientasi moral serta pertimbangan konsekuensinya.

Etnisitas merupakan suatu komunitas yang mempunyai kesamaan tingkah

laku sosial baik yang terikat karena hubungan biologis ataupun ikatan-ikatan

sosial lainnya yang menyatukan komunitas tersebut. Etnisitas berkaitan dengan

terbentuknya seseorang. Menurut Tilaar (2007: 3) “ Perkembangan ego atau

(18)

4

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

pada hakikatnya pembentukan moralitas seseorang berdasarkan nilai-nilai yang

ada didalam kebudayaan lingkungannya. Dalam catatan sejarah, benih-benih

konflik di Kalimantan Barat telah disebar oleh pemerintah kolonial belanda.

Belanda selalu mengedepankan etnik melayu dan menganggap etnik Dayak

inferior, masih terbelakang. Karena alasan tersebut, maka dalam birokrasi

diwilayah ini, semua jabatan pemerintah strategis diberikan kepada kaum

pribumi, diberikan kepada orang-orang dari etnik Melayu. Kondisi ini berbekas

dihati masyarakat Dayak, bahwa mereka dimarjinalkan. Disisi lain, misionaris

Katolik membuka sekolah-sekolah (didaerah pedalaman) dimana anak-anak

etnis Dayak sekolah. Bahkan anak-anak Dayak yang berprestasi difasilitasi

untuk melanjutkan pendidikan (diluar Kalimantan Barat).

Pemuda Melayu memiliki sifat lembut dan mudah mengalah, namun ketika

berhadapan dengan suku yang mengganggu suku Melayu, maka lama kelamaan

Pemuda Melayu akan berubah jauh dari sifat aslinya, hal inilah yang membuat

ketertarikan peneliti melihat lebih jauh pemahaman nilai-nilai kewarganegaraan

pemuda melayu di Kalimantan Barat.

Dengan adanya otonomi daerah, berpengaruh terhadap menguatnya identitas

Dayak di Kalimantan Barat. Dampak otonomi daerah dalam bentuk pendekatan

pemerintah kepada masyarakat melahirkan kecenderungan baru didaerah yakni

pemekaran wilayah. Dalam konteks Kalimantan Barat, ini membuka peluang

terhadap Pemuda Dayak untuk menduduki berbagai jabatan struktural. Pemuda

Dayak di Kalimantan Barat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat.

Otonomi daerah telah membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat

Dayak yang sebelumnya selalu berada pada posisi ketersampingan. Di era

Otonomi daerah, kemunculan beberapa elite tingkat lokal mengubah paradigma

masyarakat luas dalam mendefinisikan Dayak. Kenyataan inipun berdampak

pada terjadinya penguatan identitas yang mengarah pada penguatan sentimen

(19)

para pemuda Dayak menganggap bahwa Dayak yang seutuhnya saat ini

memimpin Kalimantan Barat.

Dari adanya hal inilah maka pendirian organisasi kepemudaan

kemasyarakatan di Kalimantan Barat diharapkan mampu menciptakan sikap

yang sesuai dengan Nilai Moral Norma demi mewujudkan Moralitas yang baik,

antar kedua etnik Pemuda melayu dan Pemuda Dayak. Tidak ada lagi

kecemburuan antar etnis, Pemuda Melayu dan Pemuda Dayak saling menghargai

satu sama lainnya. Melalui kedua organisasi kepemudaan masyarakat ini, para

pemuda melayu dan pemuda dayak dapat meredam konflik yang sudah pernah

terjadi.

