• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS: Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS: Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN

UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS

(Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh : Enok Yanti

1102632

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN

UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS

(Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)

Oleh Enok Yanti

S.Pd UPI Bandung, 2002

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi

© Enok Yanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

TESIS

ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS (Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP

Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Penguji I

Prof. Dr. Darsiharjo, M.SiNIP. 19620921 1986030 155

Penguji II

Dr. Epon NingrumNIP. 19620304 198704 2 001

Pembimbing I

Prof. Dr. Dede Rohmat, Ir. M.T.NIP. 19640603 198903 1 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad YaniNIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

(4)

ii

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis Pemanfaatan Lahan untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

(Studi Kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)

Oleh : Enok Yanti Nim : 1102632

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh masyarakat petani setempat, mengidentifikasi faktor penyebabnya, mengetahui hubungan pemahaman dengan sikap peserta didik, dan merumuskan bahan ajar IPS tentang pemanfaatan lahan pada materi pelestarian lingkungan hidup.

Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif analitik. Data dikumpulkan melalui survei lapangan, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Populasi penelitian seluruh petani, peserta didik kelas VIII serta guru SMP maupun MTs di Kecamatan Argapura. Sampel petani diambil dengan teknik stratified random sampling berdasarkan status kepemilikan lahan, sampel peserta didik dengan teknik proportional random sampling, dan sampel guru diambil sesuai jumlah populasi yang ada. Teknik analisis data menggunakan prosentase dan regresi linear sederhana serta regresi ganda.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pemanfaatan lahan di Kecamatan Argapura sebagian besar tidak sesuai dengan kemiringan lerengnya hal tersebut disebabkan oleh adanya gap/kesenjangan antara pengetahuan dalam memanfaatkan lahan dengan memahami kondisi lahan yang ada. Faktor yang signifikan mempengaruhi pemanfaatan lahan oleh masyarakat petani setempat yaitu frekuensi mengikuti penyuluhan, tingkat pendidikan petani, tingkat pendapatan petani dan luas kepemilikan lahan, tetapi frekuensi mengikuti penyuluhan dan tingkat pendapatan petani merupakan faktor penyebab pemanfaatan lahan dengan taraf signifikansi negatif. Pemahaman peserta didik terhadap kondisi lahan tidak sejalan dengan sikap mereka terhadap pemanfaatan lahan sehingga perlu perumusan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitar mereka agar pembelajaran lebih bermakna.

Rekomendasi yang diajukan yaitu pemanfaatan lahan harus mengikuti kaidah dalam pengolahan lahan supaya pelestarian lingkungan tetap terjaga, dan bahan ajar yang dihasilkan baru sampai tataran konsep sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan untuk mengujicobakan bahan ajar tentang pemanfaatan lahan pada materi pelestarian lingkungan hidup di SMP kelas VIII semester 1.

(5)

iii

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analysis of Land Use for the Development of Social Science Instructional Materials (Case Study on Environmental Preservation Materials in A Junior

High School, Argapura Subdistrict, Majalengka)

by : Enok Yanti Nim : 1102632

ABSTRACT

This research aims at analyzing the land use by local farmers, identifying the causes, knowing the relationship of understanding of the topics with learners’ attitudes, and formulating materials of social science about the land use on environmental protection materials.

The research used a descriptive analytic method. Data were collected through field surveys, interviews, literature studies and documentations. The population of the study includes all local farmers, the eighth grade students and MTs teachers in Argapura District. Samples of farmers were taken by using stratified random sampling based on land ownership. Samples of learners were taken by proportional random sampling technique and samples of teacher were all members of the population. The data were analyzed using percentages and simple linear and multiple regressions.

The results of the study show that the use of land in the Argapura District is largely incompatible with the slope. This is due to the gap between the knowledge of the land use and the understanding of the existing land condition. The significant factors influencing the land use by the local farmers are the frequency of attending farming counseling/guidance, farmers’ level of education, farmers’ level of income and size of land owned. Yet, the frequency of attending farming counseling/guidance and the farmers’ level of income are the causes of land use that are negatively significant. The students’ understanding of the condition of the land is not in line with their attitude towards the land use so the formulation of suitable materials with the conditions of the environment around them is needed in order to incur more meaningful learning.

