• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang

bermanfaat bagi perbaikan dan pengembangan prototype

41

IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang implementasi dari perancangan

perangkat keras dan implementasi dari perancangan perangkat lunak dari bab

sebelumnya.

4.1 Implementasi Perangkat Keras

Pada bagian implementasi perangkat keras penulis coba menerapkan

perancangan peangkat keras yang telah dibahas di bab sebelumnya, yaitu

implementasi dari perancangan perangkat kerangka robot. Mikrokontoler ATMEL

89S51, driver motor, dan sensor api uv-tron R9454.

4.1.1 Kerangka Robot

Di bagian perangcangan telah dibahas tentang perancangan kerangka robot

yang penulis buat dan pada bagian ini adalah gambar-gambar dari implementasi

dari perancangan perangkat keras untuk kerangka robot yang penulis buat.

Gambar 4.2 Kerangka Robot Tampak Atas

Gambar 4.3 Kerangka Robot Tampak Bawah

Gambar-gambar kerangka robot diatas adalah gambar-gambar kerangka robot yang penulis buat yang terbuat dari bahan mica. Dikarenakan tersebut sangat ringan. Dengan begitu robot tidak terlalu berat saat berjalan di lantai dan tidak menguras tenaga baterai yang terlalu banyak.

Gambar 4.4 Pemasangan Roda ke Motor DC

Gambar diatas adalah gambar pemasangan dari roda robot ke motor dc dengan menggunakan gearbox sebagai penarik agar waktu motor dc bergerak, roda robot ikut bergerak pula. Untuk pemasangan dan mengurangi gesekan pada saat roda digerakkan oleh motor dc.

4.1.2 Mikrokontroler ATMEL 89S51

Langkah pertama dari penyusunan hardware dari robot pemadam api yang dibuat oleh penulis adalah pembuatan atau implementasi dari perancangan perangkat keras mikrokontroler. Dibawah ini adalah gambar dari rangkaian mikrokontroler yang penulis buat.

Gambar 4.5 Rangkaian Mikrokontroler

Pada gambar rangkaian diatas terdapat satu komponen yang berfungsi member tegangan sebesar 5V yaitu komponen IC ( Intergrated Circuit ) regulator. Komponen ini berfungsi untuk menurunkan sumber tegangan DC yang diterima oleh rangkaian menjadi 5V. Ini dikarenakan mikrokontroler ATMEL 89S51 bekerja pada sumber tegangan 5V. Sumber tegangan ini berfungsi untuk menggerakkan motor dc, dan sensor api uv-tron R9454. Terdapat pula dioda-dioda, LED untuk mengetahui apakah mikrokontroler telah menyala, transistor, motor dc, dll.

4.1.3 Driver Motor

Pada implementasi perangkat keras driver motor penulis menerapkan dari perancangan perangkat keras driver motor yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

Dimana penulis membuat suatu rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menggerakkan motor dc yang dihubungkan ke roda robot.

Gambar 4.6 Driver Motor

Namun motor dc seringkali tidak cukup kuat untuk menggerakkan mekanisme robot secara langsung. Untuk memperbesar torsi maka dibutuhkan rangkaian gear-gear yang akan mereduksi kecepatan motor dan sekaligus meningkatkan torsi. Proses pengurangan kecepatan dan peningkatan torsi ini berbanding terbalik dan dihitung berdasarkan perbandingan gigi.

Gear dengan 15 gigi Gear dengan 30 gigi Gear Ratio 2:1 As Motor

a. Worm gear adalah gigi yang berbentuk ulir yang berfungsi mengubah arah putaran dari horizontal menjadi vertical

b. Transfer Gear adalah gigi yang berfungsi untuk konversi antara gigi dengan jumlah banyak ke jumlah kecil ataupun sebaliknya.

c. Gear Shaft adalah gigi yang terhubung langsung dengan as atau sumbu motor

Perbandingan gear transfer dapat dihitung dengan menghitung jumlah gigi yang ada baik sesudah atau sebelum transfer. Gear transfer 1 memiliki 22 gigi dan 11 gigi sesudah di-transfer oleh karena itu gear ini mempunyai perbandingan 22:11 atau 2:1. Hal ini akan mempercepat putaran motor dua kali lipat namun juga mengurangi torsi motor dua kali lipat. Sedangkan gear transfer 2 memiliki perbandingan 11:25 yang menguatkan torsi dan mereduksi kecepatan. Gear Transfer 3 memiliki perbandingan 33:15 dan terhubung pada gear dengan 50 gigi. Untuk menghitung rasio total dari gear adalah Perhitungan rasio dilakukan pada gigi-gigi yang saling bersinggungan oleh karena itu perhitungannya adalah sebagai berikut:

25/ 11 x 33/ 11 x 50/ 15 = 20

Jadi rasio dari motor gearbox ini adalah 1:20 di mana torsi akan naik 20 kali lipat dan kecepatan turun 20 kali lipat pula.