Sejalan dengan visi Pendidikan Nilai Moral disamping membina,

menegakkan dan mengembangkan perangkat tatanan Nilai Moral Norma

(NMNr). Ada 6 sumber Norma (Nr) yang merupakan pencerahan diri dan

kehidupan manusia secara kaffah dan berahlak mulia serta kehidupan

masyarakat madaniah (Civil Society). Pendidikan NMNr membawakan misi

memelihara atau melestarikan dan membina NMNr menjadi 5 sistem kehidupan yang kait mengkait, mengklarifikasi dan merevitalisasi, sebagai “moral conduct” diri dan kehidupan manusia/masyarakat/bangsa/dunia yang bersangkutan berada,

memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing) dan memberdayakan

(empowering) manusia dan kehidupannya secara utuh (kaffah) dan beradab (norm/value based). Insan atau masyarakat bermoral (morally mature/healty

person) dan masyarakat berbangsa berkepribadian. Membina dan menegakkan

“law and order” serta tatanan kehidupan yang manusiawi-demokratis-taat azas, khusus di negara kita, disamping hal-hal diatas juga membawakan misi

pembinaan dan pengembangan manusia/masyarakat/bangsa yang moderen

namun tetap berkepribadian Indonesia sebagaimana kualifikasi UU No. 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional (H. A. Kosasih Djahiri 2006: 8).

Sejumlah data diatas menggambarkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

(20)

6

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

kewarganegaraan masih memegang peranan yang strategis dalam memupuk jiwa

nasionalisme, toleransi, dan moralitas. Bukan hanya untuk masa sekarang tetapi

secara futurologist bagi kelanjutan pembangunan bangsa. Spirit atau etos itu

masih tetap diperlukan, bahkan akan lebih diperlukan mengingat majunya

teknologi informasi yang ditandai adanya akserelasi modernisasi ataupun

universalisasi (Kortadirjo, dalam Leni Anggreani 1999: 25).

Kesemuanya itu membutuhkan pemantapan nilai dasar yang membentenginya

sebagai bangsa dan yang dimaksud dengan nilai-nilai kewargaenagaraan disini

adalah pemahaman dan kepatuhan terhadap norma agama, kesopanan dan

hukum. Atas pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda” (Studi deskriptif pada organisasi PKMD dan FPD di Kalbar).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun yang menjadi fokus penelitian ini yaitu “Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda”. Agar penelitian ini

lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan yang dimaksud dengan

nilai-nilai kewarganegaraan adalah pemahaman dan ketaatan norma agama,

kesopanan dan hukum, maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai

Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum yang

ada di lingkungan sekitar organisasinya ?

2. Kegiatan seperti apa sajakah yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD

(21)

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam

membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di

Kalimantan Barat?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

dan melakukan pengkajian, menggali, menganalisis tentang bagaimana peran

organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk

mengatasi konflik pemuda. Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui

tentang :

1. Untuk mengetahui peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina

nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dalam menaati

norma agama, kesopanan dan hukum yang ada dilingkungan sekitar

organisasinya.

2. Untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD

untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat.

3. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi

PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk

mengatasi konflik pemuda.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara

kelimuan (teoritik) maupun secara empirik (praktis). Secara teoritik penelitian

ini akan mengkaji sejauh mana peran organisasi PMKB dan FPD dalam

membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Dari

temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi

beberapa pihak sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah maupun di Perguruan Tinggi, diharapakan Pelajaran Peran

Pendidikan Kewarganegaraan harus dapat membina nilai-nilai

(22)

8

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

mencegah konflik pemuda serta mentaati norma sosial, agama dan hukum

yang ada dilingkungan sekitar organisasi.

2. Bagi pemuda, diharapkan mampu dapat membina nilai-nilai

Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda

3. Bagi para akademis atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang

pendidikan kewarganegaraan, hendaknya dalam melaksanakan tugas tidak

hanya fokus pada pendidikan disekolah tetapi pendidikan di masyarakat juga

perlu dtingkatkan khusunya (organisasi pemuda).

4. Bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kota Pontianak, diharapkan dengan

adanya hasil penelitian ini dapat lebih memperhatikan organisasi pemuda

yang ada di Pontianak khususnya sosialisasi mencegah konflik pemuda

5. Bagi peneliti, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menambah

inspirasi bagi peneliti pendidikan kewarganegaraan lainnya yang berkaitan

dengan peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai

kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda atau organisasi lainnya.

