• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil kegiatan pelatihan pengembangan usaha budidaya ternak ayam yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan berikut :

1. Bahwa pelaksanaan pelatihan budidaya ayam, berjalan sesuai rencana. Dari 50 orang peserta yang direncanakan hadir semua.

2. Selama pelaksanaan pelatihan peserta berperan aktif dalam mengikutin jalannya pelatihan, baik pada saat penyampaian materi di dalam ruangan maupun pada saat praktek lapang.

3. Nara Sumber dan materi pelatihan yang disampaikan sesuai dengan perencanaan.

4. Dari hasil diskusi dari masing-masing materi yang disampaikan nara sumber maka peserta telah memahami materi yang disampaikan sehingga diharapkan dapat sebagai bekal dalam pengembangan usaha ternak ayam baik ayam buras (kampung) maupun ayam ras pedaging (broiler).

Lampiran 1. Materi Pelatihan Petani Pengembangan Usaha Budidaya Ternak Ayam Bagi KMPH Di Wilayah Binaan GTZ Merang REDD Pilot Project

1. Cara Pemeliharaan Ayam Buras

2. Cara Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler)

3. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Unggas Menular 4. Penumbuhan Kelompok Tani

CARA PEMELIHARAAN AYAM BURAS

Oleh : Y. Suci Pramudyati

Materi Pelatihan Petani Pengembangan Usaha Budidaya Ternak Ayam Bagi KMPH Di Wilayah Binaan GTZ Merang REDD Pilot Project (MRPP) Tanggal 19 s.d 21 Agustus

2009

GTZ MERANG REDD PILOT PROJECT (MRPP)

I. PENDAHULUAN

Ayam buras (bukan ras) disebut juga ayam kampung. Jenis ayam ini mempunyai peranan penting dalam kehidupan petani, baik sebagai sumber pandapatan, sebagai tabungan, sebagai gizi keluarga maupun kotorannya dapat sebagai penghasil pupuk.

Beberapa pertimbangan dalam memelihara ayam buras yaitu : 1. Tidak memerlukan modal yang besar.

2. Dapat dipelihara dengan mudah dan biaya perawatannya mudah. 3. Tempat yang dibutuhkan relatif tidak terlalu luas.

4. Cepat menyesuaikan dengan tempat atau lingkungan baru.

5. Daging dan terlurnya dapat dikonsumsi keluarga (menambah gizi keluarga) 6. Daging dan telurnya mempunyai nilai pasar yang tinggi

7. Mempunyai daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih kuat dari ayam ras. 8. Kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Produksi telur ayam buras masih sangat rendah, dibandingkan dengan ayam ras. Hal ini disebabkan belum adanya seleksi/pemilihan bibit secara mantap dan terarah serta sistem pemeliharaannya masih sangat sederhana (tradisional) dengan membiarkan ayam-ayamnya berkeliaran (diumbar) di kebun, di sawah atau di pekarangan rumah untuk mencari makan karena peternak jarang memberikan pakan pada ayam-ayamnya.

Produksi telur ayam buras pada kondisi pedesaan adalah :

(1). Induk yang tidak mengerami telurnya, adalah sekitar 132 butir per ekor per tahun.

(2). Induk mengeram dan setelah menetaskan anak dipisahkan dari induknya, berproduksi telur sekitar 115 butir per ekor per tahun

(3). Induk ayam yang mengeram dan mengasuh anaknya sampai lepas sapih, produksi telurnya hanya 52 butir per ekor per tahun.

Berat telur ayam buras kurang lebih 35 gram per butir.

II. PEMILIHAN BIBIT

Untuk mendapatkan produksi telur dan pertumbuhan ayam yang maka diutamakan pemilihan calon bibit baik calon induk maupun calon pejantan.

