• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menjelaskan mengenai Kesimpulan dan Saran mengenai Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Bank Indonesia IX

BAB II

PROFIL INSTANSI 2.1Sejarah Singkat Bank Indonesia

Sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 10 Oktober 1827 di wilayah Hindia Belanda (Nusantara), sudah didirikan bank oleh pemerintah Hindia Belanda. Bank tersebut diberi nama De Javasche Bank kedudukan di Batavia (sekarang Jakarta). Bank tersebut bukanlah milik pemerintah, namun semua pimpinannya diangkat oleh pemerintah. Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintah Belanda. Pada tahun 1951, De Javashe Bank diganti namanya menjadi Bank Indonesia. Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama dibidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakamengatur dan menjaga kelancar serta mengatur dan mengawasi perbankan di memelihara kestabilan nilai

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tanga negara yang independen,

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjami undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur

Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama denga kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Seja

2.1.1 Sejarah Singkat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut dan Aceh

Kantor perwakilan Bank Indonesia IX(Semula bernama Kantor Cabang Medan,kemudian berganti menjadi Kantor Bank Indonesia Medan) mulai dibuka pada tanggal 30 juli 1907bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX dahulu merupakan kantor cabang De Javasche Bank yang ke-11. Pembukaan kantor cabangmedan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura sebagai kebutuhan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan Guldenisasi bagi Karesidenan Pantai Timur Sumatera.

Dengan berkembangnya kegiatan kantor cabang Medan dan adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura di tutup. Pada saat berdirinya kantor cabang Medan menepati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung yang permanen atas petunjuk pemerintah disediakan sebidang tanah di dekat Esplanade (lapangan umum) yang pembangunannya diharapkan dapat dilaksanakan sebelum selesainya politik moneter Guldenisasi Karesidenan Pantai Timur Sumatera. Untuk persiapan pendirian kantor-kantor di Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada biro perancang Hulswit

dimintakan untuk merancang pembangunan gedung kantor kedua tempat itu.

Rencana pembangunan gedung kantor yang permanen bagi kantor cabang Medan dilakukan bersamaan dengan perluasan tahap kedua gedung Kantor Pusat (Jakarta Kota) pada 1912 yang sekaligus juga merencanakan pembangunan gedung beberapa kantor cabang lainnya. Gedung-gedung ini menunjukkan cirri arsitektur yang sama mengikuti cirri arsitektur Eropa pada zamannya.

Pemimpin cabang Medan yang pertama adalah L.Von Hemert dan pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah SF van Musschrnbroek dan pada saat Undang-undang Bank Indonesia 1953 diberlakukan, pemimpin cabang Medan adalah M. Plantema dan putra Indonesia pertama yang mengendalikan Bank Indonesia Cabang Medan adalah M. Rifai.

2.1.2. Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork.

2.1.3. Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja.

2.1.4 Logo Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia Kanwil Sumut & Aceh

Berakar pada logo De Javasche Bank, dan telah mengalami proses metamorfosa yang panjang serta berliku. Di Awal berdirinya, logo bank mengadaptasi logo De Javasche Bank dengan mengubah huruf J menjadi huruf I tanpa mengubah unsur lainnya.

Seiring dengan perkembangan jaman dengan pertimbangan estetik dan citra bank sentral yang diembannya, logo Bank Indonesia diubah menjadi lebih solid, tegas, dan berwibawa seperti yang kita lihat sekarang ini.

Logo De Javasche Bank yang ditampilkan bukanlah logo resmi melainkan logo-logo yang muncul pada uang-uang terbitan De Javasche Bank. Logo Bank Indonesia samoau akhir tahun 1980-an juga merupakan logo yang tampil pada uang-uang terbitan Bank Indonesia dan bukan merupakan logo resmi. Baru tiga logo sejak 1990-an yang merupakan logo resmi yang digunakan sebagai logo korporat.Perkembangan Logo Bank Indonesia dari tahun 80-an sampai 2000-an

2.1.5 Tujuan Bank Indonesia

BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nila mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijaka

kelancar di memelihara kestabilan nila

Dalam kapasitasnya sebagai mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nila yaitu kestabilan nilai terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laj perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Makna Nilai Strategis Bank Indonesia:

1. Membangun kondisi saling menghormati dan mempercayai secara internal dan eksternal melalui keterbukaan, kehandalan dan konsistensi antara pikiran, ucapan & tindakan yang didasari oleh nilai nilai moral dan etika. 2. Bekerja dengan tuntas dan bertanggung jawab atas dasar kompetensi

terbaik yang dilakukan secara independen, antisipatif, rasional dan obyektif.

