keterkaitan dengan masalah, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam menyusun laporan Kuliah Kerja Praktek ini.
2. Studi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan praktek secara langsung bagaimana melakukan recovery sistem Conveyor.
3. Wawancara
Dalam metoe ini dilakukan wawancara secara langsung dengan pembimbing dan beberapa karyawan di tempat pelaksanaan pencarian data untuk Kuliah Kerja Praktek ini.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUANBab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah dan struktur organisasi PT SIMENTEKNINDO
BAB III : SISTEM CONVEYOR 6 PADA PENGANGKUTAN BATU BARA DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Bab ini berisi tentang proses pembangkit listrik tenaga uap, pengangkutan batu bara dengan Conveyor di PLTU Indramayu, dan komponen-komponen Conveyor 6.
BAB IV : PROSES RECOVERY SISTEM CONVEYOR C6
Bab ini berisi tentang tahapan proses recovery sistem Conveyor 6 di PLTU Indramayu.
BAB V : KESIMPULAN
2.1 Sejarah PT SIMENTEKNINDO
PT SIMENTEKNINDO merupakan distributor produk Siemens dan sistem integrator dalam kelompok perusahaan yang telah berdiri lebih dari 20 tahun dan telah diakui dan dikenal luas oleh industri. PT SIMENTEKNINDO memiliki reputasi yang sangat bagus di bidang otomasi seperti PLC, HMI, inverter, servo, dan SCADA system. Didukung oleh ketersediaan dan kelengkapan suku cadang dari merek ternama di dunia, yaitu Siemens sehingga memastikan produknya berkualitas dan didukung oleh Insinyur yang berpengalaman dalam mendukung semua yang diinginkan oleh klien. PT SIMENTEKNINDO telah dipercaya dan telah bekerja sama dengan perusahaan nasional dan internasional seperti Cirebon Power Service, Indonesia Power, Amerta Indah, Otsuka dan kepercayaan lebih dari berbagai klien yang lain.
Dengan motto “SOLUTION PARTNER FOR AUTOMATION”, PT
SIMENTEKNINDO mencoba memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh customer yang memiiki permasalahan di bidang engineering sehingga diharapkan PT SIMENTEKNINDO dapat membantu dan menjadi bagian penting dari para pengguna jasanya. Dengan visi “Dipercaya secara luas dan dapat diandalkan dalam pelayanan sistem integrator dan sumber daya manusia”. Dan misi perusahaan “Pelayanan 24 jam non-stop untuk Man Power, Service, dan Sparepart”.
PT SIMENTEKNINDO merupakan perusahaan swasta yang didirikan di Jakarta, pada bulan Februari 2012. PT SIMENTEKNINDO merupakan bagian dari Henmar Grup. Henmar Grup memiliki perusahaan lain, yaitu Raja Listrik. PT SIMENTEKNINDO berfokus pada ruang lingkup pekerjaan di bidang electrical dan automation.
1. Project
Menangani proyek SCADA, commissioning, troublesooting, pemrograman PLC, HMI, dan upgrade PLC. Melakukan komunikasi mesin, memantau produk dan control untuk semua lini mesin dengan menggunakan jaringan OPC sebagai jembatan komunikasi ke SIMATIC.
2. Troubleshooting
Mampu menangani troubleshooting dan membantu mengidentifikasi untuk memecahkan kesalahan dan memperbaiki masalah teknis untuk berbagai perangkat dan program.
3. Training
PT.SIMENTEKNINDO menyediakan pelatihan untuk semua orang yang ingin dan siap untuk training PLC dan HMI untuk pemula ataupun ahli serta menawarkan pelatihan untuk industri dan memberikan keahlian yang luas langsung dari produsen dengan menggunakan media pembelajaran dan komunikasi yang inovatif
4. Spare part
Menyediakan spare part PLC, HMI, software, dan servo terbesar serta handal di seluruh produk Siemens.