Ayam Betina Ayam Jantan

1. Umur : 6-12 bulan 1. Umur : 8-24 bulan

2. Berat badan : ± 0,8 kg 2. Berat badan : ± 1 - 1,2 kg 3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan

hidup

3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan hidup

4. Daerah dubur lembut 4. Tubuh besar, kokoh dan kuat 5. Jarak antara tulang duduk 2 jari 5. Bentuk kepala lurus dan pipih 6. Jarak antara tulang duduk dan tulang

dada 3 jari

6. Bentuk ekor melengkung dan terjuntai kebawah

7. Kedua sayap lebar dan simetris

8. Jengger dan pial berwarna merah segar

9. Kepala pipih 7. Kepala pipih dan lurus

10. Tidak mempunyai sifat kanibal 8. Tidak mempunyai sifat kanibal

Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 7-8 artinya 1 ekor pejantan dapat melayani 7 sampai 8 ekor betina.

III. KANDANG

Kandang merupakan salah satu syarat bagi kelangsungan hidup ayam. Fungsí kandang bagi ternak ayam :

1. Untuk melindungi dari hujan, terpaan angin, panas dan gangguan binatang buas. 2. Sebagai tempat tidur dan berkembang biak.

Persyaratan Pembuatan Kandang :

1. Tempat/lokasi kandang harus kering 2. Tidak mudah tergenang air

3. Tidak menyatu dengan rumah 4. Mempunyai ventilasi yang baik 5. Sehat dan bersih

6. Cukup mendapat sinar matahari pagi 7. Kokoh dan kuat serta atap tidak bocor. Bahan kandang :

- Pilih bahan kandang tidak ada disekitar lokasi, misalnya : - Rangka kandang dibuat dari bambuatau kayu gelam.

- Dinding kandang dapat dibuat dari bambu atau papan rempesan atau kayu gelam atau kawat ram.

Ukuran kandang :

Ukuran kandang : 2m x 3m dapat menampung 25-30 ekor ayam. Peralatan kandang :

1. Tempat pakan dan minum

- Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.

- Bahan-bahan yang dapat digunakan adalah belahan bambu, paralon, plastik atau papan.

- Tempat minum seperti halnya tempat pakan dapat dibuat dari bambu yang dipotong, kaleng plastik, atau kaleng-kaleng bekas yang tidak berkarat.

- Untuk ayam yang dipelihara secara intensif, tempat pakan dan minum sebaiknya diletakkan di dalam kandang pada dinding kandang bagian dalam dan sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai agar ayam tidak mencakar-cakar atau pakan bercampur kotoran.

- Untuk ayam yang dipelihara secara semi intensif pakan dan air minum dapat ditempatkan di luar kandang atau halaman asalkan tidak terekena langsung sinar matahari dan air hujan.

2. Tempat tenggeran.

Dapat dibuat dari bambu atau kayu, fungsi tenggeran adalah agar ayam dapat tidur teratur dan tidak tumpang tindih.

3. Sangkar bertelur/pengeraman.

- Sebaiknya ditempatkan di dalam kandang dalam posisi agak gelap dan teduh, misalnya di sudut atau bagian belakang kandang karena pada saat hendak bertelur atau mengeram ayam menghendaki suasana tenang dan agak gelap. Jumlah sangkar sebaiknya sama dengan jumlah babon yang sedang bertelur.

- Sangkar bertelur/pengeraman dibuat dari bahan yang mudah, murah dan tersedia ditempat misalnya dari kotak gardus bekas, kotak kayu, bambu yang dibuat seperti kukusan, baskom bekas, ember bekas dll.

- Sangkar bertelur/pengeraman dibuat jangan terlalu cekung atau terlalu datar agar induk mudah membalik telurnya dan diberi alas rumput kering atau jerami padi agar telur tidak mudah pecah dan induk ayam merasa nyaman. Usahakan tempat pengeraman terlebih dahulu disemprot dengan air kapur atau air tembakau untuk menghilangkan kemungkinan gangguan kutu ayam.

IV. PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN

Pemberian pakan tambahan pada ayam kampung akan dapat meningkatkan produksi telur dan daging (berat badan). Pemberian pakan tambahan sebaiknya dilakukan secara rutin atau teratur setiap hari. Jenis bahan pakan tambahan untuk ayam buras dapat memanfaatkan sisa-sisa limbah berupa dedak padi, meniran, ampas tahu, limbah ikan, gabah hampa, sisa dapur (sayur-sayuran), sisa makanan, keong mas, bekicot, dll.

