• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, selanjutnya dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Pertama Pembelajaran sejarah yang berlangsung di sekolah saat ini masih banyak yang mengandalkan pembelajaran melalui metode pembelajaran konvensional, selain itu metode tidak disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada setiap kelasnya. Peserta didik masih disibukkan dengan kegiatan mencatat dari buku paket atau Lembar kerja siswa (LKS). Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan sebuah model pembelajaran yang dipandang mampu membantu memperbaiki proses pembelajaran dengan mengajak peserta didik lebih dalam proses pembelajaran serta membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kedua Pembelajaran Game team quiz yang menjadi salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif. Hal ini dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik yang aktif dan energik namun belum dimanfaatkan dengan maksimaloleh guru untuk diarahkan kepada proses pembelajaran yang aktif. Desain metode pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari: a) Penentuan Tema atau topik, diambil dari silabus b) Tujuan pembelajaran, berkenaan dengan topik yang dibahas, diambil dari silabus dan tujuan pembelajaran khusus berisi rumusan indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan terukur; c) Materi Pembelajaran, berisi bahan pelajaran yang akan diajarkan, terdiri dari gambaran umum dari bahan pelajaran dan merrupakan rincian dari topik yang diajarkan; d) Metode yang digunakan adalah metode yang mengaktifkan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran; e) Media dan sumber pembelajaran, media yang digunakan adalah yang tersedia di lingkungan sekolah, sumber pembelajaran berupa buku-buku yang dapat dijadikan

acuan baik yang tersedia f) Evaluasi pembelajaran, adalah evaluasi proses yang dilakukan setelah pembelajaran usai yang dilakukan oleh guru melalui observasi dan evaluasi hasil belajar. Hal tersebut bertujuan untuk menilai hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Ketiga Proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif game team quiz dikembangkan terdiri dari tiga langkah yaitu kegiatan awal sebagai pembuka pembelajaran, kedua adalah kegiatan inti yang merupakan kegiatan utama dari proses pembelajaran dan kegiatan penutup atau kegiatan akhir. Kegiatan awal sebagai pembuka kegiatan pembelajaran, berisi penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian motivasi. Pada kegiatan pokok mengenai pembelajaran yang sesunggguhnya yaitu mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, , Game team quis part 1 pertanyaan yang diajukan kepada setiap individu dalam kelompok selanjutnya Game team quis part 1I pertanyaan kelompok yang diajukan secara rebutan yang selanjutnya didiskusikan oleh kelompok. Kegiatan akhir atau kegiatan penutup adalah penyimpulan materi pelajaran oleh siswa dan guru, pemberian reward dan pembagian tugas individu dan kelompok untuk pertemuan berikutnya.

Keempat, evaluasi belajar. Penelitian ini terfokus pada dua hasil yang ingin dicapai yaitu tingkat aktifitas pembelajaran yang edukatif dan hasil belajar peserta didik yang maksimal. Untuk melihat aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh guru mitra dan mitra untuk mengumpulkan data setiap peserta yang ikut aktif dalam proses pembelajaran, selain itu untuk mengukur hasil belajar peserta didik, peneliti melakukan tes pada setiap akhir pembelajaran, dengan menggunakan tes objektif. Dilihat dari tes hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran menunjukan peningkatan hasil belajar yang telah memenuhi unsur-unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa pembelajaran yang dikembangkan telah mampu secara empiris meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kesimpulan tersebut didukung oleh hasil analisa statistik terhadap keseluruhan nilai hasil belajar siswa selama uji coba baik uji

coba terbatas maupun uji coba luas yaitu diperoleh t hitung > t tabel pada setiap pengujian. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Game team quiz telah terbukti melalui serangkaian pengujian dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pengembangan model pembelajaran Game team quis yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka dikemukakan rekomendasi kepada beberapa pihak terkait sebagai berikut :

1. Untuk Guru Sejarah

Pembelajaran Game team quis yang dikembangkan telah mampu meningkatkan aktivits dan hasil belajar siswa, oleh karena itu disarankan agar yang telah dihasilkan ini menjadi salah satu alternatif bagi para guru untuk mendidik siswanya agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik di masyarakat serta memiliki hasil belajar yang baik pula sebagai bekal dasar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pembelajaran Game team quis memungkinkan peserta didik memupuk kerjasama antar temannya, terutama setelah dipadukan dengan permainan kuis. Dengan demikian diharapkan guru sejarah semakin meningkatkan kreatifitas dalam penggunaan dan pengembangan metode pembelajaran yang lain.