2.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan
PT SIMENTEKNINDO mempunyai visi-misi, nilai-nilai dan motto perusahaan yang dijunjung tinggi dalam menjalankan dan mengembangkan perusahan tersebut, yaitu
Visi
Dipercaya secara luas dan dapat diandalkan dalam pelayanan sistem integrator dan sumber daya manusia
Misi
Pelayanan 24 jam non-stop untuk man power, service, dan spare part. Motto
SOLUTION PARTNER FOR AUTOMATION
2.3 Struktur Organisasi PT SIMENTEKNINDO
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan aktivitas perusahaan. Struktur organisasi sangat berperan penting untuk perusahaan karena dengan adanya struktur organisasi maka perusahaan akan berjalan secara terstruktur dan terkendali. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu cara untuk menggambarkan tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab antar bagian yang lain. Dengan struktur organisasi ini diharapkan setiap pegawai mengetahui dengan jelas dan kewajiban yang dilaksanakan serta dapat mempertanggung jawabkan kepada atasan dan atasan akan mengetahui bagaimana mendeglasikan wewenang kepada bawahanya sehingga setiap aktivitas di dalam perusahaan dapat terselenggara dengan baik dan terkoodinir. Struktur organisasi PT. SIMENTEKNINDO seperti pada Gambar 2.1.
Hendi Director Oery Safety Officer Anton GM Mariana Ass Director Riska HRD Suryana Staff GA Anes Sales Manager Tomi Co.Engginer 1. Adm (Anny) 2. Arman (OB/ Kurir) 1. Winda – Sales Indoor 2. Aliffio – Sales Outdoor 3. Trie – Sales Outodoor 4. Vivi – Admin Sales 1. Hendri Sun 2. Deo 3. Aryanto 4. Hendri Niegata 5. Riki Darwin Trainer Ferix Support Technical Agustina Purchaser Hasri Snr. Finance Ita – Adm Purchaser 1. Yanti – Adm Prjct 2. Tia – Admin 3. Julia – Controller 4. Fitria – Staff 5. Bayu – Driver 6. Ajid – OB/ Kurir
Gambar 2.1 Struktur Perusahaan (Sumber: PT Simenteknindo)
2.4 Proyek PT Simenteknindo
PT SIMENTEKNINDO dapat menangani proyek SCADA, commissiioning, troublesooting, programming PLC, HMI, dan upgrade PLC. PT SIMENTEKNINDO juga mengerjakan proyek SCADA di PT Amertha Indah Otsuka. Proyek ini memonitor jalur OC3rd dari banyak mesin dan merek PLC lainnya ke satu sistem dengan menggunakan jaringan OPC sebagai jembatan komunikasi ke SIMATIC S7-300, PT SIMENTEKNINDO melakukan komunikasi mesin, memantau produk dan control untuk semua lini mesin OC3rd. Pada 2015 PT SIMENTEKNINDO menagani proyek dari PT Indonesia Power, upgrade SIMATIC S5 ke teknologi baru. Dengan mengganti SIMATIC S5 dengan SIMATIC S7-1500 dan banyak lagi penanganan proyek oleh PT SIMENTEKNINDO.
Tabel 2.1 Project Experience
No Company Project Status
1 PT Amertha Indah Otsuka SCADA OC3rd FINSIH
2 PT Semen Padang SINAMIC G150
INSTALLATION FOR CRANE APPLICATION FINISH 3 PT NS BLUESCOPE INDONESIA TRIPPLE LINE BRANDING MODIFICATION MCL 2 FINISH
4 PT PERTAMINA Proyek
Pembangunan Pondok Makmur
FINISH
5 PT INTAN JAYA MEDIKA SOLUSI –CIKARANG
Upgrade PLC Omron To Simens S7-1200
FINISH
6 PT SANPAK UNGGUL Siemens SINAMIC
G150 Installation
FINISH
7 PT SEMEN PADANG Packing Plant Teluk
bayur & Fasilitas Loading – Unloading Klinker Indarung – Teluk Bayur & Indarung
FINISH
8 PT SEMEN PADANG Packing Plant
Bengkulu
FINISH
9 Indonesia Power Upgrade SIMATIC S5
to S7 1500
BAB III
SISTEM CONVEYOR 6 PADA PENGANGKUTAN BATU
BARA DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
3.1 Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap
Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan bahan bakar konvensional salah satunya menggunakan batu bara untuk membangkitkan panas dan uap pada Boiler. Proses produksi listrik di PLTU Indramayu mengikuti prinsip siklus Clausius – Rankine
merupakan proses pembuatan uap untuk menghasilkan daya listrik dengan memanfaatkan air dan uap sebagai media kerja. Perubahan fase air dari fase cair menjadi fase gas terjadi dalam Boiler sedangkan perubahan fase dari gas ke cair terjadi di dalam Condenser (Cahyadi, 2015). Uap tersebut kemudian digunakan untuk memutar Turbin yang dihubungkan langsung dengan Generator. Sehingga ketika Turbin berputar maka poros Generator juga akan berputar dan akan menghasilkan energi listik. Uap yang telah melewati Turbin bertekanan rendah kemudian memasuki Condenser dan didinginkan oleh air pendingin sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan uap tersebut berubah menjadi air. Air pendingin yang digunakan berasal dari air laut. Air hangat yang menginggalkan
Condenser kemudian dipompa kesebuah pemanas awal sebelum kembali ke Drum Boiler. Pemanas awal memperoleh panas dari uap yang diambil dari Turbin bertekanan tinggi. Electrostatic preciptator berfungsi untuk menangkap debu hasil pembakaran dari Boiler sehingga mengurangi jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong. Sebelum energi listrik di distribusikkan maka harus terlebih dahulu melalui transformator untuk menaikkan tegangan dari Generator dengan tujuan untuk mengurangi hilangnya daya pada saat pendistribusian.
