• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil percobaan dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a) Indurence test

- Dari hasil uji indurence test, RDS tetap menunjukkan kinerja yang baik, hanya salah satu penyekat dari sejumlah 49 buah terlepas lasannya, namun tidak berpengaruh terhadap mutu bauksit hasil pencuciannya.

- Instrumen pengatur putaran (inverter) mengalami kemacetan di akhir proses, penyebabnya adalah meningkatnya tahanan RDS akibat suplai air ke dalam RDS dihentikan.

- Salah satu Belt Conveyor (dari 3 buah yang digunakan) mengalami robek setelah dipakai cukup lama (sudah menangani bauksit lebih dari 60 ton)

- Rendemen Al2O3 pada OS (oversize) yang dihasilkan pada proses upgrading menggunakan RDS adalah 50,49% untuk percobaan 1, 44,62% untuk percobaan 2 dan 48,66 % untuk percobaan 3. Rata - rata rendemen Al2O3 yang dihasilkan adalah 47,92%. Sedangkan rendemen berat OS yang dihasilkan untuk percobaan 1 sebanyak 43,62 %, untuk percobaan 2 sebanyak 38,96% dan 41,28 %untuk percobaaan 3. Dengan rata - rata rendemen berat OS sebesar 41,28%. Hasil tersebut menunjukkan kinerja alat Rotary Drum Scrubber (RDS) yang baik pada proses upgrading bauksit.

b) Digesting

 Persen ekstraksi alumina untuk digesting oversize (washed bausite) dengan soda kostik dapat mencapai sekitar 92 % untuk bauksit asal Bagan Ujung, Kendawangan, Kabupaten Ketapang. Sedangkan persen ekstraksi alumina untuk digesting overflow (tailing pencucian bauksit) dengan soda kostik dapat mencapai antara 45-46% untuk buksit asal Pinang, Mempawah dan sekitarnya, Kabupaten Sanggau.

 Filtrat hasil digesting oversize RDS memiliki kadar Al2O3 189,98 g/L dan filtrat hasil digesting overflow RDS memiliki kadar Al2O3 berkisar 44,56-105,83%.

 Red mud hasil digesting oversize RDS memiliki kadar Al2O3 21,52% dan red mud hasil digesting overflow RDS memiliki kadar Al2O3 berkisar 20,72,56-26,30%. c) Hidrolisis

Persen hidrolisis yang diperoleh dengan menggunakan seed adalah 38,43%, dan sisa filtrat masih mengandung 73,63% g/l alumina yang dapat diolah kembali (di-recycle) melalui proses digesting dan hidrolisis berikutnya.

97 d) Optimasi pembuatan PAC

Hasil optimasi pembuatan PAC cair sudah mencapai kondisi yang diharapakan dan sedikit lebih baik dibandingkan produk yang ada di pasaran dengan spesifikasi produk 10,89% Cl-, 10,52% Al2O3, 0,23% SO4=, berat jenis 1,185 g/mL, dan pH 3 (spesifikasi yang ada di pasaran 10,50% Cl-, 10,20% Al2O3, 2,5% SO4=, berat jenis 1,2 g/mL, dan pH 2,5-4,5).

e) Optimasi pembuatan Tawas

Hasil terbaik pembuatan koagulan (tawas tercampur fero sulfat) dicapai pada kondisi sebagai berikut: tailing bauksit 50 kg, asam sulfat 92 kg, air 83 kg, suhu pemanasan 100oC (mendidih) dan waktu reaksi 2 jam, yang menghasilkan persen ekstraksi Al2O3 98,78% dan Fe 98,80% dengan komposisi produk 6,38% Al2O3, 1,37% Fe, dan SiO2 0,05% .

f) Kegiatan FGD telah berhasil dilaksanakan yang dihadiri oleh instansi terkait antara lain LIPI, BPPT, PT Aneka Tambang, PT Mega Citra Utama, dan PT Harita.

g) Teknologi RDS telah diterbitkan di Sindo Weekly pada tanggal 27 November 2014 dalam upaya mensosialisasi teknologi upgrading bauksit dengan RDS.

98 DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, (2007). Alumina Process, http://www.qal.com.au/, diakses 30 April 2007. Anonim, 2009a, Aluminium, http://www.mtm.kuleuven.ac.be/Education/NonMatIrCourses/Mat/5-c%20aluminium.doc., diakses 17 Juni 2009

2. Anonim, (2013a). Technology Information, forecasting and assessment council, Department of Science and Technology, Govt. Of India (TIFAC),

http://www.tifac.org.in/index.php?option=com_content&view=article&id=722&Itemid=205 downloaded in February 24, 2013.