Pakan disediakan dalam wadah yang mudah dicapai ternak ayam, tetapi tidak mengakibatkan banyak pakan yang tumpah. Jumlah pemberian pakan 10 % dari berat badan per ekor per hari. Campuran pakan dapat diberikan dalam bentuk kering ataupun dalam bentuk bubur kasar.

Makanan yang diberikan pada ayam akan dipergunakan untuk : 1. Pertumbuhan, dari anak ayam menjadi ayam dewasa.

2. Mempertahankan hidup.

3. Untuk produksi, artinya selain untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidup, makanan yang diberikan pada ayam digunakan untuk berproduksi. Produksi utama dari ayam buras adalah daging dan telur.

V. PERBAIKAN SISTEM PEMELIHARAAN

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan menekan angka kematian anak ayam (kutuk).

Cara-cara perbaikan sistem pemeliharaan :

1. Induk dan anak yang baru menetas di kandangkan pada kandang indukan sampai anak umur 1 minggu. Pada siang hari induk bisa dilepas disekitar kandang indukan sedangkan anak ayam tetap di dalam kandang indukan. Pakan yang diberikan adalah untuk anak ayam 1 hari sampai umur 7 hari adalah dedak padi + meniran dalam bentuk kering atau diberi pakan ayam starter. Air minum disediakan secara terus menerus. Sedangkan induknya diberi pakan seperti ayam dewasa.

2. Pisahkan anak ayam umur 1 minggu dengan induknya dengan tujuan untuk meningkatkan produksi induk yaitu agar induk segera bertelur kembali.

- Anak ayam dipelihara dalam kandang indukan sampai umur 2 bulan.

Karena fungsi kandang indukan sebagai pengganti induk, maka kehangatan sangat diperlukan bagi anak ayam terutama sampai umur 10 hari. Oleh karena itu kandang

penutup pada saat hari hujan.Tanda-tanda anak ayam bila menggerombol ini berarti anak ayam kedinginan, dan sebaliknya kalau anak ayam menyebar menandakan udara didalamnya kandang. Pemanas dan penutup perlu diatur untuk menciptakan temperatur kandang yang sesuai.

- Pakan yang diberikan adalam campuran dedak padi + meniran + jagung giling + sisa makanan + sayur-sayuran. Diberikan dalam bentuk bubur kasar.

- Waktu pemberian pakan pagi, siang dan sore hari. - Air minum disediakan sepanjang hari.

3. Anak ayam umur 2 bulan sampai 3 bulan (ayam-ayam muda), Ayam muda sudah bisa dilepas sepanjang hari, pada sore dan malam hari dikandangkan.

Pemberian pakan dan air minum dapat dilakukan pada pagi dan sore hari (sebelum dilepas dan sebelum dikandangkan).

Pakan yang diberikan adalam campuran dedak padi + meniran + jagung giling + sisa makanan + sayur-sayuran. Diberikan dalam bentuk bubur kasar.

4. Ayam Dewasa (lebih dari 6 bulan), dapat dilepas sepanjang hari, pada sore dan malam hari dikandangkan. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah ayam jantan harus lebih kecil dari ayam betina, perbandingannya 1 : 7 (1 jantan untuk 7 ekor betina). Ayam-ayam jantan dewasa dan betina yang kurang baik untuk bibit dapat di jual.

Pemberian pakan dan air minum dapat dilakukan pada pagi dan sore hari (sebelum dilepas dan sebelum dikandangkan).

Pakan yang diberikan adalam campuran dedak padi + meniran + jagung giling + sisa makanan + sayur-sayuran. Diberikan dalam bentuk bubur kasar.

