• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel antara keberadaan

pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora dengan masyarakat miskin dan

masyarakat pengangguran terdapat korelasi yang bersifat positif. Dinas Tenaga

Kerja dan Sosial melakukan kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora

yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat miskin dan pengangguran khususnya di Desa Silalahi I.

Tingkat kemiskinan di Desa Silalahi I yaitu sebanyak 40 % dari jumlah

keseluruhan penduduk. Kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora oleh

Dinas Tenaga Kerja dilakukan karena tingkat kemiskinan dan pengangguran

setiap tahunnya semakin meningkat. Selain dari pada tingkat kemiskinan dan

pengangguran yang tinggi pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya yang

mereka miliki masih rendah dikalangan masyarakat Desa Silalahi I. Masyarakat

Desa Silalahi I masih banyak yang menunggu bantuan orang lain untuk menolong

pendapatan mereka. Padahal masih banyak yang dapat mereka kerjakan, hanya

saja keinginan dan pengetahuan yang mereka miliki tergolong rendah. Kegiatan

pelatihan dan pengolahan adalah strategi dalam meningkatkan pembangunan

modal sosial di Desa Silahi I. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial melakukan

pembangunan modal sosial yang berguna untuk menciptakan tenaga kerja dan

bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat khsususnya masyarakat

Di Desa Silalahi I masih banyak yang memiliki pendidikan rendah dan

memilih untuk menerima nasib, menjadikan dirinya sebagai ibu rumah tangga

serta hanya menunggu hasil pendapatan dari kepala rumah tangga saja. Melalui

hal tersebutlah maka pemerintah melakukan kegiatan pelatihan dan pengolahan

ikan pora-pora agar mampu menekan tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Dalam kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora yang dilakukan

pendidikan dan umur bukanlah suatu penghalang bagi mereka untuk

meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik. Walaupun tingkat pendidikan

yang dimiliki oleh anggota peserta pelatihan rendah, mereka tetap mampu

mengikuti pelatihan dengan baik bahkan mampu membentuk kerja sama dengan

baik. Sama halnya pada usia mereka saat ini kebanyakan anggota peserta yang

mengikuti kegiatan pelatihan dan pengolahan adalah usia 30 Tahun s/d usia 45

Tahun. Selain dari pada anggota pelatihan, narasumber yang disediakan juga

mampu memberikan motivasi yang postif dalam meningkatkan keinginan mereka

untuk lebih baik lagi. Misalnya, dengan adanya kegiatan pelatihan ikan pora-pora

mampu meningkatkan tingkat pendapatan mereka dengan cara membuka peluang

usaha bagi mereka sendiri. Meskipun masih terdapat anggota pelatihan yang

menganggap pelatihan ini hanya mengisi waktu luang mereka. Anggota pelatihan

ini jugamampu mengarahkan masyarakat lain untuk membuka usaha dan mampu

meningkatkan tingkat pendapatan mereka. Tidak hanya pada tingkat pendapatan

yang mereka dapatkan dalam kegiatan pelatihan tersebut, mereka juga

mendapatkan pengetahuan tentang melestarikan sumber daya alam, cara

Dalam kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora ini tujuan utama

pemerintah adalah pembangunan modal sosial dan menciptakan jaringan sosial.

Dimana tanpa adanya modal sosial maka mereka tidak akan mampu membentuk

jaringan sosial tersebut. Pembangunan modal sosial ini yang terpenting adalah

interaksi, kepercayaan dan kerja sama yang baik diantara seorang dengan yang

lain serta dengan kelompok yang sudah dibentuk berdasarkan nilai dan norma

yang sudah disepakati bersama. Berawal dari modal sosial ini lah akan terbentuk

sebuah jaringan sosial. Peserta, narasumber dan panitia sudah melakukan interkasi

dan kerja sama yang baik sehingga mampu membentuk jaringan sosial dimana

jaringan sosial ini mampu mendukung kemajuan sebuah usaha yang sudah

dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora.

Awalnya ikan pora-pora merupakan hasil sumber daya alam yang

dijadikan masyarakat sebagai lauk makan saja tetapi saat ini sudah mampu diolah

menjadi berbagai jenis hasil olahan yang dapat meningkatkan pendapatan

khususnya masyarakat miskin dan pengangguran yang sudah mengikuti pelatihan

ikan pora-pora. Anggota peserta pelatihan sudah mulai membuka usaha untuk

mengolah ikan pora-pora menjadi hasil olahan yang memiliki nilai jual yang

sudah meningkat. Melalui kegiatan pelatihan dan pengolahan ikan pora-pora ini

mereka mampu membuka peluang usaha demi meningkatkan taraf kehidupan

masing-masing.

Usaha mereka sudah mulai berjalan dengan baik melalui dan hasil yang

mereka olah diterima oleh masyarakat luar. Misalnya saja dalam acara Pekan

Raya Sumatera Utara (PRSU), acara tahunan di Desa Silalahi dan saat libur hari

Dan anggota peserta lainnya masih pesimis akan kegiatan pelatihan dan

pengolahan ikan pora-pora dengan alasan pendidikan yang rendah sehingga untuk

menerima pengetahuan tidak mampu untuk menerima hal yang baru dan memilih

untuk bekerja sebagai petani, nelayan dan berjualan saat hari pekan. Bukan hanya

itu saja, mereka menganggap bahwa kegiatan ini hanya membuang waktu mereka

dan memilih mengurus rumah dan anak.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa adanya kegiatan pelatihan dan

pengolahan ikan pora-pora dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

miskin dan pengangguran khususnya yang mengikuti kegiatan pelatihan. Dinas

Tenaga Kerja dan Sosial juga tidak hanya menjalankan program kerja yang sudah

ditentukan tetapi mampu menekan tingkat kemiskinan dan pengangguran dengan

membentuk modal sosial didalam masyarakat. Selain itu juga, dalam pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat terjalin dengan baik tanpa

adanya pihak yang dirugikan melainkan saling menguntungkan. Serta interaksi

antara lembaga sosial dan masyarakat dapat diciptakan dengan baik dan terjalin

Dokumen terkait