KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab lima penelitian ini memaparkan tentang kesimpulan dan rekomendasi
penelitian. Kesimpulan penelitian ini merupakan hasil temuan di lapangan yang
digunakan untuk mengembangkan program. Pada rekomendasi peneliti
mengarahkan kepada pihak perguruan tinggi, sekolah khusunya guru Bimbingan
dan Konseling, ABKIN dan peneliti selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran data yang ada pada siswa SMA Negeri 10 Bandar
Lampung khususnya kelas 10 siswanya merupakan remaja yang masuk pada
kategori remaja dan akan beralih kepada masa dewasa. Beberapa kesimpulan
yang dapat diambil setelah melakukan penelitian di SMA N 10 Bandar Lampung
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemandirian yang ada menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat
kemandirian yang rendah menuju ke arah tinggi. Gambaran tersebut dapat
diartikan juga siswa sudah memiliki kemandirian dengan tiga aspek yang di
ungkap pada penelitian ini.
Diketahui kemandirian siswa memiliki peningkatan yang signifikan kecuali
pada indicator yang kedua pada aspek kemandirian nilai. Pada aspek
kemandirian nilai dengan indicator nilai-nilai yang abstrak (moral).
Aspek kemandirian nilai yang terbukti mengalami peningkatan yang cukup
signifikan adalah pada indikator kemandirian nilai yang diberikan orang tua
atau orang dewasa .
Aspek kemandirian perilaku indikator yang paling tinggi adalah pada
kemandirian untuk mengatasi sendiri masalahnya, berani mengemukakan ide
atau gagasan. Kemandirian perilaku pada mengatasi masalah, berani
mengemukakan ide atau gagasan yang terjadi pada siswa kelas 10 atau masih
tergolong pada remaja madya.
Aspek kemandirian emosi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diketahui indikator mengetahui cara bertindak mengalami peningkatan paling
tinggi.
1.
Program Bimbingan kelompok ini masih belum dapat meningkatkan aspek
kemandirian nilai dengan indicator nilai-nilai yang abstrak (moral).
2.
Program bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kemandirian siswa,
terbukti baik dari hasil uji tabulasi maupun uji statistik menunjukkan bahwa
siswa yang di beri pelayanan bimbingan klasikal mnunjukkan perubahan yang
signifikan.
B.
Rekomendasi
Sesuai dengan teori dan rumusan yang di buat oleh ABKIN, bahwa hasil
dari layanan yang di berikan akan me njadikan siswa sebagai konseli menjadi
mandiri. Untuk mandiri siswa harus mendapatkan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah seperti yang
diterbitkan dalam buku III oleh Direktorat Pembina SMA tahun 2010, berupa
pengembangan diri melalui kegiatan bimbingaqn dan konseling dan kegiatan
ekstra kurikuler, maka masih banyak cara, metode, strategi maupun teknik
konseling yang dapat di laksanakan. Untuk itu semua perlu di sempurnakan
dengan diuji keefektifannya. Hal ini berarti bimbingan kelompok besar, seting
kelas merupakan salah satu bentuk straategi layanan dalam membimbing dan
mengkonseling siswa. Menyadari akan itu tentu perlu penelitian yang lebih luas
lagi, khususnya dalam mengoptimalkan tugas perkembangan siswa di sekolah
untuk menjadi mandiri. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti merekomendasikan
beberapa hal sebagai berikut.
1.
Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor
Bimbingan dan konseling klasikal (kelompok besar/ big group)menjadi
salah satu acuan strategi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
apa lagi dalam menghadapi kendala tuntutan jumlah siswa yang harus mendapat
pelayanan sedangkan waktu kesempatan untuk bertemu dengan siswa terbatas
(dibatasi). Pengembangan program bimbingan klasikal harus menjadi salah satu
potensi yang harus dimiliki oleh konselor/ guru bimbingan dan konseling.
2.
Bagi ABKIN
ABKIN dapat menfasilitasi konselor dengan memberikan ajuan kepada
pemerintah dalam hal ini departemen Pendidikan Nasional agar pelaksanaan
bimbingan klasikal dapat dilaksanakan di seluruh jenjang pendidikan dengan
mengalokasikan Waktu 1 – 2 jam per-minggu. Dengan demikian dalam pelayanan
bimb ingan dan konseling yang mengharuskan setiap siswa mendapatkan layanan
akan terlayani, dan dalam pelayanannya menjadi baik karena pasti dan harus
berarti akan dimulai dengan persiapan dan program tersendiri yang baik.
