• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Internal 0,930 0,60 Reliabel Penerapan GCG 0,961 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2016

Dari tabel 5.9 dapat dilihat seluruh instrumen kuesioner memiliki

cronbach’s alpha > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pada instrumen kuesioner reliabel.

C. Hasil Analisis Data 1. Penerapan GCG

Permasalahan pertama adalah apakah GCG sudah diterapkan atau belum pada PT Usaha Digdaya Muncul. Untuk menjawabnya digunakan statistik deskriptif. Tabel berikut ini berisi data setiap responden yang dikelompokan berdasarkan rentang skor yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa 21 orang (66%) responden menjawab GCG sebagian besar sudah diterapkan dan 5 orang (16%) menjawab GCG sudah diterapkan, hal ini membuktikan bahwa PT Usaha Digdaya Muncul sudah menerapkan GCG dengan baik. Meskipun 6 orang (19%) responden lainnya berpendapat bahwa GCG baru sebagian kecil diterapkan.

Tabel 5.10 Tingkat penerapan GCG PT Usaha Digdaya Muncul Rentang Skor

Jumlah Responden Total

Kategori Div 1 Div 2 Div 3 Resp . % 26<X≤45,5 0 0 0 0 0 Belum Diterapkan 45,5<X≤65 1 2 3 6 19 Sebagian Kecil Diterapkan 65<X≤84,5 12 3 6 21 66 Sebagian Besar Diterapkan 84,5<X≤104 3 1 1 5 16 Sudah Diterapkan Total 16 6 10 32 100

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

Div 1: Divisi teknisi Div 3: Divisi Administrasi Div 2: Divisi Marketing

Dengan hasil 82% karyawan berpendapat bahwa GCG sudah diterapkan, maka dapat disimpulkan bahwa PT Usaha Digdaya Muncul telah memenuhi sebagian besar 5 komponen GCG yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Berikut ini akan dijabarkan persentase jawaban responden terhadap ke 5 komponen GCG.

a. Transparansi

Prinsip pertama dari GCG adalah transparansi. Di dalam kuesioner, prinsip ini diukur dengan pernyataan no 1 sampai dengan 6. Pada tabel 5.11 tertera hasil peniliaian dari responden.

Tabel 5.11 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Transparansi No Pernyataan Penilaian SS % S % TS % STS % Pernyataan 1 5 16 20 63 6 13 1 9 Pernyataan 2 2 6 23 72 6 19 1 3 Pernyataan 3 2 6 21 66 8 19 1 9 Pernyataan 4 5 16 25 72 1 3 1 9 Pernyataan 5 5 16 20 63 6 13 1 9 Pernyataan 6 0 0 27 78 3 16 2 6 Jumlah 19 136 30 7 % 10 71 16 4

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa persentase terbesar pada pernyataan 6 yang berisi tentang dokumentasi kebijakan perusahaan yaitu 27 orang (84%) menjawab setuju. Hasil ini menunjukkan

bahwa PT Usaha Digdaya Muncul telah mendokumentasikan kebijakan perusahaan dengan baik. Berikutnya untuk pernyataan no 2 yang terkait dengan penyediaan informasi perusahaan yang memadai , 23 orang (72%) menjawab setuju dan 2 orang menjawab sangat setuju. Menandakan bahwa perusahaan dapat menyediakan informasi yang memadai. Hal ini didukung dengan jawaban responden pada pernyataan no 3 terkait penyediaan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan khususnya pemegang saham, dimana 21 orang (66%) menjawab setuju, 2 orang (6%) menjawab sangat setuju.

Pernyataan no 3 juga memperoleh jawaban tidak setuju yang paling banyak yaitu 19% tidak setuju dan 9% sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena PT Usaha Digdaya Muncul yang masih merupakan perusahaan perorangan dan belum go public sehingga masih terdapat informasi yang belum dapat diakses di luar seperti laporan keuangan perusahaan yang tidak dipublikasikan.

