• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab 1V, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Argapura sebagian besar tidak sesuai dengan kemiringan lerengnya. Di antara pemanfaatan lahan yang ada, pemanfaatan lahan ladang merupakan pemanfaatan lahan oleh masyarakat petani setempat yang mempunyai luas paling besar dengan kriteria tidak sesuai dibandingkan dengan pemanfaatan ladang yang sesuai.

2. Faktor-Faktor penyebab pemanfaatan lahan oleh masyarakat setempat yaitu tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, frekuensi mmengikuti penyuluhan, dan tingkat pendapatan. Di antara semua faktor yang semula diduga mendukung ternyata hasil penelitian menyatakan bahwa semakin intensif petani mengikuti penyuluhan, semakin tidak meperhatikan kaidah pemanfaatan lahan sesuai kemiringan lereng. Hal tersebut disebabkan oleh materi penyuluhan hanya intensif untuk eksploitasi lahan tanpa memerhatikan kaidah pelestarian lingkungan hidup. Sehingga proses pendidikan terhadap peserta didik merupakan cara yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan lahan yang sesuai untuk bekal mereka kelak ketika terjun ke masyarakat.

3. Pemahaman peserta didik terhadap kondisi lahan di lingkungan sekitar mereka tidak sejalan dengan sikap mereka terhadap pemanfaatan lahan. Pemahaman peserta didik tentang konsep pemanfaatan lahan di daerah rawan bencana erosi maupun longsor positif tetapi sikap mereka dalam menilai pemanfaatan lahan di lapangan sangat kurang. Sikap peserta didik ternyata tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungannya dengan pemahaman mereka tentang konsep pemanfaatan lahan. Hal ini diprediksi karena bahan ajar tidak kontekstual sehingga menimbulkan gap / kesenjangan antara pemahaman

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kondisi lingkungan dengan sikap mereka terhadap pemanfaatan lahan.

4. Pengembangan bahan ajar IPS berkaitan dengan pemanfaatan lahan pada materi pelestarian lingkungan hidup dilakukan melalui tahaapan-tahapan yaitu: analisis kebutuhan bahan ajar, penyusunan peta bahan ajar, penyusunan bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing. Pengembangan konsep bahan ajar dalam penelitian ini dengan cara menambahkan indikator pembelajaran yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan. Bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar yang berbentuk CD interaktif.

B. Rekomendaasi

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut :

1. Pemanfaatan lahan harus mengikuti kaidah dalam pengolahan lahan supaya kelestarian lingkungan tetap terjaga. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan informal salah satunya dengan cara pembenahan materi penyuluhan oleh petugas penyuluhan.

2. Perumusan bahan ajar selayaknya kontekstual dan Lingkungan sekitar seyogyanya dijadikan sebagai sumber belajar sehingga pemahaman peserta didik terhadap pemanfaatan lahan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, artinya tidak hanya sebatas kognitif saja dan terhindar dari verbalisme. Bahan ajar tentang pemanfaatan lahan dalam penelitian ini baru sampai tataran konsep dan belum diujicobakan kepada peserta didik, diharapkan untuk penelitian selanjutnya bisa diujicobakan.

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan. (2011).

Programa Penyuluhan Kecamatan Argapura 2011. Majalengka : Pemerintah Kabupaten Majalengka.

Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik Daerah kecamatan Argapura. Majalengka: BPS

Bappeda. (2012). Data Sektoral Kabupaten Majalengka. Majalengka: Bappeda Bappeda. (2011). Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Barat Gunung Ciremai

Tahun Anggaran 2010. Majalengka : Bappeda.

Bintarto, R .(1997). Buku Pedoman Geografi Desa. Yogyakarta : UP Spring. Departemen Kehutanan. (1997). Petunjuk Teknis Teknologi Konservasi Tanah

dan Air. Jakarta : Badan Pertanahan Nasional (online). Tersedia: http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/bbsdlp08.pdf.