E.Struktur Organisasi Tesis

Sebagai pendahuluan, Bab I menyajikan latar belakang permasalahan,

memberikan konteks munculnya masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Dalam Bab II, disajikan kajian pustaka. Kajian pustaka berisi tentang

deskripsi, analisis konsep, teori-teori dan penelitian terdahulu yang relevan

mengenai nilai-nilai kewarganegaraan, konflik pemuda dan peran organisasi.

Dalam Bab III, mengenai metode penelitian menguraikan lokasi dan subjek

penelitian, metode penelitian, pendekatan penelitian, definisi operasional, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Dalam Bab IV, mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi

gambaran umum lokasi, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian

(23)

Dalam Bab V, mengenai hasil kesimpulan dan rekomendasi dari hasil

(24)

50

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang

mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, uji validitas data penelitian serta tahap-tahap pelaksanaan

penelitian di lapangan.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Mengacu pada apa yang dikemukakan oleh Nasution (2003 : 43), lokasi

penelitian adalah lokasi atau situasi yang mengandung tiga unsur, yakni: tempat,

pelaku dan kegiatan. Tempat adalah tiap lokasi dimana manusia melakukan

sesuatu, pelaku adalah semua orang yang terdapat di lokasi tersebut, sedangkan

kegiatan adalah apa yang dilakukan orang dalam situasi sosial tersebut. Lokasi

dalam penelitian ini adalah Lingkungan Organisasi PMKB yang bertempat di Jl.

Imam Bonjol, Pontianak dan Organisasi FPD yang bertempat di Jl. Letjend

Sutoyo, Pontianak.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, maka subjek penelitiannya

merupakan pihak- pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang

dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan

tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan subjek penelitian, terdapat beberapa kriteria yang umumnya digunakan, yakni “latar (setting), para pelaku (actors),

peristiwa- peristiwa (events) dan proses (process). (Miles dan Huberman, 2007).

Latar, adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data,

yakni lingkungan organisasi PMKB dan FPD Pontianak. Pelaku, yang dimaksud

adalah anggota dari organisasi PMKB dan FPD Pontianak selaku pelaksana

(25)

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD di

lingkungan organisasinya. Proses, yang dimaksud adalah wawancara peneliti

dengan subjek penelitian yang berkenaan dengan pendapat dan pandangannya

terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.

Agar penelitian ini dapat dilakukan secara mendalam, maka subyek yang

diteliti adalah ketua serta anggota dari Pemuda Melayu Kalimantan Barat

(PMKB) dan Front Pembela Dayak (FPD) Pontianak, aparatur pemerintahan di

kecamatan Pontianak Selatan, pemuka agama, tokoh pemuda, pemuka adat dan

masyarakat setempat serta dokumen- dokumen yang dapat dijadikan sebagai

penunjang data dalam penelitian. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan

didapatkannya data- data dari sumber selain yang telah ditetapkan diatas, selama

data tersebut dapat menunjang keberhasilan penyelidikan dalam penelitian ini.

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang peran organisasi PMKB

dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik

pemuda adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang tidak menggunakan

perhitungan-perhitungan secara sistematis dan statistik, melainkan lebih

menekankan pada kajian interpretatif. Jhon W. Creswell (1998:15)

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

Kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses

penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu

dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat

gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan

pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian

(26)

52

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau alamiah, apa

adanya dan tidak dimanipulasi (Creswell, 1998; Nasution, 1992:18).

Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah kepedulian terhadap “makna”. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap

pandangan tentang kehidupan dari orang-orang yang berbeda. Pemikiran ini

didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang

(manusia) berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap

kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain

kecuali manusia sebagai instrumen.