Dari tabel 5.11, sebanyak 81% responden memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju. Artinya, perusahaan sudah menerapkan sebagian besar konsep transparansi sebagai salah satu unsur dari penerapan GCG.

b. Kemandirian

Prinsip kedua dari GCG adalah kemandirian. Di dalam kuesioner, prinsip ini diukur dengan pernyataan no 7 sampai dengan 10. Pada tabel 5.12 tertera hasil peniliaian dari responden.

Tabel 5.12 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kemandirian No Pernyataan Penilaian SS % S % TS % STS % Pernyataan 7 2 6 23 72 6 19 1 3 Pernyataan 8 5 16 20 63 6 19 1 3 Pernyataan 9 4 13 25 78 2 6 1 3 Pernyataan 10 5 16 18 56 8 25 1 3 Jumlah 16 86 22 4 % 13 67 17 3

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan tabel 5.12 pernyataan 7 mendapatkan jawaban 2 orang (6%) sangat setuju, 23 orang (72%) setuju. Pernyataan 7 hal ini menandakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak ada dominasi dari pihak manapun. Meskipun 6 orang (19%) menjawab tidak setuju dan hanya 1 orang (3%) saja yang sangat tidak setuju dengan pernyataan 7 ini. Untuk pernyataan 8 dan 9 sendiri juga prosentase menjawab setuju dan sangat setuju pun cukup banyak dibuktikan dengan 20 orang (63%) dan 5 orang (16%) menjawab sangat setuju untuk pernyataan 8, sedangkan untuk

pernyataan 9, 25 orang (78%) menjawab setuju dan 4 orang (13%) menjawab sangat setuju.

Pada pernyataan 10 terkait pengambilan keputusan secara obyektif 18 orang (56%) menjawab setuju, 5 orang (16%) menjawab sangat setuju artinya pengambilan keputusan di PT Usaha Digdaya Muncul sendiri telah dilakukan secara obyektif. Meskipun 8 orang (25%) tidak setuju dan 1 orang (3%) yang sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini. Artinya pengambilan keputusan terkadang masih subyektif.

Dari tabel 5.12, sebanyak 80% responden memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju. Artinya, membuktikan bahwa perusahaan sudah menerapkan kemandirian sebagai salah satu unsur dari penerapan GCG.

c. Akuntabilitas

Prinsip ketiga dari GCG adalah akuntabilitas. Di dalam kuesioner, prinsip ini diukur dengan pernyataan no 11 sampai dengan 15. Untuk indikator akuntabilitas dapat dilihat pada tabel 5.13.

Pada pernyataan 11 terkait menghindari lempar tanggungjawab 24 orang (75%) menjawab setuju dan 4 orang (13%) menjawab sangat setuju artinya setiap divisi tidak saling lempar tanggung jawab karena setiap divisi telah memiliki job description

masing-masing yang telah tertuang di dalam sistem prosedur perusahaan. Pada pernyataan 12, 18 orang (56%) menjawab setuju dan 4 orang (13%) menjawab sangat setuju. Meskipun ada 10 orang (31%) yang menjawab tidak setuju akan tetapi saat ini PT Usaha Digdaya Muncul sedang memperbarui job list masing-masing divisi karena yang lama dirasa sudah tidak sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini.

Tabel 5.13 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Akuntabilitas No Pernyataan Penilaian SS % S % TS % STS % Pernyataan 11 4 13 24 75 3 9 1 3 Pernyataan 12 4 13 18 56 10 31 0 0 Pernyataan 13 3 9 24 75 5 16 0 0 Pernyataan 14 4 13 24 75 3 9 1 3 Pernyataan 15 5 16 23 72 2 6 2 6 Jumlah 20 113 23 4 % 13 71 14 3

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari tabel 5.13, sebanyak 84% responden memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju. Artinya, membuktikan bahwa perusahaan sudah menerapkan akuntabilitas sebagai salah satu unsur dari penerapan GCG.