3. Anonim (2013b). Bauxite Washing Plant- bauxite ore mining and processing, http://www.rocksplant.com/mining- application/bauxite-washing-plant.html, Shanghai Zenith Company, downloaded in February 13, 2013.

4. Columbia Encyclopedia, (2008). Bayer Process, Sixth Edition. Copyright 2008 Columbia University Press 5. Das, B., Graeffe, M., Toscano, A., Brancewicz, C., and Rasmussen, D.H., 2002, Precipitation of Nanoscale

Hydrous Alumina from Sodium Aluminate Solutions, Mat. Res. Soc. Symp. Proc. Vol. 704, Materials Research Society

6. Husaini and Cahyono S.(2010). Upgrading Of Indonesia’s Bauxite By Washing Method, Congress Proceedings of XXV

7. Husaini dkk., (2007). Peningkatan Kadar Bijih Bauksit Kijang Dan Tayan Dengan Metode Scrubbing, Laporan Kegiatan Proyek Kelompok Program Teknologi Pengolahan Mineral, Pusltbang tekMIRA Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung.

8. Husaini dan Wijayanti, R., (2002). Peningkatan Kualitas Bauksit dari Pulau Kijang dengan Magnetik Separator Cara Basah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

9. Ishaq Ahmad (2013). Modeling and Simulation of Bauxite Beneficiation Process Using SolidSIM, International Mineral Processing Congress – IMPC 2010, “Smarter Processing for the Future”, Brisbane, Australia 6 – 10 September 2010

10. Jamieson, E. A. Jones, D. Cooling and N. Stockton, (2006). Magnetic separation of Red Sand to produce value, Alcoa World Alumina, Technology Delivery Group, P.O. Box 161, Kwinana, WA 6966, Australia, Curtin University of Technology, Perth, WA, Australia.

11. Nandi, A. K., (2004). Present Status Of Bauxite-Alumina Industry Of India, Minerals and Metals Division, MFC Commodities India 104-B, Suraksha Apartments, 16, Hindustan Colony, Amravati Road Nagpur-440033; INDIA

downloded in February 14, 2013. http://www.spe.tu-harburg.de/research/flowsheet-simulation-of-solids-processes/beneficiation-of-bauxite.html

12. Perry .R.H and Green.D.W, (1999). Chemical Engineers’ Handbook, Edisi ke tujuh, Mc.Graw-Hills Companies INC, New York,hal : 6-(34-35) dan 12- (52-64), 19-(40-47)

13. Padhi, B.K., Harry, B.W., Mohanty, B.N., (2000). Preparation of nano aluminium trihydroxide by forced hydrolysis in presece of emulsifying agent

14. Parker, P S. (2008). High Silica Bauxite Processing – Economic Processing of High Silica Bauxites – Existing and Potential Processes. Peter Smith Parker Centre. CSIRO Light Metals Flagship. Page 10 - 11. 15. Smith, P. (2009). The processing of high silica bauxites — Review of existing and potential processes,

CSIRO, Light Metals Flagship, Parker Centre, CSIRO Minerals, Perth, Australia, Hydrometallurgy 98 (2009) 162 - 176.

99 17. Wikipedia Encyclopedia, (2008). Bayer Process, http://en.wikipedia.org/wiki/Bayer_process

18. Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Nomor 23.K/70/BLP/2006 tanggal 12 April 2006 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

19. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

20. Peraturan Menteri ESDM No.04 Tahun 2010, tentang Rencana Strategis Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010-2014

21. Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2010, tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

22. Peter Loud, Map of West Kalimantan, Loudhttp://www.peterloud.co.uk/indonesia/kalbar.html,

diunduh 5 Juni 2013.