VI. KANDANG INDUKAN

- Salah satu kendala pada usaha budidaya ayam buras di pedesaan adalah tingkat kematian anak ayam yang tinggi. Hal ini disebabkan masih banyak dijumpai induk mengasuh anaknya bersama-sama sampai anaknya disapih. Hal ini jelas akan menimbulkan kerugian yang tinggi yaitu disamping kehilangan anak ayam akibat kematian juga jumlah produksi telur rendah serta waktu untuk bertelur kembali menjadi lama atau panjang. - Teknologi pemisahan anak dari induknya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan

menghindarkan hal-hal yang merugikan.

- Pemisahan induk dan pemeliharaan anak ayam dalam kandang indukan dapat dimulai pada anak berumur 7 hari sampai berumur 2 bulan.

- Bentuk dan konstruksi kandang indukan tergantung pada jumlah anak ayam, biaya yang tersedia dan ketersediaan bahan di lokasi.

- Bahan kotak indukan dapat dibuat dari bahan bambu, kayu reng, kawat ayam, rempesan kayu atau bahkan dari bahan-bahan bekas.

- Persyaratan penggunaan kandang indukan yang terpenting diperhatikan adalah :

1. Kebersihan, sebelum anak ayam dimasukan kedalam kandang indukan, sebaiknya kandang indukan disucihamakan dahulu dengan cara mengapur seluruh kandang indukan dan biarkan selama 2 sampai 3 hari. Kemudian baru dimasukan induk dan anak ayamnya. Untuk menjaga kebersihan kandang indukan perlu dibersihkan setiap hari, minimal 2-5 hari dalam satu minggu.

2. kehangatan, karena kandang indukan sebagai pengganti induk, maka kehangatan sangat diperlukan bagi anak ayam terutama sampai umur 10 hari. Pemanas dan penutup perlu diatur untuk menciptakan temperatur kandang yang sesuai.

3. Ventilasi, sangat diperlukan bagi anak ayam, karena keadaan sirkulasi udara dalam kandang indukan akan mempengaruhi perkembangan kesehatan anak ayam, seperti bau kotoran, sisa makanan, lembab, kurangnya sinar matahari. Kandang indukan pada waktu malam atau hujan ditutp dengan karung plastik atau karung goni untuk memberikan kehangatan atau menghindari serangan penyakit.

4. pengontrolan, dan jauh dari gangguan binatang pemangsa.

Pembuatan Kandang Indukan

- Pada umumnya kandang indukan terbuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil antara 1-2 Cm atau juga dapat dibuat dari kawat ayam dengan diameter 0,5 – 1 Cm.

- Bila kandang indukan dibuat dari bambu, usahakan jarak antara bambu jangan sampai rapat atau terlalu renggang.

- Bentuk kandang Indukan. Bentuk kandang indukan dibuat seperti kotak sehingga sering juga disebut kotak indukan.

- Ukuran kandang indukan : tinggi 60 Cm, panjang 1m dan lebar 80 Cm bisa digunakan untu 40 ekor anak ayam sampai umur 2 bulan.

Tempat Pakan dan Minum.

Tempat pakan dan minum harus diletakkan di dalam kandang indukan yang mudah dijangkau oleh anak ayam. Tempat makan dan minum terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat seperti belahan bambu, kotak kayu atau plastik.

VII. PENGATURAN SIKLUS BERTELUR

Produksi telur ayam kampung lebih rendah dari ayam ras, yaitu 50 butir per ekor per tahun. Untuk meningkatkan jumlah produksi beberapa cara dapat dilakukan, misalnya :

1. Mencegah ayam mengeram.

Langkah ini dilakukan bertujuan agar dapat dihasilkan telur yang lebih banyak.

Caranya : babon/induk begitu mulai terlihat sifat-sifat mau mengeram, dipegang dan dimandikan.Telur yang ada di sangkarnya diambil, sehingga kalau babon mau mengerami telur di sangkarnya tidak jadi karena kosong. 2 sampai 3 minggu kemudian babon sudah memperlihatkan sifat birahinya.

2. Menetaskan telur dengan mesin tetas atau entog.

Selain penetasan dengan induknya sendiri, penetasan secara alami bisa dibantu oleh ternak entog. Dimana entog dapat mengerami telur sampai 2 sampai 3 siklus penetasan. Selain penetasan secara alami juga dapat dilakukan dengan bantuan mesin tetas, yaitu dengan cara mengatur suhu di dalam mesin tetas sesuai dengan kondisi penetasan secara alami.

