• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisikan kesimpulan dari tugas akhir serta saran untuk pengembangan sistem.

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu : Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem, Masukan Sistem, Keluaran Sistem, Pengolahan Sistem dan Sasaran Sistem (Sutanta, 2009:4).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. (Jogiyanto, 2005:11).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat

dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Relevan (Relevancy), Akurat (Accuracy), Tepat waktu (Timeliness), Ekonomis (Economy), Efisien (Efficiency), Ketersediaan (Availability), Dapat dipercaya (Reliability), Konsisten (Sutanta, 2009:8).

Sistem informasi berdasarkan Jogiyanto (2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.2 System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem. SDLC adalah sebuah proses logika yang digunakan oleh seorang sistem analist untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirements, validation, training dan pemilik sistem (Mulyani, 2009:32).

Menurut Phillip & Seppo (2012) SDLC merupakan sebuah kerangka kerja sistematis yang tersusun berdasar penentuan spesifikasi, pembuatan desain, programming, testing dan pemeliharaan software.

Sementara berdasarkan Turban (2003) SDLC merupakan sebuah kerangka kerja metode pengembangan sistem yang sequencial.

Ada beberapa model SDLC, tetapi dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode waterfall. Penyusun memilih model waterfall, karena langkah – langkahnya berurutan dan sistematis.

7

Menurut Pressman (2001) Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian. Tahapan metode waterfall dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tahapan Metode Waterfall

Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang runtut: requirement (analisis kebutuhan), system design (desain sistem), Coding & Testing, Penerapan Program, pemeliharaan. Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut :

1. Requirement Analysis (Analisa Kebutuhan)

Pada tahap ini pengembang sistem diperlukan suatu komunikasi yang bertujuan untuk memahami software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi. Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan data yang di butuhkan oleh pengguna.

2. System Design (Desain Sistem)

Spesifikasi kebutuhan dari tahap pertama akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

3. Implementation (Implementasi)

Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap berikutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai Unit Testing.

4. Integration & Testing (Uji Coba)

Semua unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian masing-masing unit. Pasca integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap kesalahan dan kegagalan.

5. Operation & Maintenance (Pemeliharaan)

Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidakditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unitsistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

2.3 Pengertian Program

Pada umumnya program adalah sederetan instruksi atau statement yang tentunya dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer. Instruksi tersebut

9

berfungsi untuk mengatur pekerjaan apa saja yang akan dilakukan oleh komputer agar mendapatkan dan menghasilkan suatu hasil atau keluaran yang diharapkan.

Menurut Binanto (2005:1) kata program dapat diartikan:

1. Untuk mendeskripsikan instruksi-instruksi tersendiri, yang biasanya disebut source code, yang dibuat programmer.

2. Untuk mendeskripsikan suatu keseluruhan bagian dari software yang executable.

Dapat juga dikatakan bahwa sebuah program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis yang dibuat oleh programmer atau suatu bagian executable dari sebuah software.

Pengertian Pemrograman menurut Jogiyanto (2005:582) merupakan “kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer”.

Menurut Indrajani (2007:22), bahasa pemrograman adalah “perangkat lunak atau software yang dapat digunakan dalam proses pembuatan program yang melalui beberapa tahapan-tahapan penyelesaian masalah”.

Proses pemrograman komputer bukan saja sekedar menulis suatu urutan instruksi yang harus dikerjakan oleh komputer akan tetapi bertujuan untuk memecahkan suatu masalah serta membuat mudah pekerjaan pengguna komputer (user). Didalam membuat sebuah program komputer, tentu tidak terlepas dari sifat individu pemrogram (Programmer). Karakteristik seorang pemrogram yang mutlak dimiliki yaitu:

a. Memiliki pola pikir yang logis

b. Memiliki ketekunan dan ketelitian yang tinggi

d. Memiliki pengetahuan teknik pemrograman yang baik

Untuk membuat suatu Program yang kompleks tahap-tahap yang harus dilakukan programmer adalah :

1. Definisi Masalah

Programmer harus memahami permasalahan yang timbul kemudian mengidentifikasikan permasalah yang ada sehingga dapat menentukan batasan masalah.

2. Analisa Kebutuhan

Programmer harus menentukan kebutuhan data untuk masukan dan keluaran yang diminta, bahasa pemrograman yang digunakan serta tipe komputer apa sebagai pendukungnya.

3. Desain Algoritma

Algoritma yang didesain harus memiliki kebenaran secara logika sebelum siap diimplementasikan ke dalam bentuk program.

4. Bahasa Pemrograman

Bahasa Pemrograman adalah media untuk membuat Program. 5. Testing dan Debugging

Testing untuk menguji program sampai terbebas dari kesalahan. Debugging untuk mengoreksi kesalahan yang terdeteksi.