Pendekatan kualitatif dipandang sesuai dengan masalah penelitian ini dengan

alasan sebagai berikut:

a) Permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang peran organisasi PMKB

dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi

konflik pemuda

b) Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji

dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat

dipisahkan dari latar alamiahnya.

c) Penelitian ini berfokus pada bagaimana pemahaman peran organisasi PMKB

dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi

konflik pemuda dan memahami serta mentaati norma agama, kesopanan dan

hukum dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik

pemuda, bagaimana kegiatan yang dilakukan kedua organisasi ini untuk

mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, serta upaya-upaya apa saja

yang dilakukan oleh kedua organisasi ini dalam membina nilai-nilai

kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat.

Hal ini dapat terungkap melalui pendekatan kualitatif sesuai dengan

(27)

qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products.

Penekanan kualitatif secara khusus memberikan keuntungan dalam penelitian

ini dimana dapat memperoleh gambaran dan informasi berupa bagaimana

proses, hasil, pandangan dan upaya dalam memahami dan mentaati peranan

pendidikan kewarganegaran serta memahami dan mentaati norma agama,

kesopanan dan hukum. Selain itu, peneliti juga ingin mengungkapkan perilaku

perorangan melalui pengetahuan, gagasan, dan pikirannya sebab penelitian

kualitatif pada hakekatnya juga merupakan pengamatan kepada orang-orang

tertentu dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha

memahami bahasa mereka serta menafsirkannya sesuai dengan

dunianya.

2. Metode Penelitian

Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2002:145) adalah “suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian”. Disisi lain Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002:145) mengungkapkan bahwa Metodologi merupakan

proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan

mencari jawaban. Dari pengertian tersebut, menegaskan bahwa metodologi

adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji dan mencari jawaban atas

permasalahan dalam penelitian.

Metode adalah cara ilmiah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong

(2002:20) bahwa:

“Metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya. Ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidik”.

(28)

54

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka) untuk memberi gambaran penyajian

laporan tersebut.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2007:174) mengemukakan bahwa “dalam kasus-kasus tertentu ketika teknik yang lain tidak mungkin digunakan, pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat”. Adapun beberapa keuntungan menggunakan metode kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut :

a) Didasarkan pada pengalaman secara langsung.

b) Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang

sebenarnya.

c) Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan

dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung

diperoleh dari data.

d) Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya

data yang bias.

e) Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.

f) Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi yang lainnya tidak

dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan, maka secara metodologis,

penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti berusaha

menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai peran organisasi PMKB dan

FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik

pemuda.

C.Definisi Operasional

(29)

Peran menurut ilmu sosial berarti suatu tugas atau fungsi yang dibawakan

seseorang, atau lembaga organisasi ketika menduduki suatu posisi dalam

struktur sosial tertentu.

2. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda

Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di dalam penelitian ini adalah berperan

sebagai wadah dari Pemuda Melayu yaitu PMKB (Pemuda Melayu

Kalimantan Barat) dan Pemuda Dayak yaitu FPD (Front Pembela Dayak).

3. Nilai-Nilai Kewarganegaraan

Nilai-nilai Kewarganegaraan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

memahami dan mematuhi norma agama, kesopanan dan hukum.

4. Konflik

Lockwood (dalam Tamburaka, 1999: 102) menyebutkan konflik adalah

perselisihan atau permusuhan antara individu atau antar kelompok dalam

masyarakat karena ada kepentingan tertentu.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sebagai intrumen utama, sesuai yang

dikemukakan oleh Creswell (1998: 261) bahwa “peneliti berperan

sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument) atau yang utama”

para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi,

observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas

dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan

penelitian. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagaimana

dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982: 33-36) yaitu:

(30)

56

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti

terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan

para partisipan. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang

terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan

wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar

manusia, artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak

mengadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian yaitu lingkungan

organisasi PMKB dan FPD Pontianak Dengan demikian peneliti lebih leluasa

mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan

untuk kepentingan penelitian.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan

data. Menurut Sugiono (2011:225) menyatakan bahwa :