Gambar 4.8 Rasio dari Motor Gearbox

4.1.4 Sensor Api

Sensor api uv-tron buatan Hasamatsu adalah sensor api yang digunakan oleh penulis pada robot yang dibuatnya yaitu robot pemadam api ini seperti yang dibahas pada bab sebelumnya.

Meskipun mahal sensor api buatan Hasamatsu ini sangat handal untuk mendetekasi atau mencari keberadaan api lilin yang tedapat di depan robot. Ini dikarenakan kepekaan dari sensor api uv-tron buatan Hasamatsu. Jarak mendeteksi keberadaan api lilin kurang lebih 5m (meter), ini yang menjadi alasan penulis menggunakan sensor api ini.

Gamabar 4.9 Sensor Api

Pada gambar diatas adalah gambar dari sensor api uv-tron buatan Hasamatsu

beserta driver dari sensor api uv-tron tersebut. Sensor api uv-tron menyerupai LED tetapi ukurannya yang besar dan panjang juga terdapat anoda dan katoda pada sensor api uv-tron. Driver sensor api uv-tron C10423 adalah rangkaian penghubung dari sensor api uv-tron ke mikrokontroler seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya melalui 3 kaki yaitu gnd (ground), I/O input output dan vcc 5V, untuk vcc 5V dan gnd pemasangannya dapat dihubungkan secara seri pada port vcc dan gnd pada mikrokontroler. Sedangkan untuk I/O adalah pin untuk masuk ke mikrokontroler yaitu pin untuk menerima perintah input dan output dari mikrokontroler untuk mendeteksi dan mencari keberadaan api lilin didepan robot.

4.2 Implementasi Perangkat Lunak

Pada implementasi perangkat lunak penulis mengimplementasikan perancangan perangkat lunak yang telah dibahas pada bab sebelumnya seperti

software yang digunakan penulis untuk menanamkan program robot kedalam mikrokontroler.

4.2.1 DST UNIPROG V2.8 / FULL VERSION

Modul DST Uniprog Full Version adalah merupakan modul Development System sekaligus Universal Programmer. Dengan bantuan Modul DST AVR Converter, Development System tersebut juga dapat digunakan untuk mikrokontroler keluarga MCS-51 maupun AVR yang lain.

Penulis menggunakan DST-51 USB Version tanpa memerlukan modul tambahan. Lankah-langkahnya sebagai berikut :

a. Mikrokontroler ATMEL 89S51 dipasang.

Gambar 4.11 Rangkaian ATMEL 89S51 dan DST-51 USB

b. Pasang Kabel USB dan aktifkan Power Supply. Apabila aplikasi ini tidak membutuhkan arus yang besar anda dapat menggantikan power supply tersebut dengan power dari USB dengan cara memasang

Jumper Power Enable yang ada di dekat connector USB.

c. Buka program AVR Studio 4 dan pilih auto connect pada bagian Tools – Program AVR.

Gambar 4.12 AVR Studio

d. memilih Mikrokontroler yang akan di gunakan pada bagian Device and Signature Bytes.

Gambar 4.13 Pemilihan Mikrokontroler

e. Untuk AT89S51 diatur frekwensi ISP maksimum 125 KHz.

f. Pilih Tab Program dan load file hex pada bagian program serta klik Program untuk download.

4.2.2 ProgramRobot Pemadam Api

Untuk implementasi perangkat lunak, penulis mengimplementasikan dari perangcangan perangkat lunak dari robot pemadam api dimana penulis akan mengimplementasikan program yang akan digunakan atau ditanamkan ke mikrokontroler ATMEL 89S51.