Gambar 3.1 Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (Sumber:
PLTU Indramayu merupakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Proyek PLTU Indramayu bertujuan untuk mendukung penyediaan sistem listrik dan mengurangi krisis listrik di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu proyek ini juga berguna untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan dampak positif di masyarakat dengan mendukung pertumbuhan kawasan industri di Jakarta wilayah Timur dan Jawa Barat. PLTU Indramayu memilik 3 unit pembangkitan
3.2 Sistem Pengangkutan Batu Bara di PLTU Indramayu
PLTU Indramayu memiliki 3 unit mesin pembangkit yang mampu
memproduksi listrik sebesar 330 MW (Mega Watt) setiap unit-nya. Untuk menghasilkan energi listrik ini dibutuhkan batu bara sebanyak 175 ton/jam atau 4200 ton/hari. Sistem pengangkutan batu bara di PLTU Indramayu dilakukan dengan menggunakan Conveyor. Conveyor adalah alat angkut yang digunakan untuk memindahkan material dalam bentuk satuan atau tumpahan yang bekerja secara horizontal maupun membentuk sudut inklinasi (Zainuri, 2006). Alur
Conveyor ditunjukkan pada Gambar 3.2 dan 3.3. Proses dimulai dari pengambilan
dan pengangkutan batu bara yang kemudian akan dibawa ke Coal Yard
menggunakan Conveyor 3, dari Coal Yard kemudian batu bara akan dibawa ke
Coal Bunker dan kemudian akan dialirkan ke Boiler sehingga batu bara dapat dibakar sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Siklus batu bara hingga menjadi listrik dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan 3.3.
Gambar 3.2 Siklus Batu Bara di PLTU Indramayu (Sumber: Drawing PLTU Indramayu)
Gambar 3.3 Diagram Blok Siklus Batu Bara
Proses pengangkutan batu bara membutuhkan 6 pasang Conveyor, yakni dari Conveyor 1A dan 1B sampai Conveyor 6A dan 6B. Sebelum batu bara diangkut oleh Conveyor 1 yang berada di atas laut, batu bara akan dikirim dengan menggunakan kapal tongkang yang akan berlabuh secara bergantian di samping
Conveyor 1. Pengambilan batu bara pada kapal tongkang menggunakan Grab
dengan kapasitas 650 ton per jam, setelah diangkat batu bara kemudian diletakkan di Hopper untuk dikumpulkan dan melalui Vibrating Screen dialirkan ke Conveyor 1. Dari Conveyor 1 kemudian batu bara dialirkan ke Conveyor 2 lalu dialirkan kembali ke Conveyor 3 untuk ditampung di Coal Yard.
Batu bara selanjutnya diambil menggunakan Stacker Reclaimer dan
kemudian diangkut dengan menggunkan Conveyor 3 ke Conveyor 4. Batu bara kemudian akan dialirkan ke Crusher House. Di dalam Crusher House batu bara dihancurkan menjadi ukuran-ukuran kecil kurang lebih 30 mm. Pada proses selanjutnya batu bara diangkut oleh Conveyor 5 untuk dialirkan ke Conveyor 6.
Conveyor 6 berfungsi untuk mengangkut batu bara ke Coal Bunker yang kemudian diteruskan ke Boiler untuk diolah menjadi listrik.
