• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Pada penelitian ini kemampuan argumentasi yang dilatihkan kepada siswa hanya kemampuan siswa untuk membuat klaim, kemampuan memberikan data untuk mendukung klaim, kemampuan memberikan pembenaran, dan kemampuan memberikan dukungan. Akan tetapi, siswa tidak dilatihkan

65

Fauzia Nur Huda, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen Dengan Metode Investigasi Sains Terhadap Peningkatan Kemampuan Argumentasi Siswa Pada Materi Fluida Statis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan untuk menolak atau menyanggah klaim orang lain (rebuttal) sehingga siswa tidak dilatih untuk membuat argumen sanggahan (counter argument). Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat argumen sanggahan.

2. Dalam penelitian ini, peningkatan kemampuan argumentasi berada dalam kategori sedang. Hal itu didasarkan pada hasil tes akhir siswa. Jawaban siswa dalam memberikan data dan dukungan masih belum maksimal. Untuk memberikan data dan dukungan dengan benar, maka siswa perlu menguasai materi dengan benar. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan lagi kemampuan argumentasi siswa maka dalam penelitian selanjutnya disarankan agar pemberian materi kepada siswa lebih ditingkatkan lagi sehingga siswa bisa menguasai materi dengan lebih baik lagi.

3. Dari keempat aspek argumentasi, aspek kemampuan memberikan pembenaran mengalami peningkatan paling kecil, yaitu dengan <g> sebesar 0,52. Siswa masih belum terbiasa dalam membuat pembenaran. Oleh karena itu, saran untuk penelitian selanjutnya agar lebih melatih siswa dalam membiasakan pembenaran. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menambah jumlah waktu penelitian lebih dari dua hari agar siswa menjadi terbiasa untuk membuat pembenaran. Saran lainnya agar instrumen tes yang dibuat juga sesuai dengan yang dilatihkan kepada siswa, yaitu data dan pembenaran yang dibuat berdasarkan hasil kegiatan investigasi sains juga.

4. Kemampuan argumentasi berhubungan dengan kemampuan berpikir siswa, khususnya dalam ranah kognitif. Oleh karena itu, saran untuk penelitian selanjutnya agar meneliti hubungan antara kemampuan argumentasi dengan aspek kognitif siswa.

Fauzia Nur Huda, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen Dengan Metode Investigasi Sains Terhadap Peningkatan Kemampuan Argumentasi Siswa Pada Materi Fluida Statis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. (2005). Pokoknya Menulis. Cetakan Pertama. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daud. (2004). Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Mata Pelajaran Fisika SMA/MA. Jakarta. Driver, R., Newton, P., & Osborne, J. (2000). Establishing the norms of scientific

argumentation in classrooms. Science Education.

Erduran, S., & Jimenez-Aleixandre, M.P. (2007). Argumentation in Science Education. Florida State University-USA: Spinger.

Felder, R.M. & Brent, R. (2003)Designing and Teaching Courses to Satisfy the ABET Engineering Criteria, Journal of Engineering Education, 92 (1), pp 7-25 tersedia online akses 16 okt 2006 http://www.ncsu.edu/felder- public/Papers/ABET_Paper_%28JEE%29.pdf

Gardner, H. (1999) . The dicipline mind: What all students should understand. New York: Simon & Schuster Inc.

Grooms, Jonathon. (2011). Using Argument-Driven Inquiry to Enhance Students' Argument Sophistication When Supporting a Stance in the Context of Socioscientific Issues. Electronic Theses, Treatises and Dissertations. Paper 3950. Florida University State.

Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. [online] Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM- 2b.pdf [ 3 Maret 2010]

Hake, R. R. (2002). Assesment of Physics Teaching Methods. Proceeding of UNESCO-ASPEN Workshop on Active in Physics, University of Peradeniya, Sri Lanka, 2-4 Desember 2002. [online] Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/ [ 3 Maret 2010]

Hamzah, M.Ed, Dr. (2008). Teori Belajar Konstruktivisme. [online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-

67

Fauzia Nur Huda, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen Dengan Metode Investigasi Sains Terhadap Peningkatan Kemampuan Argumentasi Siswa Pada Materi Fluida Statis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelly, G. J., & Takao, A. (2002). Epistemic levels in argument: An analysis of university oceanography students’ use of evidence in writing. Science Education, 86, 314-342.

Kelly, G.J., & Bazerman, C. (2003). How Student Argue Scientific Claims: A Rhetorical-Semantic Analysis. University of California: Oxford University Press.

Keraf, Gorys. (1997). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

McNeill, K. L., Lizotte, D. J., & Krajcik, J. (2006). Supporting students’ construction of scientific explanations by fading scaffolds in instructional materials. The Journal of the Learning Sciences, 15(2), 153- 191.

Montaña, G., González, Jennifer., & Castillo, F.D. (2012). Argumentation in the Science Classroom. [online]. Tersedia :

http://ikit.org/SummerInstitute2012/Papers/2998-Gonzalez.pdf

Norris, S., Philips, L. & Osborne, J. (2007). Scientific inquiry: the place of interpretation and argumentation. In J. Luft, R. Bell & J. Gess-Newsome (Eds.), Science as Inquiry in the Secondary Setting. Arlington, VA: NSTA Press.

Osborne, J., Erduran, S., & Simon, S. (2002). Enhancing the quality of argumentation in school science. Journal of Research in Science Teaching, 41(10), 994-1020.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. [online]. Tersedia :

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54. (2013). Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Riduan, Dr. M.BA., (2012). Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Jakarta: Alfabeta

Rutherford, F.J. & Ahlgren, A. (1990). Science for All Americans. New York : Oxford University Press.

Sadler, T. D., & Zeidler, D. L. (2005). The significance of content knowledge for informal reasoning regarding socioscientific issues: Applying genetics knowledge to genetics engineering issues. Science Education, 89, 71-93. Sampson, V., Gerbino, F. (2010). Two Instructional Models That Teachers Can

68

Fauzia Nur Huda, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen Dengan Metode Investigasi Sains Terhadap Peningkatan Kemampuan Argumentasi Siswa Pada Materi Fluida Statis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Classroom The American Biology Teacher, Vol. 72, No. 7, pages 427– 431.

Schen, Melissa S. (2007). Scientific Reasoning Skills Development in the Introductory Biology Courses for Undergraduates. [online]. Tersedia: http://etd.ohiolink.edu/send-

pdf.cgi/Schen%20Melissa.pdf?osu1187063957

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trent, R. (2009). Fostering Students’ Argumentation Skills in Geoscience Education. Journal of Geoscience Education, v. 57, n. 4, September, 2009, p. 224-232

Wenning, C. J. (2006). A pramework for teaching the nature of science. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 3-10. Tersedia : http://www . phy.ilstu. edu/ jpteo

Wenning, C. J. (2004). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. Journal of Physics Teacher Education Online. Tersedia: http://www . phy.ilstu. edu/ jpteo.

Widyanto, Joko. (2012). SPSS for Windows. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zohar, A., & Nemet, F. (2002). Fostering students’ knowledge and argumentation skills through dilemmas in human genetics. Journal of Research in Science Teaching, 39(1), 35-62.

Dokumen terkait