4.2.2.1 Potongan Code Motor Dc

Gambar 4.14 Robot Berputar Kekiri

RobotKanan: Setb LeftMotor Setb RightMotor Mov A,R7 Lcall SetKecepatanKiri Mov A,R6 Lcall SetKecepatanKanan

Ret RobotKiri: Setb LeftMotor Setb RightMotor Mov A,R7 Lcall SetKecepatanKanan Mov A,R6 Lcall SetKecepatanKiri Ret RobotKanan2: Setb LeftMotor Clr RightMotor Mov A,#KecepatanMaju-KecepatanBelok Lcall SetKecepatanKiri Mov A,#KecepatanMaju Lcall SetKecepatanKanan Ret RobotKiri2: Clr LeftMotor Setb RightMotor Mov A,#KecepatanMaju Lcall SetKecepatanKiri Mov A,#KecepatanMaju-KecepatanBelok Lcall SetKecepatanKanan Ret RobotPutarKiri:

Mov A,R7 ;Gerak putar kiri

Lcall SetKecepatan ;

Clr LeftMotor ;

Ret RobotPutarKanan: Mov A,R7 Lcall SetKecepatan Clr RightMotor Setb LeftMotor Ret RobotGerakLurus: Setb LeftMotor Setb RightMotor Mov A,R7 Lcall SetKecepatan Ret RobotGerakBerhenti: Mov A,#0 Lcall SetKecepatan Ret

4.2.2.2 Potongan Code Untuk Mencari Api

Start: Lcall Init_Serial Lcall StartPWM Mov CounterApiLama,#0 Mov R7,#2 Lcall RobotPutarKiri ScanApi: Lcall HitungApi Mov A,CounterApi Cjne A,#ApiUVTRON,$+3 Jc ScanApi Ljmp ApiKetemu ApiKetemu: Mov R7,#2 Lcall RobotPutarKanan Mov B,#10 Lcall DelayLewati Mov R7,#3 Lcall RobotGerakLurus Lcall Delay_1detik Clr Kipas LoopPadamkanApi: Lcall HitungApi Mov A,CounterApi Jnz LoopPadamkanApi Clr ET0 Setb Kipas Setb LeftEnable Setb RightEnable Ljmp $

4.2.2.3 Potongan Code Sensor Api

Gambar 4.16 Robot Mendeteksi Api

HitungApi:

Mov A,Status ;Hapus flag Status ada api

Clr A.0 ;

Mov Status,A ;

Mov CounterApi,#00 ;Clear Counter Api

Mov CounterApi+1,#00 ; Mov R7,#10 LoopHitungApi: Push B Mov B,#10 Loop2HitungApi: Push B Mov B,#0 KembalikeDelay2: Djnz B,CekSensorApi Mov B,#200 KembalikeDelay3: Djnz B,CekSensorApi2 Pop B Djnz B,Loop2HitungApi

Pop B Djnz R7,LoopHitungApi Ret CekSensorApi: Jnb UVTRON,AdaUVTRON Ljmp KembalikeDelay2 AdaUVTRON: Lcall IncCounterApi Jnb UVTRON,$ Mov A,Status Setb A.0 Mov Status,A Ljmp KembalikeDelay2 CekSensorApi2: Jnb UVTRON,AdaUVTRON2 Ljmp KembalikeDelay3 AdaUVTRON2: Lcall IncCounterApi Jnb UVTRON,$ Mov A,Status Setb A.0 Mov Status,A Ljmp KembalikeDelay3 IncCounterApi: Inc CounterApi Mov A,CounterApi Jnz NoInc2Api Inc CounterApi+1 NoInc2Api: Ret

31

Dalam bab 3 ini penulis membahas tentang perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

3.1 Perancangan Perangkat Keras

Peracangan perangkat keras yang berupa perancangan kerangka robot, perancangan rangkaian mikrokontroler ATMEL 89S51, perancangan rangkaian

driver motor, rangkaian kipas angin, perancangan mikrokontroler dengan sensor api dan perancangan seluruh rangkaian.

3.1.1 Perancangan Kerangka Robot

Pada perancangan kerangka robot penulis menggunakan palstik mica sebagai kerangka robot, alasan penulis menggunakan plastik mica adalah karena bahan tersebut sangat ringan dan mudah dibentuk.

Dalam pembuatan kerangka robot penulis memerlukan beberapa alat bantu seperti bor, alat ukur, gerenda dan gergeraji supaya kerangka robot terbentuk dengan baik dan terukur. Di bawah adalah gambar dari kerangka robot.

