BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Pedagogi berbasis POGIL menggabungkan beberapa metoda seperti pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran koperatif dalam pembelajaran sains khususnya kimia. Dari hasil studi mengenai pengaruh implementasi POGIL dalam penelitian ini, dapat disampaikan saran baik dalam konteks teori maupun praktis sebagai berikut
1. Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa temuan positif yang tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Meskipun pada beberapa aspek dalam keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dapat dilihat bahwa POGIL memiliki pengaruh yang baik, akan tetapi pengaruh tersebut belum menggambarkan kemampuan siswa yang konsisten dan teruji. Selain itu, standar kompetensi yang diteliti terbatas pada satu standar kompetensi dan dilangsungkan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut pengaruh POGIL terhadap keterampilan proses sains atau penguasaan konsep pada standar kompetensi lain yang dapat diampu dengan praktikum. Dengan demikian pengaruh POGIL dapat diteliti lebih jauh dalam kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses sains, keterampilan lain yang diperlukan oleh siswa dan penguasaan konsep yang konsisten dan teruji.
Yogi Musthapa Kamil, 2014
2. Penelitian yang dilakukan memiliki variabel target pembelajaran berupa keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Studi di masa depan dapat dikembangkan untuk meneliti pengaruh POGIL terhadap keterampilan- keterampilan dasar lain yang sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mereka melanjutkan studi, berwirausaha atau bekerja. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dapat memperkaya khazanah dari implementasi POGIL.
3. Fokus dari penelitian yang dilakukan adalah pada aspek kuantitatif dari pengaruh praktikum laju reaksi berbasis POGIL terhadap KPS dan penguasaan konsep siswa SMK. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada aspek-aspek kualitatif sehingga dapat lebih mengungkap proses pengembangan KPS dan konsep oleh siswa.
4. Implementasi POGIL yang merupakan pedagogi berpusat pada siswa seyogianya dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari di sekolah baik di SMK maupun di SMA. Hal tersebut diharapkan dapat selaras dengan mulai diimplementasikannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
5. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi siswa yang berguna dalam proses belajar pada level sekolah menengah maupun di masa sesudahnya. Diperlukan waktu yang lama agar keterampilan-keterampilan ini benar-benar dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu pengembangan keterampilan proses ini hendaknya dimulai sejak pendidikan dasar, dengan demikian keterampilan tersebut dapat dikuasai dan dapat dimanfaatkan oleh siswa ketika berada pada level sekolah menengah seperti SMK atau SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Barthlow, M. J. (2011). The Effectiveness of Process Oriented Guided Inquiry Learning to Reduce Alternate Conceptions in Secondary Chemistry. Disertasi doktor pada Liberty University : tidak diterbitkan
Burke, K. A., Greenbowe, T. J. (2006). “Implementing the Science Writing Heuristic in the Chemistry Laboratory”. Journal of Chemical Education. 83,(7),1032- 1038
Creegan, F. J. (2006). The Pogil Laboratory Experience.[online]. Diakses pada 18 April 2013. Tersedia : www.POGIL.org
Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga
Devi, P. K. (2008). D.A.R.TS Using Work Sheets for Developing Process Skills and Critical Thinking with Pencil and Paper Tasks an Experiment Study in Chemistry Senior High School at “Colligative Properties Concept”. [online]. Diakses pada 29 Mei 2013. Tersedia : http://ojs.voctech.org/index.php/seavern/article/view/128/121
Ding, N. & Harskamp, E. G.. (2011). “Collaboration and Peer Tutoring in Chemistry Laboratory Education”. International Journal of Science Education (IJSE).33,(6),839-863
Domin, D. S. (1999). “A Review of Laboratory Instruction Styles”. Journal of Chemical Education. 76,(4),543-547
Eberlein, T. (2008). ”Pedagogies of Engagement in Science : A Comparison of PBL,
POGIL and PLTL”. Biochemistry and Molecular Biology Education.
36,(4),262-273
Fischer, K. W. (2008). “Dynamic Cycles of Cognitive and Brain Development : Measuring Growth in Mind, Brain and Education”. The Educated Brain . dalam A.M. Batro,K.W. Fischer & P.Lena (Eds).127-150
Fischer, K., & Rose, L. (2001). “Webs of Skill : How Students Learn”. Educational Leadership, 59,(3),6
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores.[online]. Diakses pada 7 Nopember 2013. Tersedia www.physics.indiana.edu/~sdi/
Hanson, D. M. (2005). Designing Process Oriented Guided-Inquiry Activities . [online]. Diakses pada 9 April 2013. Tersedia :
quarknet.fnal.gov/fellows/.../Designing_POGIL_Activities.pdf
Hanson, D. M. (2013). Introduction to POGIL. [online].diakses pada 13 April 2013. Tersedia : http://www.pcrest.com/PC/Pub/POGIL.htm
Hanson, D. & Apple, D. (2004). Process—The missing element. [online]. Diakses pada 10 April 2013. Tersedia : http://www.pkal.org/documents/hanson- apple_process—the-missing-element.pdf
Hinton, P. R., Brownlow C., McMurray I. & Cozens B. (2004). SPSS Explained. London : Routledge
Hofstein, A. (2004). “The Laboratory in Chemistry Education : Thirty Years of Experience with Developments, Implementation and Research”. Chemistry Education : Research and Practice. 5,(3),247-264
Holbrook, J. (2005). Making Chemistry Teaching Relevant. [online]. Diakses pada 23 Nopember 2011.Tersedia : www.iupac.org/publications/cei.