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting

(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara

mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Getchen B. Rosman (dalam

Sugiono, 2011:225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by

(31)

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan

naturalistik inquiry dengan tradisi kualitatif. Maka dalam penelitian ini peneliti

sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan seluruh data

sesuai dengan fokus penelitian. Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat

penelitian yang utama, maka peneliti dapat melakukan sendiri pengamatan dan

wawancara tak berstuktur kepada informan yakni anggota dari kedua organisasi

yaitu PMKB dan FPD serta melakukan studi dokumentasi, studi literatur dan

triangulasi data.

1. Observasi Partisipatif (Participant Observation)

Sugiono (2011:227) menyatakan “dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”. Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini

diharapkan data yang diperoleh akan lengkap, tajam dan sampai mengetahui

pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Cara seperti itu memungkinkan sebagaimana dikemukakan Patton

( 2009:131-132), bahwa pengamatan berperan serta dapat dilakukan dengan

empat cara. Pertama, pengamatan berperan serta secara lengkap (complete

participant). Dalam peran ini, aktivitas peneliti sepenuhnya menjadi anggota

dari kelompok yang diamati. Dengan cara demikian, seorang peneliti dapat

memperoleh semua informasi dan subjek penelitian, termasuk yang rahasia

sekalipun.

Kedua, berperan serta sebagai pengamat (participant as observer).

Dalam peran ini, peneliti masuk ke dalam kelompok subjek penelitian

tidak sepenuhnya, melainkan sekadar sebagai pengamat, sehingga

keberadaannya dalam kelompok tersebut berpura-pura. Peran yang demikian

konsekuensinya sering terbatas untuk mendapatkan seluruh informasi yang

(32)

58

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Ketiga, peneliti berperan sebagai pengamat yang berperan serta (observer as

participant). Peran ini dilakukan peneliti, karena peneliti secara umum

memang diketahui pekerjaannya sebagai peneliti, atau bahkan ia disponsori

oleh para subjek penelitian. Peran ini memungkinkan bagi peneliti untuk

memperoleh data dan informasi yang diperlukan, termasuk informasi yang

rahasia sekalipun.

Keempat, peneliti berperan sebagai pengamat penuh (complete observer).

Peran ini dilakukan peneliti secara bersembunyi dan tidak langsung dalam

arti terjun ke lapangan tapi bukan sebagai identitas peneliti melainkan

dengan cara sebagai warga masyarakat juga, dengan cara seperti ini pengamat

dengan leluasa melihat setiap aktivitas dan prilaku yang diteliti.

Berdasarkan deskripsi diatas peneliti melakukan observasi dengan cara

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka kerjakan. Alasan

peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik

tentang peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai

kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat.

2. Wawancara (Interviewing)

Wawancara pada dasarnya adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Suharsimi Arikunto 1996:144). Teknik wawancara ini dilakukan secara

langsung antara peneliti dan narasumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi

dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang

diperlukan.

Esterberg 2002 (dalam Sugiono, 2011;231) mendefinisikan interview sebagai: “a meeting of two person to exchange information and idea through question

(33)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu

kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua

orang untuk memperoleh informasi tertentu.

Maksud dilakukannya wawancara tersebut antara lain untuk membuat suatu

konstruksi mengenai orang, peristiwa, aktivitas, motifasi, perasaan dan lain

sebagainya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

anggota dari organisasi PMKB dan FPD serta masyarakat, tokoh agama, serta

aparatur pemerintahan yang berada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

Dengan menggunakan teknik wawancara data yang belum jelas berupa

ucapan, pikiran, gagasan, perasaan dan tindakan dari masyarakat dapat

terungkap oleh peneliti secara akurat. Data yang dikumpulkan melalui

wawancara yang dilakukan peneliti ada yang bersifat verbal ada pula yang

bersifat non-verbal. Data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya

jawab yang ditulis dan direkam dengan persetujuan responden itu sendiri.

