• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek dan pemberian saran yang diperlukan khusus nya yang berkaitan dengan pengembangan sistem.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

Badan Diklat Provinsi Jawa Barat merupakan unsur penunjang Pemerintah Provinsi dan bertugas membantu Gubernur Jawa Barat dalam bidang Pendidikan dan Pelatihan bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Badan Diklat Provinsi Jawa Barat bertugas membantu Gubernur melalui fungsi dan perannya menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis pelaksanaan diklat, menyelenggarakan diklat serta melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat.

Badan Diklat Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh seorang, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Barat melalui Sekretaris Daerah, membawahi seorang Sekretaris dan empat Kepala Bidang, dimana Sekretaris membawahi tiga Sub Bagian dan masing-masing Kepala Bidang membawahi dua Sub Bidang.

Dalam penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan, ada nilai-nilai luhur yang dianut, yaitu sebagai "Learning Organization" atau Pusat Pembelajaran sebagai suatu sistem untuk membangun kompetensi jabatan, mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dengan mengutamakan kualitas dan profesionalisme guna menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang berkarakter dan bermoral, jujur serta bertanggung jawab. Kesemua nilai luhur tersebut diharapkan akan memberikan hasil akhir yakni tercapainya kompetensi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan tuntutan jabatan.

9

2.1.1 Sejarah Instansi

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat pertama kali dibentuk pada tahun 1968. Lembaga ini pada awalnya bernama Pusat Pendidikan dan Latihan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat yang beralamat di Jl. Windu nomor 26 Bandung. Pusdiklat pertamakali dikepalai oleh Drs. H. Sanudi Purawinata yang menjabat cukup lama yaitu dari tahun 1968 - 1977. Pusdiklat melayani pendidikan dan pelatihan bagi seluruh aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemerintah Daerah Tingkat I), dan Pemerintah Kabupaten / Kota yang pada waktu itu bernama Pemerintah Daerah Tingkat II. Kedudukan dan kewenangan Pusdiklat sebagai pendidikan aparatur di Jawa Barat semula sebagai organisasi non struktural di bawah Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat. Pembentukan lembaga ini didasarkan pada SK. Gubernur Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.11-68/A/I/Pend/SK tanggal 30 September 1968. Prasarana dan prasarana penunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan Pusdiklat belum sangat memadai seperti sekarang ini. Pada masa awal pembentukan, lembaga ini hanya memiliki infrastruktur berupa Asrama Peserta Diklat Sebanyak 10 kamar, Asrama Pegawai 12 unit, mesjid dan bengkel. Keterbatasan fasilitas diklat menyebabkan proses diklat dilaksanakan sebagian di Pusdiklat-Pri (Pusat Pendidikan dan Pelatihan KORPRI) yang berlokasi di Cirebon.

Berselang 9 (Sembilan) tahun, pimpinan tertinggi Pusdiklat dijabat oleh Drs. H.E.Kostaram di bawah kepemimpinan beliau, kapasitas prasarana dan prasarana Pusdiklat lebih ditingkatkan. Daya tampung ruang belajar lebih di tingkatkan. Daya tampung ruang belajar lebih ditingkatkan dengan membangun ruang kelas sebanyak 2 (dua) unit yang sekarang di fungsikan menjadi Ruang

10

Widyaiswara dan mesjid. Penambahan bangunan juga dilakukan pada masa kepemimpinan H. Unang Sunardjo, SH. Pada Tahun 1981 dibangun gedung kantor sebanyak 2 (dua) lantai yang dikenal dengan “Gedung Perahu”.