Ada tiga macam kesalahan yang biasanya terjadi : a. Syntax Error

Bentuk kesalahan program yang terjadi karena kesalahan dalam hal penulisan instruksi di dalam program.

11

b. Run Time Error

Bentuk kesalahan program yang terjadi karena adanya proses aritmatik yang tidak dapat diproses.

c. Logical Error

Bentuk kesalahan yang terjadi karena kesalahan logika program yang dibuat oleh programmer.

6. Dokumentasi digunakan untuk file cadangan (Backup) 7. Pemeliharaan

Yaitu dalam upaya menghindari kerusakan atau hilangnya suatu program baik dari Factor Software (Virus Program) ataupun dari Factor Brainware (Human Error).

2.4 Database

Menurut Yuswanto (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai),

masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

2.5 Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

Berikut ini merupakan Bahasa-bahasa yang ada dalam DBMS, yakni: 1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

Fungsi-fungsi dari DBMS terdiri dari 3 yaitu Data Definition, Data Manipulation, Data Security dan Integrity. Berikut adalah penjelasan dari ketiga fungsi tersebut:

13

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data. 2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary. 2.6 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Rizky (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama,

sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasinya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas.

15 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahap pengembangan perangkat. Metode yang digunakan dalam tahap analisis sistem ini yaitu metode pengembangan waterfall. Metode waterfall digunakan dalam melakukan identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. Dengan demikian hal perama yang perlu dilakukan adalah identifikasi masalah yang terjadi sehingga menghasilkan data analisis permasalahan. Dari data analisis tersebut nantinya akan digunakan dalam membuat sebuah analisis kebutuhan dalam membuat perancangan sebuah sistem yang dapat memecahkan permasalahan tersebut.

3.1.1 Identifikasi Permasalahan

Proses bisnis pada Persewaan Buku Kabuki Surabaya saat ini kebanyakan masih manual menggunakan catatan dengan media buku. Awal mula calon peminjam yang datang dapat melihat-lihat dan membaca buku di tempat secara langsung tanpa biaya, namun mereka harus mendaftar dahulu sebagai anggota jika ingin meminjam suatu koleksi. Setelah mendaftar sebagai anggota dengan membayar uang jaminan, maka selanjutnya anggota berhak meminjam koleksi yang ada pada Kabuki. Jumlah buku maksimal yang dapat dipinjam adalah dua buah dalam satu sesi peminjaman selama seminggu dan jika terjadi keterlambatan akan dikenakan denda sesuai dengan kategori buku yang dipinjam. Kabuki juga menyediakan koleksi terpisah untuk dijual dan koleksi ini tidak untuk dipinjamkan. Kabuki menerima sumbangan buku yang nantinya akan

ditambahkan ke dalam koleksi pinjaman dan tidak untuk dijual kembali. Kabuki hanya beroperasi pada hari kamis sampai sabtu dengan jam yang dapat berubah-ubah karena pemilik Kabuki sendiri kadang sibuk dengan pekerjaan utamanya dan persewaan buku ini hanya sebagai hobi dan bertujuan untuk membantu anak-anak sekitar agar dapat memiliki akses buku dengan mudah.

Berdasarkan hasil wawancara pada pemilik Persewaan Buku Kabuki Surabaya, didapatkan permasalahan berikut:

1. Pendaftaran anggota masih dilakukan secara manual menggunakan buku sehingga jika ingin melakukan pengecekan anggota membutuhkan waktu lebih lama.

2. Pencatatan peminjaman dan pengembalian buku masih dilakukan secara manual menggunakan buku sehingga jika ada anggota yang meminjam atau mengembalikan buku, akan membutuhkan waktu lama untuk melakukan pengecekan tanggal pinjam dan kembali dan membutuhkan ketelitian lebih untuk menghitung jumlah biaya sewa dan denda. Karena hal ini pihak Kabuki mengaku kesulitan untuk mengawasi para pembaca di tempat.

Untuk itulah dibutuhkan aplikasi yang dapat mencatat transaksi persewaan dan penjualan buku secara cepat dan efisien serta dapat membantu dalam pengelolaan buku.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Sebelum dibuatnya sebuah aplikasi persewaan buku ini, maka akan dibuat sebuah analisis kebutuhan sistem. Dengan perancangan sistem ini ditujukan untuk menentukan kesesuaian aplikasi tersebut dapat berfungsi sesuai kebutuhan persewaan buku Kabuki Surabaya. Selain itu juga dilakukan perancangan model

17

sebuah informasi yang akan dihasilkan oleh aplikasi tersebut. Informasi tersebut akan digunakan sebagai alat untuk membantu keputusan sesuai kebutuhan, dengan demikian pembuatan aplikasi tersebut akan memberikan hasil yang sempurna. 3.2 Perancangan Sistem

Sebelum dilakukan pembuatan aplikasi persewaan buku, terlebih dahulu disusun perancangan sistem. Hal ini dibuat agar aplikasi yang dikerjakan dapat berfungsi dan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan serta dapat memenuhi keinginan yang ada di Kabuki Surabaya.

