• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Dalam kehidupan masyarakat budaya yang berbeda memiliki ciri khas tersendiri. Maka dari itu, ada banyak hal yang cukup menjadi bagian perbedaan. Dalam masyarakat Minangkabau menganut sistem keturunan matrilineal yakni garis keturunan ibu. Sementara masyarakat Jepang menganut paham patrilineal. Dan agama yang dianut juga bebeda yang menjadi bahagian dalam menjalani kehidupan yang bersifat upacara adapt kelahiran, pernikahan sampai pada kematian..

Hori Ichiro (1968) mengatakan agama-agama rakyat Jepang sebagai Folk Belief adalah kepercayaan yang sudah ada sebelum agama-agama melembaga masuk ke Jepang. Agama-agama rakyat yang belum melembaga yang ada di Jepang primitive tersebut adalah agama Proto Shinto. Kemudian berdasarkan agama rakyat tersebut agama-agama yang melembaga yang datang ke Jepang diserap.Dikatakan bahwa inilah kekhususan dalam sistem kepercayaan rakyat Jepang. Yaitu kemampuan menyerap agama-agama luar ke dalam agama-agama rakyat. Agama- agama yang melembaga tersebut adalah Budha, Konfusionis, Kristen, dan sebagainya.

Dan Jepang menganut sistem patrilineal dengan pegangan sistem Ie. Dan dalam sistem ini bisa dilihat bahwa sesunggu hnya wanita / istri memiliki posisi yang sangat rendah, akan tetapi tidak bisa diabaikan.

Dalam pembagian harta anak lelaki yang sangat berkuasa dan dominan mengurus dan melanjutkan keturunan dari keluarga leluhur. Dan mengikut garis nama ayah, dan pola agama yang tidak menjadi keharusan.

Semenetara sistem Matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu. Seorang anak laki-laki atau perempuan merupakan klen dari perkauman ibu. Ayah tidak dapat memasukkan anaknya ke dalam klen-nya sebagaimana yang berlaku dalam sistem Matrilineal. Oleh karena itu, warisan dan pusaka diturunkan menurut garis ibu pula.

Dalam hal ini wanita sangat kuat berperan andil, dimana wanita dalam masyarakat ini memberikan power dan melanjutkan keluarga leluhur. Hingga anak lelaki dalam kalangan mereka dianggap sebagia Tamu. Maka otomatis keturunannya mengikuti garis keturunan ibu. Dan kaidah budaya diikat kuat dengan agama islam, mayoritas penganut agama tersebut.

4.2. Saran

Setelah kita melihat bagaimana perbedaan dari kedua kultur bangsa ini yang bisa kita tekankan bahwa, apapun sistem yang dianut atau agama apapun yang dianut, yang penting bagaimana meneruskan leluhur dan tetap menjaga, memberi keselarasan menjalani kehidupan bermasyarakat. Kiranya karya ini bisa menambah dan berfungsi bagi kaum pembaca yang ingin mengetahui bagaimana pola kehidupan buadaya Jepang dan Minangkabau.

DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, James. 1977. Foklor Jepang. Jakarta: PT. Pustaka Grafika Utama. Forum Masyrakat Jepang.

Fukutake, Tadashi. 1988. Masyarakat Jepang Dewasa ini. Jakarta : PT. Gramedia H.Idrus Hakimy.1991.pokok-pokok pengetahuan adat alam minangkabau

Depdikbud : (Naskah) Ibrahim,Anwar.1983.Ungkapan Tradisional Sebagai Sumber Informasi

Kebudayaan Daerah Sumatera Barat .Jakarta : Depdikbud Ienaga, Saburo. 1990. Nihon Bunkaishi. Tokyo : Shinsho.

Jamashii, Guppu. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo: Kuroshiopublisher.

Penghulu Rajo DT, 1978. Penghulu Bundo Kanduang.Bandung: Remaja Deskarya Samin,Yahya.1991/1992.Upacara Turun Mandi Anak Secara Tradisional

Minangkabau didaerah Sumatera Barat . Dedikbud Situmorang, Hamzon. 1995. Ilmu Kejepangan. Medan : USU

Soerjono, Soekanto.1968. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI Press Tashiro, Saburo. 1970. Kokosei.Tokyo: Iwanami

Van Gennep, Arnold. 1960. The Rites Of Passage. Chicago : Chicago University.

Yoshimoto, Inobu. 1965. Forthy Year of Naikan. Tokyo : Shunjuusha

ABSTRAK

PERBANDINGAN SISTEM PEWARISAN DALAM MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT MINANGKABAU

Kebudayaan yang terkandung dalam masyarakat Minangkabau dan Jepang masing – masing memiliki budaya yang khusus.

Baik dalam tarian, budaya, bahasa, dan sampai mengenai tatanan sistem pewarisan Jika kita menganalisa kepada sistem pewarisan, maka disini disinggung mengenai orang – orangnya dalam sistem yang digunakan dalam masyarakat dan keluarga.

