• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap pembelajaran karakter religius berbasis kitab Bahr Al-Adab dalam membina sikap jujur siswa di Madrasah Aliyah Pesantren Persis 3 Pameungpeuk kabupaten Bandung, maka berikut ini beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini.

Pertama, Nilai-nilai yang terkandung dalam kitab Bahr Al-Adab, merujuk

kepada pilar karakter yang dinyatakan oleh Ratna Megawangi, di antaranya adalah 1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya (love Allah, trust, reverence, loyalty), 2) Kemandirian dan Tanggung jawab, (responsibility, excellence, self reliance,

discipline, orderliness), 3) Kejujuran/Amanah, Bijaksana (trustworthiness, reliability, honesty), 4) Hormat dan santun (respect, courtessy, obedience), 5)

Dermawan, Suka Menolong dan Gotong royong (love compassion, caring,

empathy, generousity, moderation, cooperation). 6) Percaya diri, Kreatif, dan

Pekerja Keras (Confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage,

determination, and enthusiasm), 7) Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership), 8) Baik dan Rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty), 9) Toleransi dan Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity).

Kedua, Dalam proses pembelajaran kitab Bahr Al-Adab metode yang

digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan sosiodrama. Selain itu, digunakan pula metode inquiri berkaitan dengan aspek kebahasaannya. Adapun langkah-langkahnya mengikuti metode bandongan yaitu, pertama-tama guru membaca teks dari kitab tersebut, lalu menerjemahkan. Setelah itu baru dijelaskan isi cerita dengan lebih gamblang dan dikaitkan dengan teks Al-Quran atau hadis. Di akhir guru menanyakan kepada para siswa tentang nilai karakter yang terkandung dalam kisah tersebut atau secara langsung menyimpukan kandungannya. Di samping langkah-langkah tersebut, disisipkan kajian aspek kebahasaan, seperti gramatikal (nahwu), semantik (ma’ani) dan unsur-unsur gaya bahasa (uslub balaghah). Sayangnya guru tidak melakukan proses persiapan pembelajaran secara tertulis. Dalam proses KBM guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran dan kurang melibatkan siswa. Materi yang disampaikan bersumber kepada kitab Bahr

Al-Adab dengan tambahan teks Al-Quran, hadis, mutiara hikmah, peribahasa dan

lain-lain Sedangkan bentuk evaluasi yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: talaran perjudul jika dianggap perlu, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Di samping bentuk evaluasi yang bersifat kognitif, evaluasi yang sifatnya afektif pun dilakukan. Yaitu dengan melihat perubahan sikap yang terjadi setelah proses belajar mengajar selesai. Dari proses pembelajaran tersebut, tanggapan siswa sangat baik. Mereka mengatakan bahwa pengajaran kitab Bahr Al-Adab sangat menarik sebab isinya merupakan kisah-kisah teladan yang bermanfaat dan bisa mereka amalkan dalam kehidupan.

Ketiga, Hasil pembelajaran kitab Bahr Al-Adab, para santri mampu

menghayati cerita dalam kitab Bahr Al-Adab dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan. Para santri sudah mampu berbuat jujur kepada dirinya, misalnya pada saat tidak membawa kitab Bahr Al-Adab saat pembelajaran. Mereka juga mampu berbuat jujur kepada guru dan teman-temannya di sekolah, terbukti dengan

berjalan baiknya warung jam’iyah. Dan mereka pun mampu berbuat jujur kepada

masyarakat, seperti pada saat mereka membeli makanan kepada para pedagang di lingkungan sekolah.

Keempat, Faktor yang mendukung pembelajaran Bahr Al-Adab dalam

membina sikap jujur siswa adalah a) visi, misi dan tujuan pesantren yang secara tegas menyatakan tentang pembinaan akhlak, b) teladan kyai, asatidz dan staf pesantren, c) Struktur kurikulum yang memuat pelajaran-pelajaran pembinaan akhlak, d) kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di pesantren baik kegiatan pembiasaan atau pun ekstrakurikuler dan lain-lain, e) pelibatan-pelibatan dalam

kegiatan di masyarakat, seperti majlis ta’lim dan lain-lain. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat secara umum terbagi dua, a) faktor-faktor internal seperti aturan sekolah yang belum terlalu ketat, dan masih ada santri-santri yang kesulitan dalam memahami mufrodat/kosakata pada kitab Bahr Al-Adab. b) faktor eksternal seperti pengaruh pergaulan, teknologi, dan nilai-nilai moral yang mulai luntur di masyarakat sekitar sekolah.

