• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan faktor pendekatan, level sekolah, pengetahuan awal matematika (PAM), peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik, dan peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik, Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa.

2. Terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa, bila ditinjau dari level sekolah siswa (tinggi, sedang, rendah).

3. Terdapat interaksi antara pendekatan (PMR, PMB) dengan level sekolah (tinggi, sedang, rendah) dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa.

4. Terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa, bila ditinjau dari pengetahuan awal matematika siswa (atas, tengah, bawah).

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan (PMR, PMB) dengan pengetahuan awal matematika siswa (atas, tengah, bawah) dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa.

6. Terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa.

7. Terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa, bila ditinjau dari level sekolah siswa.

8. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan (PMR, PMB) dengan level sekolah (tinggi, sedang, rendah) dalam peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik siswa.

9. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik siswa antara yang pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Matematika Biasa, bila ditinjau dari pengetahuan awal matematika siswa..

10. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan (PMR, PMB) dengan pengetahuan awal matematika (atas, tengah, bawah) dalam peningkatan kemampuan Self-Efficacy matematik siswa.

B. Implikasi

Fokus utama dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan Self-Efficacy, melalui pembelajaran

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

matematika berdasarkan pendekatan matematika realistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik secara signifikan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik dan Self-Efficacy matematik bagi siswa sekolah menengah pertama pada semua level sekolah, yaitu siswa level sekolah tinggi, siswa level sekolah sedang, dan siswa level sekolah rendah.

Hasil penelitian ini sangat sesuai untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika. Oleh karena itu kepada guru matematika di sekolah menengah pertama diharapkan memiliki pengetahuan teoritis maupun keterampilan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam proses pembelajaran. Pendekatan matematika realistik ini belum banyak dipahami oleh sebagian besar guru matematika terutama para guru senior, oleh karena itu kepada para pengambil kebijakan dapat mengadakan pelatihan maupun pendidikan kepada para guru matematika yang belum memahami strategi pendekatan matematika realistik.

Penerapan pendekatan matematika realistik yang terjadi di kelas berlangsung antara lain melalui: sajian bahan ajar berupa masalah kontekstual yang menarik dan menantang, memaksimalkan kontribusi siswa, interaksi antar komunitas kelas yang multi arah melalui diskusi kelas, dan keterkaitan dengan bidang atau pengetahuan lain. Aktivitas tersebut mampu menciptakan proses pembelajaran yang melibatkan manajemen otak. Manajemen Otak adalah kegiatan memahami dan meningkatkan kemampuan otak untuk selalu dapat meng-upgrade potensi dan kapasitas setiap saat (Windura, 2008). Dengan kata lain, manajemen otak adalah mengaktifkan belahan otak sebelah kiri dan belahan otak sebelah

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kanan siswa dalam belajar. Karateristik belahan otak kiri meliputi bahasa, angka, analisis, logika, urutan, hitungan, dan detail. Sedangkan karakteristik belahan otak kanan meliputi kreaivitas, konseptual, seni/music, gambar/warna, dimensi, emosi, imajinasi, dan melamun.

Karakteristik kedua belahan otak tersebut sangat sesuai dengan karaterik pendekatan matematika realistik,yaitu: (a) menggunakan masalah kontekstual; (b) menggunakan model; (c) menggunakan kontribusi dan produksi siswa; (d) interaktif; (e) keterkaitan (intertwinment) (Gravemeijer, 1994).

Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan PMR antara lain:

1. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif, menumbuhkan kemampuan identifikasi, pemecahan masalah, dan mampu menarik kesimpulan merupakan ciri dalam berpikir kritis matematik.

2. Guru harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya, dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan nyata yang merupakan salah satu karakteristik Self-Efficacy.

3. Diskusi dalam PMR merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk peningkatkan kemampuan Self-Efficacy matematika yang mampu menumbuhkembangkan suasana kelas menjadi lebih dinamis, demokratis dan menimbulkan rasa senang dalam belajar matematika.