International Labour Organization. (2008). Skills for Improved Productivity, Employment Growth and Development.Geneva : ILO
Iriany .(2009). Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Berbasis Teknologi Informasi Pada Konsep Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMU. Tesis SPS UPI. Tidak Diterbitkan
Johnstone, A. H. (2006). “Chemical Education Research in Glasgow in Perspective”. Chemistry Education Research and Practice. 7,(2),49-63
King, P. M, & VanHecke, J. R. (2006). “Making Connections : Using Skill Theory to Recognize How Students Build and Rebuild Understanding”. About Campus. 11,(1),10-16
Kementerian Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikani. Jakarta : Kemdiknas Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta : Kemdiknas
Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta : Kemdiknas
Kementerian Pendidikan Nasional. (2009). Lampiran Surat Edaran Dirjen Mandikdasmen mengenai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK- KD)dan Rincian Pembelajaran Materi Adaptif SMK. Jakarta : Kemdiknas Leech, N. L., Barret K. C. & Morgan G. A.. (2005). SPSS for Intermediate Statistics :
Use and Interpretation. Second Edition. London : Lawrence Erlbraum Associates Publishers
Mayanti, S. (2011). Analisis Hasil Belajar Siswa Sma Pada Pembelajaran Laju Reaksi Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak Diterbitkan
Moog, R. S. & Spencer N. J. (2008). In Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL). ACS Symposium Series. Washington DC : American Chemical Society
National Research Council. (2011). A Framework for K-12 Science Education: Practices,Crosscutting Concepts, and Core Ideas. Committee on a Conceptual Framework for New K-12 Science Education Standards. Board on Science Education, Division of Behavioral and Social Sciences and Education. Washington DC : The National Academies Press.
O’Brien, G. E. (2005). Developing Inquiry Skills.[online]. Diakses pada 7 Nopember
2013.Tersedia : www.pearsonhighered.com/assets/hip/us
Rahman. (2011). Pembelajaran Kimia Berbasis Literasi Sains dan Teknologi Pada Materi Pokok Laju Reaksi : Analisis Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak Diterbitkan
Rankin, L., Stein F., Austin M., Bradley, B. W., & Brown T. F. (2006). Assesing Process Skills, A Professional Development Curriculum from the Institute for Inquiry. San Francisco : Exploratorium
Rustaman, N. (2003). Penilaian Hasil Belajar IPA. Makalah pada FPMIPA & Pasca Sarjana UPI : Tidak Diterbitkan
Schroeder, J.D & Greenbowe, T.J. (2008). Implementing POGIL in the lecture and the Science Writing Heuristic in the laboratory—student perceptions and performance in undergraduate organic chemistry. [online].diakses pada 08 Februari 2012. Tersedia : http://pubs.rsc.org | doi:10.1039/B806231P
Sriyani. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pokok Bahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak Diterbitkan
Sudira, P. (2010). VET curriculum, teaching, and learning for future skills requirements. Makalah Seminar VET. UNY
Straumanis, A. (2010). Classroom Implementation of Process Oriented Guided Inquiry Learning, a Practical Guide for Instructor. USA : POGIL Org.
Susiwi (2007). Kecakapan Hidup. Handout Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan
Thalheimer, W. & Cook, S. (2002). How to Calculate Effect Sizes from Published Research : a Simplified Methodology.[online]. Diakses pada 20 Nopember 2013. Tersedia : http://work-learning.com/effect_sizes.htm.
Wilson, F. R., Pan W. & Schumsky, D. A. (2012). “Recalculation of Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio”. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 45,(3),197-210
Widhy, P. (2010). Pembelajaran IPA (Kimia) Berbasis Laboratorium. Modul Pelatihan Pembelajaran MIPA Berbasis Laboratorium FMIPA UNY : Tidak Diterbitkan
Wiersma, W. & Jurs, S. G. (2009). Research Methods in Education. USA : Pearson Wulandari, A. D. (2011). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Materi Laju Reaksi. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak Diterbitkan