Masa jabatan Pusdiklat terlama ke-2 setelah Drs. H. Sanudi Purawinata adalah Drs. H. Ahmad Makih. Pada masa ini terjadi perubahan nomenklatur kelembagaan dari Pusdiklat menjadi “Diklat Provinsi Jawa Barat”. Lembaga ini menjadi lebih kuat karena menjadi salah satu “ DIBALE” atau yang saat ini dikenal dengan istilah SKPD atau OPD dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja pendidikan dan Pelatihan Propinsi Jawa Barat. Pembentukan lembaga ini didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 1984 dan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 061/Kep.86-Huk/1986 Tanggal 23 Juni 1986. Pembentukan lembaga ini secara otomatis meningkatkan kedudukan eselonering pimpinan lembaga ini menjadi setingkat IIb. Selain itu, Kewenangan Diklat Provinsi Jawa Barat menjadi lebih banyak setelah dilimpahkannya kewenangan penyelenggaraan diklat struktural dari Badan Diklat Wilayah Reg. Bandung dan LAN seperti Diklat SPADIA (Diklat Pim III).

Pada masa ini, penguatan prasarana dan prasarana tidak kalah meningkatnya dibandingkan dengan penguatan kelembagaan. Pada masa ini juga dibangun asrama 2 lantai dan kantor 4 lantai. Selain itu, dibangun pula aula serbaguna yang baru di selesaikan dan di resmikan oleh Gubernur Jawa Barat masa kepemimpinan Drs. H. Ruska Sutari pada tahun 1991.

2.1.2 Logo Instansi

Lambang Provinsi Jawa Barat berbentuk bulat telur, yang merupakan bentuk perisai yang banyak dipakai oleh laskar kerajaan zaman dulu. Di dalamnya terdapat kujang berlubang lima, padi kapas, gunung, sungai, terusan sawah,

11

perkebunan, dan bendungan serta sebuah kalimat bertuliskan “Gemah Ripah Repeh Rapih”. Kalimat “Gemah Ripah Repeh Rapih” adalah sebuah pepatah lama di masyarakat Sunda, yang menyatakan bahwa Jawa Barat yang kaya raya bersama penduduknya hidup cukup dan damai. Gambar 2.1 di bawah ini menunjukan Logo Instansi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Gambar 2.1 Logo Badan Diklat Provinsi Jawa Barat

Simbol Lambang

Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :

1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri.

2. Ditengah - tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangakan kesuuran pangan dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal proklamasi republik Indonesia.

12

4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.

5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.

6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.

7. Petak - petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian. Dam atau bendungan yang terdapat di tengah - tengah bagian bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.

Arti Warna

Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus. Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau kejujuran.

13

2.1.3 Badan Hukum Instansi

Badan Hukum Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Propinsi Jawa Barat diatur dalam keputusan Gubernur jawa Barat Nomor 62 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah, sehingga berbentuk sebagai Instansi Negri dibawah Pemerintahan Daerah Jawa Barat.

2.1.4 Tugas Pokok Badan Diklat

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. Adapun Tugas Pokok diatur dalamPeraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 tahun 2009 tentang Tugas pokok.

Tugas Pokok Badan Pendidikan dan Pelatihan yaitu Menyelenggarakan perumusan, pengkajian dan penetapan kebijakan Daerah di Bidang Pendidikan dan pelatihan Daerah.

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas

Kepala Badan Menyelenggarakan perumusan dan menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan serta mengkoordinasikan dan membina UPTB.

14

perencanaan dan program Badan, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, sekretariat mempunyai fungsi :

- Penyelenggaraan pengkoordinasian perencanaan dan program Badan ;

- Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;

- Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

Sekretariat membawahkan :

- Subbagian Perencanaan dan Program - Subbagian Keuangan

- Subbagian Kepegawaian dan Umum. Subbagian Perencanaan dan

Program

Melaksanakan pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan program.

Subbagian Keuangan Melaksanakan program pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan badan.

Subbagian Kepegawaian dan Umum

Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbagian Kepegawaian dan umum mempunyai fungsi :

- Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan karir,kesejahteraan dan

15

disiplin pegawai, dan pengelolaan administrasi kepegawaian lainnya.

- Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga.

- Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-undangan dan perpustakaan.

- Pelaksanaan tugas kehumasan badan

- Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan badan. Bidang Pengembangan

Diklat

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan dan menyelenggarakan kegiatan analisis kebutuhan Diklat dan Pengkajian Sistem Diklat.

Bidang Pengembangan Diklat membawahkan : - Subbidang Analisis Kebutuhan Diklat - Subbidang Pengkajian Diklat.