Menurut Sugiono (2011: 239) supaya hasil wawancara dapat terekam dengan

baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan

atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat- alat sebagai berikut :

1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber

data.

2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu member tahu

kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.

3) Kamera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan

dengan informan atau sumber data.

Untuk memperoleh data yang valid maka responden yang diwawancarai yaitu

Bapak Camat dan beberapa orang instansi pemerintahan di lingkungan

kecamatan Sungai Ambawang, Ketua dan beberapa orang anggota organisasi

PMKB dan FPDI Pontianak, para tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat

(34)

60

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

3. Studi Dokumentasi (Document of Study)

Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data berupa administrasi serta

bagian-bagian data yang terdokumentasi. Menurut S. Nasution (2003:85) bahwa dokumentasi merupakan sumber bukan manusia “non human resources” yang

dapat dimanfaatkan karena memberikan keuntungan yaitu bahannya telah ada,

telah tersedia, siap pakai dan tanpa biaya.

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif

yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat. Cresswell (2010: 269-

270) menyatakan bahwa:

Pengumpulan data dalam kualitatif melalui dokumen dapat dilakukan melalui dokumen publik (seperti koran, majalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (buku harian, diary, surat, email) dan materi audio visual berupa foto, objek-objek, seni, video tape atau segala jenis suara atau bunyi.

Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang sangat berguna.

Ada beberapa alasan menggunakan dokumen dan catatan, seperti dikemukakan

oleh Lincoln dan Guba (1985:276-277) antara lain sebagai berikut :

a) Dokumen dan catatan selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relatif mudah

b) Merupakan sumber informasi yang mantap, baik dalam pengertian merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui perubahan didalamnya.

c) Dokumen dan catatan merupakan informasi yang kaya

d) Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan formal

e) Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan non-reactive, tidak memberi reaksi/respon atas perlakuan peneliti. Meskipun istilah dokumen dan catatan seringkali digunakan untuk menunjukkan satu arti, tetapi pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda bila ditinjau dari tujuan dan analisis yang digunakan.

Menurut Lincoln dan Guba (1985:276-277), catatan dan dokumen ini

dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau

sebagai bentuk pertanggung jawaban. Untuk keperluan penelitian ini,

peneliti mengumpulkan catatan dan dokumen yang dipandang perlu

(35)

dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi PMKB dan

FPD di lingkungan organisasinya tempat kegiatan dilaksanakan yaitu

wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

4. Studi Literatur (Literature of Study)

Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai

teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti

sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Faisal (1992: 30) mengemukakan bahwa “hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah- masalah yang akan diteliti, termasuk juga latar belakang mengapa masalah tadi penting untuk diteliti”.

Teknik studi literatur yang digunakan adalah mempelajari sejumlah literatur

yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya

guna mendapatkan informasi-informasi yang menunjang dan berhubungan

dengan peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai

Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

5. Triangulasi Data

Menurut Sugiono (2011:241) menyatakan bahwa “triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi berarti

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi

partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

sama secara serempak.

Selanjutnya Matthison (1998) mengemukakan bahwa “ the value of

triangulation lies in providing evidence-wethet convergent, incisitent, or

contradictory”, nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau

kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam

(36)

62

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

pasti. Melalui triangulasi “can build on the strengths of each type of data

collection while minimizing the weaknessin any single approach” (Patton 1980). Dengan adanya triangulasi maka akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila

dibandingkan dengan memakai satu pendekatan data.

Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan dari

suatu sumber berdasarkan kebenarannya dari sumber-sumber lain. Sesuai

dengan konteks penelitian ini, suatu data atau informasi penelitian, dicek

kebenarannya dari sumber-sumber lain yang juga terlibat dalam penelitian

ini. Selain itu, triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran

informasi atau data penelitian dari berbagai sumber dan atau teknik

pengumpulan data. Misalnya, informasi atau data yang diperoleh melalui teknik

wawancara dicek kebenarannya melalui teknik dokumentasi.

