• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Pencapaian

Sejak awal ditetapkan bahwa BRR punya waktu empat tahun untuk melaksanakan mandatnya. Pasal-pasal yang jelas menyebutkan masa akhir berdirinya BRR penting untuk mencegah agar lembagaad hoccini tidak akan berdiri lagi setelah dibubarkan. Keterlibatan BRR setelah fase rekonstruksi selesai akan sangat merugikan kepemilikan pemerintah lokal. Transisi yang menyeluruh dan strategi penutupan harus diformulasikan.

Investasi yang dibuat oleh mitra dari seluruh dunia perlu dipelihara dalam jangka panjang untuk memungkinkan pemulihan ekonomi Aceh dan Nias. Pada fase akhir berdirinya, BRR memulai dialog teknis dan politik yang tidak pernah terjadi sebelumnya dengan pihak mitra pada tingkat internasional, nasional, dan lokal untuk memastikan transisi yang mulus, bersih, dan efektif. Departemen terkait dan pemerintah lokal diikutkan dalam mendesain proyek, mengidentifikasi dan mendesain mekanisme pendanaan, dan organisasi pelaksanaan proyek untuk proyek-proyek yang akan selesai sesudah 2008.

Mengidentifikasi strategi untuk program-program yang akan diserahkan ke mitra-mitra pemerintah lokal atau pusat dan lembaga-lembaga terkait hanyalah langkah pertama dalam melestarikan hasil fisik rekonstruksi. Penyerahan pengetahuan, pengendapan memori lembaga, dan proses-proses yang diambil BRR untuk melaksanakan dan mengoordinasi sama pentingnya, kalau tidak demikian maka pelajaran yang sudah diperoleh akan sia-sia. Selama rekonstruksi, BRR memberikan kesempatan untuk belajar sambil mengalami melalui partisipasi mitra lokal dalam proses tersebut. Dibukanya kantor-kantor BRR di daerah, misalnya, membuka jalan untuk kolaborasi dan pengikutsertaan pemerintah lokal. Pertukaran pengetahuan yang diperoleh dalam proses ini adalah batu loncatan untuk mengelola pembangunan ini.

Pada semua tahap proses bisnis yang dipakai BRR, termasuk pembuatan proses bisnisnya, membuat mekanisme koordinasi, melaksanakan program-program dan proyek-proyek, mengelola keuangannya dan akhirnya mendesain dan melaksanakan 124 KEU ANGAN: T ujuh K unci P eng

transisi dan strategi untuk bubar, BRR meminta tuntunan dan petunjuk dari badan-badan ternama di dunia, perusahaan-perusahaan konsultan dan para ahli untuk memastikan manajemennya mendapat nasihat terbaik sebelum mengambil keputusan final. Hal ini memastikan bahwa BRR akan memelihara integritasnya dan akuntabilitasnya selama BRR berdiri, meninggalkan warisan yang abadi.

Ba

gian 7. Meng

akhiri P

er

jalanan dan Mening

galkan

W

arisan Abadi

Catatan

1. Menurut Koalisi Evaluasi Tsunami-Tsunami Evaluation Coalition (TEC)-jumlah janji pemberian dana untuk Aceh kurang dari US$ 9,0 miliar janji pemberian dana saat Hurricane Mitch di 1998, dan US$ 8,2 juta janji pemberian dana untuk Afghanistan periode 2004–2007 serta US$ 9,4 miliar bagi Irak di 2004 (TEC 2006). Irak memperoleh hampir US$ 15 miliar dari Official Development Aid dari para anggota OECD DAC sebagai pembebasan hutang di 2005, sementara hanya setengah dari jumlah ini yang terwujud menjadi dana untuk tsunami di tahun yang sama. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau bantuan untuk tsunami adalah yang terbesar ketiga setelah PBB mengimbau untuk Sudan (2005) dan Irak (2003).

2. Berdasarkan penilaian Bank Dunia terhadap pendapatan kotor per kapita, 2007.

3. Indonesia ditangguhkan membayar hutang sebesar US$ 2,7 miliar. Pembayaran hutang, yang jatuh tempo pada 2005, ditunda selama lima tahun dengan masa tenggang satu tahun. Pemerintah Indonesia beserta parlemen setuju bahwa US$ 2,1 miliar akan dialokasikan untuk rekonstruksi di tahun anggaran 2005 sedangkan sisa US$ 600 miliar dialokasikan ke lain tempat.

4. Wawancara bersama kontributor, 2008.

5. Laporan Scanteam mengenai Multi-DonorTrust Funds di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun Bank Dunia bertindak sebagai pengurus.

6. Institute of Development Studies,http://www.ids.ac.uk

7. Dalam praktiknya, kelengkapan dan akurasi dari RANdatabase berkatian dengan kedisiplinan para mitra untuk melaporkan perkembangan terkini dalam database tersebut; memantau aliran dana dan hasil fisik menimbulkan pekerjaan tambahan bagi sistem yang sudah padat karya. Awalnya rendah, tingkat kepatuhan pelaporan mencapai 92 persen pada Desember 2008.