4. Peran guru sebagai teman belajar, mediator, dan fasilitator membawa konsekuensi keterdekatan hubungan guru dan siswa. Hal ini berakibat guru

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih memahami kelemahan dan kekuatan dari bahan ajar serta karakteristik kemampuan individu siswa.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka berikut ini beberapa rekomendasi yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan pendekatan matematika realistik dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada tingkat pendidikan dasar. Rekomendasi-rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kepada Program Studi Pendidikan Matematika dapat mengembangkan kurikulum berbasis Pendekatan Matematika Realistik, dan pada pihak pemerintah, khusus Kemendiknas diharapkan dapat mengembangkan buku matematika berbasis Pendekatan Matematika Realistik.

2. Untuk menunjang keberhasilan implementasi pendekatan PMR diperlukan bahan ajar yang lebih menarik dirancang berdasarkan permasalahan kontekstual yang merupakan syarat awal yang harus dipenuhi sebagai pembuka belajar maupun stimulus awal dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Dalam pendekatan matematika realistik, guru berperan sebagai fasilitator dan

moderator. Oleh karena itu, guru matematika yang akan menerapkan pendekatan matematika realitik perlu memperhatikan hal-hal berikut: (a) tersedianya bahan ajar dalam bentuk masalah kontekstual yang berfungsi sebagai informal matematika (model off) yang dapat mengantarkan sampai ke formal matematika (model for) dalam proses belajar, (b) diperlukan

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertimbangan bagi guru dalam melakukan intervensi sehingga usaha siswa untuk mencapai perkembangan aktualnya lebih optimal, (c) guru perlu mempertimbangkan pengetahuan yang dimiliki siswa, (e) permasalahan yang disajikan memiliki berbagai kemungkinan penyelesaian.

4. Dalam pendekatan matematika realistik, keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran tidak cukup diukur hanya melalui tes tertulis tetapi diperlukan alat evaluasi lain untuk menganalisis kegiatan siswa selama proses pembelajaran, misalnya menilai aktivitas belajar siswa seperti mengajukan pertanyaan dan merespon pendapat teman atau guru dalam diskusi kelas yang berlangsung dalam proses pembelajaran.

5. Penelitian ini hanya terbatas pada satu pokok bahasan, yaitu kesebangunan, dan terbatas pada kemampuan berpikir kritis matematik dan Self-Efficacy, oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematik yang lain dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

6. Fokus penelitian ini hanya pada aspek berpikir kritis dan Self-Efficacy matematik siswa SMP, oleh karena kepada peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematik siswa SMP.

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Daftar Pustaka

Andresen, M. (2007). Introduction of new Construct: The Conceptual Tool

“Flexbility”. The Montana Mathematics Enthusiast, Vol. 4, No. 2 pp.230-250.

Arends. R.I.(2004). Learning to Teach. 6th Edition. Boston: Mc Graw Hill.

Armanto, D. (2001). Aspek Perubahan Pendidikan Dasar Matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik pada Sekolah dan Madrasah, tgl 5 Nopember 2001, Medan: Tidak Diterbitkan. Armanto, D. (2002). Teaching Multiplication and Division Realistically in

Indonesian Primary Schools: A Prototype of Local Instructional Theory. Thesis University of Twente. Enschede: Print Partners Ipskamp Press. Azwar,S. (2009). Sikap Manusia (Teori dan Pengukuran). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bakker,A. (2000). History and Didactical Phenomenology of the Average Value. CD-Rom in Brochure for the 9th International Congress on Mathematics Education (ICME9) in Japan, July 2000.

BAP-S/M. (2008). Direktori Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah Tahun 2005 –

2008. Palembang :BAP-S/M

Bandura, Albert. (1998). Self-Efficacy : The Exercise of Control.