B. Saran

Setelah peneliti melaksanakan penelitian di Madrasah Aliyah Pesantren Persis Pameungpeuk kabupaten Bandung dengan cara observasi, wawancara dan

studi pustaka, maka sudah semestinya penulis selaku peneliti untuk mengajukan saran-saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam masalah ini diantaranya:

Pertama, kepada pihak Madrasah Aliyah Persis Pameungpeuk, untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah dalam menciptakan dan mengembangkan siswa yang TAQWA (tafaquh fiddien, Qur’ani dan berwawasan), maka seluruh

unsur sekolah harus turut bertanggung jawab, sehingga, suasana sekolah yang kondusif dalam menciptakan generasi yang berakhlakul karimah dapat diwujudkan.

Kedua, kepada para guru, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal hendaknya melakukan ikhtiar maksimal, dimulai dari proses persiapan yang sesuai dengan tertib administrasi guru, dilanjutkan dengan proses pembelajaran yang memenuhi kriteria PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot), dan diakhiri dengan evaluasi yang menyeluruh meliputi evaluasi kognitif dan afektif yang maksimal. Dan yang paling utama adalah guru selalu menampilkan uswah

hasanah (teladan yang baik) sehingga para siswa tidak kehilangan teladan untuk

diikuti.

Ketiga, kepada pihak pemerintah, hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan keterampilan tenaga pendidikan terutama penguasaan model-model pembelajaran nilai yang dirasa sangat kurang. Selain itu upaya peningkatan fasilitas belajar mengajar sebagai sarana pendukung harus ditingkatkan dan diusahakan merata di seluruh sekolah negeri atau pun swasta.

Keempat, kepada peneliti lain, sehubungan dengan keterbatasan dalam menggali permasalahan penelitian, maka diharapkan hasil dari penelitian ini menjadi bahan kajian dan pijakan bagi yang berminat, sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian di lokasi lain.

Abdullah, Yatimin. (2006). Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Al-Asfahani, Al-Raghib. (tt). Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an. Beirut: Dar Al-Ma’rifah

Al-Hufi, Ahmad Muhamad. (tt). Akhlak Nabi Muhamad SAW. Keluhuran dan

kemuliaannya. Jakarta: penerbit Bulan Bintang.

Aliyah, Miftahul. (2008). Studi tentang Nilai-niliai Filosofis Edukatif Kisah Nabi Musa

Belajar kepada Khidir (Penelitian terhadap Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 60-82). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tesis)

Al-Jurjani. (1988). Kitab Al-Ta’rifat. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah

Al-Qur’an dan Terjemahnya (1985/1986), Depag RI: Jakarta

Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung. Pustaka Jaya.

Anees, Bambang Q. Dan Hambali, Adang. (2009). Pendidikan Karakter Berbasis

Al-Quran. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Aswandi, (2010). Membangun Bangsa melalui Pendidikan Karakter. Tersedia: http: //inspirasitabloid. wordpress.com /2010/08/10/ membangun–bangsa-melalui- pendidikan-karakter/

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Aunillah, Nuria Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana

Bakry, H. Oemar. (1993). Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa.

Budimansyah, Dasim. (2012). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, Dasim dan Komalasari, Kokom (Eds). (2011). Pendidikan Karakter: Nilai

Drijarkara, N. SJ. (1989). Percikan Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan Jakarta.

Dhofier, Zamakhsyari. (1990). Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: Penerbit LP3ES.

Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Federspiel, Howard M. (2004). Ideologi Muslim: Pencarian dan Pergulatan PERSIS di

Era Kemunculan Negara Indonesia. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta

Ganeswara, Ganjar Muhammad. (2009). Aktualisasi Pendidikan Umum di Universitas

Pendidikan Indonesia dalam Upaya Mengembangkan Lulusannya sebagai Warganegara yang Baik (Studi Deskriptif tentang Visi, Misi dan Aksi Pendidikan Kewarganegaraan). Disertasi Doktor pada S.Ps. Universitas Pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan

Ghazali. (1981). Ajaran-ajaran Akhlak Imam Al-Ghazali, Surabaya: penerbit Al-Ikhlas Surabaya

Hakam, Kama Abdul. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung. MKDU Press.

Hakam, Kama Abdul. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung

Hamka. (1982). Pribadi. Jakarta: NV. Bulan Bintang.

Henry, Nelson B. (1952). The Fifty First Yearbook of the National Society for The Study

of Education, Part I General Education. Chicago: The University of Chicago

Press.