8. www.niasisland.com, 2006.

9. BBC News Asia, “Aceh Restoration ‘Close to Zero,” 9 Mei 2005. 10. Keputusan KPPN No. 13/2003 mengenai mekanisme anggaran.

11. Menurut peraturan perpajakan, hibah asing dibebaskan dari pajak selama digunakan oleh penerima yang ditentukan atau diserahkan ke pemerintah saat proyeknya selesai, namun akan terkena pajak apabila selanjutnya diserahkan ke sektor swasta.

12. BRR 2008

13. “Kapasitas serap” adalah istilah yang dipakai dalam ekonomi pembangunan untuk menggambarkan kapasitas ekonomi untuk menyerap tambahan dana dari luar yang berasal dari investasi asing atau bantuan.

14 Tidak semua dana yang tak terpakai dipindahkan, hanya dana yang terkait pada proyek yang belum selesai. Alokasi untuk pengeluaran rutin administrasi pada umumnya tidak dipindahkan.

15 No. S - 9255/Pb/2006 22 Desember 2006 126 KEU ANGAN: T ujuh K unci P eng

16 Perdirjen No. 03 /PB/2007

17 Perdirjen No. 70/PB/2007/0/2005

18 Dengan peraturan ini, hanya barang dan jasa yang diberikan oleh kontraktor utama dari dana rekonstruksi bantuan asing yang mendapat pembebasan dari pajak pertambahan nilai (PPN). Pembebasan pajak tak berlaku bagi subkontraktor dan proyek-proyek yang dibiayai oleh hibah dalam negeri. 19 WFP Shipping Service, Project Appraisal Document II, June 2006.

20 Hanya LSM yang terdaftar dalam Pusdatin yang masuk dalam hitungan ini. Angka sebenarnya lebih tinggi

21 Wawancara oleh kontributor, Desember 2008. 22 Serambi Indonesia, 16 October 2008

23 Serambi Indonesia, 30 September 2007.

24 Melalui amendemen terhadap Peraturan Presiden No. 70/05. 25 Sebagaimana diuraikan di dalam Keppres 80/03, dan disetujui oleh

Peraturan Presiden No. 70/05 untuk pengadaan dari Barang-barang dan Jasa-jasa.

26 BPK memulai audit laporan finansial dari jajaran kementerian pada 2006. Sebelumnya, BPK hanya meninjau laporan pertanggungjawaban finansial nasional oleh Menteri Keuangan.

27 Meski telah berupaya untuk menjangkau seluruh organisasi, kebanyakan partisipan telah melengkapi program-program mereka di Aceh dan Nias, menjadikannya sulit bagi Pusdatin Outreach Team untuk mengontak mereka dan meminta konfirmasi.

28 Permendagri No. 17/2007 (SIMBADA- Aset) dan Permendagri No. 59/2007 (SIMDA - Finansial).

29 CNN,www.cnn.com, 17 Januari 2009.

30 BPKP adalah aparat negara yang melapor langsung kepada presiden dan bertanggung jawab atas audit dari kegiatan yang spesifik didanai oleh anggaran pemerintah pusat dan provinsi. BPKP telah menciptakan sebuah “strategi antikorupsi nasional” berdasarkan studi yang berlangsung selama dua tahun tentang korupsi di Indonesia.

31 Hukum No. 20/2001 mengembangkan hukum antikorupsi awal di 1999. 32 Definisi ADB (Pedoman Laporan Penyelesaian Proyek ): Sebuah proyek

dianggap selesai bila fasilitas dan komponen-komponennya pada dasarnya telah selesai dan siap dioperasikan (terlepas dari selesainya pertanggungjawaban keuangannya).

Definisi Bank Dunia (Pedoman Fasilitas Lingkungan Global): Sebelum proyek ditutup, diadakan kunjungan akhir ke lapangan untuk memonitor keadaan. Kunjungan ini boleh ditiadakan apabila proyek tersebut sudah pernah dimonitor dan terbukti telah mengikuti peraturan-peraturan secara baik. Definisi Bank Dunia (Pemulihan Tsunami di Sri Lanka): Sebuah fasilitas yang baru dibangun atau direnovasi telah mencapai tahap akhir, terkadang disebut penempatan bermanfaat, bila dianggap layak untuk penempatan secara penuh dan operasi aktif yang total.

33 On grantinggadalah sebuah proses hibah yang diterima oleh pemerintah pusat dihibahkan lagi ke pemerintah lokal yang melaksanakan proyek. On lending adalah mekanisme serupa yang diberlakukan pada pinjaman. 34 Pemerintah Lokal Tingkat Distrik.

35 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bendahara Nasional pada tingkat provinsi.

36 Kantor Koordinator Pemulihan PBB. 37 Badan perencanaan tingkat provinsi.

38 BRR mendefinisikan proyek tahunan sebagai proyek-proyek yang sudah dimulai atau ditenderkan dan dikontrak oleh BRR, tetapi sesuai rencana, akan dilaksanakan sesudah BRR ditutup pada 16 April 2009.