3.3 Sistem Conveyor 6
Dalam laporan kuliah kerja praktek hanya difokuskan pada Conveyor 6 agar dapat dioperasikan kembali secara otomatis. Sistem Conveyor 6 di PLTU Indramayu merupakan rangkaian sistem Conveyor yang terakhir sebelum batu bara menuju Coal Bunker. Komponen-komponen pada sistem Conveyor 6 yang terhubung dengan ruang Panel TT3 (Transfer Tower 3) yang terdiri dari Pull cord, Beltway, SITRANS LU 02 SIEMENS, Motor Tripper, dan Dust Collector. Prinsip kerja
Conveyor 6 sendiri, yakni mengangkut batu bara ke 6 buah Coal Bunker, sedangkan 6 buah Coal Bunker digunakan untuk mensuplai 1 buah Boiler. Pada PLTU Indramayu terdapat 3 buah Boiler, sehingga Conveyor 6 mengatur jumlah batu bara yang diangkut ke 3 buah Boiler atau 18 buah Coal Bunker. Satu Coal Bunker dapat menampung batu bara dengan kapasitas 388.3 m3.
Gambar 3.4 Sepasang Conveyor 6 Tampak Atas
Gambar 3.5 Conveyor 6 Tampak Samping
Conveyor 6 pada PLTU Indramayu terbagi menjadi 2 buah Conveyor, yaitu
Conveyor 6A dan 6B yang masing-masing memiliki panjang 241 m, lebar 1,2 m dan kecepatannya adalah 2,5 m/s. Terdapat 2 buah Conveyor ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batu bara harian. Conveyor 6 adalah rangkaian Conveyor
terakhir yang berfungsi mengangkut batu bara ke Coal Bunker. Bentuk fisik Belt Conveyor yang ada di PLTU Indramayu seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Conveyor
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
Komponen-komponen pendukung pada Conveyor 6 adalah Belt, Head
Pulley/Drive Pulley, Tail Pulley, Snub Pulley, Bend Pulley, Take Up Pulley, Centering Device, Idler, Transfer Point, Skirtboards, Frame, Belt Cleaner, Motor Trippers, Dust Collector, Limit Switch, dan SISTRANS LU 02 SIEMENS.
3.3.1 Belt
Belt (sabuk) adalah salah satu elemen utama Belt Conveyor yang berfungsi sebagai wadah pembawa material yang akan dipindahkan (Arief dan Syafri, 2017). Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur.
Gambar 3.7 Belt
3.3.2 Drive Pulley
Drive Pulley merupakan Pulley yang tersambung langsung ke motor penggerak yang dihubungkan dengan rangkaian gear. Pulley ini berfungsi menyalurkan energi gerak putar dari motor ke Belt sehingga BeltConveyor
dapat bergerak.
(a) (b)
Gambar 3.8 Drive Pulley (a) Gear Box (b) Motor (Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.3 Head Pulley
Head Pulley adalah Pulley yang berada pada ujung depan Belt dan terhubung langsung dengan Drive-unit. Drive-unit akan memberikan dorongan berupa putaran sehingga Head Pulley dapat bergrak sesuai dengan
torsiDrive-unit dan kemudian Head Pulley akan menyalurkan torsi ini ke Belt
sehingga Belt Conveyor dapat bergerak.
Gambar 3.9 Head Pulley
(Sumber: https://grabcad.com/library/conveyor-1050mm-driven-head-pulley-1)
3.3.4 Tail Pulley
Tail Pulley merupakan Pulley yang terletak pada daerah belakang dari Sistem Conveyor. Dimana Pulley ini merupakan tempat jatuhnya batu bara
untuk dibawa ke bagian depan dari Conveyor. Konstruksinya sama dengan
Gambar 3.10 Tail Pulley
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.5 Snub Pulley
S
nub Pulley berfungsi untuk menjaga kekencangan Belt. Pulley ini biasanya berada di dekat Head Pulley dan Tail Pulley, hal tersebut dikarenakan Pulley ini akan kekencangan Belt agar Head Pulley dan Tail Pulley dapat bekerja secara optimal.Gambar 3.11 Snub Pulley
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.6 Bend Pulley
Bend Pulley berfungsi sebagai penjaga kekencangan Belt sebelum Belt
menuju Gravity Take Up. Pulley ini dipasang secara sepasang untuk memberikan sudut yang sesuai untuk belt yang menuju Gravity Take Up.