2. Untuk Kepala Sekolah

Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah terkait dengan kebijakan kepala Sekolah. Dengan demikian, sebagai pengambil kebijakan Kepala Sekolah harus memberikan dukungan terhadap berbagai usaha guru untuk berinovasi dalam pembelajarannya. Dukungan kepala Sekolah akan membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan tentu saja berpengaruh juga pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Pembelajaran Game team quis masih dapat dikembangkan melalui berbagai type yang telah terbukti mampu membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat penelitian ini focus kepada upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik maka hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian lanjutan oleh peneliti berikutnya dimasa yang akan dating.

Alwasilah, C. (2008). Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Arifin, D. (2010). Manajemen Pembelajaran Efektif. Bandung. Pustaka Al- Kasyaf.

Aryani, dan Zaini. (2008). Strategi Belajar Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani.

Bahri, S dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Aunillah, N. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.

Jogjakarta. Laksana.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bogdan dan Biklen. (1982). Qualitatuve Research for Education and Troduction

to Theory and Methode. Boston. Allyn and Baccon.

Cresswell. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design.:Choosing Among Five Traditions. London. Sage Publication.

Cresswell. (2012). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuatitatif dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Dick, W. and Carrey, L. (1985) The Systematic Design of Instruction. Secound Edition. Glenview, Illinois: Scott, Forreman and Company.

Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Edisi Ketiga. .(1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Faisal, S (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya . Usaha Nasional. Gulo, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Grasindo

Hasan, H. (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia ; Isue dalam Ide pembelajaran. Bandung. Rizqi Press.

Harahap, N. (1982). Tehnik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Bulan Bintang. Hanafiah, dan Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama :

Perpustakaan Perguruan Kem P.P dan K

Gottschalk, L. (2008). Mengerti Sejarah. Jakarta. Universitas Indonesia Press Hasbullah. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Hidayatullah. (2010). Pengembangan Model Cooperative Learning Dengan Teknik Team Games Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Siswa Pada Mata Peajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sd Negeri Di Kecamatan Cimarga. Tesis. Tidak Diterbitkan.

Isjoni. (2008). Model-Model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia Malaysia : Efektivitas Model Kooperatif dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung. Historia Utama Press.

Jerolimek, J. (1993). Social Studies in Elementary Education. New York : Macmillan Publishing Co.Ltd

Joyce. B and weil. M. (2011). Models of Teaching: Model-Model Pengajarah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Karli, dan Yuliartiningsih. (2002). Implementasi Kurikulum Berbeasis Kompetensi Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Medika Informasi.

Kartawidjaja. (1987). Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar. Bandung : Sinar Baru Offset.

Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejara. Jogjakarta. Yayasan Bentang Budaya.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan profesi guru. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Lickona. (2010). Pendidikan Karakter Penduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung. Remaja Rosda Karya

Loree, M.R. (1970). Psychology of Education, N.Y.: The Ronald Press, Chapter 4-7.

McDonal dan Hersman. (2011). Guru dan Kelas Cemerlang : Menghidupkan dan meningkatkan pengajaran di dalam kelas. Jakarta. PT Indeks.

Mudjiono dan hasibuan. (2002). Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Muhammad, A. (2011). Pengantar Kajian Sejarah. Bandung. Yrama Widya. Mujis dan Reynold. (2008). Efective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar

Mulyasa, E. (2012). Praktik penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Naim, N. (2011). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Nasution. (1986). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta. Jemmars

Olson dan Hergenhahn. (2010). Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Rivai dan Murni. (2010). Education Management Analisis. Bandung. Rajawali Press

Sjamsuddin, H. (2008). “Pemelajaran Sejarah Refleksi dan Prospek”, dalam

Sejarah Sebuah Penilaian; Refleksi 70 tahun Prof.Dr. H. Asmawi Zainul, M.Pd. Bandung. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Slameto. (1988). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina Aksara.

Slavin, R.E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Soetomo. (2010). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Soyomukti. (2010). Teori-Teori Pendidikan ; Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis- Sosialis, Postmodern. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media

Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung. Sinar Baru Sulo dan Tirtaraharja. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Suharsimi, Suhardjono, dan Ssupardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Bumi Aksara.

Surjadi. (2012). Membuat Siswa Aktif Belajar; 73 Cara Belajar Mengajar dalam Kelompok. Bandung.Mandar Maju.

Suryosubroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial ; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta. Bumi Aksara.

Suparman, M. Atwi. (2004). Desain Instruksional. Jakarta : PAU-Universitas Terbuka.

Supriatna. N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Kritis. Bandung. Historia Utama Press.

Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. : Program Pascasarjana UPI dengan PT. Remaja Rosda Karya.

Tilaar. (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta. Uno, B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Wahab, A. A. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar; Ilmu Pengetahuan Sosial [IPS].Bandung : Alfabeta.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta.

Widja. G. (2002). Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Yogyakarta. Lappera Pustaka Utaman

__________, R. (2008). Metode penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya

Dokumen terkait