39 Agence Française de Développement (AFD) 40 Japan Bank for International Cooperation (JBIC)

41 Ringkasan tentang penilaian MDF dapat diperoleh dari Dr. Kuntoro Mangkusubroto’s “Appraising the MDF’s Contribution to the Reconstruction of Aceh and Nias” yang disampaikan kepada rapat Dewan Pengarah MDF pada 18 Desember 2008 di Jakarta.

128 KEU ANGAN: T ujuh K unci P eng

Bagian 1

Bappenas.The Master Plan for the Rehabilitation and Reconstruction of Aceh and Nias – Main Book. Jakarta: Bappenas, Jakarta, 2005.

Harford, T, Hadjimichael, B and Klein, M.The Supply of Aid: How Are Donors Giving, and to Whom?,Public Policy for the Private Sector. http://rru. worldbank.org (2004): Note Number 276 pp 1-4.

Hurley R. Managing Yourself: The Decision to Trust’, Harvard Business Review,

September 2006.

Kim, W.C and Mauborgne, R. ‘Fair Process: Managing in the Knowledge Economy’, Harvard Business Review,July-August 1997.

Masyrafah, Harry and McKeon, Jock.Post-Tsunami Aid Effectiveness in Aceh: Proliferation and Coordination in Reconstruction. Washington DC: Wolfhensohn Center for Development, 2008.

Scanteam.Review of Post-Crisis Multi-Donor Trust Funds. Olso: Scanteam, 2007 TEC. Joint Evaluation of the International Response to the Indian Ocean

Tsunami: Synthesis Report. London: Tsunami Evaluation Coalition, 2006. Transparency International. Corruption Perception Index 2004.

Bagian 2

Acharya, Fuzzo, and Moore 2004 as cited in Masyrafah, H and McKeon, M.

Post-Tsunami Aid Effectiveness in Aceh: Proliferation and Coordination in Reconstruction,Washington DC: Wolfhensohn Center for Development, 2008.

Acharya, Lima, and Moore.Proliferation and fragmentation: Transactions costs and the value of aid. The Journal of Development Studies42(1), (2006): 1–21.

Bappenas and International Community.Indonesia: Preliminary Damage and Loss Assessment; The December 26, 2004 Natural Disaster, Indonesia: Bappenas, 2005.

Birdsall (2005) as cited by Roodman, D. Competitive Proliferation of Aid Projects: A Model, Center for Global Development Working Paper Number 89 ( June 2006).

Cialdini, R. Harnessing the Science of Persuasion, Harvard Business Review 79 no. 9(2001).

Conger, J. A. The Necessary Art of Persuasion, Harvard Business Revieww76 (1998): 84-96.

Bibliografi

Hayek cited by Petsoulas, Christian.Hayek’s Liberalism and Its Origins: His Idea of Spontaneous Order and the Scottish Enlightenment.Routledge, 2001-2. Masyrafah, Harry and McKeon, Jock. Post-Tsunami Aid Effectiveness in

Aceh: Proliferation and Coordination in Reconstruction.Washington DC: Wolfhensohn Center for Development, 2008.

Roodman, D.Competitive Proliferation of Aid Projects: A Model, Center for Global Development Working Paper,Number 89, June 2006.

TEC. Joint Evaluation of the International Response to the Indian Ocean Tsunami: Synthesis Report. London: Tsunami Evaluation Coalition, 2006.

Bagian 3

BRR and International Partners.Aceh and Nias One Year After the Tsunami, December 2005.

Emerson Communications Consultant. BRR NAD Aceh Reflections in the Media,

January 2006.

Nazara, Suahasil and Resosudarmo, Budy. Aceh-Nias Reconstruction and Rehabilitation: Progress and Challenges at the End of 2006,ADBI Discussion Paper, June 29, 2007.

Tuckman, Bruce. Development seqyunce in small group,Psychological Bulletin

63 (1965): 384-399.

Zeithaml, Valarie A., Berry Leonard L. and Parasuraman A. The Nature and Determinants of Customer Expectations of Service,Journal of the Academy of Marketing Science no. 21 Winter(1993): 1-12.

Bagian 4

Masyrafah, Harry and McKeon, Jock. Post-Tsunami Aid Effectiveness in Aceh: Proliferation and Coordination in Reconstruction.Washington DC: Wolfhensohn Center for Development, 2008

Kotter, John P.Leading Change,Harvard Business School Press, January 15, 1996.

Tapscott, Don and Williams, Anthony D. Wikinomics: How Mass Collaboration Changes Everything. Penguin Portfolio, 2006.

Bagian 5

Behn, Robert D.Rethinking Democratic Accountability, Brookings Institution Press, 2001

Wolf, Patrick J. and Hassel, Bryan C.Effectiveness and Accountability (Part 1): Alternatives to the Compliance Model,Progressive Policy Institute publication.

Progressive Policy Institute,May (2001): 53-76.

Bagian 6

Dickstein, Dennis I. and Flast, Robert H. No Excuses, A Business Process Approach to Managing Operational Risk, Wiley Publishing, January 2009.

130 KEU ANGAN: T ujuh K unci P eng

Dokumen terkait