It is recommended that the land use must follow the principles of the land management to preserve the environment. The teaching-learning materials produced are also still conceptual and further research should try out teaching-learning materials on the land use in the materials of living environmental preservation in the first semester of Class VIII Junior Highschool.

(6)

vi

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vi A.Pemanfaatan Lahan dan Masalah Lingkungan Hidup ... 9

B.Degradasi Lahan dan Upaya Penanggulangannya ... 15

1. Konservasi Tanah dan Air secara Sipil Teknis ... 18

2. Konservasi Tanah dan Air secara Vegetatif ... 20

3. Rehabilitasi Lahan ... 24

C.Pendidik dan Penyediaan Bahan Ajar ... 26

1. Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar ... 28

2. Ruang Lingkup dan Jenis Bahan Ajar ... 32

3. Langkah-langkah dalam Memilih Bahan Ajar ... 35

4. Strategi Memanfaatkan Bahan Ajar oleh Pendidik dan Peserta didik ... 37

5. Prinsip-prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 39

6. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 40

D.Penelusuran Penelitian ... 43

(7)

vii

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi Penelitian ... 46

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

D. Variabel Penelitian ... 54

E. Kerangka Berfikir Penelitian ... 55

F. Definisi Operasional ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 57

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 57

I. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

1. Lokasi Penelitian ... 64

2. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 65

3. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 84

B. Uji Normalitas Data ... 87

C. Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat Petani Setempat ... 95

D. Faktor-faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat Petani ... 100

1. Hubungan antara Pemahaman dengan Sikap Masyarakat Petani terhadap Pemanfaatan Lahan ... 101

2. Hubungan antara Pemahaman Masyarakat Petani dengan Faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan ... 104

3. Hubungan antara Sikap Masyarakat Petani dengan Faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan ... 107

4. Hubungan antara Pemahaman dan Sikap Masyarakat Petani dengan Faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan ... 109

5. Konklusi Faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat Petani Setempat ... 126

E. Hubungan Pemahaman dengan Sikap Peserta Didik terhadap Pemanfaatan Lahan di Lingkungan Sekitar Mereka ... 129

F. Pengembangan Bahan Ajar IPS di SMP Berkaitan dengan Pemanfaatan Lahan pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup ... 133

G. Pembahasan ... 138

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 149

B. Rekomendasi ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151

(8)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lahan sebagai sumberdaya alam fisik mempunyai peranan sangat penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan semua aktivitas kehidupan misal untuk pemukiman, kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya. Lahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan maka dalam pemanfaatan lahan harus sesuai dengan karakteristik lahan sehingga kelestarian lingkungan akan tetap terjaga.

Hampir separuh (45 %) wilayah Indonesia berupa perbukitan dan pegunungan yang ditandai dengan tofo-fisiografi yang sangat beragam, sehingga praktek budidaya pertanian di lahan pegunungan memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan pertanian Nasional. Selain memberi manfaat bagi jutaan petani, lahan pegunungan juga berperan penting dalam menjaga fungsi lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan penyangga daerah di bawahnya. Idealnya untuk daerah pegunungan atau perbukitan pemanfaatan lahan yang sesuai yaitu dengan penanaman tanaman tahunan atau kayu-kayuan sehingga daerah tersebut cocok untuk daerah konservasi yang akan memberikan perlindungan dan keberlangsungan untuk daerah sekitarnya.

