• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagai lembaga pemerintah, peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah meningkatkan kualitas produk pariwisata dan kesenian daerah yang memiliki daya saing dan mampu menarik minat wisatawan dan investor untuk mengembangkan pariwisata. Lembaga ini juga mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian dengan mempromosikan produk seni tersebut keluar daerah dan keluar negeri. Pada kenyataannya lembaga pemerintah mengalami kendala yaitu belum sepenuhnya bisa memberikan sarana prasarana yang memadai untuk kemajuan kesenian daerah baik lokal maupun kesenian pendatang, karena keterbatasan pada anggaran. Beberapa kendala yang dihadapi oleh sanggar seni yaitu antara lain kurangnya fasilitas peralatan kesenian seperti gamelan/kekhumung duabelas, kostum, properti kesenian lainnya.

Sesuai dengan visi Dinas pariwisata dan Kebudayaan yaitu “Menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor andalan perekonomian daerah berkelanjutan dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Dalam pelaksanaan tugas dan penjabaran dari visi dan misi, lembaga pemerintah bertindak sebagai Regulator, Fasilitator, Monitor, dan Evaluator. Pelaksanaan ini dimulai dengan melakukan monitoring dan pendataan tentang jumlah dan kondisi serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sanggar seni budaya.

Setelah melakukan pendataan, langkah selanjutnya adalah mencatatkan legalitas sanggar tersebut dengan rekomendasi ijin usaha jasa kepariwisataan, untuk selanjutnya diterbitkan surat

77 ijin usaha jasa kepariwisataan. Selanjutnya memberikan pelatihan dan pembinaan kepada sanggar seni secara bertahap dan berkelanjutan. Pelatihan dan pembinaan meliputi bidang administrasi dan teknis. Bidang administrasi meliputi pengelolaan surat keluar dan surat masuk, struktur organisasi sanggar, pembuatan jadwal latihan, dokumentasi waktu pementasan, dan juga berkaitan dengan dana penerimaan dan pengeluaran sanggar. Dana penerimaan bersumber dari pendapatan ketika melaksanakan pementasan, dan dana pengeluaran sanggar digunakan untuk operasional latihan dan pementasan.

Tahap selanjutnya, setelah dilakukan monitoring dan pendataan serta pelatihan dan pembinaan, adalah pemberian bantuan berupa property kesenian dan kebudayaan sesuai dengan kebutuhan sanggar. Banyak sanggar di Kabupaten Lampung Selatan yang kondisi keuangannya sangat minim untuk pemenuhan kebutuhan property, baik itu berupa kostum maupun peralatan pendukung kegiatan kesenian yang ada di sanggar tersebut. Diharapkan, pemberian bantuan dapat bermanfaat bagi kelangsungan kesenian daerah lampung yang dikelola oleh sanggar- sanggar yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.

Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai organisasi/lembaga pemerintah adalah menjadi regulator penggerak dalam bidang seni budaya yang menjadi salah satu misi Dinas Pariwisata. Selain itu adalah menjadi fasilitator dalam memajukan kesenian daerah lampung antara lain seni tari, seni musik, pantun sagata, wawakhahan. Setelah memberikan fasilitas sarana dan prasarana, kemudian melaksanakan monitoring tentang kegiatan dan aktifitas sanggar seni dan memberikan pembinaan tentang bagaimana cara mengembangkan dan melestarikan kesenian daerah Lampung kepada generasi muda dan mempertahankan agar tidak punah. Adapun peran terakhir yaitu mengevaluasi dan membuat laporan kepada pimpinan tentang perkembangan kesenian lampung dan kesenian daerah lain yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.

78

B. SARAN

Agar kesenian daerah lampung yang ada di Kabupaten Lampung Selatan tetap eksis, lestari, dan berkembang, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan, antara lain adalah:

1. Melaksanakan monitoring dan pendataan secara berkala untuk mengetahui perkembangan sanggar seni lokal maupun sanggar seni pendatang yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.

2. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku seni dan budaya yang ada di Kabupaten Lampung Selatan secara berkelanjutan.

3. Memberi bantuan berupa peralatan kesenian serta kostum bagi sanggar yang membutuhkan, untuk menunjang eksistensi dari sanggar tersebut, sehingga setiap pelaku seni yang ada di masyarakat mempunyai motivasi, semangat, dan turut serta mengembangkan dan melestarikan kesenian lampung.

4. Mengagendakan kegiatan studi budaya keluar daerah secara berkala, dengan membawa para pelaku seni budaya yang memiliki kopetensi dibidang seni. Studi budaya sebaiknya diarahkan ke daerah lain, yang mempunyai kesenian serta budaya yang lebih maju dan berkembang.

5. Membantu mempromosikan kesenian lampung dalam event budaya didalam maupun diluar daerah, dan mendokumentasikan pelaksanaan acara adat lampung sebagai icon Kabupaten Lampung Selatan.

104 DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 1996. Pokok-Pokok Teori Sistem. Rajawali Press. Jakarta.

Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja (ed). 1993. Kebijaksanaan dan Administrasi Pembangunan. LP3ES. Jakarta

Dessler, Garry. 1998. Manajemen Sumberdaya Manusia. Terj. T. Iskandarsyah. Prenhallindo. Jilid 1 dan 2. Jakarta.

Feisal Tamin. 2004. Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara. Blantika. Jakarta.

Gibson, Ivancevic dan Donelly. 1997. Organisasi; Perilaku, Struktur, Proses, alih bahasa Nunuk Andriani. Edisi ke-8. Jilid II. Binarupa Aksara. Jakarta.

Lexy J. Moleong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mintzberg, Henry. 1979. The Structuring of Organization. Eaglewood Cliffs. USA. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Robbins, Stephen P. 1990. Organization Theory, Structure, Design and Application. Third Edition. Prantice Hall, Inc. New Jersye.

Mintzberg, Henry 1999. Structure in Five, Designing Effective Organizations. Prantice Hall. New Jersey.

Soedarsono (1974) Dances in Indonesia, Jakarta Gunung Agung.

Soedarso, SP. (1991) Perkembangan Kesenian Kita, Ed. Soedarso. Yogyakarta BP ISI. Sriyono. 2005. Studi Penataan Lembaga Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Thoha. 2000. Perilaku Organisasi. Raja Grapindo Persada. Jakarta Undang – Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Vermeulen, W.J.V., & Kok, M.T.J. 2012. Government interventions in sustainable supply chain governance: Experience in Dutch front-running cases. Ecological Economics, 83: 183-196.

Dokumen terkait