• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian gambaran afektif setelah dilakukan proses Problem Based Learning dengan tutorial seven jump

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

4. Penilaian gambaran afektif setelah dilakukan proses Problem Based Learning dengan tutorial seven jump

Hasil penilaian Afektif pada tabel 4.5 diatas menunjukkan penilaian afektif setelah dilakukan intervensi nilai minimal 35 dengan kategori cukup dan nilai maksimal 47 dengan kategori sangat baik, dengan nilai mean 35,56. Hasil uji statistic paired t test menunjukkan 0,001, karena nilai p = < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada penilaian Afektif pada tutorial 1, 2 dan tutorial ke 3.

Tingkatan domain afektif antara lain : memberikan respon atau reaksi; menerima nilai norma serta mempunyai etika; menilai dari segi baik buruk terhadap suatu objek studi; menerapkan atau mempraktikkan nilai, etika dan estetika dalam perilaku. Penilain afektif dinilai dari ranah tingkat pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi dan yang kedua dinilai dari ranah sikap dan minat mahasiswa terhadap mata pelajaran serta proses pembelajaran (Arifin, 2013).

Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak

mengenai pelajaran yang diterima disekolahnya (Animous, 2009). Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasan kognitif tingkat tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya data penelitian diatas bahwa sebagian besar mahassiwa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif yang baik juga memiliki tingkat afektif yang baik. Afektif atau sikap pada hakekatnya adalah kecendrugan berperilaku pada seseorang. Hal ini bisa kita gambarkan dalam proses pembelajaran tutorial seven jump yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Penilaian afektif dalam pembelajaran dikelas yang dilakukan antara lain : mengucapkan salam, datang tepat waktu,tidak mengoperasikan HP saat diskusi berlangsung, tidak keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung, mendengarkan saran atau masukan dari teman saat diskusi, menghormati dan menghargai pendapat orang lain,bertanggung jawab atas jawaban / pernyataan yang diberikan yang dianggap benar, mampu bekerja sama dalam kelompok diskusi.

Penilaian afektif yang telah disebutkan diatas menjadi indikator penilaian afektif dalam penelitian ini. Sebagian besar mahasiswa yang memiliki kemampuan kognitif yang baik sebagian besar mahasiswa tersebut mampu bertanggung jawab atas pertanyaan yang diberikan, mampu bekerja sama dalam diskusi kelompok, dapat menghormati dan menghargai pendapat orang lain, tidak gaduh saat diskusi, mau mendengarkan saran dan pendapat orang lain. Hal ini berkaitan dengan beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasan kognitif tingkat tinggi.

Hasil yang didapatkan pada data efektif diatas bahwa perubahan peningkatan penilaian afektif dalam setiap tahapan bisa terjadi karena dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan sikap dan adanya rangsangan atau tekanan yang diberikan oleh mahasiswa, dimana rangsangan dan tekanan sudah didapatkan mahasiswa pada tahap tutorial awal, sehingga pada tahap selanjutnya mahasiswa sudah peka dan mengerti apa yang akan dilakukan. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya literartur yang termasuk dalam komponen afektif.

Pada tabel distribusi penilaian afektif pada tabel diatas pada tutorial 1 didapatkan prasentase tertinggi dengan nilai 65% dengan kategori cukup. Sedangkan pada penilaian afektif tutorial 2 didapatkan prasentase tertinggi dengan nilai 64% dengan kategori baik. Sedangkan pada penilaian afektif tutorial 3 didapatkan prasentase tertinggi dengan nilai 60% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian terdapat perbedaan hasil pada setiap tutorial, yaitu terjadi peningkatan setelah dilakukan intervensi. Hal ini bisa didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh (Wigar, 2012) bahwa suatu intervensi dapat menimbulkan dampak positif bagi mahasiswa yang dapat dilihat dari hasil skor setelah dilakukan intervensi dimana hasil skor menjadi semakin baik dan meningkat.

