• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.KESIMPULAN DAN REKOMENDAS

Dalam dokumen Upload Eprints Undip Ringkasan (Halaman 48-51)

6.1. Kesimpulan

Secara ringkas kesimpulan dibawah merupakan jawaban terhadap pertanyaan

besar yang mendasari penelitian, yaitu: “Bagaimana mobilitas transportasi dan bagaimana kaitannya dengan pemilihan tempat tinggal di kawasan pinggiran Kota Semarang ?”.

Mobilitas transportasi di kawasan pinggiran dipengaruhi oleh proses pemilihan tempat tinggal dan dipengaruhi oleh stata sosial, sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan perkembangan perekonomian. Kondisi masyarakat

Indonesia yang sedang mengalami kepekaan sosial kearah gaya hidup (life style),

maka faktor yang berpengaruh terhadap proses pemilihan tempat tinggal dan mobilitas transportasi (waktu tempuh, frekuensi pergantian moda, biaya transportasi dan pilihan moda trasnportasi) adalah strata sosial, karena faktor jarak tidak selalu menjadi pertimbangan. Kondisi tersebut yang mendasari pembentukan pemaknaan teoritis “Mobilitas transportasi dikaitkan dengan tempat tinggal di kawasan pinggiran Kota Semarang” :(1) semakin meningkat kemampuan ekonomi masyarakat maka akan memilih tempat tinggal pada lingkungan yang nyaman (kesesakan bangunan,

bebas banjir/rob, panorama pegunungan), pemukiman cluster dekat dengan

pelayanan public transport, (2) semakin meningkat kemampuan ekonomi

masyarakat maka akan semakin tidak sensitif terhadap biaya transportasi dan akan

meninggalkan public transport.

Selain ditemukan pengetahuan lokal tentang pengendalian perkembangan kawasan pinggiran dan permasalahan transportasi di Kota Semarang, ditemukan pula pengetahuan teoritis yang memperkaya ilmu perencanaan wilayah dan kota dengan 3 pilar ilmu pengetahuan terkait. Dari dialog antar kasus penelitian dan antar ilmu pengetahuan, 3 pilar ilmu yang diperkaya berdasarkan konstruksi pengetahuan teoritis yang dihasilkan, yakni ilmu manajemen pembangunan kota, tata ruang kota dan ilmu transportasi perkotaan.

1) Bagi ilmu manajemen perkotaan teori ini mampu menjembatani antara permasalahan perkembangan perkotaan tak terkendali di kawasan pinggiran kota yaitu masalah pemukiman dan lingkungan pemukiman

sekaligus permasalahan transportasi yang selama ini

penyelsesaiannya hanya melihat satu sektor saja tanpa mengkaitkan dengan sektor pemilihan tempat tinggal.

2) Bagi ilmu tata ruang kota, sebagai guide line dalam pembuat kebijakan

dan keputusan dalam perkembangan kota dan wilayah yang menyangkut mengendalikan perkembangan pemukiman dan infrastrukturnya termasuk aksenya sehubungan yang dipadukan

dengan sistem transportasi yang direkomendasikan demi

keberlanjutan.

3) Bagi ilmu transportasi memberikan warna baru yang selama ini pada

perencana transportasi hanya melihat satu sisi supply saja dengan

melihat produk dari rumah tangga berupa permintaan perjalanan, sehingga dengan konsepsi teoritis mobilitas transportasi dikaitkan

39

dengan pemilihan tempat tinggal di kawasan pinggiran berhasil memberikan pemecahan permasalahan transportasi di kawasan pinggiran sehubungan dengan penataan pemukiman dan kualitas lingkungan pemukiman.

4) Temuan ini memberikan kontribusi dalam pemikiran mengenai penanganan permasalahan transportasi pada kota-kota yang sedang mengalami proses perkembangan kota menuju kota metropolitan. Dengan pendekatan konsep tersebut maka dalam merencanakan dan

pengelolaan kota yang efisien dan berkelanjutan, proses

perkembangan kota bisa dikendalikan dengan mobilitas.

5) Adapun produk dari konsep ini dalam mengendalikan perkotaan dengan mobilitas yaitu dengan deregulasi kebijakan perijinan

pembangunan pemukiman dengan mengarahkan perijinan

pembangunan pemukiman pada kelas strata social menengah dan strata sosial menegah kebawah dipadukan dengan jalur pelayanan

public transport.

6) kebijakan tentang pertanahan yaitu memperketat perijinan aturan

kepemilikan tanah dan kebijakan sistem transportasi yang dipadukan

dengan kebijakanpemukiman.

