• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

4.9. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Model Penelitian……… 23

4.1. Hasil Uji Normalitas (Grafik)……… 41

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2. Tabel Harga Saham Penutupan Perusahaan Sampel Tahun 2008-2011 Lampiran 3. Tabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Perusahaan Sampel

Tahun 2008-2011

Lampiran 4. Tabel Perhitungan Cumulative Abnormal Return (CAR) Perusahaan Sampel Tahun 2008-2011

Lampiran 5. Perhitungan Earning Response Coefficient (ERC) Perusahaan Sampel Tahun 2008-2011

1

BAB l PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang menguntungkan. Hal ini yang dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal

pembentukan modal melalui pasar modal sebagai salah satu instrumentnya. Dalam hal ini, pasar modal menjadi indikator kualitas perusahaan melalui harga saham perusahaan. Untuk mencapai kualitas yang diharapkan, perusahaan haruslah mampu menjadi sebuah lembaga yang dianggap dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat maupun pihak eksternal perusahaan dalam berbagai hal, terutama dari sisi profitnya dalam laporan keuangan perusahaan. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial

Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit (FASB, 1985).

Dalam hai ini, pasar modal menjadi tempat perusahaan untuk menarik minat investor dalam menanamkan investasi dalam perusahaan. Keputusan Investor untuk menanamkan modal tidak terlepas dari ekspektasi investor terhadap laba

2

yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan. Informasi yang beredar di pasar modal, seperti kinerja/kondisi keuangan perusahaan maupun macam- macam isu lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang memiliki pengaruh pada harga saham melalui tingkat permintaan maupun penawaran terhadap saham oleh investor. Dengan asumsi bahwa investor adalah pemodal yang rasional maka aspek fundamental menjadi dasar penilaian yang utama seorang fundamentalis,

argumentasi dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat namun yang lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan (wealth) di masa datang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi akuntansi yang sangat diperlukan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Seiring pesatnya perkembangan pasar modal saat ini bukanlah hal yang tidak mungkin apabila peranan informasi akuntansi dalam proses

pengambilan keputusan investasi akan menjadi semakin penting. Tujuan utama investor adalah memperoleh dividen atau capital gain yang sebesar-besarnya. Besaran yang menunjukkan hubungan antara laba dan return saham ini disebut Koefisien Respon Laba / Earning Response Coefficient (ERC).

Penelitian mengenai koefisien respon laba berkembang cepat dan menarik untuk diamati karena koefisen respon laba memiliki keterkaitan dengan analisis

fundamental dan digunakan untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba suatu perusahaan oleh investor. Respon laba tersebut spesifik untuk setiap perusahaan. Kespesifikan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dengan

3

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba maka dapat diketahui kemungkinan besar kecilnya respon harga saham atas informasi laba perusahaan tersebut.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis

fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Teknik fundamental terdiri dari beberapa alat ukur kinerja perusahaan internal seperti menggunakan rasio dan pengukuran keuangan lainnya dan analisis

fundamental untuk pasar uang yang meliputi kondisi perekonomian secara umum, seperti kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional

perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa mendatang dan sebagainya. Informasi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada variabel analisis fundamental yang bersifat internal untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, seperti pengukuran rasio yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan.

4

Beberapa penelitian sebelumnya mengenai koefisien respon laba antara lain, Scott (2000) yang menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba yaitu persistensi laba, struktur modal, beta, kesempatan bertumbuh dan ukuran perusahaan, Kormendi dan lipe (1987) serta Collins dan Kothari (1989) yang menghasilkan penelitian bahwa tingkat bunga bebas resiko dan kemampuan prediksi laba dapat mempengaruhi besarnya koefisien respon laba, Ahmed (1994) yang meneliti struktur biaya dan tingkat persaingan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap return saham, dan Naimah (2005) melakukan studi pada perusahaan manufaktur di BEI yang menghasilkan :

1. Laba akuntansi dan nilai buku ekuitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Koefisien respon laba pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi ditemukan lebih besar dibanding dengan perusahaan dengan profitabilitas rendah.

3. Pengaruh nilai buku ekuitas terhadap harga saham antara perusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi dengan perusahaan yang mengalami pertumbuhan rendah, tidak signifikan.