3. Senantiasa melakukan yang terbaik dengan mengedepankan penciptaan nilai tambah yang prima untuk mencapai keunggulan yang berkelanjutan menuju kesempurnaan.

4. Senantiasa mengutamakan dan melindungi kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan dalam melaksanakan mandat dengan penuh dedikasi, adil dan bertanggung-jawab.

5. Membangun sinergi yang berkesinambungan secara internal dan eksternal melalui kolaborasi dan komunikasi yang menghasilkan komitmen yang memberikan nilai tambah dengan dasar saling percaya, saling menghargai dan semangat interdependensi.

Perilaku Utama Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia:

1. Jujur, rendah hati, dan dapat dipercaya. Berdisiplin, taat azas, dan konsisten. Berprasangka baik, beritikad baik, dan menghindari benturan kepentingan. Memegang teguh rahasia jabatan. Menjunjung tinggi nilai – nilai kebenaran dan keadilan.

2. Bekerja secara efektif dan efisien berdasarkan data atau informasi yang akurat dan analisis yang komprehensif. Selalu meningkatkan kompetensi. Mengacu pada praktek-praktek terbaik. Mengemukakan dan menerima pendapat secara konstruktif mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Selalu tepat waktu & tepat kualitas.

3. Memanfaatkan waktu dan sumber daya untuk mencapai hasil dan nilai tambah yang terbaik. Membangun, memelihara ,dan meningkatkan

keungggulan. Melihat ke depan, proaktif, dan cepat tanggap. Inovatif dan kreatif. Melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

4. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Bijaksana dalam menjalankan mandat dengan menyeimbangkan kepentingan publik baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengelola sumber daya secara bertanggungjawab. Memberikan pelayanan terbaik serta peka dan peduli terhadap aspirasi publik. Menjaga kepercayaan publik kepada institusi.

Program budaya bank Indonesia adalah program budaya yang dikemas untuk menciptkan pengalaman suatu perilaku, merasakan manfaatnya, menumbuhkan keyakinan, menjalankan secara konsisten, akhirnya menjadikan konsisten yang baru. Program budaya yang akan dijalankan Bank Indonesia adalah:

1. Program Utama Generik yaitu program perubahan yang wajib dijalankan oleh seluruh satuan kerja dan mempunyai tujuan yang sama.

2. Program Utama Spesifik yaitu program perubahan yang dikemas dan dijalankan untuk memenuhi kebutuhan spesifik satuan kerja

Tiga Pilar Utama

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga

mencapai dan memelihara kestabilan nilai ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laj tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Ketiga bidang tugas ini adalah:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijaka

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta

3. Mengatur dan mengawasi

2.1.6 Jaringan Kegiatan

Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

2.1.7 Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga dengan Bank Indonesia, Bank Indonesia terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Bank dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin serta loyalitas dalam berkerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan Bank Indonesia Sumut dan Aceh IX adalah Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nila mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya.

Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan

kebijakamengatur dan menjaga kelancar

serta mengatur dan mengawasi perbankan di diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Kegiatan kerohanian juga dilaksanakaan seperti hari-hari besar keagamaan (misalnya: Idul Fitri, Idul Adha, Natal) sehingga para civitas akademika selau memiliki nilai-nilai keagamaan dalam menjalani kehidupan, serta selalu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.8 Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Bank Indonesia adalah:

1. Menyiapkan semua pokok tugas yang di telah di berikan dan memberikan informasi untuk Bank yang ada di daerah Sumut & Aceh.

2. Mengadakan Kegiatan UMKM di Instansi Pemerintahan. 3. Menyelesaikan anggaran APBD Daerah.

4. Memberikan Penyuluhan Ekonomi ke Universitas Negri di daerah Medan. 5. Mengadakan kegiatan memberikan sembako kepada warga kurang mampu

menjelang kegiatan Ramadhan.

6. Mengatur dan mengawasi

system pembayaran.

2.2 Stuktur Organisasi Bank Indonesia Kanwil Sumut dan Aceh

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran yang sistematis tentang pola interaksi dari hubungan kerja sama orang-orang pada tiap bagian yang terdapat dalam suatu organisasi perusahaan, yaitu mengenai hubungan antara pembagian tugas dan fungsi-fungsi dari perkerjaan yang akan dilakukan serta wewenang yang mengalir dari atasan menuju bawahan. Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan

adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang dicapai.