Bidang Diklat

Kepemimpinan dan Fungsional

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, dan menyelenggarakan kegiatan diklat kepemimpinan / struktural dan diklat fungsional.

Bidan Diklat Kepemimpinan dan Fungsional membawahkan :

- Subbidang Diklat Struktural - Subbidang Diklat Fungsional

Bidang Diklat Teknis Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, dan menyelenggarakan kegiatan diklat teknis umum dan

16

teknis substantif.

Bidang Diklat Teknis membawahkan : - Subbidang Diklat teknis umum. - Subbidang Diklat teknis Substantif.

2.1.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Badan Diklat Provinsi Jawa Barat dapat di lihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Badan Diklat Provinsi Jabar

2.1.6 Visi dan Misi Visi :

"Unggul dan Profesional di Bidang Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Teknologi Informasi Tahun 2013"

Misi :

17

2. Meningkatkan kompetensi SDM Badiklatda di bidang manajemen diklat.

3. Mengembangkan Infrastruktur Diklat Berbasis Teknologi Informasi. 4. Mengoptimalkan Jejaring Kerja secara proporsional dengan seluruh

stakeholders.

2.1.7 Pangkat Pegawai

Pegawai Negeri Sipil memiliki golongan dan pangkat masing - masing yang secara berkala dan berjenjang akan meningkat setiap 4 tahun sekali.

Struktur Golongan dan Pangkat PNS di Indonesia : 1. Golongan Ia = Pangkat Juru Muda

2. Golongan Ib = Pangkat Juru Muda Tingkat 1 3. Golongan Ic = Pangkat Juru

4. Golongan Id = Pangkat Juru Tingkat 1 5. Golongan IIa = Pangkat Pengatur Muda

6. Golongan IIb = Pangkat Pengatur Muda Tingkat 1 7. Golongan IIc = Pangkat Pengatur

8. Golongan IId = Pangkat Pengatur Tingkat 1 9. Golongan IIIa = Pangkat Penata Muda

10. Golongan IIIb = Pangkat Penata Muda Tingkat 1 11. Golongan IIIc = Pangkat Penata

12. Golongan IIId = Pangkat Penata Tingkat 1 13. Golongan IVa = Pangkat Pembina

14. Golongan IVb = Pangkat Pembina Tingkat 1 15. Golongan IVc = Pangkat Pembina Utama Muda

18

16. Golongan IVd = Pangkat Pembina Utama Madya 17. Golongan IVe = Pangkat Pembina Utama

2.2 Landasan Teori

Subbab ini berisikan teori - teori pendukung yang digunakan dalam proses analisis dan implementasi pada permasalahan yang ada di BANDIKLATDA.

2.2.1 Perancangan Database

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang basis data adalah bagaimana merancang sehingga database dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa mendatang. Konsep basis data merupakan langkah untuk menentukan basis data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna.

2.2.2 Pengertian Database

Dalam buku konsep dan perancangan database mendefinisikan database

sebagai berikut :

Menurut KRIS

“Database adalah kumpulan file - file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu”. [1]

19

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik.

Prinsip utama basis data adalah pengaturan data / arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data / arsip. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan / pemilahan / pengelompokkan / pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi / jenisnya. Pemilahan / pengelompokkan / pengorganisasian Ini dapat berbentuk sejumlah file / tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom - kolom / field - field data dalam setiap file / tabel. Basis data dapat diciptakan dan dapat pula ditiadakan. Setiap basis data umumnya dibuat untuk mewakili sebuah semesta data yang spesifik. Misalnya, basis data akademik, dan dalam basis data akademik kita dapat menempatkan file mahasiswa, file matakuliah, file dosen, file jadwal, file kehadiran, file nilai, dan sebagainya.

