• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Hasil analisis yang telah dilakukan, bahwa selama periode sepuluh tahun, yaitu 2003-2012, anggaran pengeluaran belanja langsung pemerintahan kabupaten Tulang Bawang yaitu

1. Analisis deskriptif

Nilai anggaran pengeluaran Kabupaten Tulang Bawang pada belanja modal memiliki nilai minimum sebesar Rp. 60.407.733.098,00 yang terjadi pada tahun 2005 dan nilai maksimum sebesar Rp. 156.671.857.471,00 pada tahun 2008. Perkembagan anggaran belanja modal kabupaten Tulang Bawang mengalami naik turun hal ini disebabkan pembagunan sarana dan prasarana yang ada di kabupeten Tulang Bawang. Pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 19% hal ini desebabkan karena bertambahnya jumlah pegawai yang masuk ke daerah kabupaten Tulang Bawang. Pada tahun 2006 terjadi pertumbuhan 98% dikarenakan adanya program pemerintah pusat yang memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengelola keuangan, hal ini juga tercantum dalam Permendagri 13 Tahun 2006. Pada tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan 10% dan 22% dikarenakan adanya pemekaran daerah kabupaten Tulang Bawang menjadi 3 kabupaten (kabupaten Tulang Bawang,

48 DOB Tulang Bawang Barat dan DOB Masuji) sehingga terjadi penurunan alokasi Dana Bagi Hasil.

Anggaran belanja pegawai memiliki nilai minimum Rp. 124.154.753.685,00 pada tahun 2003 sedangkan nilai maksimum sebesar Rp. 260.850.477.632,00 yang terjadi pada tahun 2012. Perkembangan belanja pegawai di daerah kabupaten Tulang Bawang dilihat dari trennya meningkat hal ini disebabkan kebutuhan akan tenaga pegawai mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi pada tahun 2010 perkembangan belanja pegawai mengalami penurunan 8% hal ini disebabkan adanya pemekaran kabupaten baru sehingga mengurangi akan kebutuhan belanja pegawai.

Nilai pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Tulang Bawang yang dikaji adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dinilai dari 9 sektor yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan tanpa migas, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor kontruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor yang menjadi penyumbang utama adalah sektor pertanian, peternakan, kehutan dan perikanan dengan rata-rata tiap tahun 47,37% sedangkan yang penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Nilai minimum PDRB kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp.2,129,602,000,000 yang terjadi pada tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar Rp.4,357,683,000,000 pada tahun 2008. Apabila dilihat dari tren pertumbuhan PDRB kabupaten Tulang Bawang dari tahun 2004 sampai tahun

49 2012 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2009 PDRB kabupaten Tulang Bawang mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 51% hal ini disebabkan oleh adanya pemekaran kabupaten Tulang Bawang menjadi tiga kabupaten (kabupaten Tulang Bawang, DOB Tulang Bawang Barat dan DOB Masuji) .

2. Analisis regresi linier berganda

Belanja pegawai dan belanja modal secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi (PDRB), hal ini dibuktikan dengan :

1. Berdasarkan koefisien regresi linier berganda belanja pegawai yang bernilai negatif menunjukkan bahwa hubungan negatif terhadap PDRB sedangkan belanja modal menunjukkan hubungan positif terhadap PDRB.

2. Besarnya korelasi (r = 0,774) menunjukkan bahwa variabel independen belanja pegawai dan belanja modal memiliki hubungan kuat terhadap variabel dependen PDRB.

3. Koefisien determinasi (R2) juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas tersebut secara bersama–sama hanya mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 0,600. Menunjukkan anggaran pengeluaran langsung pemerintahan kabupaten Tulang Bawang yaitu belanja pegawai dan belanja modal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (PDRB) hanya sebesar 60% sedangkan sisanya 40 % dipengaruhi oleh faktor lain.

50 4. Nilai Fhitung sebesar 5,242 lebih besar dibandingkan dengan Ftabel sebesar 5,14 ini berarti hipotesis bahwa seluruh variabel independen belanja pegawai dan belanja modal secara bersama-sama mempengaruhi dependen (PDRB) diterima. Hal ini berarti variabel bebas pada model ini mempengaruhi variabel terikat.