Gambar 3.2 Kerangka robot

Setelah kerangka robot terbentuk langkah selanjutnya adalah pemasangan motor dc dan roda tank pada kerangka robot. Pada awalnya motor dc dipasang pada kerangka robot yang disediakan lalu buat satu shaf untuk pemasangan roda, agar roda yang satu tidak berputar bersama-sama.

3.1.2 Perancangan Mikrokontroler ATMEL 89S51

Mikrokontroler ATMEL 89S51 adalah otak dari robot yang penulis buat dimana semua input-output berada, mikrokontroler ATMEL 89S51 menggerakan motor dc mengatur sinyal yang dikeluarkan oleh sensor api, tetapi untuk membuat rangkaian mikrokontroler agar dapat bekerja dengan baik dibutuhkan rangkaian pengatur yaitu berupa rangkaian reset yang berfungsi untuk mengatur kembali program robot setiap kali catu daya dihidupkan.

3.1.3 Perancangan Driver Motor

Pada perancangan driver motor ini penulis menggunakan rangkaian H- Bridge sebagai Dasar untuk rangkaian pengatur gerakan motor .

Q12 9012 R11 100K P 1.1 12V Q13 9013 Q14 B D139 VC C Q15 B D139 Q16 9013 P 1.0 U3B 74LS02 5 6 4 JP4 HE ADE R 5 1 2 3 4 5 R12 100K U3A 74LS02 2 3 1 V CC U3C 74LS 02 8 9 10 P0. 0 U3D 74LS 02 11 12 13 Q9 B D140 R14 47K C 6 100nF D8 I N4001 R13 47K D7 I N4001 D6 I N4001 D5 I N4001 Q10 9012 Q11 B D140 H-Bridge

Short Circuit Protector

Gambar 3.3 Rangkaian H-Bridge

Pada gambar tersebut, posisi kutub-kutub motor berada pada kaki 3 dan 4 dari JP4. Pada saat Transistor Q15 dan Q9 ON maka arus akan mengalir dari kaki 4 ke kaki 3 dan sebaliknya saat Q11 dan Q14 ON maka arus akan mengalir dari kaki 3 ke kaki 4. Transistor Q10, Q12, Q13 dan Q16 berfungsi untuk memberikan penguatan tambahan yang membentuk konfigurasi motor dc. Dioda-dioda berfungsi sebagai dioda proteksi tegangan balik dari motor sedangkan rangkaian gerbang logika dengan IC 7402 berfungsi sebagai rangkaian penjaga agar tidak terjadi hubung singkat. Rangkaian H-Bridge memiliki pantangan di mana tidak boleh terjadi kondisi ON pada transistor yang berada pada posisi berhadap-hadapan. Kondisi ON yang boleh terjadi adalah pada transistor yang berada pada posisi saling silang. Rangkaian IC 74LS02 akan selalu menjaga agar kedua keluarannya selalu berada pada kondisi logika yang berbeda. Bila Logika 0 atau

tegangan 0 Volt ada di U3B maka logika 1 atau tegangan 5 Volt pasti berada pada U3A dan demikian pula sebaliknya sehingga tidak mungkin kedua transistor yang saling berhadapan akan ON pada waktu yang bersamaan.

3.1.4 Perancangan Mikrokontroler Dengan Sensor Api

Pada perancangan mikrokontroler dengan sensor api penulis menggunakan sensor api uv-tron R9454, alasannya meskipun sensor api jenis ini harganya mahal tetapi dalam pencapaiannya untuk mencari atau mendeteksi api sangat baik, akan tetapi sensor ini sering digunakan pada robotika.

Gambar 3.4Rangkaian Modul UVT-RON R9454

3.1.5 Rangkaian pengendali kipas

Untuk proses pemadaman api dilakukan dengan menggunakan propeller atau kipas yang digerakkan oleh motor dc yang memiliki RPM cukup tinggi. Motor dc dengan RPM tinggi tersebut seringkali menghasilkan noise yang cukup

tinggi sehingga mengakibatkan tegangan reverse yang dapat mengacaukan sistem. Untuk mengantisipasi hal ini maka digunakan sumber tegangan terpisah dan dilengkapi dioda reverse seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.5Rangkaian pengendali kipas

3.1.6 Perancangan Seluruh Rangkaian

Pada perancangan seluruh rangkaian ini penulis menggambarkan rangkaian robot secara keseluruhan dari rangkaian mikrokontroler, rangkaian

driver motor, dan juga rangkaian sensor api yang digabung menjadi satu rangkaian saja.