2.2.3 Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan diagram aliran data tingkat atas, yaitu gambaran dari sistem informasi yang akan menggambarkan aliran-aliran data kedalam maupun keluar suatu sistem. [2]

20

2.2.4 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) digunakan bukanlah suatu penjelasan lengkap mengenai data, fungsi - fungsi yang terjadi di dalam sistem yang akan dikembangkan. Data Flow Diagram (DFD) bukanlah suatu penjelasan lengkap mengenai data, tetapi hanya menunjukan cara data digunakan oleh proses-proses dalam sistem. [3]

Komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan Data Flow Diagram (DFD):

1. External Entity

External Entity merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berbeda di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau output dari sistem serta mempengaruhi proses internal sistem.

2. Proses

Proses dilambangkan dengan lingkaran, dimana proses ini menunjukan bagian dari sisitem yang mengubah satu atau lebih input dan output.

3. Data Flow (Aliran Data)

Aliran data digunakan dengan tanda panah dari proses. Aliran juga dapat digunakan untuk menunjukan bagian-bagian dari suatu bagian ke bagian lain. 4. Data Storage (File)

Simpanan data digunakan sebagai penyimpanan paket data. Simpanan data merupakan simpanan data yang berupa arsip atau catatan manual. Nama dari simpanan data menunjukan nama filenya.

21

2.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan uraian simpanan data dari suatu sisitem pada tiap level tinggi yang abstrak. [3]

Komponen-komponen dari ERD adalah sebagai berikut : 1. Tipe Objek (Object Type)

Tipe objek digambarkan dengan sebuah kotak yang berarti kumpulan dari objek-objek nyata.

2. Hubungan (Relationship)

Objek - objek yang telah diidentifikasi dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan suatu penghubung yang digambarkan dengan suatu tanda panah.

Beberapa jenis hubungan : - One to One Relationship

Hubungan antara entity dan entity kedua adalah satu berbading satu. - One to Many Relationship

Hubungan antara entity petama dan kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat dibalik menjadi banyak lawan satu.

- Many to Many Relationship

Hubungan antara entity pertama dan entity kedua adalah banyak berbanding banyak.

22

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jadwal Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung dari tanggal 02 Juli 2012 s/d 02 Agustus 2012 yang dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, pada bagian Pengembangan Diklat. Waktu pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat mulai pukul 09.00 s/d 15.00 WIB.

3.2 Cara / Teknik Kerja Praktek

Teknis pelaksanaan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan dengan menggunakan teknis sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku, artikel, informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pembimbing perusahaan dalam bidang yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

3.3 Data Hasil Kerja Praktek 3.3.1 Lingkup Pekerjaan

Penulis ditempatkan di bagian pengembangan pendataan alumni Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Dikarenakan di Badan

23

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat belum adanya pendataan alumni diklat secara struktural, teknik dan fungsional belum tersedia, maka penulis ditugaskan untuk mengembangan sistem informasi pendataan alumni diklat secara struktural, teknik dan fungsional.

3.3.2 Analisis Sistem yang sedang berjalan

Proses pengolahan data alumni Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Pimpinan memerlukan hasil penelitian dan pembangunan secara praktis untuk mempermudah kinerja. Didalam analisis Aplikasi Sistem Informasi ini, penulis akan menjelaskan dan menerangkan tentang prosedur pendataan alumni diklat yang sedang berjalan pada sistem yang akan dibuat. Dokumen - dokumen apa saja yang mengalir dari atau ke unit bagian yang terkait pada sistem.

Adapun untuk penjelasan dari prosedur pendataan alumni adalah sebagai berikut : 1. Bagian pegawai memasukkan data - data alumni diklat ke dalam form alumni. 2. Setelah proses pemasukkan data, pegawai memberikan data tersebut kepada

admin.

3. Admin membuat laporan data rekapitulasi alumni diklat secara struktural, teknis, dan fungsional.

4. Laporan diberikan kepada Kepala Diklat

Untuk lebih jelasnya Proses Pendataan Alumni Diklat dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

24

3.3.3 Flowmap

PROSES PENDATAAN ALUMNI DIKLAT

Pegawai Admin Kepala

Form Alumni Data Alumni Terisi Di isi Form Alumni Data Alumni Terisi Data Alumni Rekapitula si Data Rekapitulasi Alumni Laporan Data Alumni Buat Laporan Data Alumni Update Laporan Data Alumni

Gambar 3.1 Flowmap Proses Pendataan Alumni Diklat Data

25

3.3.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Analisis non fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi elemen atau komponen - komponen apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun sampai dengan sistem tersebut diimplementasikan. Analisis kebutuhan ini juga menentukan spesifikasi masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan.