5. Hasil uji t untuk belanja pegawai thitung = -3,235 < ttabel= -2,44691 dan belanja modal thitung = 2,649 < ttabel= 2,44691, menunjukan bahwa secara parsial variabel bebas belanja pegawai dan belanja modal berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu PDRB.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Tulang Bawang, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dengan diketahuinya pengaruh belanja modal dan belanja pegawai terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, di mana belanja pegawai berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan, maka disarankan kepada pemerintah kabupaten Tulang Bawang dalam menyusun anggaran belanja didalam APBD dapat memperbaiki alokasi belanja pegawai dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan cara mengurangi belanja pegawai (honorarium dan upah) dan belanja barang dan jasa (belanja pembelian/pengadaan barang dan/atau jasa seperti perjalanan dinas) yang tertuang dalam belanja langsung.

51 2. Dengan mengetahui pengaruh kedua jenis belanja tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, maka diharapkan ditemukan alokasi belanja yang paling ideal di masa mendatang, di mana tercipta suatu harmonisasi atau keseimbangan antara pemerintah daerah dengan masyarakat itu sendiri. Dengan pemberian gaji dan penghasilan yang sesuai dan layak kepada pegawai negeri sipil diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dimana masyarakat juga mendapatkan kepuasan yang maksimal atas pelayanan pemerintah daerah melalui penyediaan fasilitas, sarana dan prasana publik yang bermutu, yang secara umum meningkatnya kualitas hidup masyarakat.

52 DAFTAR PUSTAKA

Azwardi, 2007, “The Impact of Fiscal Decentralization on Interregional Economic

Performance In Indonesia”, Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Sriwijaya, Volume XII, hal. 23-54.

Alfirman, Luky dan Sutriono, Edy, 2006, “Analisis Hubungan Pengeluaran

Pemerintah dan Produk Domestik Bruto Dengan Menggunakan Pendekatan

Granger Causality dan Vector Autoregression”, Jurnal Keuangan

Publik,Volume 4 No.1 April 2006 hal. 25 – 66

Boediono, 1991, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Gujarati, Damodar N., 2003, Basic Econometrics, Fourth Edition, International Edition, Mc Graw- Hill Companies, New York.

BPS Provinsi Lampung, 2003, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

BPS Provinsi Lampung, 2005, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

BPS Provinsi Lampung, 2007, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

BPS Provinsi Lampung, 2009, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

BPS Provinsi Lampung, 2011, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

BPS Provinsi Lampung, 2012, Statistik Keuangan Daerah Provinsi Lampung, CV. Surya Group. Lampung.

53 Halim, Abdul dan Damayanti, Theresia, 2007, Pengelolaan Keuangan

Daerah,Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan daerah, Edisi Kedua, UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Halim, Abdul dan Abdullah, Syukriy, 2009, ”Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah: Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, http://www.bppk.depkeu.go.id

Harahap, Poltak, 2009, ”Secuplik Tentang Eviews dan regresi sederhana”, Modul

Lab1, Tutorial Ekonometri (tidak dipublikasikan).

Iqbal Hasan,2008, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, cet. Ke-3, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Klarl, Torben, 2009, “Modelling the Folk Theorem of Spatial Economics: A

Heterogenous Regional Growth Model”, Department of Economics

University of Augsburg, JEL Clasification Number: R11, R12, F43,Universitatssstrabe 16 D-86159 Augsburg, Germany.

Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Empat, CV. ANDI Offset Yokyakarta.

Mahsun, Mohamad, 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE) Fakultas Ekonomi Universitas Sugiyono, 2005, Statistik untuk Penelitian, Alfabrta, Bandung.

Supardi,2005, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis, UII Perss, Yogyakarta Sodik, Jamjani, 2006, “Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

Regional: Studi Kasus Data Panel di Indonesia”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Kajian Ekonomi Negara Berkembang, UPN Veteran Yogyakarta, 2006, hal. 27-36.

Dokumen terkait