Tersedia : http:/www.amazon.com/Self-Efficacy/Exercise.AB/fdf. Diakses 2 January 2008.

Bullen, M. (1998). Participation and Critical Thinking in Online University Distance Education. [online]

Tersedia: http://www.jofde.ca/index.php/jdk/article/virw/140/394 [30 Mei 2008]

Darhim (2004). Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal dalam Matematika. Disertasi Doktor pada PPS UPI.: Tidak Diterbitkan.

Depdiknas (2006). Kurikulum 2006 Standar Isi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas.

Dorman, Jeffrey, P. (2000). A Cross National Investigation of Students’

Perception of Mathematics Classroom Environment and Academic Efficacy in Secondary School.

Tersedia : http:/www.cimt.plymount.ac.uk/journal/dorman/pdf. Diakses 12 Desember 2007.

Dewanto, Stanley P. (2007). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis Mahasiswa melalui Belajar Berbasis-Masalah. Desertasi Doktor pada PPS UPI: Tidak Diterbitkan.

Eichhorn, Roy. (1996). Developing Thinking Skills: Critical Thinking at the Army Management Staff College. [Online]

Tersedia: http://www.amsc.belvoir.army.mil/roy.htm [24 April 2008] Emilia, Emi. (2009). Menulis Tesis dan Disertasi. CV. Alfabeta: Bandung.

Ennis, Robert. H (2002). An Outline of Goal a Critical Thinking Curriculum and Its Assessment.

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tersedia : http://faculty.ed.uiuc.edu/rhennis/outlinegoalsctcurassess3.html

Diakses : 30 Mei 2008.

Fauzan, A. Dick Slettenhaar & Tjeerd Plomp. (2002). Traditional Mathematics Education vs. Realistic Mathematics Education: Hoping for Changes. Proceedings of 3rd International Mathematics Education and Society Conference. Copenhagen: Centre for Research in Learning Mathematics, pp. 1-4.

Fahinu. (2007). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar Matematika pada Mahasiswa melalui Pembelajaran Generatif. Desertasi Doktor pada PPS UPI: Tidak Diterbitkan

Feijs, Els. (2000). Conctructing a Learning Environment that Promotes Reinvention. Freudenthal Institute. CD-Rom in Brochure for the 9th International Congress on Mathematics Education (ICME9) in Japan, July 2000.

Feist, Jess and Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality. Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fisher, Alec. (2004). Critical Thinking An Introduction. Cambridge University Press.

Furqon. (2008). Statistik Terapan untuk Penelitian. CV. Alfabeta: Bandung. Gravemeijer, Koeno. (1994). Developing Realistic Mathematics Education.

Utrecht: CD-b Press. The Netherlands.

Gravemeijer, Koeno. (2000). Developmental Research: Fostering a Dialectic Relation between Theory and Practice. Freudenthal Institute. CD-Rom in Brochure for the 9th International Congress on Mathematics Education (ICME9) in Japan, July 2000.

Hall, Michael and Michael Ponton. (2002). A Comparative Analysis of Mathematics Self-Efficacy of Developmental and Non-Developmental Freshman Mathematics Students. Meeting of Louisiana/Mississippi Section of the Mathematics Association of America.

Hadi, Sutarto, Tjeerd Plomp & Suryanto. (2002). Introducing Realistic Mathematics Education to Junior High School Mathematics Teacher in Indonesia. Proceedings of 3rd International Mathematics Education and Society Conference. Copenhagen: Centre for Research in Learning Mathematics, pp. 5-16

__________ (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Banjarmasin

__________ (2006). PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. Majalah PMRI. Vol. IV No. 3, Oktober 2006. Bandung: IP-PMRI FMIPA ITB.

____________ (2009). Standar PMRI untuk Penjaminan Mutu. Majalah PMRI. Vol. VII No. 2, April 2009. Bandung: IP-PMRI FMIPA ITB.