d. Pertanggungjawaban

Prinsip keempat dari GCG adalah pertanggungjawaban. Di dalam kuesioner, prinsip ini diukur dengan pernyataan no 16 sampai dengan 20. Pada tabel 5.14 tertera hasil peniliaian dari responden. Tabel 5.14 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator

Pertanggungjawaban No Pernyataan Penilaian SS % S % TS % STS % Pernyataan 16 5 16 19 59 8 25 0 0 Pernyataan 17 5 16 25 78 1 3 1 3 Pernyataan 18 2 6 23 72 5 16 2 6 Pernyataan 19 5 16 26 81 0 0 1 3 Pernyataan 20 5 16 22 69 5 16 0 0 Jumlah 22 115 19 4 % 14 72 12 3

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Seperti pada tabel 5.14 dapat dilihat yang mendapat jawaban setuju dan sangat setuju terbanyak adalah pernyataan no 19 terkait kepatuhan terhadap anggaran dasar dengan 26 orang (81%) menjawab setuju dan 5 orang (16%) menjawab sangat setuju, menunjukan perusahaan sangat mematuhi anggaran dasar yang telah ditetapkan. Berikutnya pernyataan no 20 yang berisi tentang kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, dengan jawaban 75% setuju dan 16% sangat setuju.

Pernyataan no 18 yang berisi adanya kepatuhan terhadap undang-undang BUMN memperoleh jawab negative yang paling

banyak dengan 16% menjawab tidak setuju dan 6% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini karena memang PT Usaha Digdaya Muncul merupakan perusahaan swasta sehingga tidak perlu patuh terhadap undang-undang BUMN.

Dari tabel 5.14, sebanyak 86% responden memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju. Artinya, membuktikan bahwa perusahaan sudah menerapkan dan sebagian besar menerapkan indikator pertanggungjawaban sebagai salah satu unsur dari penerapan GCG.

e. Kewajaran

Prinsip kelima dari GCG adalah kewajaran. Di dalam kuesioner, prinsip ini diukur dengan pernyataan no 21 sampai dengan 26. Pada tabel 5.15 tertera hasil peniliaian dari responden. Tabel 5.15 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kewajaran

No Pernyataan Penilaian SS % S % TS % STS % Pernyataan 21 6 19 25 78 1 3 0 0 Pernyataan 22 4 13 20 63 7 22 1 3 Pernyataan 23 5 16 25 78 1 3 1 3 Pernyataan 24 5 16 20 63 6 19 1 3 Pernyataan 25 5 16 25 78 2 6 0 0 Pernyataan 26 5 16 27 84 0 0 0 0 Jumlah 30 142 17 3 % 16 74 9 2

Sumber: Data primer diolah Keterangan:

SS: Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

Pada tabel 5.15 dapat dilihat bahwa pernyataan 26 yang terkait dengan adanya kompensasi negative terhadap kinerja buruk dari organ perusahaan memperoleh jawaban 27 orang (84%) setuju dan 5 orang (16%) menjawab sangat setuju. Pada kenyataannya memang di PT Usaha Digdaya Muncul apabila ada karyawan yang kinerjanya kurang baik akan mendapat teguran mulai dari SP1 hingga PHK. Berikutnya pernyataan 25 yang berisi adanya kompensasi positif terhadap keberhasilan pegawai juga memperoleh jawaban setuju dan sangat setuju yang tinggi dimana 25 orang (78%) menjawab setuju dan 5 orang (16%) menjawab sangat setuju. Hal ini terbukti dari adanya bonus yang diberikan dan kenaikan jabatan kepada karyawan dengan kinerja sangat baik.

Dari tabel 5.15, sebanyak 90% responden memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju. Artinya, membuktikan bahwa perusahaan sudah menerapkan dan sudah sebagian besar menerapkan indikator kewajaran sebagai salah satu unsur dari penerapan GCG. 2. Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan GCG

a. Peran Auditor Internal

Untuk menjawab permasalahan ke dua yaitu peran auditor internal dalam mewujudkan GCG. Pertama dilakukan analisis terhadap peran auditor internal di dalam perusahaan. Hasil jawaban dari setiap responden dikelompokan ke dalam 3 peran

auditor internal yaitu peran sebagai pengawas, konsultan dan katalis seperti pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Peran Auditor Internal

Peran AI Rendah Cukup Tinggi Total

Resp.