Proses triangulasi ini peneliti lakukan dengan mengecek hasil wawancara dari

para informan baik itu informan dari PMKB dan FPD maupun masyarakat

dengan hasil wawancara informan lainnya. Hal ini peneliti lakukan supaya hasil

yang didapat bisa valid dan sesuai dengan apa yang telah peneliti amati di lokasi

penelitian pada saat melakukan observasi. Selain itu peneliti juga melakukan

pengecekan berdasarkan dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh

organisasi PMKB dan FPD apakah telah sesuai dengan yang diungkapkan.

F. Teknik Analisa Data

Dalam analisis data kualitatif, pada dasarnya data muncul berwujud kata- kata

bukan rangkaian angka. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

sumber, karena dengan teknik ini, peneliti membandingkan dan mengecek data

hasil wawancara antar informan yang satu dengan yang lain, dan juga untuk

mengecek derajat kepercayaan suatu informasi maka dibandingkan dengan data

yang diperoleh dari hasil pengamatan atau wawancara dengan isi suatu

(37)

Dalam penelitian ini, analisis data meliputi pekerjaan yang berkaitan

dengan data tentang peranan yang dilakukan melalui kegiatan sosial yang

dilakukan oleh orgnisasi PMKB dan FPD di lingkungan untuk memahami peran

organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk

mengatasi konflik pemuda di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

Kegiatannya antara lain adalah menyusun data, memasukkannya ke

dalam unit-unit secara teratur, mensintesiskannya, mencari pola-pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, dan

memutuskan apa yang akan dikemukakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen

resmi, gambar, foto dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, namun

setelah dibaca dan dipelajari serta ditelaah, peneliti kemudian

melakukan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat

abstraksi.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus

menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Miles dan

Huberman (1992) dalam Sugiyono (2008: 338). Keterangan gambar dapat

dijabarkan sebagai berikut :

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Langkah awal dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah dengan

mereduksi data, hal yang dimaksud adalah merangkum hal-hal yang pokok

untuk kemudian disusun secara sistematis yang sesuai dengan aspek yang diteliti

dari data atau informasi yang diperoleh dilapangan. Reduksi data merupakan

(38)

64

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu data dirangkum dan

dipilih hanya hal-hal yang pokok dan penting.

Dalam mereduksi data, peneliti berusaha mengelompokkan pendapat

informan sesuai dengan lokasi penelitiannya seperti lingkup PMKB dan FPD

yang disesuaikan dengan fokus masalah penelitian serta catatan di lapangan agar

lebih memudahkan peneliti di dalam membuat hasil pembahasan yang

disesuaikan dari hasil wawancara dan observasi.

b. Penyajian Data (Data Display)

Miles dan Huberman (1984) menyatakan: “the most frequent form of display

data for qualitative research data in the post has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan model-model penyajian data yang analog dengan model-model

penyajian data kualitatif statis, dengan manggunakan tabel, grafik, matriks dan

semacamnya, bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau

verbal.

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisir, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja

penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang

relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data,

membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya

terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya

analisis kualitatif yang valid dan handal.

Penyajian data dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk deskripsi hasil

penelitian dari wawancara dengan informan yang dijabarkan dalam bentuk

kata-kata. Setelah itu di dalam bagian pembahasan hasil penelitian, hasil deskripsi

dari para informan peneliti analisis yang dikaitkan dengan teori para ahli yang

(39)

c. Pengambilan Kesimpulan/ verifikasi (Conclusion/ Verification)

Sebagai langkah akhir proses analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi, hal ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang telah

dikumpulkan. Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman

terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian

kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap.

Pertama, menarik kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan

bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara

mempelajari kembali data yang telah ada. Hal ini peneliti lakukan dengan

membuat kesimpulan sementara di bagian akhir hasil pembahasan pada setiap

fokus permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis berdasarkan teori.

Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan

dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian. Dalam hal ini

peneliti menjadikan Ketua dari kedua organisasi yaitu PMKB dan FPD serta

Bapak Camat Pontianak Selatan sebagai Expert Opinion guna mengkroscek apa

yang ditemukan peneliti dilapangan dengan pandangan beliau sebagai pemberi

informasi yang akurat.

Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap

temuan-temuan penelitian ini. Penarikan kesimpulan pada penelitian kualitatif

diharapkan merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan tersebut

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti.

G.Uji Validitas Data Penelitian

Menurut Sugiono (2011: 269) dalam penelitian kualitatif pengujian

keabsahan data meliputi: “creadibility (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektifitas).

(40)

66

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Menurut Sugiono (2011; 270) menyatakan “dalam penelitian kualitatif untuk menguji kredibilitas dan atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian antara

lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

memberchek.

a) Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan

pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru.

b) Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c) Triangulasi berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

d) Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan

hasil penelitian hingga saat tertentu.

e) Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh

rekaman wawancara, foto- foto, camera, dan handycam.

f) Mengadakan memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Pengujian Transferability (derajat keteralihan-validitas eksternal)

Dalam penelitian kuantitatif, transferability merupakan validitas eksternal.

Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya

hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu

maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci,

(41)

transferability ini identik dengan validitas eksternal dalam tradisi penelitian

kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian kualitatif dapat

dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena

metode ini tidak dapat menetapkan validitas ekternal dalam arti yang

tepat.

Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data

penelitian yang telah diperoleh di lapangan baik dari hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi pada bagian pembahasan secara luas dan mendalam mengenai

peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan

untuk mengatasi konflik pemuda.

3. Pengujian Dependability (derajat keterandalan)

Dependability temuan penelitian ini dapat diuji melalui pengujian proses dan

produk (Lincoln dan Guba, 1995:515). Pengujian produk adalah

pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi,

rekomendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu didukung

oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan dalam

penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian

kuantitatif. Dalam penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara

menggunakan catatan-catatan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.

Pengujian ini peneliti lakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi

kegiatan dari organisasi PMKB dan FPD di lingkungan masyarakat. Untuk

mengecek kebenarannya, peneliti juga melakukan pengecekan kepada para

informan berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan beberapa

kegiatan yang telah dilakukan apakah dokumentasi kegiatan yang telah peneliti

dapatkan itu benar adanya. Dan tidak menutup kemungkinan pula, peneliti ikut

terjun secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan supaya pengamatan

yang dilakukan hasilnya akurat, nyata, dan apa adanya.

Referensi

Dokumen terkait

Harris dan Raviv (1990) dalam Murwaningsih menyatakan bahwa besarnya hutang menunjukkan kualitas perusahaan serta prospek yang kurang baik pada masa mendatang. Perusahaan

[r]

Sehingga penulisan sejarah yang membahas mengenai perjuangan kemerdekaan RI tidak banyak ditulis oleh para sejarawan, terutama yang berkaitan dengan peran

In this Agenda, the Company will propose to the Shareholders to approve the Annual Report, including the Consolidated Financial Statements of the

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa; 1) Penyebab karyawati mengalami abortus di Universitas Aisyiyah Yogyakarta adalah karena factor kelelahan, 2) Usia

Pada proses desain sambungan baja, perhitungan yang dilakukan sangatlah rumit karena banyak variabel konfigurasi yang harus dipertimbangkan, seperti ukuran profil

Kasus ini bisa menjadi representasi anak Indonesia dan du- nia pada umumnya yang ditandai dengan tubuh pendek (stunting), kurus (wasting), ditambah de- ngan gangguan

Pada grafik 3 menggambarkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP Malidar Bekasi memi- liki tingkat kecenderungan perilaku bullying bera- da dalam kategori sedang yakni sebesar