[20 Januari2013]

Hamdani. (2010). Strategi Belajar dan mengajar.Bandung: Pustaka Setia.. Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Indrawati. (2003). Pengembangan Model Bahan Ajar yang Kontekstual Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (online). Tersedia :

eprints.unsri.ac.id/268/ [5 Agustus 2013]

Isa, I. (2006). Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. Jakarta : Badan Pertanahan Nasional (online). Tersedia: http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id/.../iwan.pdf. [20 Januari2013] Jupri. (2011). Lahan. (on line) Tersedia :

file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...JUPRI/LAHAN.pdf. [18 Agustus 2011]

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK 424/Menhut-II/2004. Tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung pada kelompok Hutan Gunung Ciremai Seluas =15.500 (Lima belas Ribu Lima Ratus) Hektar

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, Provinsi Jawa Barat Menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai.

Kurung dan Ginanjar, M. (2012, April). Restorasi Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Buletin Ciremai Vol 02 No. 04. Kuningan: BTNGC. Lasaiba. (2013). Kajian Keruangan Penggunaan Lahan Dalam Pengembangan

Kota Ambon Berbasis Ekologi. Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 11, (21), 12 halaman. Tersedia:

http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/136_931/kajian-keruangan-penggunaan-lahan--dalam-pengembangan-kota-ambon-berbasis-ekologi [5 Agustus 2013]

Peta Rupabumi Lembar Talaga dan Kuningan Skala 1 : 25.000. (1997). Bogor : Bakosurtanal.

Poerwadarminta. (2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Peraturan Pemerintah RI No. 76 Tahun 2008. Tentang Rehabilitasi Lahan dan Reklamasi Hutan.dalam pasal 1 ayat 1

Prastowo, A .(2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Menciptakan Metode Pembelajaran yang menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva press.

Purnomo, N.H. (2013). Penyebab Dan Sebaran Longsor Lahan Di Kompleks Gunungapi Kuarter Arjuno Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 11, (21), 10 halaman. Tersedia:

http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/136_932/penyebab-dan-sebaran-longsor-lahan-di-kompleks-gunungapi-kuarter-arjuno-jawa-timur [5 Agustus 2013]

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Jakarta : Dewaruci Press

Rafi’i, S. (1984). Meteorologi dan klimatologi. Bandung: Bumi Angkasa

Ridwan. (2010). Dasar-dasar Statisitka. Bandung : Alfabeta

Singarimbun, M. (1995). Metodologi Penelitian Survei. Yogyakarta: LP3ES Sitorus, S. (1981). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarajat, A. (2008). Konsep Pengembangan Bahan Ajar. (Online). Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/. [12 Juni 2012]

Sudjana, N & Rivai, A .( 1989). Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiharsono. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Workshop Program PPG. Tersedia: http://sugiharsono.wordpress.com/2010/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar5/. [12 Juni 2012]

Sugiyono. ( 2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi Metode R & D. Bandung : Alfabeta.

Sulistinah. (2011). Perkuliahan Biogeografi dengan Buku Ajar pada Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya (Suatu Uji Coba). Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 10, (19), 10 halaman. Tersedia: http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/121_815/perkuliahan-biogeografi-dengan-buku--ajar-pada-mahasiswa-s1-berbasis-ekologi[5 Agustus 2013] Surakhmad. (1982). Pengantar penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Suripin. (2004). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : ANDI Offset.

Supriatna, T. (2011). Pengembangan Disain Didaktis Bahan Ajar Pemecahan Masalah matematis Luas Daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama. Tesis : Prodi Pendidikan Matematika UPI

Sutono dan Dariah. (1999). Teknik Konservasi Tanah dan Air. (Online). Tersedia:

http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/lingkungan- environment/water-air/petunjukteknisteknologi-konservasi-tanah-dan-air/pertanamanloron.jpg. [29 September 2011].

Tjasyono, B. (1994). Iklim dan Lingkungan. Jakarta: PT Cendekia Jaya Utama. Undang-undang Republik Indonesia. No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41. Tahun 2009. Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Widyariani, S. (2011). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif pada Tema Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis: Prodi Pendidikan IPA UPI.

Widodo, CS & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Yani, A. (2009). Pengembangan Materi dan Bahan Ajar Geografi. (online). Tersedia: file.upi.edu/...Geografi/.../Materi_dan _Bahan _Ajar_Geografi/pdf. [20 Januari 2013]

Yuwandana, E. (2011). Pemanfaatan Lahan Dangkal Danau Lido untuk Kegiatan Pertanian di Kecamatan Cigombong kabupaten Bogor . Tesis: IPB Bogor.

Dokumen terkait