Dari uraian diatas dengan mengacu kepada analisis fundamental sebagai salah satu alat untuk menilai suatu saham maka penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dengan judul “Pengaruh Analisa Fundamental terhadap Koefisien Respon Laba dalam Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”.

5

1.2.Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1. Rumusan Masalah

Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat. Bertambahnya perusahaan yang go public dalam pasar modal di Indonesia menambah kebutuhan investor mengenai informasi keuangan perusahaan yang ada. Informasi keuangan ini biasa diinformasikan melalui penyajian laporan keuangan yang sudah melalui proses auditan.

Hal yang paling sering diperhatikan oleh para pengguna informasi laporan keuangan adalah mengenai informasi laba. Informasi laba dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan dan dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan risiko investasi yang dihadapi investor. Menurut Ball dan Brown (1968), bahwa hubungan laba akuntansi dan return saham mempunyai hubungan yang positif secara statistik dan signifikan. Dalam hal ini naik turunnya laba akan berpengaruh terhadap naik turunnya return saham secara searah, sedangkan besarnya kekuatan hubungan laba dan return saham diukur dengan Earning Response Coefficient (ERC). Dengan mengetahui besarnya kekuatan hubungan laba dengan return saham, maka investor dapat memprediksi kandungan informasi laba suatu perusahaan.

Analisis fundamental menggunakan perhitungan rasio keuangan sebagai alat analisis yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan kinerja serta kondisi keuangan perusahaan melalui angka-angka rasio yang telah

6

diinterpretasikan. Kriteria untuk menentukan sehat atau tidaknya posisi keuangan suatu perusahaan, dapat dilihat melalui perhitungan rasio, seperti rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya, rasio aktivitas untuk mengukur bagaimana perusahaan mengelola aktiva-aktivanya, rasio leverage/hutang yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-

kewajibannya kepada kreditur, rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, rasio nilai pasar

memberikan suatu indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor ekuitas tentang kinerja masa lalu perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang. Analisis fundamental melalui rasio keuangan ini banyak

digunakan oleh calon investor. Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan.

Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007), profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas ini sangat penting diperhatikan karena untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan investor. Perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi cenderung akan menarik investor untuk melakukan investasi. Semakin besar rasio profitabilitas maka akan semakin besar

7

ERC nya. Karena itu, rasio-rasio keuangan dalam analisa fundamental menjadi informasi penting dalam menilai kualitas laba perusahaan yang tercermin melalui koefisien respon laba perusahaan.

Dari penjelasan hubungan tersebut, penelitian ini akan dilakukan dengan merujuk pada saran-saran peneliti sebelumnya yaitu, menambah sejumlah variabel

independen serta menggunakan obyek dan rentang waktu penelitian yang berbeda. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah informasi fundamental mempunyai pengaruh terhadap Koefisien Respon Laba pada Sub Sektor Industri Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sepanjang periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011?”

1.2.2. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Variabel yang akan diteliti dalam hubungan tersebut adalah hanya analisis fundamental yang bersifat internal saja yang meliputi beberapa rasio keuangan yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan.

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan selalu

mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun 2008-2011 serta bergerak pada industri manufaktur.

8

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

Menjelaskan dan menganalisis mengenai pengaruh dan hubungan Analisis Fundamental dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur terhadap Earning Response Coefficient atau koefisien respon laba.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi penulis, untuk melengkapi pemahaman teori selama perkuliahan dan menambah wawasan tentang pengaruh dan hubungan analisis fundamental terhadap koefisien respon laba.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan perbandingan, serta

memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi, yaitu menjadi literatur bagi mahasiswa dalam mempelajari pengaruh analisis

fundamental secara internal terhadap kinerja saham suatu perusahaan yang dinilai melalui koefisien respon laba.

3. Bagi perusahaan / pengambil kebijakan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan dan pengambilan keputusan perusahan yang berkaitan dengan faktor-faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return saham.

9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.Laporan Tahunan Perusahaan

Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan tahunan antara lain neraca perusahaan, laporan laba/rugi dan neraca arus kas. Laporan ini harus disampaikan kepada para pemegang saham untuk disetujui di dalam RUPS untuk selanjutnya disahkan sebagai laporan tahunan resmi

perusahaan. Laporan tahunan wajib disampaikan oleh emiten yang terdaftar di Bursa Efek sebagai pelaporan kegiatan selama satu tahun sebelumnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Adapun tujuan dari laporan tahunan itu sendiri adalah :

1. Berguna bagi pemakai (users) laporan tahunan dalam membuat keputusan investasi, masalah kredit atau keputusan-keputusan lainnya.

