• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4. Identifikasi

3.4.3 Pemodelan

Pemodelan terhadap faktor penyebab kecelakaan kerja yang terjadi didalam pekerjaan kontruksi didasarkan pada analisis root-cause (ARCTM) yang dikombinasikan dengan influence diagram (ID). Analisis root-cause digunakan karena metode ini mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor – faktor penyebab kecelakaan kerja pada pekerjaan kontruksi. Sedangkan influence diagram digunakan karena ala ini dapat menggambarkan hubungan secara grafis antara timbulnya kecelakaan dan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja.

Penggunaan metode analisis root-cause dan pembentukan influence diagram, untuk menganalisis faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan akhirnya menentukan dampak ataupun tingkat kerugian yang didasarkan atas :

 Jenis – jenis kecelakaan kerja yang terjadi di dalam pekerjaan kontruksi  Intensitas terjadinya kecelakaan kera

 Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan kontruksi  Waktu pelaksanaan pekerjaan kontruksi

 Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja.

3.4.3.1 Pemodelan Influence Digaram

Untuk memenuhi tujuan penelitian ini maka semua faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan berdasarkan data hasil pengolahan data kuesioner dan direduksi dengan menseleksi nilai means impact dari faktor – faktor tersebut. Faktor – faktor yang dianggap sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja

adalah faktor – faktor yang memiliki nilai means impact > 3.5. didapatkan 24 casual faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

Setelah menyeleksi faktor – faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja, maka sebuah influence diagram dapat digambarkan untuk memetakan pembentukan kondisi tidak ama (unsafe condition) ataupun tindakan yang tidak aman (unsafe act) akibat pengaruh dari casual faktor tersebut.

Gambar diatas memperlihatkan bahwa munculnya kondisi tidak aman ataupun tindakan tak aman berakibat akan terjadinya kecelakaan kerja, dimana kondisi tak aman ataupun tindakan tak aman tersebut dipengaruhi oleh 24 casual factor. Masing – masing noce ellips pada ID mewakili sebuah kejadian. Node – node ini dihubungkan oleh tanda panah atau busur yang mewakili pengaruh antara node – node. Dengan kata lain arah tanda panah menunjukkan secara visual pengaruh kondisiona antara causal factor. Sedangkan node nilai, yang diwakili sebuah persegi panjang merupakan node yang menggambarkan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu node yang menyatakan kejadian kecelakaan kerja. Pada gambar influence diagram terdapat 34 garis pengaruh langsung yang terjadi bersifat satu arah dan tidak berlaku untuk arah sebaliknya.

Hasil pemetaan influence diagram memperlihatkan bahwa clausal faktor mengenai kebijakan keselamatan kerja perusahaan, memperngaruhi hal pembatasan finansial terhadap program keselamatan kerja, kemudian akibat hal tersebut, berdampak terhadap kebijakan perusahaan yang tidak melakukan pelatihan keselamatan kerja terhadap pekerja. Kemudian clausal faktor mengenai kebijakan perusahaan yang tidak melakukan pelatihan kerja akan memperngaruhi pada clausal faktor dimana pekerja tidak menggunakan alat pelindung keselamatan kerja tidak sempurna. Hal tersebut menimbulkan tindakan yang tidak aman (unsafe act) yang dilakukan oleh pekerja. Akibatnya adalah terjadinya kecelakaan kerja.

Jelas disini bahwa masalah atau peristiwa yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan kontruksi dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja jika clausal faktor tersebut memicu tumbuhnya kondisi tidak aman maupun tindakan tidak aman didalam lingkup pekerjaan kontruksi.

Influence digaram ini dapat selalu diperbaharui untuk menunjukkan clausal faktor potensial yang kemungkinan akan menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dengan demikian influence diagram ini bersifat fleksibel, karena dapat disesuaikan dengan pandangan investigator dalam menyikapi clausal faktor yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja.

Gambar diatas memperlihatkan bahwa munculnya kondisi tidak aman ataupun tindakan tak aman berakibat akan terjadinya kecelakaan kerja, dimana kondisi tak aman ataupun tindakan tak aman tersebut dipengaruhi oleh 24 clausal faktor. Masing – masing noce ellips pada ID mewakili sebuah kejadian. Node – node ini dihubungkan oleh tanda panah atau busur yang mewakili pengaruh antara node – node. Dengan kata lain arah tanda panah menunjukkan secara visual pengaruh kondisiona antara causal faktor. Sedangkan node nilai, yang diwakili sebuah persegi panjang merupakan node yang menggambarkan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu node yang menyatakan kejadian kecelakaan kerja. Pada gambar influence diagram terdapat 34 garis pengaruh langsung yang terjadi bersifat satu arah dan tidak berlaku untuk arah sebaliknya.

Hasil pemetaan influence diagram memperlihatkan bahwa clausal faktor mengenai kebijakan keselamatan kerja perusahaan, memperngaruhi hal pembatasan finansial terhadap program keselamatan kerja, kemudian akibat hal tersebut, berdampak terhadap kebijakan perusahaan yang tidak melakukan pelatihan keselamatan kerja terhadap pekerja. Kemudian clausal faktor mengenai kebijakan perusahaan yang tidak melakukan pelatihan kerja akan memperngaruhi pada clausal faktor dimana pekerja tidak menggunakan alat pelindung keselamatan kerja tidak

sempurna. Hal tersebut menimbulkan tindakan yang tidak aman (unsafe act) yang dilakukan oleh pekerja. Akibatnya adalah terjadinya kecelakaan kerja.

Jelas disini bahwa masalah atau peristiwa yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan kontruksi dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja jika clausal faktor tersebut memicu tumbuhnya kondisi tidak aman maupun tindakan tidak aman didalam lingkup pekerjaan kontruksi.

Influence digaram ini dapat selalu diperbaharui untuk menunjukkan clausal faktor potensial yang kemungkinan akan menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dengan demikian influence diagram ini bersifat fleksibel, karena dapat disesuaikan dengan pandangan investigator dalam menyikapi clausal faktor yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja.

3.4.3.2 Pemodelan Kasus Kecelakaan Dengan ARCTM

Industri jasa kontruksi merupakan industri yang memiliki karakteristik menggunakan peralatan dan mesin yang besar, material yang banyak dan memiliki tingkat bahaya yang bervariatif, jumlah pekerja yang banyak dan dana yang besar. Adapun pelaksanaan pekerjaan didalam industri jasa kontruksi, memiliki resiko terhadap terjadinya kecelakaan. Agar dapat mengetahui jenis kecelakaan kerja yang terjadi dilapangan, berikut ini adalah uraian 3 kasus kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan kontruksi aktual penerapan keselamatan kerja di proyek kontruksi.

Konsep utama yang diajukan dalam ARCTM adalah bahwa kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan kontruksi diakibatkan oleh tiga akar permasalahan :

1. Kegagalan untuk mengidentifikasi unsafe condition yang terjadi sebelum atau sesudah melakukan aktivitas pekerjaan.

2. Memutuskan untuk melaksanakan pekerjaan setelah pekerja mengidentifikasi unsafe condition yang ada.

3. Pekerja melakukan pekerjaan dengan tindakan yang tak aman.

Dokumen terkait