• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang aplikasi pembelajaran sains berbasis budaya lokal untuk meningkatkan minat dan pemahaman konsep siswa SD, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran sains dengan menggunakan penerapan budaya lokal dapat mendorong siswa lebih aktif dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran, berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, karena guru pada awal pembelajaran dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang dapat mengundang keikutsertaan siswa pada pembelajaran. Selanjutnya pada tahap menyajikan informasi, materi yang dikembangkan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami siswa sehari-hari, kemudian pada tahap mengelompokan, siswa dilibatkan secara langsung dalam melakukan praktikum, selanjutnya pada tahap evaluasi, siswa melakukan diskusi dan tanya jawab tentang hasil kerja kelompok. Disamping itu munculnya rasa ingin tahu siswa semakin tinggi yang berimplikasi pada meningkatnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru melakukan pemantapan konsep dan penghargaan kepada siswa yang bertujuan agar dapat meluruskan konsep dalam pembelajaran dan memberi semangat belajar siswa.

110

2) Penerapan pembelajaran sain berbasis budaya lokal dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari uji komparasi antara pretest dan postest minat siswa yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Besar perbedaan antara pretest dan postest minat siswa dapat dilihat n-gain sebesar 0,21 (21%).

3) Penerapan pembelajaran sains berbasis budaya lokal di sekolah dasar pada materi bumi dan alam semesta dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VI. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji komparasi yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pemahaman konsep siswa. Besarnya peningkatan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata sebesar 0,75 (75%). Sedangkan pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol memperoleh skor rata-rata sebesar 0,45 (45%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi pembelajaran sains berbasis budaya lokal pada materi bumi dan alam semesta dapat meningkatkan minat dan pemahaman konsep siswa, karena materi yang diajarkan guru didasarkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari, yakni menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena yang terjadi dilingkungan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pandangan

siswa dalam mempelajari dan menguasai konsep-konsep sains yang diajarkan di sekolah. Selanjutnya Jegede & Okebukola (dalam Wahidin, 2006) menyatakan bahwa, memadukan sains asli siswa dengan pelajaran sains di sekolah ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu dengan melibatkan pengetahuan tradisional ke dalam pembelajaran sains sekolah, maka dikotomi antara pengetahuan tradisional dan pengetahuan formal siswa dapat di jembatani, sehingga pada gilirannya pembelajaran sains akan mejadi pembelajaran yang bermakna serta dapat dipahami lebih lama. Oleh karena itu aplikasi pembelajaran sains berbasis budaya lokal di sekolah dasar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan minat dan pengetahuan pemahaman konsep. 2) Pembelajaran sains berbasis budaya lokal mampu meningkatkan minat dan

semangat siswa dalam belajar, selain itu pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik sehingga prestasi belajar meningkat. Proses pembelajaran mendukung cara pandang siswa terhadap alam sekitarnya, maka pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa atau belajar siswa menjadi lebih bermakna (Suastra, 2005). Oleh karena itu, penerapan pembelajaran sains berbasis budaya lokal perlu terus diteliti dan dikembangkan pada materi dan jenjang pendidikan yang berbeda juga, sehingga dapat dilakukan penelusuran yang lebih komprehensif dan mendalam tentang kekuatan dan kelemahan dalam penerapan pembelajaran sains berbasis budaya lokal. Oleh karena penelitian ini hanya terbatas pada materi bumi dan alam semesta, maka disarankan untuk melaksanakan

112

penelitian pada bidang-bidang yang lain, sehingga pendidikan sains di masa akan datang menjadi lebih bermakna dan siswa akan memiliki kecerdasan dalam bidang sains.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. A. & Supatmo. A. (2008). Ilmu Alamiyah Dasar (Edisi Baru). Jakarta: Rineka Cipta.

Aikenhead, (2006). Science and Technology Education from Different Cultural. University of Saskatchewan Saskatoon, S7N OX1, Canada. Published in the Canadian Journal of Science, Mathematics and Technology Education, 2002, vol. 2, no. 3, pp. 287-304. Tersedia glen.aikenhead@usask.ca, [13 Mei 2009]

Amin, M. (1987). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode”Discovery” dan “Inquiry” Bagian I. Jakarta: Depdikbud. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin. (1982). Peranan Kemampuan Dasar Intelektual Sikap dan Pemahaman Siswa dalam Fisika, terhadap Kemampuan Siswa SMA di Sulsel Membangun Model Analog dan Model Mental. Tesis: tidak diterbitkan.

Baker, D & Taylor, P. (1995). The effect of culture on the Learning of Sience in Non-Western Countries: The Result of an Integrated Research Review. International Journal of Science Education. 17(6), 695-704 Bulunuz, N. (2006). Understanding of Earth and Space Science Concepts: Strategies for Concept Building in Elementary Teacher Preparation, the College of Education: Atlanta. Georgia State University.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Daryanto, (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas (2007). Aspek Budaya Pada Pembelajaran IPA. Tersedia, http://www.depdiknas.go.id/jurnal/40/ tinjauan [21 Mei 2009]

114

Djulia, E. (2005). Peranan Budaya Lokal dalam Pembentukan Sains. Desertasi: tidak diterbitkan.

Dunlop, J. (1999) How Children Observe The Universe. Electronic Publications Of

The Astronomical Society Of Australia. 17 (2) 194. Tersedia,

http://www.atnf.csiro.au/pasa/17_2/ [21 Mei 2009]

Setadi, Hakam & Efendi. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Prenada Media Group.

Firman. H & Widodo. A. (2007). Buku Panduan Pendidikan. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.

