• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Tingkat pengetahuan anggota New Life Gym tentang diet penurunan berta badan cukup. Hal ini disebabkan karena kebanyakan mereka mendapatkan sumber informasi diet penurunan berat badan yang salah. Kebanyakan anggota New Life Gym mendapatkan informasi diet penurunan berat badan dari media massa dan media sosial seperti facebook dan instagram.

2. Sikap anggota New Life Gym tentang diet penurunan berat badan baik. Pengetahuan anggota New Life Gym lantas tidak menjadikan sikap mereka cukup juga. Hal ini disebabkan karena karakteristik anggota fitness center kebanyakan memiliki tujuan untuk menurunkan berat badan. Mereka didasari niat yang kuat untuk menurunkan berat badan sehingga menjadikan sikap yang positif terhadap diet penurunan berat badan.

3. Tindakan diet penurunan berat badan anggota New Life Gym adalah baik hal ini dilihat dari banyaknya anggota New Life Gym yang melakukan diet sehat. Anggapan sebelumnya bahwa banyak anggota fitness center yang mudah mengikuti diet kontroversi yang beredar di masyarakat ternyata terbantahkan dengan penelitian ini. Namun demikian masih ada juga anggota yang melakukan diet tidak sehat dan bahkan ektrim. Banyaknya anggota New Life Gym yang melakukan diet sehat disebabkan karena kesadaran yang tinggi

80

akan kebutuhan mendapatkan berat badan normal dengan cara yang sehat. Karena pada dasarnya anggota fitness center adalah orang – orang yang punya motivasi tinggi untuk melakukan kegiatan – kegiatan kebugaran termasuk melakukan diet sehat, mempelajari dan mencari informasi – informasi tentang gizi dan diet.

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap diet penurunan berat badan anggota New Life Gym. Begitu pula dengan tindakan diet anggota New Life gym juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan dan sikap diet penurunan berat badan anggota New Life Gym. Artinya bahwa pengetahuan dan sikap diet penurunan berat badan anggota New Life Gym tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap tindakan diet penurunan berat badan anggota New Life Gym.

6.2 Saran

1.. Anggota New Life Gym seharusnya memiliki pengetahuan yang baik tentang diet penurunan berat badan sebelum mengambil tindakan untuk melakukan diet penurunan berat badan. Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik anggota New Life Gym bisa mencari informasi gizi dan diet yang sehat dari sumber – sumber yang benar seperti dari seorang ahli gizi atau konsultan gizi. 2. Ketika dilakukan wawancara peneliti melihat adanya keinginan yang kuat

dari manager New Life Gym untuk menghadirkan konsultan gizi untuk menangani masalah diet anggota New Life Gym, akan tetapi belum terlaksana sampai sekarang. Oleh karena itu peneliti merasa hal ini perlu segera

81

direalisasiakan. Agar anggota New Life Gym mendapat sumber informasi yang tepat mengenai gizi dan diet melihat banyaknya anggota tetap dan trial di fitness center New Life Gym yang masih memiliki pengetahuan yang cukup tentang diet penurunan berat badan.

3. Berdasarkan hasil penelitian, pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat perlu memberikan perhatian terhadap fenomena fitness center yang menjamur di kota – kota besar belakang ini. Perhatian yang peneliti maksud mungkin dengan melakukan penelitian lebih mendalam tentang status gizi, pola makan, dan aktivitas fisik anggota fitness center khususnya di Medan. Atau bisa juga dengan melakukan penyuluhan gizi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi gizi dan diet ke berbagai fitness center di Medan terutama fitness center New Life Gym.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Dari segi biologis, perilaku merupakan aktivitas organisme yang mempunyai bentangan yang luas. Menurut Sarwono (1993), perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan demikian, perilaku adalah respons/reaksi seorang individu terhadap sitimulus yang berasal atau dari dalam dirinya.

Para ahli mengatakan bahwa perilaku sama dengan tindakan atau aktivitas yang dilakukan individu akibat adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Menurut Walgito (2003), perilaku itu sebagai aktivitas, aktivitas yang merupakan manifestasi kehidupan psikis. Perilaku (aktivitas) yang ada dalam individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya rangsangan yang mengenai individu itu. Perilaku merupakan jawaban terhadap rangsangan yang mengenai dan perilaku organism itu tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan organisme itu sendiri.