Berikut Struktur Organisasi Bank Indonesia dapat dilihat dari Gambar 2.2:

Sumber : Bank Indonesia Kanwil Sumut & Aceh

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kanwil Sumut & Aceh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX

Kepala Perwakilan (Direktur Eksekutif). Group Ekonomi Keuangan dan SDM.Kepala Group (Direktur). Tim Statistik Survei Liaison. Analisis (Asisten Manager). Unit Statistik dan Database. Analisis (Asisten Manager)

Devisi Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Kepala Devisi (DD). Tim asesmen Ekonomi dan Keuangan. Kepala Tim (AD). Analisis Ekonomi (Manager). Analisis Ekonomi (Asisten Manager). Pelaksana Yunior (Staf). Unit Riset Ekonomi Keuangan Wilayah. Peneliti Ekonomi (Asisten Manager). Unit Koordinasi

Kebijakan. Analisis (Asisten Manager). Tim Akses Keuangan dan UMKM. Kepala Tim (AD). Analisis (Manager). Analisis (Asisten Manager). Pelaksana Yunior (Staf). Unit Komunikasi dan Pemberdayaan Komunitas. Analisis Ekonomi (Asisten Manager).

Devisi Sistem Pembayaran

Kepala Divisi (DD). Unit Pengelolaan Data dan Adminsitrasi. Unit Kliring Kepala Unit (Manager). Pelaksana (Asisten Manager). Pelaksana Yunior. Unit Layanan Nasabah. Kepala Unit (Manager). Pelaksana (Asisten Manager). Tim Pengedaran Uang.Kepala Kasir. Unit Distribusi Uang. Kasir Senior(Manager). Kasir I (Asisten Manager). Kasir II (Asisten Manager). Kasir Yunior (Staf). Asisten Kasir (Asisten) . Unit Layanan Kas. Kasir II (Asisten Manager). Kasir Yunior (Staf). Asisten Kasir (Asisten). Kasir I (Asisten Manager). Kasir II (Asisiten Manager)

Devisi Managemen Intern

Unit Sumber Daya Manusia. Kepala Unit Manager. Sekretaris (Manager). Analisis SDM (Asisten Manager). Pelaksana (Asisten Manager). Pelaksana Yunior (Staf). Sekretaris Yunior (Staf)

2.3 JOB DESCRIPTION

2.3.1 Dewan Gubernur BI

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seora sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama-lamanya lima tahun, dan mereka hanya dapat dipilih untuk sebanyak-banyaknya dua kali masa tugas.

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat ole ole Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau melakukan tindak pidana kejahatan.

2.3.2 Asisten Gubernur Bank Indonesia

Dijelaskan, dengan mulai beroperasinya OJK dan tugas pengawasan perbankan dari BI dipindah ke OJK, maka tugas manajemen internal dan operasional di BI akan berkurang dan tidak perlu dilakukan oleh seorang deputi gubernur. Nantinya tugas manajemen dan operasional

internal akan dipegang oleh asisten gubernur BI yang saat ini masih digarap.

2.3.3 Stabilitas Moneter

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk memutuskan dan melaksanaka itu bisa berupa

Menjaga stabilitas sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung ole handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan semakin

lancar pulatime critical. Bila

kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.

BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting

secara sistem (systemically important), menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara sistem tertentu. Bank sentral juga adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarka rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.

Berbekal kewenangan itu, BI pun menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini. Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. BI juga berhak menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran. Ambil contoh, sistem atau hanya bagian dari sistem saja.

Bank sentral juga memiliki kewenangan menunjuk lembaga yang bisa menyelenggarakan sistem settlement. Pada akhirnya BI juga mesti menetapkan kebijakan terkait pengendalian risiko, efisiensi serta tata kelola (governance) SPN.

Alat pembayar lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang.

Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluara dengan mempertimbangkan tingkat pemalsua edar uang. Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.

Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegita sarana distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring.

Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaa Rupiah. Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran diseluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.

Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan ta sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredar dan emisi pecahan. Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik

dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Sementara itu untuk menjaga menjaga kualit kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

2.3.4 Stabilitas

2.3.4.1 Sistem Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi baku yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi SSK yang diambil dari berbagai sumber:

Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”

Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”

Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor

Dokumen terkait