Data hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes, dan data kualitatif yang diperoleh dari
tanggapan siswa dan guru.
1. Analisis data kualitatif
Data dari angket sikap dan tanggapan siswa disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui frekuensi, nilai rata-rata dan persentase masing-masing alternatif jawaban serta untuk memudahkan dalam membaca data. Hasil angket yang
menggunakan lima pilihan dianalisis dengan cara mencari nilai rata-rata dari setiap pernyataan untuk tiap pilihan jawaban. Nilai rata-rata diperoleh dari rumus :
Nilai rata-rata =
n X f
∑
.Dimana :
∑
f .X = Jumlah skor total n = jumlah siswaSedangkan bobot nilai dari skala Likert yang menggunakan lima jawaban pilihan
Tabel 3.7
Bobot Penilaian skala Likert
Angket Nilai Pernyataan
Pilihan jawaban Positif ( +) Negatif ( -)
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju ( S) 4 2
Ragu ( R ) 3 3
Tidak Setuju ( TS ) 2 4
Sangat Tidak Setuju ( STS) 1 5
2. Analisis data kuantitatif
Analisis data hasil pretes dan postes diolah dengan perhitungan manual, dengan langkah –langkah pengolahan sebagai berikut :
a. Menentukan penskoran terhadap jawaban pretes dan postes
b. Menentukan nilai pretes dan postes dengan menggunakan rumus : Jumlah jawaban benar
Nilai = --- x 100 Jumlah total
c. Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran yang dihitung dengan menggunakan g faktor (N-Gains) dengan rumus :
pre maks pre post S S S S g − − = ( Meltzer, 2002 ) Keterangan :
Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum
Kriteria tingkat gain adalah:
g ≥ 0,7 : tinggi 0,3 < g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah
d. Melakukan Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dari data hasil pretes dan
postes menggunakan rumus :
( )
fe fe fo 2 2∑
− = x (Arikunto, 2006) Keterangan :fo = frekuensi dari hasil observasi fe = frekuensi dari hasil estimasi
Jika X2hitung ≤ X2 tabel maka data berdistribusi normal Jika X2 hitung ≥ X2 tabel maka data tidak berdistribusi normal
e. Melakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data pretes dan postes homogen atau tidak, dengan langkah-lanhkah sebagai berikut : • Menentukan varians skor pretes dan postes
• Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus ; dk1 = n1-1 dan dk2 = n2 - 2
• Menghitung harga Fhitung dengan rumus : S12
F hitung = --- S22
Ket :
S12 = Varian terbesar S22 = Varian terkecil
• Menentukan nilai Ftabel, kemudian menentukan kriteria pengujian homogenitas: Jika F hitung < Ftabel maka kedua data homogen dan Jika F hitung > Ftabel maka kedua data tidak homogen
f. Melakukan uji signifikasi perbedaan dua rata-rata (uji-t) untuk melihat
tingkat signifikasi perbedaan dua rata-rata nilai pretes dan postes dengan
rumus : t = ) 1 ( 2 −
∑
N N d X Md ( Arikunto, 2006) Keterangan :Md = mean dari perbedaan pretes dengan postes
∑
x2 = Jumlah kuadrat deviasi dN = subjek pada sampel
Jika t hitung ≥ t tabel maka perbedaan pretes dan postes signifikan g. Untuk uji signifikasi antar kelompok digunakan rumus :
t =
( ) ( )
+ − + − + − − 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n x x Keterangan :x = Nilai rata-rata hasil per kelompok n = Jumlah subyek
h. Menentukan hubungan antara pemaham konsep dengan sikap digunakan
korelasi product- moment Pearson dengan rumus:
( )( )
( )
{
∑ ∑
}{
∑ ( )∑
}
∑ ∑ ∑
− − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r Keerangan : r = Koefisien korelasi N = Jumlah subyek X = Pemahaman kosep Y = Sikap ( Arikunto,2006) Dengan interpretasi nilai rBesarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai 1,00 Antara 0,600 sampai 0,800 Antara 0,400 sampai 0,600 Antara 0,200 sampai 0,400 Antara 0,000 sampai 0,200 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Selanjutnya untuk melihat keberartian korelasinya dilakukan uji - t untuk
korelasi dengan rumus : t = r
2 1 2 r n − − (Arikunto, 2006) n = Jumlah subyek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan tentang pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari,
dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari memiliki karakteristik: konsep yang kongkret, kontekstual, berhubungan dengan lingkungan, dilaksanakan dengan membawa
siswa mengunjungi langsung obyek yang dipelajari, dan ada unsur rekreasi. Tahapan pembelajaran dengan menggunakan model karyawisata dilakukan dengan melalui tahapan pembelajaran konstektual yaitu: : (1) tahap kontak,
(2) tahap kuriositi, (3) tahap elaborasi, (4) tahap dekontekstualisasi, dan (5) tahap evaluasi
2. Pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif.
Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar ( N-gain) rata-rata antara skor pretes dan skor postes pemahaman konsep secara keseluruhan sebesar 60%, berada pada katagori sedang. Hasil belajar berdasarkan
kelompok, kelompok tinggi memperoleh N-gain yang lebih tinggi dibandingkan kelompok sedang dan rendah. Untuk setiap indikator hasil belajar (N-gain) terbesar pada indikator mendeskripsikan sifat fisik dan kimia
unsur timah dan N-gain terkecil pada indikator menjelaskan proses pengolahan timah.
3. Pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan sikap (afektif ) siswa, yang meliputi aspek penerimaan (receiving), respon (responding), penilaian
(valueing), organisasi (organization) dan pembentukan karakter (characterization), dengan peningkatan rata-rata secara keseluruhan sebesar = 0,31 Skala Likert. Peningkatan terbesar pada aspek organisasi dan karakter dengan perubahan ( = 0,37 skala Likert), dan yang terkecil pada aspek
penilaian ( = 0,23 skala Likert).
4. Berdasarkan analisis korelasi antara pemahaman konsep dan sikap siswa setelah pembelajaran terdapat kecenderungan korelasi yang positif sebesar
r = 0,347, dan dari hasil uji signifikasi korelasi menunjukkan korelasi yang relatif signifikan. Hubungan antara hasil belajar kognitif dengan aspek-aspek sikap juga menghasilkan harga koefisien korelasi yang positif.
5. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata
pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari sangat menyenangkan, dapat menambah pengetahuan dan wawasan terhadap lingkungan, serta lebih baik daripada belajar di dalam kelas. Berdasarkan
tanggapan guru model pembelajaran kontekstual berbasis karyawisata cocok digunakan pada topik unsur-unsur logam dalam kehidupan sehari-hari, dapat
belajar langsung pada objeknya, dapat menambah motivasi belajar siswa dan dapat berekreasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan-temuan dan keterbatasan-keterbatasan hasil
penelitian, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Pelaksanaan karyawisata memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak, maka kepada para guru jika ingin melakukan pembelajaran dengan metode karyawisata sebaiknya dilakukan secara kolaborasi dengan beberapa guru
bidang studi yang berbeda sehingga dalam satu kali kunjungan ke suatu obyek bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih dari satu bidang studi. 2. Dalam pelaksanaan kegiatan karyawisata siswa mengamati obyek dalam areal
yang cukup luas dan mobilitas siswa yang tinggi, oleh karena itu diperlukan guru pendamping yang jumlahnya memadai sehingga segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau dengan baik.
3. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih lengkap maka pada penelitian
lebih lanjut diharapkan tidak hanya meneliti aspek kognitif dan afektif saja,
tetapi perlu diteliti hasil belajar yang menyangkut keterampilan ( psikomotor) siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R(2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing :A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives NewYork:Longman.
Anwar, S. (2008). Reduksi Didaktik. Perkuliahan Pengelolaan Bahan Ajar.Bandung: PPs UPI
Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Edisi Revisi. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia UPI.
Asikin, R. (2000) Metode Karya wisata pada Topik Pelestarian Sumber Daya Alam
Tesis PPS UPI : Tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi revisi Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, S. (2002). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Brady, J. E. (1998).Alih bahasa Sukmariah Maun,Kamianti Anas,Tilda S.Sally ( 1999) Kimia Universitas Asas & Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara Chiappetta,E.L, and Koballa,T.R.Jr.(2006). Science Instruction in the Midlle and
Secondary Schools. Ney Jersey: Pearson Merril Prentice Hall.
Dahar, R.W. (1985). Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar
Ditinjau dari Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains.
Desertasi PPS IKIP Bandung : Tidak dipublikasikan. Dahar,R.W ( 1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen
Djamarah, S.B (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Edwars. (1957). Techniques of Attitude Scale Contruction. Momterey : Clift Brooks / Cole Publising.
Firman, H (1991). Penilaian Hasil Belajar dalam Pelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Kimia FMIPA IKIP.
Hidayat, M.E.(1996).”Pendidikan dan Pembelajaran Sains yang bagaimana yang Dan berguna untuk siswa-siswa seolah di Indonesia. Khazanah Pengajaran
IPA. 1(2).20-22.
Johnson, E. B.(2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung : MLC
Joice,B & Wiel,M (1982). Model Of Teaching. New Jersey : Prentice Hall.Inc. Kartadinata, S. (1997). Teknik Kontruksi Skala Sikap. Makalah Depdikbud IKIP
Meltzer,D.E (2002) The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning gains in physics. American journal of Physics
70 (12) 1259-1268
Mulyasa. (2005). Implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Muslich,M. (2007). KTSP Pembelaajran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumu Aksara
Muslim. N.(1995). Peranan Metode Mengajar Widyawisata terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMU pada Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Lumut dan Paku- pakuan. IKIP Bandung : Tidak dipublikasikan.
Nentwig,P, et al. (2002). “Chemie im Context- From situated learning in relevant
Contexts to a systematic development of basic chemical concepts”.
Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman.
Nir, O. and Hofstein, A.(1991). The Measurement of Students’ Attitudes Toward Scientific Field Trips. Science Education 75(5): 513-523. John Wiley & Sons, Inc.
Nur, M dan Samani, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Depdikbud
Nur,M. (2001). Pembelajaran Teknik Nuklir Melalui Pendekatan S-T-M
Tesis PPS UPI : Tidak dipublikasikan
Roestiyah N.K (2008). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Rustaman, N.Y. dkk.(2005). Staregi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.
Ruseffendi,H.E.T.(1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung, IKIP Bandung Press.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Slamento,(1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung : Tarnsito
Sudjana,N & Rivai,A (2003). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Susilo, J dan Prathomo,A. (2006). Tiga Dasa Warsa PT Tmah Tbk. Pangkalpinang: Pt.Timah Tbk
Syarifuddin, Cecep dkk (1990). Mengukur Sikap-Sikap Sosial. Bandung: FISIP Press Universitas Pasundan.
Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Yager, R.E, (1990). Instructional Outcomes Changes With STS. Ioa Sciene Teacher Journal, 27.(1), 53-57
Yamin, M (2004). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.