2. Menyediakan laporan tahunan yang komprehensif mengenai prospek perusahaan di masa depan, baik kegiatan operasi, keuangan, dan informasi- informasi relevan lainnya.

3. Menyediakan informasi mengenai klaim sumber daya perusahaan serta perubahannya.

10

2.2.Koefisien Respon Laba / Earning Response Coefficient (ERC)

Koefisien Respon Laba atau Earning Response Coefficient (ERC) digunakan untuk mengukur besarnya abnormal return saham dalam merespon komponen dari laba yang dilaporkan perusahaan. Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.

Penelitian Ball dan Brown (1968) yang menguji tentang laba dan harga saham menunjukkan bukti empiris bahwa keduanya mempunyai hubungan positif secara statistis signifikan. Hal ini berarti naik turunnya laba akan mempengaruhi naik turunnya harga saham secara searah. Besaran yang menunjukkan kekuatan hubungan antara laba dan return saham ini yang disebut dengan Earning Response Coefficient (ERC), yang merupakan besarnya koefisien slope dalam regresi yang menghubungkan laba sebagai salah satu variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat. Seberapa jauh kegunaan laba bagi para pengguna laporan keuangan menjadi hal yang penting baik bagi para peneliti, praktisi, dan juga otoritas pembuat kebijakan.

2.3.Analisa Fundamental

Analisa fundamental mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan

hubungan variabel-variabel didalamnya yaitu berupa pengukuran rasio keuangan dalam laporan keuangan. Analisa fundamental mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi baru terhadap harga saham, persaingan diantara

11

para peneliti fundamental ini akan cenderung untuk membuat harga

mencerminkan semua informasi yang relevan dan perubahan harga tidak dapat diramalkan. Analisa fundamental sebagai bagian dari informasi akuntansi

merupakan analisa historis atas kondisi internal perusahaan. Analisa fundamental memiliki pedoman pada kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika kinerja perusahan publik tersebut berada dalam kondisi baik maka, harga saham perusahaan dapat diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut dengan ditandai dengan meningkatnya harga saham.

Dalam analisa fundamental, faktor-faktor internal perusahan dianalisis dan digunakan sebagai sinyal bagi investor dalam mengukur kinerja perusahaan. Setiap investasi saham mempunyai alasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik (nilai sesungguhnya) yang dapat ditentukan melalui suatu analisa yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini

dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price), sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice. Pada keadaan lain, dimana nilai intrinsik saham sama dengan harga pasar saham saat ini maka, dikatakan saham memiliki nilai yang wajar (corrected value) dan cenderung tidak ada transaksi.

12

Analisa fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisa historis atas kekuatan keuangan dalam suatu perusahaan sehingga, proses ini disebut juga sebagai Company Analysis. Dalam company analysis, para pemodal akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan tersebut. Analisa faktor fundamental di dasarkan pada analisa keuangan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan yang terdiri dari :

1. Rasio Solvabilitas (Leverage), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.

2. Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham / kinerja saham.

3. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

4. Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek.

5. Rasio Aktivitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya

Dalam penelitian ini, analisa fundamental internal akan dicerminkan oleh rasio keuangan yang diproksikan oleh : Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Debt Ratio (DR), dan Price Book Value (PBV).

13

2.4.Pengembangan Hipotesis

Analisa fundamental didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisa fundamental yang bersifat internal saja, yaitu menggunakan analisa rasio keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisa rasio ini dapat memberi gambaran kepada analis tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan.

Keunggulan analisa rasio sebagai alat analisis antara lain lebih mudah dibaca dan ditafsirkan, dapat menjadi pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan langsung dalam laporan keuangan, sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model pengambilan keputusan, lebih mudah untuk melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan sebagai alat analisa fundamental antara lain :

2.4.1.Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Koefisien Respon Laba atau Earning Response Coefficient (ERC)

Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. CR sebagai salah satu indikator rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Weston dan Copeland (1995), CR digunakan untuk mengukur penyelesaian jangka pendek, sejauh mana tagihan kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh

14

aktiva yang diharapkan dapat dikonversi ke kas dalam jangka waktu yang kira- kira sama dengan jatuh tempo tagihan. CR yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang

dibutuhkan sekarang. Dan hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap informasi laba yang tercermin dalam koefisien respon laba.

