• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

1. Metode ijtihad yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam penerapan hukum aborsi yaitu dengan melakukan pentarjihan ulang terhadap al-Qur’an dan al-Hadis dengan

metode ijma’, qiyas dan lain sebagainya. Meski pada akhirnya produk

hukum yang dihasilkan sama dengan pendapat ulama sebelumnya. Sedangkan metode ijtihad yang dilakukan oleh Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dalam penerapan hukum aborsi cenderung untuk membudayakan bermadzhab-mentathbiqkan (memberlakukan) pendapat fuqaha sebelumnya meski permasalahan yang tengah dibahas masalah faktual.

2. Persamaan Dan Perbedaan metode yang digunakan oleh Majelis Tarjih

& Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dalam penerapan hukum aborsi dapat dibedakan menjadi: a) PERSAMAAN

1. Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama.

a. Memakai hadits nabi Muhammad SAW. b. Menetapkan hukum kasus yang baru.

69

b) PERBEDAAN

1. Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah

a. Hukum terdahulu bisa dihapus jika ada dalil yang lebih kuat untuk dijadikan hukum.

b. Tidak memakai fatwa ulama terdahulu sebagai rujukan melainkan mengadakan pentarjihan ulang.

2. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama

a. Lebih mengutamakan Memakai fatwa atau keputusan ulama terdahulu.

b. Kitab – kitab yang dipakai dominan dari kalangan imam As-Syafi’i.

Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang muncul karena manusia masih mengekor pada peradaban barat. Untuk masalah hukum aborsi jika umur kehamilannya sudah 4 (empat) bulan yaitu setelah peniupan roh pada janin maka Nahdhatul ‘ulama dan

Muhammadiyah menetapkan hukum yaitu haram. Kecuali karena sesuatu hal yang mengharuskannya demi keselamatan ibu, sebab nyawa ibu lebih utama dari pada janin karena telah lebih awal lahir kedunia dan melindungi jiwa itu wajib hukumnya. pendapat yang raj’ih (kuat) adalah jika aborsi dilakukan setelah 40

(empat puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua) hari dari usia kehamilan pada saat permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram. Sedangkan pengguguran

kandungan yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz)

70

muhammadiyah menetapkan haram karena sejak pembuahan itulah sebenarnya telah dimulai kehidupan manusia, yang wajib dijaga dan dihormati, dan tidak boleh diperlakukan secara zalim, sebagai mana ditegaskan dalam surah Al – An’am ayat 151, Surah Al- Isra’ ayat 31, Surah Al – Baqarah ayat 205, Surah An

– Nisa ayat 29 yang dipaparkan dikeputusan. Namun Nahdhatul ulama mayoritas ulamanya membolehkan asalkan karna sebab yang kuat kecuali imam al – ghazali

B. Saran

Sebagai bentuk memuliakan manusia maka seyogyanya tidak serta merta dan memudahkan untuk menjastis seseorang yang akan melakukan tindakan aborsi namun jika dipandang lebih banyak mendapatkan kemanfaatan dan kemaslahatan manusia maka ada benarnya untuk melakukan tindakan aborsi sebagai bentuk dan upaya menjadi manusia yang sempurna agar dapat melanjutkan estafet kehidupan yang akan datang yang mana telah disebutkan dalam QS. Al-Isra: 70 yang artinya ‚dan

sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengankelebihan yang sempurnaatas kebanyakan

makhluk yang telah kami ciptakan‛.

Berdasarkan ayat ini Allah menegaskan bahwa manusia yang diciptakannya sebagai makhluk yang paling mulia dan paling sempurna maka dalam kondisi dan bentuk apapun ketika ia bernama manusia bahkan awal kejadiannya tetap harus dihormati dan di muliakan.

71

Dengan melihat realita dan perkembangan zaman khususnya di bidang kedokteran dengan mempertimbangkan nilai sosial maka tindakan abori harus betul-betul berdasarkan kemaslahatan manusia itu sendiri karena manusia tersebut akan melakukan tugas sebagai pemimpin (khalifatul fil ardzi) demi berlangsungnya kehidupan masyarakat yang berakhlak. Serta demi berlangsungnya sunnatullah. Hendaknya dalam mengambil hukum yang dilakukan antara Majelis Tarjih & Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahstul Masail Nahdlatul Ulama biarpun berbeda pandangan

dalam mengikuti pemikiran pada imam mujtahid hendaknya

mempertimbangkan kemaslahatan demi keutuhan dan kesatuan masyarakat.