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, secara umum disamakan dengan perasaan terhadap suatu objek sikap, secara umum disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Ada hubungan antara komponen afektif dengan kognitif dalam suatu organisasi sikap menyatakan bahwa apabila komponen afektif dan kognitif saling konsisten maka sikap berada dalam keadaan stabil, untuk menimbulkan perubahan

sikap manusia perlu diberikan rangsangan atau tekanan untuk menggiring perubahan sikap kearah yang dikehendaki secara kuat dan terus menerus sedemikian rupa sehingga terjadi inkonsistensi yang kuat antara komponen afektif dan kognitif (Azwar, 2015). Pernyataan ini ada hubungannya dengan hasil penelitian yang dijelaskan pada tabel 4.5 bahwa ada pengaruh aplikasi model pembelajaran tutorial seven jump terhadap peningkatan afektif mahasiswa yang dapat kita lihat perubahan peningkatan dalam setiap tahapannya.

C. Kekuatan

1. Penelitian ini dilakukan dengan metode Quasi Eksperimen Pre and Post test Without Control dengan 3x intervensi untuk penilaian kognitif.

2. Penelitian ini membandingkan perbedaan kemampuan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan intervensi baik pada pre post kognitif ke 1, 2 dan ke 3 setelah mendapatkan metode Problem Based Learning.

3. Proses pembelajaran Problem Based Learning dengan metode tutorial yang dilakukan dikelas dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplilkasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata dan membuat mereka menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas.

4. Pada penelitian ini juga mengidentifikasi gambaran sikap setelah dilakukan intervensi yaitu setelah mendapatkan metode Problem Based Learning.

D. Kelemahan

1. Adanya tahap Problem Based Learning yang tidak bisa dikontrol dalam penelitian ini yaitu pada tahap belajar mandiri / pre class.

2. Responden penelitian yang tidak bisa menjawab pertanyaan diskusi terkadang dipaksakan untuk menjawab karena mengetahui mereka sedang diteliti dan dinilai. 3. Ada beberapa responden yang tidak memiliki minat dalam metode pembelajaran ini

dan tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.

4. Sarana prasarana yang kurang memadai, seperti ruangan kelas kecil untuk tutorial masih kurang. Sehingga pelaksanaan tutorial terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

5. Banyaknya waktu yang digunakan dalam menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sehingga proses penelitian ini tidak bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

E. Implikasi

1. Metode pembelajaran Problem Based Learning bisa diterapkan pada mahasiswa keperawatan dengan memperhatikan materi pembelajaran, rasio mahasiswa, pengaturan dinamika sumber daya dan kerja sama antara individu dan kelompok untuk mendapatkan formulasi yang tepat, serta feedbackyang tepat dan cepat.

2. Penerapan metode Problem Based Learningdenganmelakukan pengontrolan pada masing-masing tahap terutama tahap pre class / belajar mandiri akan memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Metode pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam kurikulum dan pembelajaran, mengingat pentingnya mahasiswa memiliki pengalaman dan kemampuan mengatasi masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari secara mandiri.

4. Penerapan Metode pembelajaran Problem Based Learningperlu dilakukan secara rutin dan terus menerus perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara tepat dan cepat.

5. Penerapan Metode pembelajaran Problem Based Learning menuntut dilakukannya pembelajaran secara terstruktur dan terarah sesuai dengan tahapan model pembelajaran tersebut dalam mengembangkan struktur kognitif mahasiswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di STIKes Banyuwangi dengan responden sebanyak 100 mahasiswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kemampuan kognitif

sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan pembelajaran tutorial seven jump.

2. Ada pengaruh aplikasi metode pembelajaran PBL (tutorial seven jump) terhadap kemampuan kognitif dan gambaran afektif mahasiswa.

3. Hasil penelitian menunjukkan penilaian afektif setelah dilakukan metode pembelajaran PBLtutorial seven jump. pada tutorial 1 didapatkan prasentase tertinggi dengan kategori cukup. Penilaian afektif tutorial 2 didapatkan prasentase tertinggi dengan kategori baik. Sedangkan pada penilaian afektif tutorial 3 didapatkan prasentase tertinggi dengan kategori sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Bagi institusi STIKes Banyuwangi

a) STIKes Banyuwangi setidaknya dapat menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan tutorial seven

jump sebagai bentuk motivasi alternatife untuk memperbaiki mutu pendidikannya

b) Penerapan metode pembelajaran tutorial seven jump di STIKes Banyuwangi perlu memperhatikan materi pembelajaran, rasio mahasiswa, kemampuan SDM dan sumber daya lainnya agar metode pembelajaran tutorial seven jump dapat efektif.