Setelah selesai bertelur dalam satu periode (± 2 minggu), babon mulai memperlihatkan sifat mengeramnya. Telur-telur diambil dan dimasukkan ke dalam sangkar entog yang sudah siap mengeram atau dipindahkan ke dalam mesin tetas. Sedangkan babon dipegang dan dimandikan yang akhirnya sifat mengeram lama kelamaan menghilang, 2-3 minggu kemudian babon sudah memperlihatkan sifat birahinya.

CARA BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING

(BROILER)

Oleh : Jauhari Effendy

Materi Pelatihan Petani Pengembangan Usaha Budidaya Ternak Ayam Bagi KMPH Di Wilayah Binaan GTZ Merang REDD Pilot Project (MRPP) Tanggal 19 s.d 21 Agustus

2009

GTZ MERANG REDD PILOT PROJECT (MRPP)

2009

I. MASA PERSIAPAN

Pemilihan Lokasi Kandang :

1. Lokasi kandang berada di tempat yang lebih tinggi dari lingkungan atau daerah di sekitarnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya genangan air maupun banjir pada saat musim hujan.

2. Lokasi kandang dipilih tempat yang teduh/sejuk tetapi tidak ternaungi oleh pohon-pohonan serta terkena sinar matahari.

3. Pilih lokasi kandang yang tersedia atau berdekatan dengan sumber air minum guna memudahkan aktivitas pemeliharaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat konsumsi air minum bagi ayam broiler sangat tinggi.

4. Sebaiknya lokasi kandang tidak terlalu dekat dengan rumah pemilik tetapi juga tidak terlalu jauh sehingga memudahkan dalam melakukan pengawasan (kontrol), sebagai acuan jarak antara rumah pemilik dengan kandang berjarak ± 10 m.

5. Demikian juga lokasi kandang dipilih tempat yang tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk untuk menghindari penyebaran polusi udara akibat bau dari kotoran ternak. 6. posisi kandang sebaiknya

Menjelang dan Saat Kedatangan DOC :

1. 3-7 hari sebelum DOC datang, kandang telah siap untuk ditempati. Sebaiknya terlebih dahulu seluruh bagian kandang disemprot dengan desinfektan (misalnya formalin yang dicampur air).

2. Setelah disemprot dengan desinfektan kemudian pada bagian alas kandang serta sebagian dindingnya dilaburi dengan kapur guna membunuh kuman atau mikroorganisme yang merugikan.

3. Jika memungkinkan, perlu disediakan thermometer guna mengukur temperatur dalam kandang. Thermometer diperlukan untuk mengetahui apakah suhu dalam kandang indukan sudah sesuai atau belum dengan kebutuhan suhu dari ternak ayam (DOC). 4. Beberapa jam sebelum DOC datang, pemanas (indukan) harus sudah dihidupkan. Jumlah

indukan harus disesuaikan dengan jumlah DOC. Khusus untuk indukan (pemanas) yang menggunakan lampu minyak, maka harus diperhatikan faktor resiko dan keamanannya. 5. Alas kandang untuk DOC sebaiknya dilapisi dengan kertas pembungkus semen atau

bahan lainnya yang sejenis. Hal ini untuk menghindari luka lecet pada DOC dimana kulit kakinya masih halus dan tipis. Pemberian alas tersebut dilakukan s/d DOC berumur 7 hari, dan setiap 3 hari alas kandang diganti dengan yang baru.

6. Untuk diperhatikan, pada saat DOC baru datang maka jangan langsung diberi pakan. DOC yang baru datang sebaiknya langsung diberikan air minum dicampur gula secukupnya. Pemberian air minum tersebut untuk memulihkan tenaga serta menghindari stres yang berkepanjangan pada DOC setelah menempuh perjalanan jauh dari pabrik (poultry shop) ke lokasi peternakan.