Dalam pembuatan perancangan dan desain digunakan Metode Waterfall, menurut Pressman (2001) pada bagian desain sistem harus mencakup komponen yang dapat mewakilkan Desain Model, Desain Database, Desain Tabel dan Relasi Antartabel, Desain Antarmuka, Desain Output, Desain Input. Tahap-tahap yang digunakan dalam mendesain rancang bangun aplikasi persewaan buku berbasis desktop pada Kabuki Surabaya adalah :

1. Desain umum sistem. 2. Membuat Blok Diagram

3. Membuat System Flow Diagram. 4. Membuat Diagram Jenjang Proses. 5. Membuat Data Flow Diagram.

6. Membuat rancangan Entity Relationship Diagram (ERD), yang didalamnya meliputi : Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM). 7. Membuat struktur basis data.

3.2.1 Desain Umum Sistem

Aplikasi persewaan buku pada Kabuki Surabaya akan berbasis desktop dan dapat membantu dalam proses pencatatan transaksi baik peminjaman maupun pengembalian buku beserta laporannya.

Gambar 3.1 Desain Umum Sistem Persewaan Buku

Gambar 3.1 menunjukkan bagaimana sistem ini bekerja. Pengguna pada sistem ini hanya 1 pengguna yaitu pemilik Kabuki Surabaya. Pada tahap awal, pelanggan dapat melakukan pendaftaran anggota melalui pemilik. Setelah terdaftar sebagai anggota, pelanggan dapat mulai untuk meminjam koleksi buku yang ada melalui petugas dengan membayar uang sewa sesuai dengan jenis buku yang dipinjam. Pelanggan dapat mengembalikan buku yang dipinjam melalui petugas yang akan diperiksa oleh sistem apakah telah melewati batas peminjaman atau tidak. Jika batas peminjaman telah terlewati, maka pelanggan harus membayar denda sesuai dengan jenis buku yang dia pinjam.

Sistem yang digunakan untuk mencatat transaksi peminjaman dan pengembalian juga dapat mencetak laporan. Laporan tersebut meliputi laporan peminjaman, pengembalian dan laporan keuangan. Selain itu, aplikasi juga dapat membantu proses pengelolaan buku.

19

3.2.2 Blok Diagram

Blok diagram menggambarkan tentang apa saja masukan yang dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan keluaran yang dihasilkan oleh aplikasi pesewaan buku pada Kabuki Surabaya. Blok diagram aplikasi persewaan buku berbasis desktop dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Blok Diagram

Masukan yang dibutuhkan untuk disimpan pada aplikasi persewaan buku, antara lain: data anggota, data koleksi buku yang disewakan, data buku dari hasil sumbangan dan data buku koleksi khusus untuk dijual.

Untuk keluarannya, hasil informasi berupa laporan terkait dengan persewaan antara lain: laporan peminjaman yang berisi tentang informasi berapa

banyak peminjam pada periode tertentu, laporan pengembalian yang berisi informasi berapa banyak buku telah kembali sehingga dapat terlacak berapa buku yang belum dikembalikan pelanggan, laporan keuangan sewa yang berisi tentang keuangan khusus dari hasil sewa buku, laporan persediaan buku, laporan keuangan jual yang berisi tentang keuntungan yang didapat khusus dari penjualan buku, dan laporan keuangan secara keseluruhan.

3.2.3 System Flow Aplikasi Persewaan Buku

System flow adalah penggambaran aliran dokumen dalam sistem dan merupakan proses kerja dalam sistem. System flow menggambarkan aliran atau arus data pada sistem yang nantinya akan digunakan untuk membantu dalam pembangunan proses dalam organisasi. Tentunya, transformasi aliran dokumen ini lebih efektif dalam menjalankan proses organisasi, sehingga proses tersebut bisa dikerjakan dengan cepat dan hasilnya akurat.

Berikut merupakan System flow yang terdapat pada rancangan aplikasi persewaan buku ini:

A. Pendaftaran Anggota

Untuk dapat melakukan peminjaman koleksi buku pada persewaan buku Kabuki Surabaya, pelanggan harus melakukan pendaftaran anggota terlebih dahulu melalui pemilik. Dalam tahap ini pelanggan harus memberikan data dirinya termasuk nomor KTP atau Kartu Pelajar dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 20.000 rupiah.