(9)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pertimbangan kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan struktur ruang yang terdapat di Kabupaten Majalengka Kecamatan Argapura termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Selatan. Menurut Bappeda (2012:29) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan, dengan fungsi utama sebagai kawasan konservasi, pengembangan kegiatan Sosial Ekonomi berbasis Pertanian, dan Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi : Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg, dan Lemahsugih, dengan pusatnya di Kecamatan Talaga. Kawasan ini memiliki fungsi utama sebagai pusat pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dll), jasa pariwisata, pelayanan sosial, dan pelayanan umum. Dengan kata lain wilayah ini merupakan kawasan konservasi yang akan memberikan perlindungan bagi keberlangsungan WP Tengah dan WP Utara. Dengan demikian wilayah selatan menjadi wilayah produksi pertanian yang potensial sekaligus sebagai kawasan yang menjadi suplier bagi kebutuhan bahan baku sektor industri.

Sebagian wilayah di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka awalnya berstatus sebagai kawasan hutan lindung dan hutan produksi, sedangkan sekarang sebagian wilayah tersebut berstatus kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Status kawasan hutan lindung Gunung Ciremai mengalami perubahan menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan R.I nomor SK 424/menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang perubahan status hutan lindung menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, dengan luas ± 15.500 (lima belas ribu lima ratus) Ha yang terletak di Kabupaten Majalengka dan Kuningan dan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Majalengka seluas 6.933,13Ha (5,76 %) dari total luas wilayah Kabupaten Majalengka (Kurung dan Ginanjar, 2012:8). Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang terletak di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka yaitu Argalingga, Cikaracak, Gunung Wangi, Mekarwangi, Argamukti, dan Tejamulya.

(10)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menurut peraturan tidak boleh diganggu maupun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sedangkan dahulu masyarakat sekitar banyak memanfaatkan wilayah hutan produksi dengan cara bercocok tanam dengan cara tumpang sari. Berubahnya status kawasan tersebut dan semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di Kecamatan Argapura, hal tersebut menyebabkan masyarakat petani turun gunung dan akhirnya memanfaatkan lahan mereka meskipun tidak layak untuk diolah sebagai lahan pertanian. Banyak lahan dengan kemiringan curam yang seharusnya digunakan untuk tanaman tahunan atau kayu-kayuan tetapi dimanfaatkan oleh petani sebagai tanaman semusim / hortikultura dengan tidak mengindahkan kelestarian lingkungan.

Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka mempunyai penggunaan lahan didominasi oleh lahan kering dengan mengusahakan berbagai macam tanaman hortikultura, perkebunan dan tanaman pangan. Sebagian wilayah Kecamatan Argapura merupakan perbukitan dengan lereng yang curam dan terletak di kaki Gunung Ciremai. Kondisi topografis ini selain sangat berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga mengakibatkan terdapatnya daerah rawan longsor khususnya daerah yang mempunyai lereng yang curam. Menurut survei awal ternyata sebagian wilayah Kecamatan Argapura merupakan daerah rawan longsor dan sebagian mempunyai lahan kritis, hal ini disebabkan oleh perlakuan masyarakat petani dalam mengolah lahan yang tidak mengindahkan kaidah kelestarian lingkungan. Perlakuan tersebut misalnya lahan diolah terus menerus tanpa ada jeda dalam penanaman tiap tahunnya dan belum menggunakan teknik konservasi yang baik.

(11)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu adanya peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat khususnya di daerah yang mempunyai kemiringan lereng sangat curam akan pentingnya kawasan lindung sebagai kawasan konservasi yang akan memberikan kelangsungan hidup masyarakat Majalengka di masa yang akan datang. Peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat bisa melalui pendidikan geografi dengan cara menelaah kembali bahan ajar Geografi di SMP tentang pelestarian Lingkungan Hidup sehingga generasi penerus bangsa dalam hal ini peserta didik bisa menerapkan pengetahuan geografi di lapangan kelak ketika mereka terjun di masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena tidak menutup kemungkinan peserta didik yang berada di Kecamatan Argapura ada yang mengikuti jejak orang tuanya sebagai pengolah lahan. Meskipun peserta didik ada yang tidak mengikuti orang tuanya sebagai pengolah lahan, minimal mereka bisa berinteraksi dengan orang tuanya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani untuk bisa mengelola lahan dengan arif sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga. Hal itu disebabkan karena hasil pendidikan yang diisyaratkan oleh Undang-Undang yaitu menghasilkan warga yang bertanggungjawab salah satunya yaitu dengan peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup sekitar mereka bukan hanya menghasilkan peserta didik yang bisa menjawab soal-soal ujian tanpa bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