3.
Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya bisa melakukan dapat mengembangkan program
strategi layanan bimbingan yang lainnya yang dapat meningkatkan self autonomi
pada siswa, sehingga Bimbingan dan Konseling komprehensif dapat di laksanakan
dengan lebih operasional lagi. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih
menggali upaya dalam meningkatkan kemandirian pada aspek nilai yang berkaitan
dengan nilai yang abstrak atau moral. Aspek kemandirian nilai dengan indikator
nilai-nilai yang abstrak (moral) yang masih belum meningkat secara signifikan.
Ahman, Karnoto, Sunaryo Kartadinata. (2003). Kubus Tugas Perkembangan: Suatu
Model Rekabangun Tugas Perkembangan Bagi Kepentingan bimbingan dan Konseling dalam Jurnal Jurnal Bimbingan dan Konseling Volume VI, No. 11
Mei 2003.
Baker, Stanley B., Edwin R. Gerler Jr. (2004). School Counseling for The Twenty-
First Century, Fourth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Borg, W.R., & Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. New York New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Bowers, L.J., dan Hatch, A.P. (2002). The National Model for School Counseling
Programs. American School Counselor Association.
Craig, R.L, dkk. (1978). Training and Development Handbook: A Guide to Human
Resource Development. New York: McGraw-Hill Book Company.
Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 3th New Jersey: Pearson Education, Inc.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Profesi Guru Prajabatan.
Erford, B.T. (ed.). (2004). Professional School Counseling: A Handbook of
Theories, Programs & Practices. Austin, Texas: CAPS Press.
Erford, Bradley T. (2007). Transforming the School Counseling Profession, Second
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Fraenkel, R.J., & Wallen, E.N. (1993). How to Design and Evaluate Research in
Education. 2nd Ed. New York: McGraw-Hill, Inc.
Gladding, S.T. (1992). Counseling A Comprehensive Profession. 2nd ed. New York: Macmillan Publishing Companya.
---, (1995). Group Work: A Counseling Specialty. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall
---, (2006). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling
Program, 4th edition. Alexandria: American Counseling Association.
Galassi, John P.&Patrick Akos. (2004). Developmental Advocacy: Twenty-First
Century School Counseling dalam Journal of Counseling and Development,
Volume 82, Spring 2004
Kartadinata, Sunaryo. (2003). Bimbingan dan Konseling Perkembangan:Pendekatan
Alternatif bagi Perbaikan Mutu dan Sistem Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah dalam Jurnal Bimbingan dan Konseling Volume VI, No. 11
Mei 2003.
Schmidt, John j. (1993). Counseling in Schools: Essential Services and
Comprehensive Programs. USA: Allyn and Bacon.
Sprinthall, C. Richard, Norman A. Sprinthall. (1974). Educational Psikology: A
Developmental Approach. Philipine: Addison-Wesley Publishing Company.
Schmidt, John.J. (1999). Counseling in Schools: Essential Services and
Comprehensive Programs. 3rd. Boston: Allyn and Bacon.
Shertzer and Stone. (1980). Fundamentals of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Company.
Sugiyono, (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2008). Bimbingan & Konseling: Konsep & Aplikasi.Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). (2003). Bandung: Fokusmedia.
Archer Sally L, 1994, Intervention for Adolescent Identity Development, Newbury Park: Sage Publiscation Inc
Dacey, John & Mauren Kenny, 1997,2-nd ed, Adolescent Development, Chicago: Brown & Benchmark Publisher.
Depdikbud, 1994, Kurikilum Sekolah Menengah Umum, Buku Petunjuk
Garrison Karl C./Garrison Karl C Jr, 1975, Psychology of Adolescence, New Jersey: Englewood Cliffs.
John Mc Leod, 2003, Pengantar Konseling, Teori dan Studi Kasus, Jakarta, Kencana Kroger J, 1997, 2-nd ed Identity in Adolescence, The Balance Between Self and
other, London, New York: Rourletge.
Kumpulan Permen Diknas, 2008.
Santrock John W. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga
Santrock John W, 2003.Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Steinberg L, 2002, 3-rd ed, Adolescence, New York: McGraw-Hll Inc.
Tatiek Romlah. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang. Penerbit Universitas Negeri Malang