21

B. Peminjaman Buku

Setelah Pelanggan mendaftar menjadi Anggota, mereka dapat melakukan peminjaman koleksi buku di Kabuki Surabaya. Pada tahap ini anggota memberikan identitas anggotanya kepada pemilik yang kemudian akan dicatat kedalam aplikasi sebagai detil transaksi peminjaman buku dan membayar biaya sewa sesuai dengan buku yang dipinjam.

23

C. Pengembalian Buku

Berikutnya setelah peminjaman buku adalah pengembalian buku. Pada Kabuki Surabaya telah ditetapkan bahwa jangka waktu peminjaman adalah satu minggu dan semua harga sewa telah disesuaikan dengan harga selama satu minggu. Jika terlambat akan dikenakan denda sesuai dengan harga sewanya.

D. Pencatatan Buku Rental

Pengelolaan koleksi buku sangat penting untuk dilakukan karena terdapat 2 macam koleksi pada Kabuki Surabaya yaitu: Buku Rental dan Buku Jual. Kali ini adalah proses pencatatan buku rental yang hanya dikhususkan untuk di pinjam.

25

E. Pencatatan Buku Jual

Kali ini adalah proses untuk pencatatan Buku Jual dimana koleksi ini hanya untuk di jual dan bukan berasal dari sumbangan para anggota karena sumbangan akan langsung ditambahkan kedalam koleksi buku sewa.

F. Penjualan Buku

Koleksi buku yang hanya bisa dibeli ini merupakan koleksi tambahan dari pemiliknya sendiri. Pada proses penjualan buku ini semua pelanggan dapat membelinya tanpa harus mendaftar terlebih dahulu. Hasil penjualan akan tersimpan dan dipakai untuk mengolah laporan keuangan nantinya.

27

G. Laporan Peminjaman

Dalam proses ini akan diolah laporan peminjaman yang berasal dari histori transaksi peminjaman yang berisi tentang data buku yang dipinjam dan anggota yang meminjamnya beserta tanggal pinjam dan tanggal kapan harus kembalinya.

29

H. Laporan Pengembalian

Pada proses ini akan diolah data tentang histori peminjaman dan akan menampilkan laporan pengembalian yang berisi tentang kapan peminjaman yang telah dilakukan pada buku tertentu dan peminjamnya serta waktu kapan kembalinya lengkap dengan dendanya jika ada.

I. Laporan Keuangan Sewa

Proses ini akan menyediakan laporan mengenai pendapatan yang berkaitan dengan persewaan buku sehingga pemilik dapat mengawasi perkembangan persewaannya apakah berkembang atau tidak.

31

J. Laporan Persediaan

Proses ini akan mengolah data koleksi buku sehingga pemilik dapat mengetetahui persediaan stok buku pada persewaannya dan dapat mengontrol stok koleksi jika dibutuhkan.

K. Laporan Keuangan Jual

Proses ini akan menyediakan laporan mengenai pendapatan yang berkaitan dengan penjualan buku sehingga pemilik dapat mengawasi perkembangan penjualannya apakah berkembang atau tidak.

33

L. Laporan Keuangan Keseluruhan

Dalam proses ini aplikasi akan mengolah keuangan sewa dan jual agar didapatkan perkembangan pendapatan totalnya.

3.2.4 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram atau DFD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi simbol untuk menggambarkan arus dari data sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan salah satu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik di mana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfile, hardisk dan lain sebagainya).

Penggunaan notasi-notasi pada DFD ini diharapkan dapat membantu dalam memahami sistem pada semua tingkat kompleksitas.

A. Diagram Jenjang

Diagram Jenjang Proses adalah sarana dalam melakukan desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem yang berbasis pada fungsi. Tujuannya agar Diagram Jenjang tersebut dapat memberikan informasi tentang fungsi-fungsi yang ada di dalam sistem. Diagram jenjang aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

35

Gambar 3.15 Diagram Jenjang B. Diagram Konteks

Dalam diagram konteks ini terdapat 1 aktor saja yaitu pemilik atau dimakan admin. Proses pembuatan diagram konteks dimulai dari system flow yang menjelaskan alur sistem. Dalam alur sistem terdapat proses dan tabel yang

dibutuhkan untuk menjalankan proses tersebut sehingga dapat diketahui alur data serta entitasnya. Tampilan dari context diagram dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Diagram Konteks C. DFD Level 0

Pada DFD Level 0 akan digambarkan proses-proses yang ada dalam aplikasi persewaan buku Kabuki Surabaya. Terdapat 6 (enam) dan akan digambarkan pada Gambar 3.16 dan 3.17 yaitu:

1. Pendaftaran Anggota, merupakan penggambaran dari proses mendaftarkan

Dokumen terkait