• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya perkembangan dalam pendidikan khususnya pada evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS), guru memiliki persepsi positif. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Terkait kemampuan berpikir kritis, guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk dapat berpikir kritis, mandiri dan mendalam. Terdapat kendala dalam evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS seperti penggunaan kosa kata ilmiah dalam soal sejarah berbasis HOTS yang dianggap sulit dan asing oleh siswa. Strategi yang dilakukan guru dengan menjelaskan arti kosa kata ilmiah dan mengulangnya agar memudahkan siswa dalam memahami inti soal ketika menghadapi evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS.

b. Terkait kemampuan berpikir kreatif, supaya mampu membangkitkan motivasi siswa, guru merasa semakin dituntut untuk selalu memperbaharui diri dalam menciptakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berani mengeksplor dan mencoba suatu hal positif yang baru. Terdapat kendala yaitu terkadang guru merasa kesulitan dalam mempelajari cara mengoperasikan aplikasi media penunjang pembelajaran.

Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan senantiasa memperbaharui diri mengikuti workshop multimedia serta belajar dari rekan kerja yang sudah ahli dalam menggunakan aplikasi pembelajaran. c. Terkait kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, pada

evaluasi berbasis HOTS guru berupaya menyusun soal evaluasi yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa memecahkan permasalahan pembelajaran untuk mengambil keputusan namun, dalam implementasinya harus dilakukan secara bertahap agar dapat dipahami dengan optimal.

d. Terkait kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan baru pada implementasi evaluasi pembelajaran berbasis HOTS, guru memberi soal yang bersifat kontekstual dengan mengaitkan materi dengan berita yang sedang terjadi di kehidupan nyata agar siswa dapat lebih mudah memahami materi. e. Terkait kemampuan mengkreasi produk, penugasan yang menuntut siswa

untuk menghasilkan produk oleh siswa dikaji pada ranah psikomotorik, mampu meningkatkan kreativitas dan produktivitas siswa dalam membuat produk atau karya. Pada abad 21 ini, guru semakin dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan skill siswa agar mampu bersaing di era digital.

f. Terkait kemampuan berefleksi untuk diaplikasikan dalam keseharian, refleksi bermanfaat untuk membantu siswa memaknai pengalaman yang telah diperoleh serta dapat menjadikan siswa berpikir lebih bijaksana dalam menyikapi suatu permasalahan dalam hidup keseharian. Terdapat kendala yang dirasakan guru dalam membiasakan siswa untuk berefleksi, sebab banyak siswa belum sadar pentingnya refleksi. Maka dari itu strategi yang dilakukan guru lakukan adalah mendorong siswa untuk rutin menuliskan kesan dan pesan positif yang dapat diambil dari setiap kegiatan pembelajaran melalui gambar, tulisan atau secara lisan.

2. Dalam mengikuti evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS, siswa-siswa memiliki persepsi positif, hasil tersebut ditunjukkan dari uraian sebagai berikut.

a. Segi kemampuan berpikir kritis, siswa merasa jenis evaluasi yang diberikan guru tidak selalu hanya bersifat hafalan sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam berpikir kritis Terdapat kendala yang dialami sebagian besar siswa terlebih dalam memahami kalimat soal yang diberikan guru karena banyak menggunakan kosa kata ilmiah. Beberapa siswa merasa kesulitan dalam mengikuti evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS karena materi yang dipelajari dirasa terlalu banyak, rumit dan kosa kata yang sulit dipahami. Strategi yang mereka gunakan adalah dengan cara mencatat penjelasan guru dan memahami inti atau pokok materi terlebih dahulu, kemudian dikembangkan dengan bahasa siswa sendiri.

b. Segi kemampuan berpikir kreatif, kreativitas dan kemampuan berinovasi siswa meningkat sebab terbiasa mengerjakan soal yang bersifat menganalisis. Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, beberapa siswa tersebut mengalami kendala dalam memahami materi sejarah karena mereka merasa materi terlalu banyak dan kompleks. Cara atau strategi yang siswa-siswa tersebut pilih adalah dengan membuat peta konsep dengan menggunakan rangkaian kalimat yang disusun sendiri untuk memudahkan dalam memahami materi sejarah yang banyak dan kompleks.

c. Segi kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, dengan terbiasa mengerjakan soal analisis dan berdiskusi kelompok, kemampuan dalam memecahkan permasalahan pada siswa semakin terlatih, sehingga membantu siswa untuk mengambil keputusan. Di samping itu, pada saat mengerjakan soal-soal evaluasi, banyak siswa mengaku percaya diri dengan jawaban sendiri sehingga tidak berminat untuk mencontek meskipun dengan teman yang dianggap lebih pintar. Rasa percaya diri pada banyak siswa tersebut tumbuh karena mereka terbiasa belajar mandiri dengan cara membaca terlebih dahulu kemudian merangkumnya dengan bahasa sendiri

d. Segi kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan baru, dalam menghadapi evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS, siswa dituntut untuk lebih rajin membaca dan memahami inti materi. Oleh sebab itu dengan rajin membaca materi dari berbagai sumber dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan baru.

e. Segi kemampuan mengkreasi produk, pada pendidikan abad 21, siswa dituntut untuk memiliki keahlian atau skill agar dapat bersaing di era global. Kendala yang siswa rasakan awalnya siswa merasa terbebani untuk dapat menghasilkan video konten sejarah yang baik agar hasil video dapat optimal. Strategi yang siswa lakukan untuk dapat mengatasi kendala tersebut adalah dengan berusaha belajar dari media sosial youtube tentang cara merekam, mengambil gambar yang baik serta mengedit video dengan aplikasi, antar siswa saling membantu agar video yang dihasilkan dapat maksimal.

f. Segi kemampuan berefleksi untuk diaplikasikan dalam keseharian, pada evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS, siswa berusaha membiasakan diri untuk merefleksikan nilai-nilai positif yang diperoleh pada setiap pembelajaran secara lisan, tertulis maupun gambar. Refleksi dapat menjadikan siswa lebih bijaksana menyikapi suatu hal. Siswa menyadari bahwa motivasi dalam diri sendiri penting untuk mendorong siswa lebih giat dalam belajar agar ketika menghadapi evaluasi pembelajaran berbasis HOTS dapat menghasilkan hasil yang optimal.

Dokumen terkait