Gambar 3.12 Bend Pulley
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.7 Take Up Pulley
Take Up Pulley berfungsi sebagai pengencang Belt, menjaga agar kekencangan Belt antara sisi yang bermuatan dan sisi yang tidak bermuatan memiliki kekencangan sama, seolah-olah menambah jarak antara Head Pulley dan Tail Pulley. Jenis Take Up Pulley yang digunakan Conveyor 6 di PLTU Indramayu adalah Gravity Take-Up.
Gambar 3.13 Take Up Pulley
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
Gravity Take-Up merupakan pengencang Belt horizontal dan vertical yang cara kerjanya adalah dengan memberi gaya tarik pada Belt menggunakan gaya gravitasi bumi, dan dipakai untuk sistem yang panjangnya lebih dari 100 m. Belt Conveyor yang ditinjau menggunakan Take Up Pulley jenis ini.
Take Up Unit merupakan unit pemberat yang digunakan sebagai penyeimbang pada kelonggaran Belt saat beroperasi pada muatan dan tanpa muatan. Agar Belt Conveyor tetap kencang, Take Up Unit akan turun kalau tidak ada material yang dibawa dan naik kalau ada material angkut pada Belt Conveyor.
3.3.8 Centering Device
Centering Device dipassang secara sepasang di kedua sisi Conveyor
bertujuan untuk mencegah agar Belt tidak meleset/keluar jalur. Centering Device merupakan sebuah alat mekanik berbentuk roller yang berdiri sendiri tanpa memerlukan listrik.
Gambar 3.14 Centering Device (Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.9 Idler
Idler adalah komponen Belt Conveyor berbentuk silinder yang dibuat dari besi dan berfungsi sebagai penahan Belt serta seluruh material yang dibawanya (Jagtap et al.2015). Idler memiliki berbeapa jenis sesuai dengan fungsinya, yaitu
3.3.9.1 Returning Idler
Returning Idler atau disebut Retruning Roller berfungsi sebagai
roda pengantar Belt Conveyor balik tanpa membawa material,
menggunakan bearing di kedua sisinya, untuk panjang dan ukuran disesuaikan dengan panjang Belt yang digunakan pada Conveyor.
Gambar 3.15 Returning Idler
3.3.9.2 Impact Idler
Impact Idler atau disebut Impact Roller terletak pada tumpahan material ke dalam Belt, berfungsi sebagai roda penahan jatuhan material yang jatuh di atas Conveyor sehingga dapat melindungi Belt dari
benturan antara Belt dan material sehingga dapat mengurangi
kerusakan pada Belt Conveyor.
Gambar 3.16 Impact Idler
(Sumber: http://www.masons.co.nz/conveyor-frames)
3.3.9.3 Carrying Idler
Carrying Idler menyangga Belt yang membawa beban. Carrying Idler bisa merupakan Idler tunggal atau tiga Idler. Idler dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar pasang. Ini dimaksudkan untuk memudahkan perawatan. Jika salah satu komponen
Idler rusak, dapat dilakukan penggantian secara cepat.
Gambar 3.17 Carrying Idler
Idler atas menyangga Belt yang membawa beban. Idler atas bisa merupakan Idler tunggal atau tiga Idler. Idler dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar pasang. Ini dimaksudkan untuk memudahkan perawatan. Jika salah satu komponen Idler rusak dapat dilakukan penggantian secara cepat.
3.3.10 Transfer Point
Transfer Point adalah tempat perpindahan bahan-bahan yang diangkut dari Conveyor satu ke Conveyor berikutnya, dalam hal ini adalah Conveyor
5 ke Conveyor 6 atau dapat disebut juga tempat Transit-nya bahan-bahan yang diangkut.
Gambar 3.18 Transfer Point
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.11 Skirtboards
Skirtboards merupakan instalasi yang dipasang setelah Transfer Point yang bertujuan meratakan tumpukan batu bara hingga mampu mengimbangi kecepatan Belt.
Gambar 3.19 Skirtboards
3.3.12 Frame
Frame adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan Belt Conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya Belt
yang berada di atasnya tidak terganggu.
Gambar 3.20 Frame
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.13 Belt Cleaner
Belt Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi Belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi loading dan tetap menempel pada sisi Belt.
