• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Masalah

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh kesimpulan umum bahwa melalui tayangan berita di televisi siswa dapat mengetahui berbagai kasus-kasus atau permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dari tayangan tersebut pula siswa dapat menganalisis permasalahan tersebut kemudian mencari alternatif penyelesaiannya sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih berkembang. Adapun kesimpulan khususnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan guru dalam mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS

Dalam mempersiapkan pembelajaran, terlebih dahulu guru mendesain pembelajaran. Persiapan yang guru lakukan dalam mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi adalah mengetahui tujuan pembelajaran terlebih dahulu. Siswa di kelas VIII C yang cenderung pasif selama pembelajaran IPS membuat peneliti tergerak berupaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII C. Kemudian guru mencari Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) yang sesuai untuk dijadikan siklus. Guru menyesuaikan materi dengan SKKD yang akan dipelajari. Karena tidak semua SKKD dan materi relevan dengan permasalahan yang terjadi saat ini khususnya yang permasalahannya di tampilkan melalui tayangan berita di televisi.

Kemudian guru mengamati permasalahan yang sedang terjadi sekarang ini melalui tayangan berita di televisi. Setelah guru menentukan permasalahan dari

tayangan berita di televisi, guru mencari tayangan berita dari televisi itu di situs youtube kemudian mengunduhnya untuk kemudian guru tampilkan di depan kelas menggunakan projektor. Tahap selanjutnya, guru merancang skenario pembelajaran yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai alat evaluasi guru juga menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kemudian mengimplementasikan indikator berpikir kritis sebagai penilaian dari alat evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Selain daripada persiapan mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi, guru yang juga berperan sebagai peneliti mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada kegiatan guru dan siswa, catatan lapangan, format wawancara, dan alat dokumentasi yang nantinya akan digunakan untuk alat pengumpulan data selama penelitian tindakan kelas dilakukan.

2. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan tayangan berita di televisi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS

Pemilihan strategi pembelajaran dilakukan guru untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini, untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan tayangan berita di televisi guru memilih strategi pembelajaran pembelajaran berbasis masalah. Tayangan berita di televisi dapat dimanfaatkan pada langkah orientasi dalam strategi pembelajaran berbasis masalah. Secara umum strategi pembelajaran berbasis masalah mencakup beberapa langkah yaitu merumuskan masalah, menganalisis masalah, membuat kesimpulan dari permasalahan, mencari alternatif penyelesaian masalah. Guru menayangkan tayangan berita yang berisi

permasalahan sebagai stimulus untuk merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

Realitas yang tampil melalu tayangan berita di televisi dipandang sebagai sebuah realitas objektif yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan merangsang siswa untuk dapat melihat suatu masalah yang kemudian dapat dicari solusinya. Melalui strategi pembelajaran ini guru dapat menyajikan masalah-masalah di masyarakat yang masalah-masalah tersebut dapat diambil dari tayangan berita. Selain itu dengan menyajikan topik atau masalah-masalah melalui tayangan berita, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya karena strategi pembelajaran ini menuntut siswa aktif mencari solusi dalam permasalahan-permasalahan yang diangkat sesuai materi.

3. Cara guru memilih tayangan berita di televisi yang layak ditampilkan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS

Peneliti selaku guru mempertimbangkan beberapa hal pada saat pemilihan tayangan di televisi untuk bisa ditampilkan di depan kelas. Diantaranya tayangan televisi harus memuat unsur edukatif yang sesuai dengan umur siswa. Tayangan televisi harus yang mudah dipahami serta narasinya menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti sehingga akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh siswa. Selain itu tayangan televisi juga harus mampu mengasah pola berpikir siswa sehingga pada saat siswa menonton, tayangan televisi tersebut harus dapat berperan mencerdaskan siswa.

Tayangan televisi yang dinilai mampu memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut adalah tayangan berita. Oleh karena itu guru memilih tayangan berita di televisi untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS untuk bisa ditampilkan di

SKKD dan materi sehingga permasalahan yang ada dalam tayangan berita di televisi bisa dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari. Dalam menampilkan tayangan berita di televisi tentu saja guru juga menampilkan tayangan berita yang tidak mengandung unsur-unsur pornografi, rasisme, dan SARA.

4. Pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS

Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi yaitu dengan menampilkan berita mengenai materi yang sedang dipelajari. Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati, mencari, dan mengumpulkan informasi dari tayangan berita tersebut. Setelah guru menampilkan tayangan berita tersebut guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok yang telah ditentukan guru untuk menganalisis permasalahan yang telah siswa amati pada tayangan berita tersebut. Pada tindakan ini, guru juga memberikan LKS yang berisi soal yang bertanya mengenai pendapat siswa mengenai permasalahan dari tayangan yang siswa lihat dan bagaimana upaya yang akan siswa ambil dari permasalahan tersebut. Siswa kemudian diminta untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi yang juga solusi atas permasalahannya harus berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dan membuat kesimpulan.

5. Kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS

Kemampuan berpikir kritis siswa menunjukan hasil yang sangat baik setelah dilaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi. Ini terlihat dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama tiga siklus yang menunjukan adanya perubahan siswa dalam mengembangkan cara berpikir kritisnya dari siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga. Kemampuan

mampu mengajukan pertanyaan, mengajukan pendapatnya dan menganalisis pendapat orang lain. Siswa juga sudah mampu mencari informasi dan menilai kredibilitas sumber informasi untuk dijadikan penguat dari alasan yang dikemukakannya. Selain itu siswa juga mampu membuat suatu kesimpulan dan memberika solusi atas sebuah permasalahan.

Kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus satu pemanfaatan tayangan berita

di televisi masih berada pada penilaian “Cukup”. Dari deskripsi hasil penelitian

dengan memanfaatkan tayangan berita televisi dalam pembelajaran IPS diketahui bahwa pada pelaksanaan siklus pertama siswa sudah cukup mampu memanfaatkan masalah dari tayangan berita televisi sehingga kemampuan berpikir kritis siswa mulai terlihat dibandingkan pada observasi pra penelitian. Pada pelaksanaan siklus pertama ini peneliti masih menemukan berbagai kendala dan kesulitan diantaranya penerapan materi guru dengan mengaitkan masalah melalui tayangan berita masih kurang dimengerti siswa sehingga siswa kurang maksimal dalam memahaminya dan siswa belum bisa mengaitkan materi yang sedang diajarkan dengan permasalahan yang guru tampilkan pada tayangan berita, hal ini berpengaruh terhadap kemampuan berpikir siswa sehingga pertanyaan yang diajukan siswa, argumen-argumen yang dikemukakan, serta kesimpulan yang dibuat siswa masih perlu ditingkatkan.

Dan pada siklus kedua kemampuan berpikir kritis siswa mengalami kenaikan

menjadi 86% dan berada di penilaian “Sangat Baik”. Pada siklus ini siswa dengan

pemanfaatan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS siswa sudah mulai mampu mengaitkan permasalahan dari tayangan berita televisi. Sedangkan pada siklus ketiga kemampuan berpikir kritis siswa masih berada di penilaian

“Sangat Baik” meski peningkatan yang terjadi tidak signifikan yaitu sebesar 2%. Pada pelaksanaan siklus ketiga data jenuh dalam penelitian sudah ditemukan.

yang baru. Siswa semakin mampu mengkaji dan mengaitkan permasalahan sehingga kemampuan berpikir kritis siswa stabil dan tetap baik seperti pada siklus kedua, Peningkatan yang terjadi dalam siklus ketiga inipun tidak terlalu signifikan. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pemanfaatan tayangan berita di televisi dalam penelitian tindakan kelas di kelas VIII C menunjukan hasil yang sangat baik.

B. Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun secara teoritis peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan dalam mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS

a. Dalam persiapan mengajar guru hendaknya mengetahui dengan jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu.

b. Guru sebagai pengelola dan pelaksana pengajaran perlu memiliki keterampilan dalam menyusun desain pembelajaran. Dengan desain pembelajaran guru dapat melaksanakan kegiatan pengajaran dengan efektif dan efisien.

c. Guru ataupun peneliti selanjutnya dalam mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi hendaknya menyesuaikan materi dengan SKKD yang akan dipelajari. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah mencari tayangan berita di televisi karena tidak semua SKKD dan materi

relevan dengan permasalahan yang terjadi saat ini khususnya yang permasalahannya di tampilkan melalui tayangan berita di televisi.

d. Pihak sekolah hendaknya memberikan keleluasaan bagi guru untuk mendesain pembelajaran yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

2. Pemilihan Strategi Pembelajaran Agar Mampu Mengoptimalkan Pemanfaatan Tayangan Berita di Televisi dalam Pembelajaran IPS

a. Guru harus lebih selektif mencari strategi pembelajaran yang sesuai digunakan untuk kedua variabel, yaitu strategi pembelajaran yang cocok digunakan untuk mendukung siswa agar bisa berpikir kritis dan mampu mengoptimalkan pemanfaatan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS.

b. Pihak sekolah senantiasa untuk mendorong para guru agar lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan pembaharuan selama pembelajaran di kelas.