7. Periksa kembali alat pemanas (indukan) sehingga segala sesuatunya berada dalam kondisi yang aman apabila ditinggalkan. Perhatian harus lebih diberikan untuk pamanas yang menggunakan lampu minyak tanah.

II. PEMILIHAN BIBIT

1. Bibit ayam broiler (DOC) terdiri dari dua kategori, yaitu fast fattening (cepat tumbuh pada fase awal) dan slow fattening (relatif lambat tumbuh pada fase awal).

2. Ciri-ciri DOC yang baik dan sehat diantaranya : (i) berat ± 40 gram, (ii) bulu berwarna kuning muda, (iii) mata cerah, (iv) warna paruh dan kulit kaki kuning kecoklat-coklatan, (v) gerakannya lincah, (vi) tidak memiliki cacat tubuh, (vii) memiliki nafsu makan yang baik, (viii) tidak terdapat letakan tinja di duburnya serta (ix) suaranya nyaring.

3. Setelah DOC tiba di lokasi peternakan, kemasan (kardus pembungkus) langsung dibuka untuk selanjutnya dipindahkan ke dalam kandang indukan. Perhatikan, jika terdapat DOC yang terlihat kurang sehat atau memiliki cacat tubuh maka segera dipisahkan dengan kelompok lainnya.

4. Sebaiknya bibit (DOC) berasal dari perusahaan pembibitan (bREDDing farm) yang sudah ternama/berpengalaman.

5. Beberapa jenis strain ayam yang banyak beredar di pasaran (poultry shop) diantaranya : CP-707, Super 77, Tegel 70, ISA, Kim Cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor Acres, Tatum, Indian River, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, dan lain sebagainya.

III. SISTEM PERKANDANGAN

Bentuk dan Bahan Kandang :

1. Berdasarkan model atap, dikenal dua bentuk kandang, yaitu kandang atap model gable dan model monitor. Pemilihan model atap kandang disesuaikan dengan modal usaha dan

2. Demikian juga berdasarkan bentuk dasar kandang, dikenal dua jenis yaitu kandang model panggung dan model litter.

3. Bahan kandang disesuaikan dengan kemampuan modal usahatani, tetapi pada prinsipnya sebaiknya berasal dari bahan yang murah tetapi kuat serta mudah diperoleh di sekitar lokasi peternakan.

4. Temperatur ideal di dalam kandang berkisar 33-35°C sedangkan kelembabannya antara 60-70%.

Alat dan Perlengkapan Kandang :

1. Tempat pakan dan minum dapat dibeli dari toko penyedia sarana produksi peternakan (poultry shop) atau membuat sendiri dari bahan yang mudah diperoleh/tersedia di lokasi peternakan seperti bambu, alumunium, plastik, dan sebagainya. Perlu untuk diperhatikan, khusus untuk tempat pakan dan minum yang dibuat sendiri, maka bahan tersebut harus mudah dicuci dan tidak berkarat. Secara umum, sesuai dengan peruntukannya tempat pakan dan minum ada dua jenis yaitu untuk anak ayam (1-10 hari) dan ayam dewasa. Pastikan ayam bisa menjangkau pakan dan minum secara mudah.

2. Alat penerangan maupun indukan tersedia dalam jumlah yang cukup, disesuaikan dengan jumlah ternak dan luas kandang.

3. Litter/alas kandang harus dalam keadaan kering dengan ketebalan antara 5-10 cm. Bahan litter dapat menggunakan sekam, serbuk gergaji dicampur dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya,

IV. MANAJEMEN (CARA) PEMBERIAN PAKAN

Fase (Periode) Starter :

1. Pakan untuk fase starter diberikan pada ayam dari umur 1-30 hari (0-4 minggu).

2. Jenis dan kandungan zat gizi pakan adalah sebagai berikut : protein (PK) 22-24%, lemak (LK) 2,5%, serat kasar (SK) 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

Tabel 1. Jumlah pemberian pakan pada fase starter

Minggu Umur (hari)

Konsumsi Pakan (gr/ekor) Prakiraan Berat Badan Kumulatif (gr/ekor) Per hari Kumulatif