Gambar 3.6 Diagram blok Rangkaian robot pemadam api

ATM EL 89S51 M ot or DC Driver m ot or Driver UVTRON R9454 UV-TRON R9454 Reset

Pada blok diatas terdapat rangkaian driver motor, rangkaian driver, driver uv-tron R9454, rangkaian reset yang masuk pada mikrokontroler ATMEL 89S51. Dibawah ini adalah rangkaian elektronika dari robot pemadam api yang dibuat oleh penulis.

Tabel 3.1 Komponen

Jumlah Nama Barang Parameter Kode

1 Buzzer 5 Volt 014-0005 2 C1,C2 33pF SMD0805 026-0030 1 C3 100uF/16V 026-0264 5 C4,C8,C9,C10,C13 100nF 026-0339 1 C5 10uF SMD 0805 026-0338 2 D13,D14 IN4001 035-0001 1 D15 ZENER 5V/1W 035-0009

3 JP1,JP2,JP12 Konektor putih 2pin 029-0001

2 JP5,JP10 Konektor putih 3pin 029-0003

1 JP5 Header 9 pin 031-0001

3 JP6,JP8,JP11 Konektor putih 10pin 029-0017

1 JP7 Konektor putih 4pin 029-0005

1 JP9 Konektor putih 5pin 029-0007

2 Q25,Q27 TIP42 027-0126 2 Q26,Q28 C9014 SOT-23 027-0106 1 Q29 C9012 SOT-23 027-0103 11 R1,R10,R21,R22,R23,R24, 10K SMD 0805 026-0174 R25,R26,R27,R28,R30 3 R20,R19, R29 1K Carbon 026-0027 1 U1 AT89S51-24PC DIP 014-0457 1 U2 X24C08 DIP 015-0464 1 Y1 11,0592 MHz Low Profile 029-0032

Semua rangkaian masuk ke pin mikrokontroler dan mikrokontroler berfungsi untuk memberi perintah kepada masing-masing rangkaian yang telah terhubung ke pin dari mikrokontroler.

3.2 Perancangan perangkat lunak

Pada perancangan perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak untuk motor driver, dan juga perangkat lunak untuk sensor api.

3.2.1 Perancangan driver motor

Pada bagian perangkat lunak driver motor ini penulis memastikan bahwa

driver yang dibuat sudah benar dan sudah di uji dalam cara manual untuk dapat menggerakan motor dc yang disambung ke roda robot.

Dibawah ini adalah perancangan diagram alir yang berfungsi untuk menguji driver motor yang akan dibuat oleh penulis.

Gambar 3.8Diagram alir perancangan tes gerak robot

St art

M em ut ar ke kiri

M aju dengan delay 2 det ik

Penjelasan dari diagram alir diatas adalah pada saat catu daya robot di hidupkan maka robot akan berputar ke kiri sambil mencari sumber api, sehingga meskipun titik api berada tepat dibelakang robot, maka api pun masih bisa di deteksi oleh sensor, dan setelah sumber api ditemukan maka robot akan maju, ke sumber dimana titik api berada dan menyalakan kipas untuk memadamkan api lilin tersebut.

3.2.2 Perancangan Robot Pemadam Api Menggunakan UV-TRON R9454 Pada perancangan perangkat lunak untuk sensor api penulis mencoba menerangkan jalan kerja robot pemadam api dengan menggunakan diagram alir sebagai berikut.

Gambar 3.9Diagram Alir Robot Pemadam Api Menggunakan Sensor Api

St art

Robot Put ar ke kiri

Int ensit as api di at as ket ent uan Det eksi api

Robot gerak lurus

Akt ifkan kipas

M at ikan kipas dan robot berhent i

Pada diagram alir di atas adalah pada saat robot dinyalakan, robot pertama kali akan bergerak berputar ke kiri untuk mencari api. Sambil bergerak ke kiri, robot akan melakukan proses deteksi api. Jika robot telah mendeteksi api, robot akan bergerak maju ke arah api. Sambil berjalan maju, robot akan menyalakan kipas angin. Robot akan tetap mendeteksi kondisi api sambil menyalakan kipas angin. Saat api tidak lagi terdeteksi maka robot akan berhenti bergerak. Dari diagram diatas jika robot tidak menemukan titik api / sumber api maka robot akan terus berputar sampai sumber api / titik api di temukan.