6.2. Rekomendasi

a. Sumbangan Teoritik

Dalam penelitian ini memberikan kontribusi pada khasanah pengetahuan teori perencanaan wilayah dan kota terutama dalam menangani masalah perkembangan pemukiman yang tak terkendali di kawasan pinggiran kota. Pengkayaan teori tentang “mobilitas transportasi dikaitkan dengan pemilihan tempat tinggal di kawasan pinggiran kota” merupakan teori pengembangan teori pemukiman yang mana pada teori pemukiman sebelumnya belum pernah mengkaitkan dengan transportasi. Demikian dalam teori transportasi sendiri yang selama ini hanya

terfokus pada supply public transport dalam segi kuantitasnya dan belum melihat

kualitas sesuai yang diharapkan sisi pengguna dan belum mengkaitkan dengan pemilihan tempat tinggal.

Sekalipun terikat dengan studi kasus lokal yaitu Kota Semarang, namun

temuan memberikan kontribusi pengetahuan bersifat general untuk lokasi dengan

permasalahan yang mirip (analogi), sehingga tidak menutup kemungkinan

memberikan khasanah integrasi perencanaan dan perancangan kota yang

sustainable yang memadukan proses perkembangan terencana dengan

pengendalian penataan pemukiman terencana dipadukan dengan sistem transportasi yang terencana.

Namun pengetahuan yang dikontribusikan hanya sebatas potensi integrasi antara penataan pemukiman terencana dan tidak terencana dengan sistem transportasi terencana. Ada bahasan yang tidak dibahas lebih dalam dalam studi ini seperti konsep penataan pemukiman terencana dan konsep sistem transportasi terencana.

b. Sumbangan Praktis

(1) Sebagai guideline pemerintah dalam pengembangan pelayanan angkutan

umum, disarankan terintegrasi dengan perencanaan pemukiman,

diprioeritaskan penentuan jalur-jalur pelayanan angkutan umum pada kelompok 53

40

pemukiman strata menengah dan menengah kebawah dengan melihat data demografi.

(2) Sebagai guideline pemerintah dalam mengembangankan pemukiman dengan

sekaligus menyertakan pelayanan public transport untuk melayani kebutuhan

mobilitas transportasi pemukiman tersebut, dengan maksud agar konsumen terpaksa kalau membeli rumah sekaligus juga membeli transportasinya.

(3) Agar konsep ini bisa trealisasi, bagi pemukiman yang sudah terlanjur

dikembangkan lebih dahulu, maka perlu pembuatan feeder jalur pelayanan

public transport (pedestrian dari pemukiman ke pelayanan public transport

dengan jarak 150 m dan sedangkan dengan jarak lebih dari 150 m disediakan

angkutan lokal menuju pelayanan public transport).

6.2.1. Pengembangan Pengetahuan dalam metode Penelitian

Pengetahuan teoritis ini yang ditemukan dengan paradigma positivistik dan metode deduktif-kuantitatif dengan teknik kualitatif melalui diskusi teoritik dengan fenomena di lapangan menghasilkan interprestasi secara holistik berdasar lokus dan sub lokus terbatas pada kawasan pinggiran Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk generalisasi, untuk memerkuat generalisasi disarankan untuk mengembangkan pengetahuan ini dengan alih pengetahuan pada lokasi kawasan pinggiran di kota lain yang berbeda karakternya, yaitu pada kota kota yang mempunyai perkembangan hampir mirip serta dengan pendekatan yang berbeda. Pemahaman informasi dengan melihat fenomena di lapangan mempunyai

kesulitan yang tinggi, disarankan menggunakan pendekatan mix-methode, karena

pemahaman fenomena sosial sulit untuk dikuantifikasikan sehingga disarankan tidak hanya menggunakan metode kuantitatif saja, namun perlu pennggabungan dengan teknik kualitatif. Karena penelitian ini bertujuan membuat generalisasi maka metode deduktif kuantitatif tetap perlu dilakukan, namun sebagian dari pengetahuan dapat dialihkan sebagai hipotesis kerja bagi penelitian kawasan pinggiran pada lokasi lain yang berbeda karakter kotanya.

6.2.2.Rekomendasi Penelitian Lanjut

Temuan penelitian Mobilitas Transportasi dikaitkan dengan Pemilihan Tempat Tinggal di Kawasan Pinggiran Kota Semarang ini bisa dilanjutkan dengan penelitian pada kawasan pinggiran Kota Semarang tentang hubungan strata sosial dengan pemilihan jenis dan bentuk moda transportasi.

Strata I Strata II Strata III Kelas Menengah Menengah Keatas Kel. Menengah kebawah Damri Ac ?

BRT (Bus Rapit Transit ?) Mono Rail ?

Kendaraan Pribadi ?

41

Dalam dokumen Upload Eprints Undip Ringkasan (Halaman 48-51)

Dokumen terkait