2.1.1 Bentuk Perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam (Notoatmodjo, 2007), yaitu:

10

a. Perilaku pasif

Perilaku pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Seperti seorang anggota fitness tahu bahwa konsumsi kalori berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. Tetapi anggota fitness masih mengonsumsi kalori berlebih.

b. Perilaku aktif

Perilaku aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasikan secara langsung. Misalnya anggota sudah bisa mengatur jumlah asupan kalori harian sesuai kegiatan, sehingga berat badan tetap terjaga. Bloom yang dikutip oleh Sarwono (1993), membedakan perilaku menjadi tiga, yaitu: perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan), afektif (emosi), dan psikomotor (tindakan/gerakan).

2.1.2 Domain perilaku 2.1.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada empat macam pengetahuan (Widodo, 2006), yaitu:

a. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge)

Pengetahuan yang berupa potongan - potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan

11

faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahuan faktual yaitu pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element) mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. a. Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama - sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur.

b. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. c. Pengetahuan Metakognitif

Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa bisa

12

mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar. Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru yaitu:

a. Menghafal (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk

mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas

mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). b. Memahami (Understand)

Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyususn skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengkelasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).

c. Mengaplikasikan (Applying)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai

13

untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing). d. Menganalisis (Analyzing)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).

e. Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).

f. Membuat (create)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka miliki.

14

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap seseuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.

f. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Wahid, 2007).

2.1.2.2 Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga

15

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Menurut Gerungan (2002), sikap merupakan pendapat maupun pendangan seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima (receiving). Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding). Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsibility). Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Menurut Ahmadi (2003), sikap dibedakan menjadi :

a. Sikap negatif yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada

b. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Sedangkan fungsi sikap dibagi menjadi 4 golongan yaitu: a. Sebagai alat untuk menyesuaikan.

16

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan kelompok lainnya.

b. Sebagai alat pengatur tingkah laku.

Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsangan-perangsangan itu.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman.

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif. Artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih.

d. Sebagai pernyataan kepribadian.

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan pribadi (Notoatmodjo, 2005). Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau sikap perasaan tertentu, tetapi sikap terbentuk sepanjang perkembangan. Peranan sikap dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap objek-objek sikapnya.

17

Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objeknya. Sikap dapat dibedakan menjadi :

a. Sikap Sosial

Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.

b. Sikap Individu

Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual berkenaan dengan objek perhatian sosial. Sikap individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri. Sikap dapat diartikan sebagai suatu bentukkecenderungan untuk bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluativ yaitu suatu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan.

Sikap mempunyai beberapa karakteristik yaitu; selalu ada objeknya, biasanya bersifat evaluative, relatif mantap, dan dapat diubah.

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Allport (1954), bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak

18

Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh (Total Attitude), dalam penentuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tetapi sikap selalu tercermin dari perilaku seseorang (Ahmadi, 2003).

2.1.2.3 Tindakan atau Pratik

Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimilus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2007).

Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, di dalam sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang memungkinkan (Ahmadi, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk

19

tindakan, namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu disebut juga over behavior. Menurut Notoatmodjo (2007), empat tingkatan tindakan adalah :

1. Persepsi (Perception), Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.

2. Respon terpimpin (Guided Response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.

3. Mekanisme (Mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2002), faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku menurut Green dipengaruhi oleh tiga faktor yaotu faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai, berkanaan dengan motivasi seseorang bertindak. Faktor pemungkin atau faktor pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Terakhir faktor penguat seperti keluarga, petugas kesehatan dan lain-lain.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan

20

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktik juga memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu :

1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh.

3. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.

4. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.