Pengawas 2 6% 19 59% 11 34% 32

Konsultan 21 66% 11 34% 32

Katalis 2 6% 26 81% 4 13% 32

Sumber: Data diolah Keterangan:

SS : sangat setuju

S : setuju

TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju

Pada tabel 5.16 terlihat bahwa peran auditor internal sebagai pengawas cukup tinggi dimana 19 responden berpendapat bahwa peran sebagai pengawas cukup tinggi. Hal ini menunjukan bahwa auditor internal di PT Usaha Digdaya Muncul berperan sebagai pengawas dalam operasi perusahaan.

Dalam tabel 5.16 juga terlihat peran sebagai konsultan cukup tinggi dengan memperoleh hasil 21 (66%) responden berpendapat peran sebagai konsultan cukup tinggi. Peran auditor internal sebagai konsultan artinya auditor internal sebagai mitra dari manajemen yang mengidentifikasi masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang memberikan nilai tambah untuk memperkuat perusahaan.

Selain berperan sebagai pengawas dan konsultan, auditor internal di PT Usaha Digdaya Muncul juga berperan sebagai

katalis. Terlihat dalam tabel 5.16 peran sebagai katalis mendapatkan jawaban cukup tinggi dimana dari 32 responden, 26 (81%) responden berpendapat bahwa peran sebagai katalis sudah cukup tinggi. Peran sebagai katalis artinya auditor internal terlibat dalam menentukan tujuan perusahaan dan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Hubungan Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan GCG Setelah menganalisis peran auditor internal dan penerapan GCG, berikutnya adalah menganalisis hubungan peran auditor internal dengan penerapan GCG. Pada tabel 5.17 tersaji data tentang hubungan peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis dengan penerapan GCG.

Tabel 5.17 menampilkan tabulasi silang dari peran auditor internal dan penerapan GCG. Responden berpendapat untuk peran auditor internal sebagai pengawas cukup tinggi dimana 41% mengatakan perannya cukup dan sebagian besar prinsip GCG telah diterapkan. Artinya sebagai pengawas auditor internal cukup berperan dalam penerapan GCG. Peran sebagai konsultan memperoleh jawaban cukup tinggi dimana 47% responden berpendapat peran auditor internal sebagai konsultan cukup tinggi dalam mewujudkan penerapan GCG. Yang terakhir untuk peran sebagai katalis dari 56% jawaban responden berpendapat bahwa

peran auditor internal sebagai katalis cukup tinggi dimana sebagian besar GCG telah diterapkan.

Tabel 5.17. Peran Auditor Internal dan Penerapan GCG GCG Peran AI BD SKD SBD SD Pengawas Rendah 1 3% 1 3% Cukup 3 9% 13 41% 3 9% Tinggi 2 6% 7 22% 2 6% Konsultan Rendah Cukup 4 13% 15 47% 2 6% Tinggi 2 6% 6 19% 3 9% Katalis Rendah 1 3% 1 3% Cukup 5 16% 18 56% 3 9% Tinggi 2 6% 2 6% Keterangan: BD : Belum diterapkan SKD : Sebagian kecil diterapkan

SBD : Sebagian besar diterapkan SD : Sudah diterapkan

Setelah mendiskripsikan tabel 5.17 berikutnya menghitung koefisien korelasi untuk masing-masing peran auditor internal terhadap penerapan GCG. Hasil penghitungannya dapat dilihat pada tabel 5.18.