1 12 12 52 2 15 27 65 3 19 46 81 I 4 24 70 100 5 29 99 122 6 33 132 147 7 37 189 174 8 41 210 205 9 45 265 238 10 50 305 279 II 11 55 380 322 12 60 420 389 13 65 485 420 14 70 555 474 15 75 630 529 16 80 710 586 17 85 795 646 III 18 91 886 709 19 97 983 774 20 103 1086 840 21 109 1195 908 22 115 1310 977 23 120 1430 1047 24 125 1565 1118 IV 25 129 1684 1189 26 133 1817 1260 27 135 1955 1332 28 143 2098 1405

Fase (Periode) Finisher

1. Pakan untuk fase finisher diberikan pada ayam dari umur 31-42 hari (4-6 minggu). 2. Jenis dan kandungan zat gizi pakan adalah sebagai berikut : protein (PK) 18,1-21,2%,

lemak (LK) 2,5%, serat kasar (SK) 4,5%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2900-3400 Kcal.

3. Jumlah pemberian pakan pada fase finisher disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah pemberian pakan pada fase finisher

Minggu Umur (hari)

Konsumsi Pakan (gr/ekor) Prakiraan Berat Badan Kumulatif (gr/ekor) Per hari Kumulatif

29 148 2246 1479 30 153 2399 1553 31 158 2557 1627 V 32 163 2720 1703 33 167 2887 1777 34 171 3058 1853 35 175 3233 1928 36 179 3412 2006 37 184 3596 2085 38 188 3784 2165 VI 39 192 3976 2246 40 196 4172 2327 41 199 4371 2407 42 203 4574 2487

4. Air minum diberikan secara ad-libitum (tidak terbatas), setiap saat ada di dalam kandang.

V. SANITASI DAN KESEHATAN TERNAK

1. Sebagai langkah upaya pencegahan terhadap serangan penyakit, secara rutin kotoran ternak dibuang setiap satu minggu atau sesuai kebutuhan.

2. Penyemprotan desinfektan di lingkungan sekitar kandang atau lokasi peternakan perlu dilakukan setiap 2 minggu.

3. Vaksinasi perlu dilakukan guna mengantisipasi serangan penyakit menular tertentu seperti ND (tetelo), Gumboro, Coccidiosis, dan lain sebagainya.

4. Pelaksanaan vaksinasi ND dilakukan 2 kali selama satu periode pemeliharaan (6-7 minggu) yaitu pada umur 4 hari (suntik/tetes mata) dan umur 21 hari.

VI. PENANGANAN PASCAPANEN

1. Setelah semua ayam dipanen (dijual) maka untuk menjaga sanitasi dan kesehatan lingkungan maka kandang yang telah kosong harus segera dibersihkan dengan menggunakan detergent dan desinfektan.

2. Khusus untuk kandang panggung, dasar kandang (tempat penampungan kotoran) perlu ditambahkan tanah/pasir secukupnya serta pada bagian permukaannya ditaburi kapur.

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

UNGGAS MENULAR

OLEH : ARMANUDIN, SP

Bahan Materi Pelatihan Petani di Desa Muara Merang Dan Desa Kephayang Kecamatan Bayung Lencir Tanggal 19 Agustus s/d 21 Agustus 2009

GTZ MERANG REDD PILOT PROJECT (MRPP)

2009

A. PENDAHULUAN

Peranan sumbangan yang dapat diberikan oleh usaha ternak ayam sangat bermanfaat bagi petani peternak di pedesaan, khususnya di daerah kering dan rawan gizi. Upaya peningkatan produksi ternak ayam akan dapat mencapai sasaran dalam dua arah, yaitu penyediaan protein hewani dan peningkatan pendapatan bagi petani peternak yang memeliharanya.

Secara teknis, pengelolaan pemeliharaan ternak ayam tidak terlalu menuntut teknologi yang mutakhir. Pemeliharaan ternak ayam secara intensif dapat dilakukan dengan mudah oleh para peternak di pedesaan.

Dalam usaha ternak ayam yang sangat penting diperhatikan oleh para peternak

Dokumen terkait