2.2 Diet Penurunan Berat Badan

Dewasa ini banyak defenisi diet yang berkembang di masyarakat, namun seringkali terdapat kesalahan dalam mengartikan defenisi diet. Defenisi diet itu adalah makanan atau minuman yang secara teratur dikonsumsi; makanan yang diresepkan, diatur, atau dibatasi jenis dan jumlahnya, untuk terapi atau tujuan tertentu (Licker, 2002). Adapun pengertian lain menyebutkan diet sebagai asupan makanan yang disesuaikan oleh seseorang atau kelompok dalam periode waktu tertentu atau diet juga diartikan sebagai sebuah rencana atau metode untuk mengonsumsi zat gizi untuk mewujudkan spesifikasi tertentu (Licker, 2002).

Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009), diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau

21

diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan. Maka, sesuai dengan pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan diet penurunan berat badan adalah pembatasan dan pengaturan makanan, atau perilaku pemilihan makanan yang sengaja dilakukan untuk menurunkan berat badan. Diet dan pengontrolan asupan

energi menjadi kunci pertama dari penurunan berat badan (Wardlaw dan Kessel, 2002)

American Dietetics Assosiation dalam Brown (2005) menyebutkan bahwa program penurunan berat badan yang sukses mencakup aktivitas fisik dan diet yang dianjurkan, serta diet yang dapat diterima sebagai diet yang aman dan dapat berlangsung lama untuk pengontrolan berat badan. Terdapat setidaknya 3 komponen dalam menurunkan berat badan, yaitu mengontrol asupan energi; terutama asupan lemak; meningkatkan aktivitas fisik; dan perubahan kebiasaan dalam jangka waktu yang lama (Wardlaw et al., 2004). Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh William (2002), Penjagaan berat badan dilakukan dengan makanan dengan gizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.

Karakteristik yang harus ada dalam program penurunan berat badan, yaitu program harus dapat memenuhi kebutuhan energi. Dalam hal ini, pola makan harus tetap dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang, yaitu memperbanyak makanan rendah lemak atau nonlemak serta minum 8 gelas/hari atau 2 liter/hari (Depkes RI, 2002). Pengontrolan makan juga harus dapat dinikmati dan menyenangkan serta pogram harus disesuaikan dengan selera dan kebiasaan individual (Wardlaw dan Kessel, 2002). Oleh karena itu, makanan sebaiknya

22

adalah makanan biasa untuk mencegah kebosanan jika makanan pengganti seperti bubuk khusus atau minuman khusus (Grogan, 2008).

Di Indonesia, gizi seimbang tertuang dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yang terdiri dari 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (Depkes, 2002). Dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang juga telah mencakup aktivitas fisik. Pertama, dianjurkan memakan aneka ragam makanan. Kedua, dianjurkan memakan makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Selanjutnya dijelaskan bahwa makanan sumber karbohidrat sebaiknya setengah dari kebutuhan energi. Setelah itu harus membatasi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Penggunaan garam beryodium juga dianjurkan dalam pesan tersebut. Selain itu, sumber zat besi juga dianjurkan untuk dikonsumsi. Sarapan juga merupakan hal yang dianjurkan dalam pesan ini. Terakhir, dalam pesan ini dianjurkan untuk minum air bersih yang cukup dan aktivitas fisik secara teratur.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet

Dalam menentukan diet, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan nutrisi atau zat gizi serta kebutuhan energi saat diet tersebut dijalankan. Aulina (2001) berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan bagian-bagiannya. Laju pertumbuhan tercepat terjadi sebelum kelahiran dan sewaktu bayi. Dalam fase ini dibutuhkan banyak nutrisi yang bersifat esensial dibanding fase lain dalam kehidupan. Fase berikutnya adalah pertumbuhan masa

23

kanak-kanak. Kekurangan gizi pada kedua fase ini akan menyebabkan gangguan fisik dan mental.

b. Umur

Semakin tua umur manusia kebutuhan energi dan nutrisi semakin berkurang. Pada usia pertumbuhan sangat banyak diperlukan banyak nutrisi untuk tumbuh kembang tubuh. Pada usia dewasa nutrisi dibutuhkan untuk perbaikan jaringan yang rusak, serta energi diperlukan untuk aktivitas yang cukup tinggi di usia produktif. Memasuki usia tua (manula), metabolisme tubuh berangsur-angsur

Dokumen terkait