2. Bagi dosen STIKes Banyuwangi

a) Dosen dapat menggunakan metode pembelajaran tutorial seven jump sebagai salah satu alternate metode pembelajaran.

b) Dosen dapat membuat perencanaan yang tepat dengan mempertimbangkan materi kuliah dan kemampuan mahasiswa dalam penerapan metode pembelajaran tutorial seven jump.

3. Bagi mahasiswa SI keperawatan

Mahasiswa hendaknya dapat meningkatkan belajar mandiri dan lebih aktif dalam mencari literatur baik pada buku maupun jurnal dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan dinamika kelompok, karena dinamika dalam kelompok menjadi salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan penerapan metode pembelajaran terutama dalam pembelajaran Problem Based Learning.

DAFTAR PUSTAKA

Adler , R. W. dan M. J. Milne, 1997. Improving The Quality of Accounting Students Learning Through Action-Oriented Learning Task. Accounting education. Vol.6/Nomor 3: 191-215

Aipni (2012). Pembinaan Internal Anggota AIPNI dalam Implementasi KBK Pendidikan Ners.

Agus Suprijono (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aminuddin, (2013). Evaluasi Penerapan Metode Pembelajaran Berpusat Pada Mahasiswa (Student Center Learning) pada program studi Gizi FKM UNHAS Amisyah, S., & Nurmaliah, C (2015), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kognitif

melalui Model Problem Based Learning. Biotik, 1(2), 87-92

Arnyana, ida bagus putu. (2005). Pengaruh Penerpaan Model PBL dipandu Strategi Kooperatif terhadap Kecakapan Berpikir Kritis . Jurnal Pendidikan dan pengajaran IKIP Negeri Singaraja.

Ariska, (2013). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran sejarah. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu

Aronson, E., Blavey, N., Sikes, J., Stephans, C., & Snapp, M. 1975. “Busing and the Racial Tension : The Jigsaw Route to Learning and Liking”. Psychology Today. 8 : 43-59.

Anonimous 2009. Pengukuran ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. (Online)

http://akhmadsudrajad.blogspot.com/2009/08/pengukuran-ranah-kognitif-afektif-dan.html. Diakses tanggal 10 Oktober 2009

Arifin, 2013. Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya Bandung.

A Peter. Bouhuijs (2007). Introduction to Problem-Based Learning : A Guide For Student.

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). (2013). Kurikulum Pendidikan Ners : Implementasi KBK. Jakarta : AIPNI.

Azwar & Saifuddin, (2012). Sikap manusia teori & pengukurannya edisi ke 2, Yogyakarta ; Pustaka pelajar.

Barr, R.J., & Tagg, J. (1995). “From Teaching to Learning: A new paradigm for understanding education. “ change (27) 6, hlm 12-25

Barret, T (2006). Understanding PBL (problem based learning). in T Barret, I.M. Labhrainn & H Fallon (Eds), Handbooks of inquiry and problem based learning : Irish case studies and international perspectives (pp 13-25). Galway : CELT.

Barrows (2006) Problem – Based learning : An Approach to medical education. New York : Springer.

Budiman & Agus Riyanto (2014). Kapita selekta kuesioner : pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Penerbit : salemba medika

Cahyono (2006). Evaluasi Pelaksanaan Seven Jump dalam diskusi tutorial mahasiswa PSIK program Afakultas kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Chang, R (2006). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Edisi ke tiga jilid 2, Jakarta :

Erlangga.

Dahar, R.W (2010). Teori – teori belajar. Jakarta : Erlangga

Dent (2006). A Practical Guide For Medical Teacher. Elseivier Health Sciences. Denton, B. G. Adams. CC. Blatt. P. J. & Lorins C. D (2005). Does the Introduction Of

Problem Based Learning Change Graduate Performance Outcomes in Professional Curriculum. Journal on excellence in collage teaching..