(12)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ke dalam bahan ajar geografi tersebut. Latar belakang masalah di atas disajikan pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Latar Belakang Masalah

Jenis Penggunaan Lahan Penduduk

Sesuai kharakteristik lahan

Pemukiman, Pertanian, Hutan lindung, Hutan Produksi, Peternakan, dll.

Kebutuhan Hidup

TNGC

Pemanfaatan Lahan milik masyarakat yang tidak sesuai dengan kharakteristik lahan

Tindakan

Pencegahan Penanganan

Konservasi Fisik Pemberdayaan Masyarakat

Proses pendidikan

Pembelajaran Geografi

Pemanfaatan Lahan belum masuk ke dalam bahan ajar

Pengembangan Bahan Ajar Penggarapan lahan di hutan lindung dan hutan produksi Kebijakan TNGC

Penggarapan lahan di hutan lindung dan hutan produksi dilarang

(13)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang “Analisis Pemanfaatan Lahan untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS (Studi Kasus pada Materi pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)”, sehingga tercipta pembelajaran kontekstual antara materi dengan keadaan sesungguhnya dan akhirnya akan menumbuhkan kebermaknaan dalam pembelajaran.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang di atas, dirumuskan pokok permasalahan yang akan diteliti yaitu : “ Bagaimanakah Mengintroduksi kharakteristik Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Argapura sebagai Pengembangan Bahan Ajar IPS pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup ” Secara lebih rinci, masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemanfaatan lahan di Kecamatan Argapura oleh masyarakat petani setempat ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan pemanfaatan lahan oleh masyarakat petani setempat ?

3. Bagaimanakah hubungan pemahaman dengan sikap peserta didik terhadap pemanfaatan lahan di lingkungan sekitar mereka ?

4. Bagaimanakah pengembangan konsep bahan ajar IPS di SMP berkaitan dengan pemanfaatan lahan pada Pokok Bahasan pelestarian lingkungan hidup ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi pemanfaatan lahan oleh masyarakat petani Kecamatan Argapura berkenaan dengan pelestarian lingkungan hidup.

(14)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengidentifikasi hubungan pemahaman dengan peserta didik tentang pemanfaatan lahan di sekitar lingkungan mereka.

4. Merumuskan bahan ajar IPS yang bisa dikembangkan untuk materi pelestarian lingkungan hidup pada jenjang SMP.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian tentang Analisis pemanfaatan lahan di Kecamatan Argapura ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi :

a. Pengembangan materi tentang pemanfaatan lahan yang bisa dimasukkan ke dalam bahan ajar IPS pada pokok bahasan Pelestarian Lingkungan Hidup semester 1 kelas 8 pada jenjang SMP.

b. Sebagai masukan data untuk penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan lahan dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar IPS Geogerafi..

2. Manfaat Praktis

Penelitian tentang Analisis Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Argapura ini secara praktis diharapkan :

a. Bermanfaat bagi pendidik untuk meningkatkan pembelajaran IPS dengan cara menggunakan bahan ajar yang dibuat sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar atau kontekstual sehingga penggunaan bahan ajar tidak terpaku pada bahan ajar yang sudah ada dari buku atau penerbit.

b. Bermanfaat bagi peserta didik sehingga mereka memahami tentang pemanfaatan lahan yang bijak terhadap kelestarian lingkungan di sekitar mereka.

(15)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka, yang terdiri atas pemanfaatan lahan dan masalah lingkungan hidup, degradasi lahan dan upaya penanggulangannya, pendidikan dan penyediaan bahan ajar serta penelusuran penelitian terdahulu.