Innabi, Hanan. (2003). Aspects of Critical Thinking in Classroom Instruction of Secondary School Mathematics Teachers in Jordan. [Online]

Tersedia: http://dipmat.math.unipa.it/pdf Diakses: 30 Mei 2008. Jonhson, E, (2006). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kiamanesh, Ali Reza, Elaheh Hejazi and Zahra Nasr Esfahani. (2004). The Role of Math Self-Efficacy, Math Self-Concept, Perceived Usefulness if Mathematics and Math Anxiety in Math Achievement.[Online]

http:/www.self.uws.edu.au/conference/2004_kabiri_kiamanesh.pdf. Diakses 9 Nopember 2007.

Kwon O.N. (2006). Conceptualizing The Realistic Mathematics Education Approach in The Teaching and Learning of Ordinary Differebtial Equations. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Volume 2 Number 2, July 2006.

Lange, Jan de.. (1996). Assessment: No Change Without Problems. The Netherlands: Freudenthal Institute.

Lange, Jan de. (2000). Freudenthal Institute. CD-Rom in Brochure for the 9th International Congress on Mathematics Education (ICME9) in Japan, July 2000.

Marcut, Ioana. (2005). Critical Thinking – Applied to the Methodology of

Teaching Mathematics. [Online]. Tersedia:

http://depmath.ubsbin.ro/edumath/pdf. Diakses: 30 Mei 2008.

Marpaung, Y. (2001). Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik pada Sekolah dan Madrasah, tgl 5 Nopember 2001, Medan: Tidak Diterbitkan.

McGregor, Debra. (2007). Developing Thinking; Developing Learning. Maidenhead: Open University Press.

Meitzer, David E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation

and Conceptual Learning Gains in physics: APossible “Hidden Variable”

in Diognostic Pretest Scores.[Online]

www.ws.binghamton.edu/.../An%20Instrument%20for%20Assessing%20K

nowledge%20Gain%20in%2 (Diakses:5 April 2010)

Minium, Edward. W., Bruce M. King and Gordon Bear. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. John Wiley & sons, Inc

Moleong, Lexy J. (1999). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mukhayat, T. (2004). Mengembangkan Metode Belajar yang Baik pada Anak. Yogyakarta: FMIPA. UGM.

National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Nicolaidou, Maria and George Phillippou. (2003). Attitudes Towards Mathematics, Self-Efficacy and Achievement in Problem-Solving. European Research in Mathematics Education. [Online]

http:/www.dm.unipi.it/didattica/cerme3/proceedings/Group/TG2_nicolaidou _cerme3.pdf (Diakses 2 Nopember 2007).

Opachich, Goran and Djordje Kadijevich. (2000). Mathematics Self-Concept: An Operationalization and its Empirical Validity. [Online]

http:/www mi.sanu/~djkadij/rad_ok.htm (Diakses 2 Nopember 2007).

Oakly, L. (2004). Cognitive Development. London: Routle-Taylor & Francis Group.

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pajares, F., dan Miller, M.D. (1995). Mathematics Self-Efficacy and Mathematics Outcomes: The Need for Specificity of Assessment. Journal Psychology,86. Pajares, F. (2002). Self-Efficacy Beliefs and Mathematical Problem-Solving of

Gifted Students. [online] http:/www.des.emory.edu/mfp/Pajares1996cel.pdf. Diakses 23 Nopember 2007.

Poedjawijatna (1992). Logika Filsafat Berpikir. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensu dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Edisi Revisi. Bandung: Tarsito.

___________. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung : Tarsito.

___________. (2004). Landasan Filosofis dan Psikhologis Pembelajaran

Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Lokakarya Pembelajaran Matematika Realistik Bagi Guru SD di Kota Bandung tgl. 7,13, dan 14 Agustus 2004. Bandung: Tidak Diterbitkan.

___________. (2001). Evaluasi Pembudayaan Berpikir Logis Serta Bersikap Kritis dan Kreatif melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Lokakarya di Yogyakarta. Yogyakarta: Tidak

Diterbitkan.