3.3.4.1 Analisis User

Aplikasi pengembangan sistem informasi pendataan alumni ini digunakan oleh dua pengguna yang berbeda berdasarkan tugas dan kewenangan yang diberikan. Pengguna pertama adalah admin yang bertugas dalam pengolahan data keseluruhan dan pemeliharaan Aplikasi. Pengguna yang kedua adalah Pegawai yang bertugas mengisi Data Alumni dan memiliki hak akses yang terbatas.

3.3.4.1.1 Analisi User (Fakta)

Tabel 3.1 Analisis User (Fakta)

Pengguna Tanggung Jawab Tingkat Pendidikan Tingkat Keterampilan Pengalaman Jenis Pelatihan Admin Mengolah Data user, jenis diklat

dan Alumni S1 Mengerti Aplikasi Web Menggunakan Aplikasi Berbasis PHP dan mysql -

Pegawai Mengisi Data Alumni Sekolah Menengah Atas atau Setara Mengerti Aplikasi Web Menggunakan Internet -

26

3.3.4.1.2 Analisi User (Kebutuhan)

Tabel 3.2 Analisis User (Kebutuhan)

Pengguna Hak Akses Tingkat

Pendidikan Tingkat Keterampilan Pengalaman Jenis Pelatihan Admin Melakukan Tambah, ubah, hapus, simpan, buat, batal, print,

logout dari data user, jenis diklat

dan data alumni

S1 Mengerti Aplikasi Web Menggunakan Aplikasi Berbasis PHP dan mysql - Pegawai Melihat Informasi Terbatas Sekolah Menengah Atas atau Setara Mengerti Aplikasi Web Menggunakan Internet -

3.3.4.2 Analisis Perangkat Keras

3.3.4.2.1 Analisis Perangkat Keras (Fakta)

Perangkat keras yang ada saat ini tersedia di kantor Badan Diklat Provinsi Jawa Barat sudah memenuhi standar untuk menjalankan aplikasi sistem yang akan dibangun. Adapun spesifikasinya sebagai berikut :

3.3.4.2.2 Analisis Perangkat Keras (Kebutuhan)

Processor : Intel Core 2 Duo

Ram : 2 Gb Hardisk : 320 Gb VGA : AtiRadeon 512Mb DVD-RW : LG Monitor : LCD LG 17” Printer : Epson

27

3.3.4.3 Analisis Perangkat Lunak

Analisis perangkat lunak Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Alumni diklat secara struktural, teknik dan fungsional di Badan Diklat Provinsi Jawa Barat adalah Dreamweaver, PHP dan Mysql sebagai Database -nya.

3.3.5 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan, analisis kebutuhan fungsional dapat didefinsikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tahapan ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen - komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar - benar memuaskan dari rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.

Alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum yang akan dibangun yaitu Diagram Konteks dan Data Flow Diagram. Untuk menjelaskan bagaimana suatu masukan diproses pada sistem maka digunakan spesifikasi proses dan kamus data untuk mengetahui aliran data yang mengalir pada sistem.

3.3.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk merancang tabel yang akan dibuat beserta relasi antar tabel Basis Data. ERD juga merupakan model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur hubungan antar data. Untuk lebih jelasnya Pemodelan ERD dapat dilihat pada Gambar 3.2.

28 Data Alumni Mendata User Mengelola 1 Jenis Diklat N Rencana_Peserta Id_Alumni Peserta_Diklat Persentase Jumlah_Lulus Keterangan NIP Password Id_JenisDiklat Nama_Diklat N 1 Nama Jabatan Telepon

Gambar 3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

3.3.5.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. diagram konteks merupakan level tertinggi dari dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Diagram konteks akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi meliputi sejumlah karakteristik penting. Gambar 3.3 menjelaskan diagram konteks.

Sistem Data Alumni

Dokumen terkait