Dalam sebuah maqolah yang artinya ‚menjaga nilai-nilai pendapat ulama yang terdahulu dan mengambil pendapat ulama yang terbaru demi kemaslahatan umat.

DAFTAR PUSTKA

Abdusshomad Buchori, 101 Masalah Hukum Islam: Sebuah Produk Fatwa Majelis Ulama’

Indonesia, MUI Propinsi Jawa Timur Dan Pustaka Dai Muda, 2003

Ahmad, Zahro. Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masail 1926-1999, Yogyakarta: Lkis, 2004

Al-Baghdadi, Abdurrahman. Emansipsi Adakah Dalam Islam. Jakarta: Gema Insani Press:1998

Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan , Jilid 2 Jakarta: PPRMI Dan Qultummedia, 2004 Dr. H. Sa’ad Abdul Wahid, Majalah Suara Muhammadiyah No.15/TH.Ke.88/Agustus 2003 Drs. H. A. Faishal Haqq. Ushul Fiqh Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam. Surabaya: CV

Citra Media:1997

Fathul Bari, Juz XI, Hal. 405, Syarah Shahih Muslim, Juz XVI

Fathul Bari, Juz XI, Hal. 416 Dan Shahih Muslim Dengan Syarah An-Nawawiy, Juz XVI H.R. Muslim. Shahih Muslim Hadits : 2645, Jilid : 2

Hakim, Abdul Hamid. Mabadi’ Awaliyah Fi Ushul Al Fiqh Wa Qawa’id Al-Fiqiyah, Jakarta: Sa’adiyah Putera:1927

Hasil Keputusan Bahtsul Masail Syuriyah PWNU JATIM di PP. Zainul Hasan Genggong Probolinggo tanggal 26-28 Rabi’ul Akhir 1413/23-24 Oktober 1992

Hasil Wawancara Bersama KH. Ali Magfur Di RSI Jemur Sari Surabaya, Tanggal 05 November 2014, Jam 19.00 Wib

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Malang: Citra Mentari Group: 1995

Http://Khotimhanifudinnajib.Blogspot.Com/2011/07/Normal-0-False-False-False-En-Us-X- None.Html

Http://Tarjihmuhammadiyah.Wikia.Com/Wiki/Sejarah_Majelis_Tarjih Http://Tarjihmuhammadiyah.Wikia.Com/Wiki/Sejarah_Majelis_Tarjih MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fikih Sosial, Yogyakarta: Lkis, 1994

Majalah Ibu Hamilnakita, Panduan Tumbuh Kembang Balita Ibu Sehat Janin Kuat. Vol 25 Modul Praktikum A Bidang Kefatwaan, Jurusan Perbandingan Mazhab Dan Hukum IAIN

Antasari

Modul Praktikum A Bidang Kefatwaan, Jurusan Perbandingan Mazhab Dan Hukum IAIN Antasari

Musyarofah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aborsi Karena Istri Menderita Gangguan Kejiwaan (Gila), Jurusan AS UIN Sunan Ampel, Tahun 2003

Nur Fadilah, Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Aborsi Oleh Wanita Akibat Pemerkosaan, Jurusan AS UIN Sunan Ampel, Tahun 2005

Prof. DRS. H. Sa’ad Abdul Wahid, Majalah Suara Muhammadiyah No.15/TH.Ke.88/Agustus 2003

Prof. DRS. H. Sa’ad Abdul Wahid, Majalah Suara Muhammadiyah, No.17/TH.Ke.88/September 2003. Hal:21.

Putusan Majlis Tarjih& Tajdid Muhammadiyah, Muktamar Tarjih XXII Malang Tahun 1992 Putusan Munas Majlis Tarjih & Tajdid, Jakarta Tahun 1999

Riza Yanuar Sari, Studi Komparatif Antara Hak Asasi Manusia Dan Hukum Islam Terhadap Aborsi Yang Dilakukan Oleh Korban Pemerkosaan, Jurusan AS UIN Sunan Ampel, 2012

S.Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Sambutan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama’ (PWNU) Jawa Timur, NU Menjawab Problematika Umat, Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur 1991-2013 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta; UI-PRESS,2007

Tim penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, studi al-Qur’an, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press:2013)

Dokumen terkait