Gultom, S. (2007). Pendidikan Berbasis Keunggulan Loka

l.

Tersedia, http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_p df=1&id=22233 [21 Mei 2009]

Hasan, S. H. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Haryanto (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga.

Herhyanto (2002). Pengaruh bakat, minat dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar matematika mahasiswa. Tesis, tidak dipublikasikan

Ibrahim & Syaodih, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ibnu, S., Mukhadis, A dan Dasna, I.W. (2003). Dasar-dasar Metodologi

Penelitian, Malang: Universitas Negeri Malang.

Indrawati, et. al. (2008). International Seminar On Educational Reseach: Identifikasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Permainan Etnis Sunda. Faculty Of Educational Science. Indonesia University of Education.

Jailani (2005). Pembelajaran Suhu dan Kalor Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat Siswa MTs. Tesis tidak dipublikasikan.

Jasin, M. (2008). Ilmu Alamiyah Dasar (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jonathan, S. (2006). Panduan cepat dan mudah SPSS 16. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kartini, T. (2005). Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kleas V SDN Ciliunyi I Kecamatan Ciliunyi Kabupaten Bandung. Tesis, tidak dipublikasian.

Komariah, A. (2008). International Seminar On Educational Reseach: Studi Tentang Pengaruh Budaya Sekolah pada SMAN. Dinas Pendidikan Kota di Propinsi Jawa Barat. Faculty Of Educational Science. Indonesia University of Education.

Lubis (2007). Pembelajaran Berbasis Multikultural.Tersedia, http://lubisgrafura.wordpress.com [13 Agustus 2008]

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martinis, Y. (2007). Profesionalisasi guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: ‘hidden variable’ in Diagnostic Pretestt Scores’. American Journal of Physics, 70, (12), 1259-1267.

Mikarsa, et. al. (2004). Pendidikan anak di SD. Buku Materi Pokok PGSD4302 Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyo, A. (2004). Pengantar Ilmu Kebumian. Pengetahuan Geologi untuk Pemula. Bandung: Pustaka Setia

Mohammad, A. (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Modul Pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Dasar SPs UPI, tidak dipublikasikan.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Erlangga.

Rustaman, N. (1990). Kemampuan Klasifikasi Logis Anak. (Studi Tentang Kemampuan Abstraksi dan Inferensi Anak Usia Sekolah Dasar pada Kelompok Budaya Sunda) Desertasi, Tidak diterbitkan Rustaman, N. (2005). Stategi Belajar Mengajar Biologi. Malang; Universias

116

Roslizah, A. S. (2003). Salah Faham Beberapa Aspek Ilmu Falak Dalam pengajaran dan pembelajaran: Journal Skudai. Universiti Teknologi Malaysia. Santoso, S. (2003). Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo,

Kelompok Gramedia

Santrock, J. W. (2002). Life-span Development (perkembangan masa hidup). Jakarta: Erlangga

Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sastradipoera, K. (2006). Strategi Pembangunan Sumber Daya Berbasis Pendidikan Kebudayaan. Bandung: Kappa-Sigma

Siregar, S. ( 2004), Statistik Terapan untuk penelitian, Jakarta. PT. Gramedia widyasarana Indonesia

Suastra, I. W. (2005). Merekonstuksi sains asli (indegenous science) dalam rangka mengembangkan pendidikan sains berasis budaya lokal di sekolah. Desertasi, Tidak diterbitkan

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, A. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL). Tersedia, http://akhmadsudrajat.wordpress.com. [13 Oktober 2008]

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Sugiharo (1995). Cara guru membangkitkan minat siswa belajar kimia pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Tesis, tidak dipublikasikan Sukmadinata (1997). Pengembangan kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sulistyorini, S. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta:Tiara Wacana.

Suyudi, A. (2003). Individual Texbook. Dasar-Dasar Sains. Malang.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktuvisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil

Tes: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suryaman (2004). Budaya Organisasi di Sekolah: Jurnal Buana Pendidikan, Tahun 1, No. 1. Oktober 2004. issn 1693-8585.

Syahrial (2007). Penggunaan Media Animasi komputer untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Tesis : Tidak diterbitkan

Syaodih, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syaiful, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Soemanto, W. ( 2006), Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Thurston, Allen. (2006). Constructing Understanding in Primary Scieice: An Exploration of process and outcomes in the topic areas of light and the earth in space. Electronic Journal of Research in Educational Psychology. ISSN. 1696-2095. No. 8, Vol 4 (1) 2006. pp: 1 - 34 Tersedia, a. thurston@dundee.ac.uk [21 Juni 2009]

Tim Penulis Silabus (2007). Model Silabus Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Grasindo.

Tjasyono, B. (2006). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi

Konstruktivisme. Kosep, Landasan Teoritis-praktis dan

Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Udin Sa’ud, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabet.

Wahidin (2006). Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga Buana.

Wahyudi (2008). Kurikulum IPA Berbasis Kebudayaan Lokal. Tersedia, http://duniaguru.com. [11 October, 2008, 02:50]

118

Wismono, Jaka & Riyanto. (2004). Gembira Belajar Sains untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Grasindo.

Wasino (2008). Model Kurikulum berbasis Keunggulan Lokal. Tersedia, http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/05/23/model-urikulum- berbasis-keunggulan-lokal-prof-dr-wasino/ [15 Juni 2009]

Wibowo (2001). Paradikma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publising.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo

Wiyanarti, E. (2000). Mengemas Masa Lampau ke dalam Kelas, Sebuah Model Garis Waktu dalam Pembelajaran Sejarah, Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, No. 2. Vol. 1, Tahun 2002

Dokumen terkait