Dewi Anjani. (2014). Pengaruh Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis (ranah kognitif, afekti dan psikomotor) siswa kelas VIII semester genap di SMP takmirul islam surakarta tahun ajaran 2013/2014.

Dolman, J (1997). Further Mathematics VCE unit 3-4. Melbourne; The Jacaranda press 33 Park Road Milton.

Dutch, B.J., Groh, SE & Allen, DE (2011). The power of PBL (problem based learning), Stylus : Virginia.

Dwi Reni Hastuti (2015). Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berbasis Scientific Approach terhadap hasil belajar mahasiswa di UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.

Ely Isnaeni, (2011). Penerapan Seven Jump Method Dalam Meningkatkan Minat Dan Kompetensi Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM II) Mahasiswa D3 Keperawatan STIKes An-Nur Purwodadi Surakarta.

Ernawati, (2011). Buku Saku Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Firti, A, D (2011). Persepsi Mahasiswa dan Tutor Tentang Kejadian Krisis Selama Diskusi Tutorial dan Jenis-jenis Intervensi Tutor terhadap Kejadian Tersebut. Program Studi S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran gajah Mada. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta Rineka cipta.

Hamzah B. Uno & Satria Koni. (2014). Asesmen Pembelajaran. PT Bumi Aksara Jakarta.

Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. (2006). (Bandung Remaja Rosdakarya,) hal:20.

Harsono & Dwiyanto, Djoko. (2006). Pembelajaran Berpusat Mahasiswa. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada.

Harsono, (2006). Kearifan dalam transformasi pembelajaran dari teacher-centered learning. Jurnal pendidikan kedokteran.

Hidayati, N (2014). Pengaruh pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas XII di SMK Negeri & Surabaya. Jurnal pendidikan teknic elektro vol 3. No 02 : 25-29.

Http://trisnawati87.blogspot.co.id/2013/05/perbedaan-gender-dalam-pembelajaran-html. Ismail, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang, Ra

Sail Media Group) hal 87 – 89.

Ismet Basuki & Hariyanto, (2015). Asesmen Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya Bandung

Jamal Ma’mur, (2010). 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). PT Diva Press. Jogjakarta.

Janor, et, al; (2013).Integrating Student Centered Learning in Finance Courses: The case of a Malaysian research University

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Kurikulum inti pendidikan kesehatan profesi ners, berbasis kompetens. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. CV. Trans Info Media Jakarta. Krathwohl, David R., B. S. Bloom and B.B Masia. (2010). Taxonomy Of Educational

Objective, The classification of educational goals, Handbook II, Affective Domain, New York : David McKay, co. Inc.

Linn, Robert L (2005). Measurement and assessment in teaching (9th.Ed). Upper saddle river, NJ : Merrill-Practice Hall

Lloyd – Jones, G., Margeston. D & Blight, J. (1998). “ Problem Based Learning : A Coat Of Many Colours” Medical education, 32, hlm 492.

MacDonald, R. (2006). Assesment strategis for inquiry and PBL (problem based learning). in T Barret, I.M. Labhrainn & H Fallon (Eds), Handbooks of inquiry and problem based learning : Irish case studies and international perspectives (pp 85-93). Galway : CELT

Mahanal. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning Pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Journal Sains. 1-10 Mitahul Huda. (2013). Model-model pengajaran & pembelajaran. Pustaka Pelajar

Yogyakarta.

Mukminan, Muhammad & Suparmin (2012). Peningkatan Partisipasi dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Teknik Seven Jumps Di Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY tahun 2012. Jurnal penelitian; Hasil penelitian kelompok nomor / UN34.14/2012. 2 mei 2012

Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 ( Panduan Pembelajaran KBK), Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

M. Yulis (2013). Tingkat Kepadatan Fibroblas Pada Luka Mencit dengan pemberian Gel Lidah Buaya. Diakses

Nadiyah Wulandari. (2011). Pengaruh Problem Based Learning dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar mahasiswa. Tekno-pedagogi. Vol 1 (1)

Norman G. R & H. G. Schmit. (2006). Effectiveners Of Probvlem Based Learning Curricula : Theory Practice and Paper Darts. Med Educ. Nomor 34.