7

2.1 MIKROKONTROLER ATMEL 89S51

Mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semi konduktor kehadirannya sangat membantu dunia elektronika. Dengan arsitektur yang praktis tetapi memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi, sehingga mendukung dibuatnya rangkaian elektronika. Mikrokontroler adalah mikrokomputer chip tunggal yang dirancang secara spesifik untuk aplikasi – aplikasi kontrol bukan untuk aplikasi-aplikasi serbaguna. Perangkat ini sering digunakan untuk kebutuhan kontrol tertentu seperti pada sebuah penggerak motor. Pengguna mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisi dan melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, aoutomobile dan sebagainya. Hal ini disebabkan mikrokontroler merupakan system mikroprosesor (yang didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM dan I/O) yang telah terpadu dalam suatu chip, selain itu komponennya (AT89S51) mudah dan murah didapatkan di pasaran. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.

Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan

transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler

hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk

register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Adapun kelebihan dari mikrokontroller adalah sebagai berikut :

a. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman

assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan

output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa

b. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.

c. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.

d. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

e. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

f. Mikrokontroller AT89S51 adalah standart International. Arsitektur perangkat keras 89S51 mempunyai 40 kaki, 31 kaki digunakan untuk keperluan 4 buah port pararel. 1 port terdiri dari 8 kaki yang dapat di hubungkan untuk interfacing ke pararel device, seperti ADC, sensor dan sebagainya, atau dapat juga digunakan secara sendiri setiap bit-nya untuk

interfacing single bit septerti switch, LED, dll

2.1.1 Spesifikasi AT89S51 :

a. Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51 sebelumnya

b. 8 kbytesIn system Programmable (ISP) flash memori dengan kemampuan 1000 kali baca/tulis

d. Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz e. 256x8 bit RAM internal

f. 32 jalur I/0 dapat diprogram g. 3 buah 16 bit Timer/Counter h. 8 sumber interrupt

i. saluran full dupleksserial UART j. watchdog timer

k. dua data pointer

l. Mode pemrograman ISP yang fleksibel (Byte dan Page Model).

2.1.2 Pin – Pin Mikrokontroler AT89S51

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51

Yang membedakan mikrokontroler AT89S51 dengan C51(seri sebelumnya) adalah cara pengisian program (flash programming). Pada mikrokontroler AT89S51 terdapat fasilitas ISP (In System Programming). Artinya mikrokontroler ini mampu diprogram meskipun dalam kondiasi bekerja. Letak perbedaan pada hardware adalah adanya MOSI, MOSI, dan SCK, pin ini berguna

saat flash programming. Adapun fungsi dari pin-pin yang lain, fungsinya sama seperti pada seri sebelumnya. Diwah ini disajikan fungsi pin untuk mikrokontroler AT89S51

Tabel 2.1 konfigurasi pin AT89S51

Nomor pin

Nama pin Alternatif Keterangan

20 GND Sebagai Kaki Suplay GND

40 VCC Sebagai Kaki Suplay VCC

32..39 P0.7.. P0.0

D7..D0 & A7..A0

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/0 biasa, juga bisa sebagai alamat rendah dan bus data untuk memori eksternal

1..8 P1.0.. P1.7

Sebagai port I/0 biasa, mempunyai

internalpull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1 Terdapat pin MISO, MOSI, SCK 21..28 P2.0..

P2.7

A8.. A15 Port 0 sebagai I/0 biasa, atau sebagai

high order address, pada saat mengakakses memori eksternal.

10..17 Port 3 Sebagai I/O biasa, namun juga

mempunyai fungsi khusus

10 P3.0 RXD Port serial input

11 P3.1 TXD Port serial output

12 P3.2 INT0 External Interupt 0

13 P3.3 INT1 External Interupt 1

14 P3.4 T0 External timer 0 input

15 P3.5 T1 External timer 1 input

16 P3.6 WR External data memory write strobe

17 P3.7 RD External data memory read strobe

9 RST Reset aktif dengan logika 1 minimal 2

siklus

30 ALE Prog Pin ini dapat berfungsi sebagai

Address Latch Enable (ALE) yang

Dokumen terkait