• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Zat warna ekstrak bunga kana dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan pewarna pipi. Semakin bertambah konsentrasi ekstrak bunga kana yang digunakan dalam formula maka semakin bertambah pekat warna sediaan pewarna pipi yang dihasilkan. Pewarna pipi dengan konsentrasi 5% berwarna merah jambu pucat, pewarna pipi dengan konsentrasi 10% berwarna merah jambu muda, pewarna pipi dengan konsentrasi 15% berwarna merah jambu, pewarna pipi dengan konsentrasi 20% berwarna merah jambu tua dan, pewarna pipi dengan konsentrasi 25% berwarna merah.

- Hasil penentuan mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa seluruh sediaan yang dibuat stabil, tidak menunjukkan adanya perubahan bentuk, warna dan bau dalam penyimpanan selama 50 hari. Pada hari ke-55 sampai hari ke-90 warna sediaan memudar.

- Dari uji kesukaan sediaan yang paling disukai adalah pewarna dengan konsentrasi zat warna ekstrak bunga kana dengan konsentrasi 15%. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 10 orang panelis menunjukkan sediaan pewarna pipi yang dibuat tidak menyebabkan iritasi.

5.2 Saran

Disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya meneliti bagaimana cara mencegah ketidakstabilan sediaan pewarna pipi menggunakan ekstrak bunga kana sebagai pewarna.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Pemanfaatan Ekstrak Pigmen Bunga Tasbih Merah (Canna coccinea Mill) sebagai Tablet Effervescent. Diakses 19 Agustus 2013. http://www.Biologi online.htm.

Anonim. (2011). Anthocyanins and Anthocyanidins. Diakses tanggal 17 Oktober 2013. http://www.food-info.net/uk/colour/anthocyanin.htm Anvisa. (2005). Cosmetic Products Stability Guide, Edisi Kesatu. Brasilia:

National Health Survailance Agency Press. Hal. 18, 22.

Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology. Edisi ke-2. London: Jhon Willy and Son, Inc. Halaman 64.

Butler H. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics, and Soaps. Edisi ke-10. London: Kluwer Academic Publisher. Hal. 188-189.

BPOM RI. (2009). Public Warning/Peringatan Nomor: KH.00.01.43.2503 Tanggal 11 Juni 2009. Diakses tanggal 14 Juli 2013. http://www.pom.go. id/ public/peringatan_publik/default.asp.

Dalimartha, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Puspa Suara. Hal. 160-163.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 7.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 100, 103, 189-192.

Ditjen POM. (1994). Persyaratan Cemaran Mikroba pada Kosmetik. Jakarta: Depkes RI. Hal. 5.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 76.

Hidayat, N., dan Saati, E.A. (2006). Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana. Hal. 18.

Keithler. (1956). Formulation of Cosmetic and Cosmetic Specialities. New York: Drug and Cosmetic Industry. Hal. 153.

Mitsui, T. (1998). New Cosmetic Science. Amsterdam: Nanzando. Hal. 389. Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta:

Gramedia. Hal. 1, 134-137, 239-241.

Saifuddin, A., Viesa, R., dan Hilwan, Y.T. (2011). Standardisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 77.

Soekarto. (1980). Penilaian Organoleptik Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. Bogor: IPB Press. Hal. 145.

Soekemi, R.A., Yuanita,T., Aminah, F., dan Usman, S. (1987). Tablet. Medan: PT. Mayang Kencana. Hal. 51.

Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. (2007). Pengantar Kosmetologi. Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 3-8, 90

Wasitaatmadja, S. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 26-28, 122

Young, A. (1972). Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited. Hal. 72-74.

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Bagan alir pembuatan pemerah pipi menggunakan ekstrak bunga kana sebagai pewarna

Bunga kana merah segar

Disortasi

Dipisahkan kelopaknya Ditimbang seberat 1,5 kg Dicuci hingga bersih Ditiriskan

Dihaluskan

Dimaserasi dengan 1,5 L etanol 96%, 2% asam sitrat dan 1% nipagin

Ditutup dan dibiarkan selama satu malam terlindung dari cahaya sambil sering diaduk Disaring

Dimaserasi dengan 1,5 L etanol 96% Ditutup

Disaring

Ditambahkan 0,1% natrium metabisulfit Diuapkan dengan rotary evaporator

pada temperatur kurang lebih 50C

Di freeze dryer pada suhu -40oC dengan tekanan 2 atm

Kelopak bunga kana

Filtrat 1 Ampas

Maserat 3110 ml

Ekstrak cair bunga kana 250 ml

Lampiran 3. Gambar tumbuhan kana merah (Canna indica L.)

a

b

Keterangan : a. Ekstrak cair bunga kana b. Ekstrak kental bunga kana

Lampiran 7. Gambar sediaan pewarna pipi menggunakan ekstrak bunga kana dalam berbagai konsentrasi

a

b

Keterangan : a. Sediaan pewarna pipi menggunakan ekstrak bunga kana dalam berbagai konsentrasi

Lampiran 8. Gambar hasil uji homogenitas sediaan pewarna pipi dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 15%

Lampiran 9. Gambar hasil uji poles sediaan pewarna pipi Sediaan 6 Sediaan 5 6 Sediaan 4 Sediaan 3 Sediaan 2 Sediaan 1 Keterangan:

Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak bunga kana (Blanko)

Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 5% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 10% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 15% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 20% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 25%

Lampiran 10. Gambar hasil uji iritasi sediaan pewarna pipi ekstrak bunga kana konsentrasi 15%

Lampiran 12. Surat pernyataan untuk uji iritasi

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi panelis untuk uji iritasi dalam penelitian dari Juwita Karmila dengan judul penelitian Formulasi Sediaan Pewarna Pipi Dalam Bentuk Padat Dengan Menggunakan Ekstrak Bunga Kanna Merah (Canna indica L.) Sebagai Pewarna dan memenuhi kriteria sebagai panelis uji iritasi sebagai berikut (Ditjen POM, 1985):

1. Wanita

2. Usia antara 20-30 tahun

3. Berbadan sehat jasmani dan rohani 4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergi

5. Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iriasi

Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, saya tidak akan menuntut kepada peneliti.

Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas partisipasinya peneliti mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2013

Lampiran 13. Format formulir uji kesukaan (Hedonic Test)

Lampiran 15. Perhitungan Rendemen

Hedonic Test

Pilihlah bedak mana yang saudara amat sangat suka sampai yang amat sangat tidak suka berdasarkan homogenitas warna, kemudahan pengolesan dan intensitas warnanya.

Panelis Umur (Tahun)

Sediaan

Lampiran 14. Perhitungan rendemen

% Rendemen =

=

Lampiran 15. Perhitungan bahan 1. Sediaan 1 (Blanko)

Ekstrak = -

Kaolin = 4,5 gram

Zink oksida = 2,5 gram

Nipagin = 1 %

Parfum = 3 tetes

Isopropyl miristat = 1,5 gram

Lanolin = 1,5 gram

Talk ad 50 = 50 gram - (4,5 + 2,5 + 0,05 + 3) gram = 50 gram– 10,5 gram

= 39,95 gram

2. Sediaan pewarna pipi dengankonsentrasi 15%

Ekstrak = x 50 gram = 7,5 gram

Nipagin 1% = x 50 gram = 0, 5 gram

Bahan dasar pewarna pipi = 50 gram – (7,5+0,5) gram = 50 gram – 8 gram

= 42 gram

Parfum = 3 tetes

Kaolin = x 4,5 gram = 3,78 gram

Zink oksida = x 2,5 gram = 2,1 gram

Isopropyl miristat = x 2,52 gram =1,26 gram

Lanolin = x 2,52 gram =1,26 gram

Talk ad 50 = 42 gram – (3,78+2,1+2,52) gram = 42 gram – 8,4 gram

= 33,6 gram

Lampiran 16. Perhitungan hasil uji kesukaan (Hedonic test)

Rumus yang digunakan untuk menghitung uji kesukaan (Hedonic test) adalah: P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95%

=

S2 =

S

=

Keterangan: n = banyaknya panelis S2 = keseragaman nilai

1,96 = koefisien standar deviasi pada taraf 95% = nilai rata-rata

xi = nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3, …n;

s = simpangan baku P = tingkat kepercayaan

Lampiran 16 (Lanjutan)

1. Sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 5%

= = 121/30 = 4,03 S2 = S2 = = = 0,6272 S = = 0,79

P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95%

P (4,03- (1,96.0,79/ )) ≤ μ ≤ (4,03+ (1,96.0,79/ )) 95%

P (4,03-0,28) ≤ μ ≤ (4,03+ 0,28) P (3,75 ≤ μ ≤ 4,31)

Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 3,75 dan dibulatkan menjadi 4 (agak tidak suka).

2. Sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 10%

= = 204/30 = 6,8 S2 = Lampiran 16 (Lanjutan) S2 = = = 0,6266 s = = 0,79 P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95%

P (6,8- (1,96.0,79/ )) ≤ μ ≤ (6,8+ (1,96.0,79/ )) 95%

P (6,8-0,28) ≤ μ ≤ (6,8+ 0,28) P (6,52 ≤ μ ≤ 7,08)

Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 6,52 dan dibulatkan menjadi 6 (agak suka).

3. Sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 15%

= = 259/30 = 8,63 S2 = S2 = = = 0,2235 S = = 0,47 Lampiran 16 (Lanjutan) P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95%

P (8,63- (1,96.0,47/ )) ≤ μ ≤ (8,63+(1,96.0,47/ )) 95%

P (8,63-0,168) ≤ μ ≤ (8,63+ 0,168) P (8,46 ≤ μ ≤ 8,79)

Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 8,46 dan dibulatkan menjadi 8 (sangat suka).

4. Sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 20%

= = 224/30 = 7,46 S2 = S2 = = = 0,3822 S = = 0,61 P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95% P (7,46- (1,96.0,61/ )) ≤ μ ≤ (7,46+(1,96.0,61/ )) 95% P (7,46-0,21) ≤ μ ≤ (7,46+0,21) P (7,25 ≤ μ ≤ 7,67)

Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 7,25 dan dibulatkan menjadi 7 (suka).

Lampiran 16 (Lanjutan)

5. Sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kana 25%

= = 190/30 = 6,3 S2 = S2 = = = 0,4100 S = = 0,64 P ( - (1,96.s/ )) ≤ μ ≤ ( + (1,96.s/ )) 95% P (6,3- (1,96.0,64/ )) ≤ μ ≤ (6,3+(1,96.0,64/ )) 95% P (6,3-0,23) ≤ μ ≤ (6,3+0,23) P (6,07 ≤ μ ≤ 6,53)

Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 6,07dan dibulatkan menjadi 6 (agak suka).

Dokumen terkait