BAB III : Prosedur penelitian, yang terdiri atas metode penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, Kerangka berfikir penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, serta teknik analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian yaitu Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat Petani Setempat, Faktor-faktor Penyebab Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Petani setempat, Hubungan Pemahaman dengan Peserta Didik Terhadap Pemahaman lahan, Pengembangan Bahan Ajar IPS di SMP Berkaitan dengan Pemanfaatan Lahan pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup, Analisis data serta Pembahasan.

(16)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Menurut Surakhmad (1982:12) “metode deskriptif analitik adalah penyelidikan deskriptif yang tertuju pada suatu cara untuk memecahkan suatu masalah yang ada sekarang diantaranya menuturkan dan menafsirkan data yang ada, mengklasifikasikan, disusun, dijelaskan dan dianalisis”. Metode deskriptif analitik didasarkan bahwa penelitian ini akan menggambarkan dan mengidentifikasi secara faktual mengenai fakta, sifat, dan hubungannya antara fenomena yang ada di daerah penelitian. Fenomena tersebut yaitu fenomena pemanfaatan lahan diintroduksikan ke dalam bahan ajar geografi pada materi pelestarian lingkungan hidup.

Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Menurut Singarimbun, M (1995 : 3) “penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh masyarakat petani petani dan data terkait lainnya juga untuk memperoleh data dari peserta didik yang ada di Kecamatan Argapura mengenai pemahaman terhadap pemanfaatan lahan pada proses pembelajaran pelestarian lingkungan hidup.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Maja, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sindang dan Kecamatan Rajagaluh serta sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banjaran.

(17)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kecamatan Argapura teridiri atas 14 Desa yaitu : Desa Sagara, Desa Cibunut, Desa Tejamulya, Desa Sukasari Kidul, Desa Sukasari Kaler, Desa Sadasari, Desa Sukadana, Desa Argamukti, Desa Argalingga, Desa Haurseah, Desa Gunungwangi, Desa Mekarwangi, Desa Heubeulisuk, dan Desa Cikaracak. Berdasarkan random sampling maka didapat 4 Desa yang disurvei yaitu Desa Mekarwangi, Desa Argalingga, Desa Sukasari Kidul dan Desa Tejamulya.

Penelitian juga dilakukan terhadap semua SMP yang terdapat di Kecamatan Argapura. Sekolah yang terdapat di Kecamatan Argapura terdapat 3 SMP Negeri dan 1 MTs Swasta. SMP Negeri terdiri atas SMP Negeri 1 Argapura, SMP Negeri 2Argapura, SMP Negeri 3 Argapura dan MTs Al Mudzakirin.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto, S (1992:102) “populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian”. Sedangkan “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi” (Arikunto, 1992: 104). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala

(18)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1.

Jumlah populasi penelitian sekolah

No Nama Sekolah Jumlah peserta

didik kelas VIII

Sumber : Hasil survei 2013

Tabel 3.2.

Jumlah Populasi Keluarga Petani

No Nama Desa KK

Tani

Status Kepemilikan Lahan

Pemilik Penggarap Pemilik Penggarap

(19)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa populasi penelitian untuk peserta didik kelas VIII jenjang SMP di Kecamatan Argapura sebanyak 295 orang. Sedangkan populasi untuk Guru IPS di Kecamatan Argapura adalah sebanyak 10 orang. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah Proportional random sampling dengan membuat proporsi masing-masing jumlah sampel sesuai dengan jumlah peserta didik kelas VIII yang ada di SMP dan MTs tersebut sedangkan khusus untuk populasi guru IPS Geografi sampelnya diambil semua berdasarkan jumlah populasi.