Herdiansyah, Haris. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba.

Husaini, A. (2010). Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berakarakter dan Beradab. Jakarta: Cakrawala Publishing.

Izutsu, Toshihiko. (2003). Konsep-konsep Etika Religius dalam Qur’an. Yogya: Tiara Wacana.

Kalidjernih, Freddy K. (2010). Penulisan Akademik. Bandung: Widya Aksara Press Karni, Asrori S. (2009). Etos Studi Kaum Santri: Wajah Baru Pendidikan Islam.

Karakter Di Sekolah Menegah Pertama. Jakarta. Kemendiknas.

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman

Global. Jakarta. Grasindo

Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character. Newyork: Bantam Book. Lickona, Thomas. (2004). Character Matters. Newyork: Touchsone.

Lukenbill, Jeffrey D. (1978). General Education in A Changing Society. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Makiyah, Mia. (2008), Pembinaan Akhlak Mulia Siswa melalui Proses Pembelajaran

PAI (Studi Deskriptif pada Siswa SMK Al-Huriyah Rengasdengklok Karawang).

Tesis Magister pada S.Ps Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur

dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS

Mayhew, Lewis B. (1960). General Education: An Account and Appraisal. Newyork: Harper and Brothers Publishers.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta: Migas & Energi

Miskawaih, Ibn. (1994). Menuju Kesempurnaan Akhlak (terj). Bandung: Penerbit Mizan. Moleong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Muhyi, Mumuh Abdul. (2008). Pendidikan Akhlak Keluarga Santri Karya (Studi

Deskriptif Analitik terhadap Keluarga Santri Karya Pesantren Daarut Tauhiid).

Tesis Magister pada S.Ps Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Musfiroh, Tadzkirotun. (2011). Karakter sebagai Saripati Tumbuh Kembang Anak Usia

Dini. Jogjakarta: Inti Media

Mustafa, Ibrahim dkk. (1985). Al-Mu’jam Al-Wasith. Kairo: Mathabi’ al-Dar al-Hindasiyah

Moral yang Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurwadjah, Ahmad. (2007). Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Bandung: Penerbit Marja. Peterson, Christopher dan Selligman, Martin EP. (2004). Character Strength and Virtues:

A Handbook and Classification. Newyork: Oxford Unversity Press.

Phenix, Philip. (1961). Realms of Meaning. Mc Graw-Hill Book Company: New York. Qomar, Mujamil. (2002). Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.

Ramayulis. (2011). Sejarah Pendidikan Islam: Pembaharuan, Konsep, Filsafat, dan

Metodologis dari Era Nabi sampai Ulama Nusantara. Jakarta: Kalam Mulia.

Rosyidin, Dedeng. (2009). Konsep Pendidikan Formal dalam Islam. Bandung: Pustaka Nadwah.

Saiyidain, KG. (1954). Percikan Filsafat Iqbal mengenai Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro.

Sauri, S., Firmansyah, H., dan Rizal, A.S. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan Agama. Bandung: Arvino Raya

Sauri, Sofyan dan Firmansyah, Herlan. (2010). Meretas Pendidikan Nilai. Bandung: Arfino Raya.

Sauri, Sofyan. (1996). Komunikasi Orang Tua Anak dalam Membina Nilai-Nilai Agama

pada Keluarga. Bandung: PPs IKIP Bandung

Sauri, Sofyan. (2006). Membangun Komunikasi Dalam Keluarga. Bandung: PT Genesindo

Sauri, Sofyan. (2006). Pendidikan Berbahasa Santun. Bandung: PT Genesindo

Sauri, Sofyan. (2009). Membangun Propesionalisme Guru Berbasis Bahasa Santun bagi

Pembinaan Keperibadian Bangsa yang Bijak. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sidi, Indra Djati. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina dan PT Logos Wacana Ilmu.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Cet. 11. Bandung: Alfabeta.

Syihabuddin. (2011). Pendidikan dan Bahasa dalam Perspektif Islam. Bandung: Rizqi Press.

Wan Daud, MN. (2003). Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas, Bandung: Mizan.

Wan Daud, MN. dkk. (2010). Membangun Peradaban dengan Ilmu. Depok: Kalam.

Ya’qub, Hamzah. (1988). Etika Islam, Pembinaan Akhlaqul Karimah. Bandung: CV.

Diponegoro.

Yudkin, M. eds. (1971). Genereal Education. Baltimore: Penguin Books

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zurqoni. (2012). Menakar Akhlak Siswa, konsep dan Strategi Penilaian akhlak Mulia

Dokumen terkait