3. Cara Memilih Tayangan Berita di Televisi yang Layak Ditampilkan Dalam Pembelajaran IPS

a. Dalam memilih tayangan berita di televisi hendaknya guru memilih tayangan berita yang masalahnya sedang berkembang di masyarakat dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa tidak kesulitan mengaitkan masalah pada tayangan berita di televisi dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

b. Sebaiknya guru memilih tayangan berita yang durasinya tidak terlalu panjang. Durasi yang panjang dikhawatirkan membuat siswa menjadi bosan sehingga suasana pembelajaran menjadi kurang kondusif.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Tayangan Berita di Televisi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPS

a. Guru hendaknya selalu membimbing dan memfasilitasi kegiatan siswa selama pembelajaran karena siswa memiliki potensi untuk dikembangkan

b. Tayangan berita di televisi dapat dimanfaatkan siswa sebagai contoh informasi tambahan yang dapat dikaitkan dengan setiap materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

c. Pihak sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan saran dan prasarana yang mendukung agar pelaksanaan pembelajaran dapat lebih maksimal.

d. Penelitian menggunakan kajian yang sama dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih matang dan eksekusi di kelas yang lebih baik serta mengantisipasi kendala-kendala yang muncul pada penelitian ini.

e. Penelitian dengan memanfaatkan tayangan berita di televisi dalam pembelajaran IPS ini dapat dikaji menggunakan variabel yang berbeda, seperti misalnya meningkatkan motivasi, partisipasi, dan lain sebagainya.

5. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setelah Dilaksanakan Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Tayangan Berita di Televisi Dalam Pembelajaran IPS

a. Pemanfaatan tayangan berita di televisi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS

b. Siswa diharapkan dapat berlatih untuk dapat menganalisis dan mencari solusi atas sebuah permasalahan yang didapat dari tayangan berita di televisi sehingga melatih untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Dalam pembelajaran IPS kemampuan berpikir kritis siswa harus lebih ditingkatkan sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih aktif dan interaktif.

Sumber Buku

Costa, A. (1985). Developing Minds: A Resours Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASDC

Effendi, R, dkk. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga

Hamalik, O. (1986) Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni

Harahap, A. ( 2007). Jurnalistik Televisi. Jakarta: PT Indeks

Hasan, H. dkk. (2012). Prosidings Seminar Nasional IPS. Bandung: UPI

Littlejohn, S.W & Karen A.F. (2009). Theories of Human Communication, Ninth Edition. Jakarta: Salemba Humanika

Johnson, E. (2009). Contextual Teaching And Learning: What It Is And Why It’s Here To Stay (Ibnu Setiawan Terjemahan). Bandung: MLC

Maftuh, B. dkk. (Ed.). (2013). Proceeding International Seminar On Strengthening Social Studies For Twenty First Century. Bandung: Prodi Pendidikan IPS Sps UPI

Moleong, L. (2010). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan, M.A. (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Olii, H. (2007). Berita dan Informasi. Jakarta: PT Indeks

Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran (Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional). Jakarta: Rineka Cipta

Sapriya (2009). Pendidikan IPS. Bandung : CV Rosda Karya.

Somantri, N. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizki Press

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suwarno. (2008). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Suyitno, I. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah Dalam Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Refika Aditama

Warsita, B. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Zaleha, I. (2008). Mengasah Pemikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa

Sumber Jurnal

Supriatna, N. (2007). Media/Sumber Pembelajaran IPS Di Sekolah Menengah. Dalam: Semiloka Guru-Guru IPS Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Bandung, UPI Press, hlm.10

Sumber Skripsi dan Tesis

Ariani, H. (2013). Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Perserta Didik: Studi Quasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas XI Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Mengentri Saldo Awal Di SMKN I Garut. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Harisanti, W. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Kota Bandung Kelas VIII B). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Marlina, R. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembelajaran Demokrasi Dalam Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa: Studi Naturalistik Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Pasundan 3 Cimahi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Marwati, I. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Program Metro Files Dalam Pembelajaran Sejarah Terhadap Hasil Belajar Siswa (studi quasi eksperimen pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pengalengan). (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

VIII-I di SMP Negeri 40 Bandung). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yanti (2012) Pendekatan Konflik-Kognitif Dengan Menggunakan Metode Pembelajran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Online

Admin. (2011). Berpikir Kritis. Guru Pembaharu [Online]. Tersedia di: http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/. Diakses 17 Januari 2011.

Mulyana, Slamet. (2009.) Teori Kultivasi. Slamet Mulyana [Online]. Tersedia di http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/09/teori-kultivasi/. Diakses 9 Januari 2009

Pemerhatiguru. (2013). Keterampilan bertanya. Panduan guru.com [Online]. Tersedia di: http://panduanguru.com/keterampilan-bertanya-questioning-skills/. Diakses 23 April 2013

Sudrajat, A. (2008) Persiapan Mengajar. Tentang Pendidikan [Online] Tersedia di https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/persiapan-mengajar/comment-page-2/. Diakses 2 Agustus 2008

Tiara, dkk. (2013). TV Dan Media Massa. Sosiologi budaya [Online]. Tersedia di: http://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/05/22/tv-dan-media-massa/. Diakses 22 Mei 2013

Dokumen terkait