Schafersman, Steven, D. (1991). An Introduction to Critical Thinking. [Online]Tersedia: http//www.freeinquiry.com/crital-thinking.html.

[24 April 2008]

Schunk, D. H., & Zimmerman, B. J. (1998). Self-Regulated Learning: From Teaching to Self-Reflective Practice. New York: Guilford Press.

Scriven, Michael and Richard Paul (2007). Defining Critical Thinking. [Online] Tersedia: http://www.criticalthinking.org/aboutCT/definingCt.cfm

Diakses: 24 April 2008.

Sabandar, J. (2007). Berpikir Reflektif. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sehari: Permasalahan Matematika dan Pendidikan Matematika Terkini tanggal 8 Desember 2007, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

__________. (2001). Aspek Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik pada Sekolah dan Madrasah, tgl 5 Nopember 2001, Medan: Tidak Diterbitkan.

Sander dan Rivers. (1996). Teachers Ranked by Effectiveness (based on ability to improve test scores). University of Tennessee.

Saragih, Sahat. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pendekatan Matematika Realistik. Desertasi Doktor pada PPS UPI: Tidak Diterbitkan.

Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi: Yogyakarta.

Santoso, Singgih. (2003). Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Alex SD Al Hikmah: Mencetak Generasi Berbudi dan Berprestasi. Majalah PMRI: Vol. V No. 2, April 2007. Bandung : IP-PMRI FMIPA ITB.

Somakim, 2010

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soedjadi, R. (2004). PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan. Buletin PMRI. Edisi III, Jan 2004. Bandung: KPPMT ITB.

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumarmo, U. (2005). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah Diisajikan pada Seminar Pendidikan Matematika Di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Pajajaran, tanggal 22 April 2006. __________. (2005). Pengembangan Berfikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa

SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S1) melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. Laporan Penelitian Lemlit UPI.: Tidak Diterbitkan.

__________. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI.: Tidak Diterbitkan.

__________. (2000). Kecnderungan Pembelajaran Matemátika pada Abad 21. Makalah pada Seminar di UNSWAGATI Tanggal 10 September 2000. Cirebon.

Treffers, A. (1991). Realistic Mathematics Education in the Netherlands 1980-1990. In L. Streefland (Ed.). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht: CD-B Press, Freudenthal Institute.

Uzel Devrim dan Seving Mert Uyangor. (2005). Attitudes of Class Students Toward Mathematics in Realistic Matematics Education.Jurnal International Mathematical Forum. [Tersedia] :

http//www.m-hikari.com/imf-password/37-40-2006/ uzelIMF37-40-2006-pdf. [26

Oktober 2008]

Widjaya, Yenny B. & Andree Heck. (2003) How a Realistic Mathematics Education Approach and Microcomputer-Based Laboratory Worked in Lessons on Graphing at an Indonesia Junior High School. Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, Vol. 26, No. 2, pp. 1-51.

Whitehead, Paul. (2004). Teaching and Learning with RME. [online] Tersedia:

http://partnership.mmu.ac.uk/cme/Student_Writing/TS1/PaulWhitehead.htm l. Diakses: 6 Maret 2008.

Windura, Sutanto. (2008). Brain Management. Jakarta : Elex Media Komputindo. ___________, 2008. Mind Map, Langkah Demi Langkah. Jakarta : Elex Media

Komputindo.

Zulkardi (2000). RME suatu Inovasi dalam Pendidikan Matematika di Indonesia. Makalah disampaikan pada KNM ke-10 di ITB: Tidak diterbitkan.

__________. (2001). Realistics Mathematics Education (RME). Teori, Contoh Pembelajaran dan Teman Belajar di Internet. Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional pada tgl. 4 April 2001 di UPI.: Tidak diterbitkan. __________. (2006). Formatif Evaluation: What, Why, When, and How. Tersedia:

Dokumen terkait