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient (ERC).

2.4.2.Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Koefisien Respon Laba atau Earning Response Coefficient (ERC)

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang akan diraih dari investasi yang akan ditanamkan merupakan pertimbangan penting bagi sebuah perusahaan dalam rangka pengembangan bisnisnya. Dalam hal penilaian terhadap profitabilitas dapat diukur menggunakan Return On Equity (ROE). Menurut Agus Sartono (2001), ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Menurut Robert Ang (1997), bahwa perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh akan semakin meningkatkan ROE. Hal ini disebabkan oleh karena ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap modal sendiri (ekuitas).

15

Profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen sehingga kinerja perusahaan yang baik akan mendorong kualitas informasi laba yang lebih baik yang disajikan oleh manajemen. Hal ini yang menyebabkan investor akan bereaksi lebih baik atas informasi laba yang lebih berkualitas, dan kemudian meningkatkan Earnings response coefficient (ERC).

H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient (ERC).

2.4.3.Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Koefisien Respon Laba atau Earning Response Coefficient (ERC)

Debt Ratio (DR) dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. DR mencerminkan besarnya proporsi antara total hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini DR digunakan sebagai alat ukur rasio solvabilitas. Untuk mengembangkan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis, diperlukan adanya pendanaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada prakteknya, dana-dana yang dikelola perusahaan mengandung kewajiban pertanggungjawaban kepada pemilik maupun sumber dana tersebut.

Semakin tinggi DR, menunjukkan bahwa komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total aktiva yang dimiliki sebagai jaminan sewaktu-waktu agar perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajibannya, sehingga hal ini berdampak semakin besar beban perusahaan terutama terhadap pihak luar (kreditur).

16

Selain itu, menurut Cryllius Martono (2002), profitabilitas perusahaan dapat berkurang sebagai akibat dari penggunaan hutang perusahaan yang besar,

sehingga dapat menyebabkan biaya tetap yang harus ditanggung lebih besar dari pendapatan operasional yang dihasilkan hutang tersebut. Hal ini tentu juga mempengaruhi besarnya koefisien respon laba perusahaan.

H3 : Debt Ratio (DR) berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient (ERC).

2.4.4.Pengaruh Price Book Value (PBV) terhadap Koefisien Respon Laba atau Earning Response Coefficient (ERC)

Price Book Value (PBV) merupakan sebuah indikator penting dalam investasi, yang merupakan rasio yang sudah secara luas dipergunakan dalam berbagai analisa terhadap sekuritas. Saham yang memiliki PBV tinggi dianggap sebagai saham yang harganya lebih tinggi dibandingkan harga saham lainnya yang sejenis, ketika book value-nya menjadi rendah akibat ekuitas perusahaan yang rendah saat jumlah saham yang beredar semakin meningkat . Selain itu, rasio PBV ini

menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham. PBV didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham terhadap nilai bukunya sendiri, sehingga dapat diukur tingkat harga saham sebagai overvalue atau undervalue. Semakin rendah nilai PBV, maka saham tersebut dapat dikategorikan sebagai undervalue, yang mana sangat baik untuk melakukan investasi jangka panjang, namun juga dapat mengindikasikan menurunnya

kualitas maupun kinerja fundamental perusahaannya. Tetapi bagi kebanyakan investor, PBV yang tinggi yang mencerminkan kualitas kinerja perusahaan yang

17

baik serta menunjukkan tingkat pertumbuhan yang pesat diharapkan memiliki return yang tinggi pula. Hal ini yang menyebabkan PBV memiliki keterkaitan terhadap koefisien respon laba sebagai besaran informasi laba perusahaan. H4 : Price Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Earning Response

Coefficient (ERC).

2.5.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut:

 Setyaningtyas (2009) yang meneliti mengenai pengaruh konservatisme dan siklus hidup perusaan terhadap ERC menyimpulkan bahwa konservatisme laporan keuangan dan siklus hidup perusahaan berhubungan positif tidak

Dokumen terkait