Notoatmojo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan instrument, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. PT. Salemba

Medika.

Nursalam & Ferry Efendi (2012). Pendidikan dalam keperawatan. PT Salemba Medika Jakarta.

O’Kelly, J. (2006). Designing a hybrid problem based learning (PBL) course : A case study of first year computer science in NUI, Mynooth in T Barret, I.M. Labhrainn & H Fallon (Eds), Handbooks of inquiry and problem based learning : Irish case studies and international perspectives (pp 45-53). Galway : CELT

Peterson, T.O. (2006). So You’re Thinking Of Trying Problem-Based Learning: The Critical Succes Factors For Implementation. Journal Of Management Education. Vol. 28/Nomor 5.

Peter Westwood (2008). What Teachers Need to Know about Teaching Methods. Victoria, Acer Press Australia.

Poerwanti (2006). Assesment Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Robbin, (2003). Perilaku Organisasi, jilid 2, PT Salemba Empat, Jakarta Rogers. (2006). Freedom To Learn For the 1985; Columbus : Merill

Salleh, Mohd. (2007). Adopting problem Based Learning in The Teaching of Engineering Undergraduates; A Malaysian Experience, makalah dipresentasikan pada the International Conference on Engineering Eduvation-ICEE 2007, September 3-7, Coimbra, Portugal.

Santoso, (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistic Non Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sastroasmoro S & Ismail S (2006). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Savery J. R (2006). Overview Off Problem-Based Learning : Definitions and Distictions. Interdiscipnary Journal Of Problem – Based Learning I

Schmidt, M., & Cagran B (2007). Self Concept Of Students In Inclusive Settings. International Journal Of Special Education. Vol 23 no 1

Sigian (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sitiatava Rizema P (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. D-Medika Jakarta

Socklingan, N., & Schmidt, HG. (2011). Characteristics of problem-based learning : the student perspective. Interdisiplinar journal problem based learning. 5 (1)

Suprijono, (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PALKEM. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Sudarman. (2007). Problem Based Learning: Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah . jurnal pendidikan inovatif , 2 (2) : 68-73

Suci, N. M. (2008). “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi UNDIKSHA”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial Undiksha.

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif dan R & D, cetakan ke 14. Bandung : Alfabeta.

Sukanti, dkk (2014). Implementasi problem based learning untuk meningkatkan learning objective dan self regulated learning skill pada mahasiswa di universitas negeri Yogyakarta.

Surya, Hendra (2010). Kita Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: Elex. Media Computindo.

Syamsuri, I. (2007). Peningkatan kompetensi guru untuk meningkatkan minat siswa, bogor : IPB

Trisnawati, S. K., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II dipuskesmas kecamatan Cebgkareng Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6-11

White, H. (2006). Problem Based Learning. Standford university news letter on teaching. 11 (1) 1-8

Widuroyekti, Barokah (2006). Pendekatan Belajar Aktif Dan Peningkatan Partisipasi Mahasiswa Dalam Proses Tutorial tatap Muka. Jurnal Pendidikan, Volume. 7, Nomor 1.

Wigar, A. F (2012), Efektiitas Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD semester IIDesa Depok Tahun Ajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation Universitas Pendidikan Indonesia)

Wina Sanjaya (2009). Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)). Kencana Jakarta

Woods D.R (2006). Problem-Based Learning: How to gain the most from PBL. Waterdown, Ontario Donald R.Woods.

Woods D.R (2006). ABC of learning in teaching in medicine. British Medical Journal; 328-330.

.Yusianti, Suciati, Sugiarto. (2013). Model Problem Based Learning menggunakan team teaching dengan teknik terintegrasi dan semi terintegrasi pada pembelajaran ditinjau dari kemampuan kritis (kognitif) dan kemampuan verbal. Jurnal inkuiri. ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 88-99). http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.ph p/sa ins

Zainal Arifin (2009). Evaluasi Pembelajara. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zohrabi, et, al. (2012). Teacher centered and/or student-centered learning. English language in iran

Lampiran

PENJELASAN PENELITIAN