Sedangkan untuk populasi kepala keluarga tani tersebar di 14 Desa seperti ditampilkan pada tabel 3.2 di atas. Pengambilan sampel kepala keluarga tani dilakukan melalui dua tahap, pertama pengambilan sampel wilayah dan yang kedua pengambilan sampel kepala keluarga tani berdasarkan status kepemilikan lahan. Pengambilan sampel wilayah dilakukan dengan cara mengelompokkan wilayah tersebut berdasarkan kecenderungan petani dalam melakukan pola tanam dan jenis tanaman. Dari 14 Desa yang ada di Kecamatan Argapura, dikelompokkan menjadi empat kelompok utama. Kelompok pertama yaitu terdiri atas 2 desa yaitu DesaTejamulya dan Desa Cibunut dengan dominasi tanaman bawang merah. Kelompok yang kedua teridri atas 4 desa yaitu Desa Argalingga, Desa Argamukti, desa Sukadana dan DesaCikaracak yang dengan pola tanam tergantung musim pada tanaman cabe, kentang, bawang daun dan wortel. Kelompok yang ketiga terdiri atas 4 desa yaitu Desa Sagara, Desa Sukasari kaler, Desa Sukasari kidul dan Desa Sadasari dengan jenis tanaman padi, bawang daun, dan ubi jalar. Kelompok yang keempat terdiri atas 4 desa yaitu Desa Heubeulisuk, Desa Mekarwangi, Desa Gunungwangi dan Desa Haurseah dengan jenis tanaman dominan padi dengan diselingi bawang merah.

(20)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lahan yaitu sebagai pemilik, penggarap, pemilik penggarap dan buruh tani. Pengambilan sampel ini berdasarkan rumus yang diambil dari Ridwan ( 2010 : 65)

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = Nilai presisi ( ditetapkan 8 % atau 0,08 dengan tingkat kepercayaan 95 % ).

Berdasarkan rumus di atas, dilakukan perhitungan untuk menentukan sampel penelitian peserta didik, dan kepala keluarga tani dari populasi yang ada. Sedangkan untuk guru sampelnya diambil sesuai dengan jumlah populasi yang ada. Perhitungan jumlah sampel peserta didik tertera di bawah ini dan disajikan pada tabel 3.3 :

a. Jumlah sampel keseluruhan

Populasi siswa total dari 4 sekolah sampel: 295 orang (siswa)

b. Jumlah sampel per sekolah

Argapura 1. Populasi Argapura (sampel 1) = 145

Argapura 2

Populasi Argapura (sampel 2) = 58

Argapura 3

Populasi Argapura (sampel 3) = 45

N

n =

(21)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Almuzakirin

Populasi Almuzakirin (sampel 4) = 47

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Peserta Didik dan Guru

No. Nama Sekolah

Populasi Sampel

Peserta

didik Guru

Peserta

didik Guru

1. SMPN Argapura 1 145 2 50 2

2. SMPN Argapura 2 58 3 20 3

3. SMPN Argapura 3 45 4 16 4

4. MTs Almudzakirin 47 1 16 1

Jumlah 295 10 102 10

Sumber : Hasil perhitungan, 2013

Sedangkan perhitungan sampel keluarga petani disajikan di bawah ini dan tertera pada tabel 3.4.

a. Jumlah sampel keseluruhan

Populasi petani total dari 4 desa sampel: 536orang (KK petani)

b. Jumlah sampel per desa sampel

Argalingga. Populasi Argalingga (desa sampel 1) = 191

≈ Sukasari

(22)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

≈ Tejamulya

Populasi Tejamulya (desa sampel 3) = 173

≈ Mekarwangi

Populasi Mekarwangi (desa sampel 4) = 56

c. Jumlah sampel per klasifikasi petani pada desa sampel

Contoh perhitungan sampel untuk petani pemilikArgalingga(desa sampel 1) Populasi Petani Pemilik = 23 (KK petani)

Tabel 3.4 Jumlah sampel petani

Desa Pemilik Penggarap Pemilik-penggarap Buruh tani Jumlah total Populasi Sampel Populasi Sampel Populasi Sampel Populasi Sampel Populasi Sampel

Argalingga 23 5 9 2 146 33 13 3 191 43

Sikasari 37 8 13 3 53 12 13 3 116 26

Tejamulya 37 8 26 6 101 23 9 2 173 39

Mekarwangi 17 4 9 2 13 3 17 4 56 13

Jumlah 114 25 57 13 313 71 52 12 536 121

(23)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

(24)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto,S (1992:99) “Variabel yaitu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas faktor-faktor penyebab pemanfaatan lahan (tingkat pendidikan petani, luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, penyuluhan, dan pendapatan), Pemahaman terhadap pemanfaatan lahan dan sikap terhadap pemanfaatan lahan.