Gambar 3.21 Belt Cleaner
3.3.14 Motor Tripper
Motor Tripper berfungsi untuk memindahkan batu bara dari Conveyor
6 menuju CoalBunker. Ketika Motor Tripper on maka tripper atau pelat yang tersambung dengan Motor Tripper akan turun sehingga aliran batu bara yang berada di Conveyor 6 akan terhalang dan berubah arah menuju ke Coal Bunker. Pelat akan naik dan turun diatur oleh operator (manual) dengan cara menekan push button raise dan down pada Panel Lokal yang berada di sekitar Motor Tripper ataupun pada Panel MCC. Motor tripper juga dapat bekerja secara otomatis yang diatur oleh PLC. Pelat akan turun jika level sensor (SITRANS LU 02 SIEMENS) mendeteksi Coal Bunker pada kondisi low level (5 m) dan pelat akan naik jika level sensor mendeteksi Coal Bunker
pada kondisi high level (17 m).
Gambar 3.22 Motor Trippers
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.15 Dust Collector
Dust Collector merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk memperbaiki kualitas udara yang dihasilkan dari proses pengakutan batu bara dengan cara mengumpulkan debu batu bara dari udara. Prinsip kerja alat ini adalah dengan menurunkan tekanan pada sisi hisap di bawah tekanan atmosfir (udara bebas). Udara yang ada di sekitar lubang hisap ini akan masuk ke dalam lubang hisap yang mengakibatkan debu yang terkandung di udara sekitar lubang hisap akan ikut masuk ke dalam lubang hisap. Udara
yang masuk kemudian disaring menggunakan filter untuk menyaring debu
batu bara sehingga udara yang keluar dari sistem Dust Collector benar-benar bersih. Dust Collector terdiri atas sejumlah komponen, antara lain: Blower
(Kipas), Dust Filter (Saringan Debu), Filter-Cleaning System (Sistem
Pembersih Saringan), dan Hopper atau dust removal system (wadah
ketika Limit Switch on atau pada kondisi Motor Tripper fall dan akan berhenti ketika Lmit Switchoff atau pada kondisi Motor Tripper raise.
Gambar 3.23 Dust Collector
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.16 SISTRANS LU 02 SIEMENS
SITRANS LU 02 SIEMENS adalah level sensor jarak jauh (ultrasonic) dengan dua masukkan untuk cairan dan padatan dalam satu atau dua tempat yang berbeda, keakuratan pengukuran sampai 60 m (200 kaki). Sistem ini menggunakan teknologi ultrasonic untuk mengukur level, space,
distance, atau volume.
Gambar 3.24 SITRANS LU 02 SIEMENS (Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.3.17 Limit Switch
Limit Switch adalah sensor mekanis, yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahaan mekanik pada sensor tersebut. Pada Conveyor 6 Limit Switch digunakan sebagai sensor untuk mengaktifkan Dust Collector ketika Motor Tripper berada pada kondisi
tripper fall sehingga pada kondisi ini Limit Switch akan mendeteksi Motor Tripper dan mengaktifkan Dust Collector. Ketika motor tripper berada ada kondisi tripper raise Dust Collector akan berhenti.
Gambar 3.25 Limit Switch
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.4 Safety Device pada Conveyor
Dalam operasional Belt Conveyor, stabilitas dan kontinyuitas sistem sangat berpengaruh dalam proses pengangkutan untuk membawa batu bara. Bahaya yang dapat disebabkan oleh Belt Conveyor dapat diminimalisir sekecil mungkin dengan adanya penggunaan Safety Device pada Conveyor. Usaha yang dilakukan dapat melalui tindakan pengamanan operasional dengan perencanaan peralatan pengamanan secara kelistrikan dengan peralatan pengaman seperti: Beltway dan
Pull Cord.
3.4.1 Belt Drift Switch / Beltway
Karena Belt Conveyor yang digunakan berfungsi mengangkut bahan mineral berupa batu bara, maka karena adanya beban dari batu bara dapat memungkinkan lajunya Belt akan melenceng. Untuk mengantisipasi agar laju Belt tidak semakin melencang digunakan peralatan pengaman yang
disebut Belt Drift Switch atau Beltway. Prinsip kerja dari detector ini, yaitu menggunakan Limit Switch yang terhubung akan memutuskan rangkaian
magnetic switch apabila terjadi penyimpangan jalannya laju belt.
Gambar 3.26 Beltway
(Sumber: Dokumentasi Kuliah Kerja Praktek)
3.4.2 Pull Cord
Pull Cord atau Pull Wire Switch merupakan sebuah emergency stop. Hanya saja jika emergency stop button cara mengaktifkannya dengan cara menekannya, maka Pull Cord adalah sebuah emergency stop yang dapat diaktifkan menggunakan kabel/wire sebagai pemicunya. Pemasangan Pull