Lampiran 1. Hasil Analisis Mineragrafi

No Kode sampel/

no lab. Mineral logam yang ditemukan Keterangan 1 HS-3

7049/2014

- magnetit - hematit - limonit

HS-3=head sample no. 3

2 OF RDS-3

7050/2014 - - magnetit pirit - limonit

OF=over flow RDS percobaan no. 3

3 US RDS-3

7051/2014 - - magnetit hematit - limonit

US=under size RDS percobaan no. 3

4 OF Cyclone-3

7052/2014 - - magnetit hematit OF Cy-3=over flow cyclon percobaan no. 3 5 UF Cyclone-3

7053/2014 - - Magnetit-hematit limonit

UF Cy-3=under flow cyclon percobaan no. 3 6 OS RDS-3 7054/2014 - magnetit - hematit - limonit - pirit OS RDS-3= over size RDS percobaan no. 3

100 Lampiran 2. Fotomikrograf

Foto 1 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7049/14 kode : HS-3. Tampak magnetit (m) ditemukan sebagai butiran tunggal.

Foto 2 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7050/14

kode : OF ROS-3. Tampak magnetit (m) ditemukan sebagai butiran tunggal.

m

101 Foto 3 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7051/14

kode : US ROS-3. Tampak magnetit (m) ditemukan sebagai butiran tunggal dan telah mengalami hematisasi.

Foto 4 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7052/14

kode : OF CYCLONE-3. Tampak magnetit (m) dan limonit (l) ditemukan sebagai butiran tunggal.

Foto 5 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7053/14

kode : UF CYCLONE-3. Tampak magnetit (m) dan limonit (l) ditemukan sebagai butiran tunggal.

Foto 6 : Fotomikrograf sayatan poles contoh No. Lab. 7054/14

m m l m l h

102 kode : OS ROS-3. Tampak hematit (h) ditemukan sebagai butiran tunggal.

Lampiran 3. Hasil Analisis SEM X-Ray Mapping (OF RDS-3, US RDS-3,OF Cy-3, UF Cy-3, dan OS RDS-3)

121 Lampiran 4. Hasil Analisis SEM

Kode

Percontoh Deskripsi

OF.RDS-3

Spesimen OF.RDS-3n dikarakterisasi oleh material bentuk serabut (mordenit) dan bentuk kubus (kabasit), tampilan specimen terlihat cukup sarang. Terdeteksi empat jenis unsure (Al, Si, Ti dan Fe). Al dan Si merupakan komponen Utama material silikat sedangkan Fe dan Ti merupakan dua unsur ikutan yang kemungkinan berasal dari ilmenit.

US.RDS-3

Tampilan specimen US.RDS-3 dikarakterisasi oleh material bentuk chunk. Spesimen terlihat cukup sarang. Mengacu kepada bentuk yang relative berbentuk kubus, mineral dalam spesimen ini kemungkinannya kabasit. Ada tiga unsur yang terdeteksi pada spesimen ini. Al dan si sebagai komponen utama material silikat dan Fe sebagai unsur ikutan. Ada kemungkinan specimen ini adalah iron-zeolite yang dapat digunakan untuk katalis.

OF.Cyclone-3

OF.Cyclone-3 umumnya dikarakterisasi oleh bentuk chunk yang tersemenkan oleh besi oksida. Al dan Si yang terdeteksi merupakan komponen material silikat sedangkan Fe terdeteksi sebagai material yang menyemen material silikat, Cu terdeteksi sebagai noise.

UF.Cyclone-3

Terdeteksinya unsure Al, Si dan Fe dalam specimen UF.Cyclone-3. Si disamping sebagai mineral silikat lain (kemungkinan kabasit) bersama Al juga sebagai kuarsa. Fe merupakan unsur ikutan. Spesimen terlihat cukup sarang.

OS.RDS-3

Spesimen OS.RDS-3 dikarakterisasi oleh material menyudut tanggung (kabasit). Prorositas cukup baik. Adanya Fe dan Ti kemungkinan berasal dari ilmenit.

ZA-4

Bentuk kubus pada ZA-4 menyiratkan bahwa specimen ini disusun oleh kabasit. Jarak antar partikel cukup renggang. Terdeteksi adanya Al, Na dan Si.

ZA-6

Tampilan ZA-6 sedikit berbeda dengan ZA-4. Material chunk (kabasit direkat oleh material serabut (modenit). Material ini mempunyai komponen seperti ZA-4 yaitu Al, Na dan Si.

ZA-7 Material menyerabut mendominasi specimen ZA-7. Material bentuk kubus sebagian besar terubah menjadi material serabut walaupun sisa-sisa (remmants) bentuk kubusnya masih terlihat.

ZA-8 Karakter specimen ZA-78 mirip dengan ZA-7, perbedaannya terletak pada komponen kubistis ZA-8 yang sebagian besar masih menunjukkan bentuk asli, belum semua terubah menyerabut.

Dokumen terkait