Nilai koefisien korelasi untuk peran sebagai pengawas tidak signifikan dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) 0,406 > nilai alfa0,05. Peran sebagai konsultan memperoleh nilai koefisen korelasi sebesar 0,413 dan Sig. (2-tailed) 0,019. Artinya terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara variabel peran auditor internal sebagai pengawas dan penerapan GCG. Sedangkan untuk peran sebagai katalis memperoleh nilai koefisiean korelasi sebesar 0,494 dan Sig (2-tailed) 0,004. Artinya terdapat hubungan

positif yang cukup kuat antara variabel peran sebagai katalis dan penerapan GCG.

Tabel 5.18 Hasil Uji Korelasi masing-masing Peran Auditor Internal terhadap GCG

GCG Spearman's

rho

Pengawas Correlation Coefficient .152

Sig. (2-tailed) .406

N 32

Konsultan Correlation Coefficient .413*

Sig. (2-tailed) .019

N 32

Katalisator Correlation Coefficient .494**

Sig. (2-tailed) .004

N 32

Sumber: Data olahan spss D. Pembahasan

1. Penerapan GCG

Data responden yang dikelompokkan berdasarkan rentang skor, diketahui bahwa 66% responden menyatakan prinsip GCG sebagian besar sudah diterapkan, dan 16% responden menyatakan prinsip GCG sudah diterapkan di PT Usaha Digdaya Muncul. Hal ini didukung dengan tanggapan setuju dan sangat setuju dari responden yang dikelompokkan berdasarkan setiap pernyataan dalam kuesioner sesuai masing-masing indikator yang mencapai lebih dari 70%

Prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran telah diterapkan dengan baik. Responden telah menganggap bahwa perusahaan telah

mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan undang-undang, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. PT Usaha Digdaya Muncul telah membagi tugas kepada karyawannya sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing. Perusahaan juga telah memberikan kesempatan yang sama bagi para karyawan untuk berkarier dengan memberikan penghargaan atau insentif pada karyawan yang memiliki kinerja baik.

2. Peran Auditor Internal terhadap Penerapan GCG

Auditor internal berperan sebagai pengawas, konsultan dan katalis bagi manajemen sehingga dapat mendeteksi kecurangan dalam pengelolaan keuangan dan operasional perusahaan dan dapat memberikan rekomendasi yang tepat kepada pihak manajemen dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas pengelolaan perusahaan.

Hasil analisis menggunakan crosstab diketahui bahwa peran auditor internal yang paling tinggi adalah perannya sebagai katalis. Dimana 18 respoden atau 47% berpendapat bahwa perannya cukup tinggi dan sebagian besar prinsip GCG telah diterapkan. Berdasarkan penghitungan korelasi rank’s Spearman diperoleh nilai koefisien yang terbesar dari masing-masing peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis adalah peran

sebagai katalis. Dengan nilai koefisien sebesar 0,494 yang artinya hubungan antara peran sebagai katalis dan penerapan GCG cukup kuat dan arahnya positif. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi peran auditor internal sebagai katalis maka akan meningkatkan penerapan Good Corporate Governance.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari (2012) yang mengatakan adanya pengaruh antara peran auditor internal terhadap Good Corporate Governance pada entitas berstatus Biro Layanan Umum (BLU). Jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan peran auditor internal akan meningkatkan tata kelola suatu entitas.

62

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh GCG sudah diterapkan. Hal ini dibuktikan dari 82% responden berpendapat bahwa GCG sudah diterapkan. Dari kelima prinsip GCG keseluruhan mendapatkan hasil lebih dari 70% yang artinya dari seluruh prinsip GCG transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran sebagian besar telah diterapkan di PT Usaha Digdaya Muncul.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa auditor internal berperan dalam penerapan GCG di PT Usaha Digdaya Muncul. Hal ini didukung berdasarkan hasil jawaban respoden sebanyak 81% responden menjawab peran auditor internal cukup tinggi. Dari analisis data diperoleh nilai korelasi sebesar 0,494 yang artinya hubungannya cukup kuat dan positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi peran auditor internal maka semakin tinggi pula penerapan Good Corporate Governance.

Dokumen terkait