“Sistem Kemasyarakatan”, dalam masyarakat Indonesia ada struktur kemasyarakatan :

Berdasarkan Matrilinial, yaitu melalui garis keturunan Ibu, seperti di Minangkabau Berdasarkan Patrilinial, yaitu melalui garis keturunan Ayah, seperti di Tapanuli,

Sumatera Utara

Berdasarkan Parental, yaitu melalui garis keturunan IBU dan AYAH (kedua-duanya), seperti Jawa

Dan keturunan berdasarkan matrilinial adalah keturunan yang mengikuti garis keturunan ibu. Disini sangat dominan wanita.Dan tentunya sampai pada pengaturan sistem wanita berperan besar.Sebagai contoh dalam masyarakat Minangkabau.Dan begitu juga dalam masyarakat yang mengikuti garis keturunan dari bapak. Si anak akan mengikuti marga / nama yang dijunjung dari ayah.

Dan disini anak laki – laki sangat berperan dan bertangung jawab atas kelangsungan keluarga. Sementara parental lebih banyak kita jumpai di masyarakat Jawa. Otomatis pembagian harta warisan / kekuasaan merata.

Jika berbicara sebagai kelompok masyarakat adalah golongan yang luas besar. Dan sebelum menjadi masyarakat dimulai dengan namanya”keluarga”.

kazoku ( keluarga) adalah hubungan suami istri, hubungan orangtua dan anak, dan diperluas pada hubungan persaudaraan”.

Dikarenakan jenis penulisan skripsi ini adalah berfokus kepada masyarakat Minangkabau dan masyarakat Jepang. Sebagai perbedaan yang paling kental adalah berbicara sistem pewarisan. Karena pada dua sisi budaya masyarakat ini dijembatani dengan dominan wanita dan lelaki. Sebelum kita berbicara lebar kita mulai lihat bagaimana kondisi keluarga dalam masyarakat ini.

Keluarga itu diawali dengan perkawinan, yang memberikan status kejelasan hubungan. Dan dari situlah mengetahui titik tolak berasal dari mana ikatan itu

tersebut. Dan seperti yang kita ketahui bahwa setiap keluarga diikat juga berdasarkan budaya dan norma adat maka disimpulkan pastinya pola hidup yang dijalani pasti berbeda.

Jenis-jenis keluarga atau kazoku (Jepang):

Keluarga inti (nuclear family),Keluarga luas (extended family), Keluarga poligami (polygamous family)

Bicara tentang bagaimana sistem pewarisan di Jepang adalah bisa kita lihat acuan kepada “IE” yang menjadi konsep keluarga tradisonal Jepang. Ie adalah mengikuti garis keturunan ayah. Dan sistem ini tidak akan berakhir walau dengan kematian maupun perceraian. Pada waktu pelanjutan IE, tidak ada pembagian warisan, hal ini berbeda dengan sistem kazoku. Adalah harta itu tidak dijual melainkan dilanjutkan atau dijaga. Kalaupun ada rumah, ladang dan lain- lain, tidak dibagi- bagikan kepada anak- anaknya, melainkan bagaimana untuk melanjutkannya kedepan.

Sehingga dengan cara ini hubungan leluhur dan keturunan dapat terjaga dan terus berkesinambungan walaupun diakui akan berbau leluhur. Dan ditekankan sekali bahwa semua harta tidak untuk dijual.

Sementara dalam masyarakat Minangkabau menganut garis keturunan ibu. Dimana untuk menjadi bagian dari sistem matrilineal memiliki ciri – ciri.

1. Keturunan dihitung menurut garis ibu , 2. Suku terbentuk menurut garis ibu ,

3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya (exogami) , 4. Pembalasan dendam merupakan satu kewajiban bagi seluruh suku ,

5. Kekuasaan di dalam suku, menurut teori terletak di tangan “ibu”, tetapi jarang sekali dipergunakan, Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya. Syarat-syarat seseorang dapat dikatakan orang Minangkabau;

Basuku (bamamak bakamanakan), Barumah gadang,

Diberikan dalam tiga tingkatan:Basasok bajarami , .Basawah baladang ,

Sedangkan mengenai harta warisan setiap orang baik laki – laki maupun perempuan akan menerima warisan dari keluarga ibunya

Walau anak. laki – laki mendapatkannya namun dia tidak dapat mewariskan kepada anak – anaknya.

Dengan demikian kalau dia meninggal, harta itu akan kembali kepada keturunan menurut garis keturunan ibu.

Melihat penjelasan diatas memberikan suatu perbedaan yang signifikan. Maka ini lah yang menjadi dasar untuk mencari tahu perbedaan yang lain yg ingin dituangkan dalam skripsi penulis.

Pada dasarnya jika bisa pusako, maka prnsip Jepang itu tidak dipisahkan melainkan diteruskan oleh anak paling tua, yang menerus keluarga.

Sementara dalam masyarakat minangkabau sekalipun wanita sangat berperan kuat namun harta warisan dapat dimilki oleh wanita maupun laki – laki, tetapi laki – laki tersebut tidak bisa membagikan kepada keturunanya.

Dokumen terkait