(25)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Kerangka Berfikir Penelitian

Gambar 3.3

Kondisi Lingkungan Pendidikan di sekolah jenjang SMP

(26)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kerangka Berfikir

F. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Analisis Pemanfaatan Lahan sebagai Pengembangan Bahan Ajar IPS (Studi kasus pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka)”, supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran judul maka penulis membatasi definisi judul penelitian sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Lahan

Lahan menurut Arsyad, S (1989:207) didefinisikan sebagai “lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda-benda yang terdapat di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan”.

Pemanfaatan lahan yaitu jenis pemanfaatan lahan yang ada khususnya hasil aktivitas manusia baik berupa permukiman, lahan pertanian dan infrastruktur yang lain. Pada penelitian ini dibahas pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka berdasarkan kemiringan lereng.

2. Pelestarian Lingkungan hidup

Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-undang No 23 tahun 2007 adalah “kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya”. Sedangkan pelestarian lingkungan hidup adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.

3. Pengembangan Bahan Ajar Geografi

(27)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Pengembangan bahan ajar geografi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana mengintroduksi fenomena pemanfaatan lahan khususnya di Kecamatan Argapura ke dalam bahan ajar geografi yaitu materi pelestarian lingkungan hidup. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar terdiri atas: analisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, dan menyusun struktur bahan ajar. Sedangkan bahan ajar yang dihasilkan belum diujicobakan kepada peserta didik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipergunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu tentang pemanfaatan lahan kaitannya dengan pengembangan konsep bahan ajar IPS Geografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1) Observasi lapangan, yaitu pengamatan langsung terhadap objek penelitian di lapangan untuk memperoleh data yang aktual.

2) Kuesioner, yaitu membagikan daftar pertanyaan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan.

3) Wawancara, yaitu melakukan komunikasi langsung terhadap responden secara acak untuk melihat validitas jawaban kuesioner dengan pertanyaan yang identik dengan isi kuesioner yang telah diisi oleh responden.

4) Studi literatur, digunakan sebagai pembanding atau untuk mendukung informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

5) Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan menggunakan dan mempelajari sumber-sumber dokumentasi hasil penelitian terdahulu.

(28)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto, S (1992: 144) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu intrumen penelitian dikatakan valid apabila pengukur mampu mengukur data dari variabel yang diukur secara tetap. Validitas berkaitan dengan ketetapan dan keabsahan alat ukur, dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Pengujian validitas instrumen baik instrumen untuk peserta didik, guru maupun instrumen petani menggunakan perhitungan SPSS versi 16. Menentukan valid atau tidaknya instrumen untuk peserta didik yaitu dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi r hitung dengan nilai koefisien r kritik uji nilai koefisien dari taraf signifikan 5 % atau taraf kepercayaan 95 % dengan jumlah N = 30 (sampel sementara untuk uji instrumen) adalah 0,361 r kritik. Jika r hitung > r kritik maka instrumen tersebut valid sedangkan jika r hitung < r kritik maka instrumen tersebut tidak valid. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji

instrumen terhadap 30 orang peserta didik, dapat diketahui item pertanyaan dan pernyataan yang valid untuk setiap nomer item dalam instrumen penelitian ini. Dari 32 item instrumen kuesioner terdapat 29 item yang valid sedangkan jumlah item instrumen yang tidak valid sebanyak 3 item yaitu nomer 20, 27 dan 30. Item instrumen yang tidak valid tersebut tetap dipergunakan dalam penelitian setelah direvisi.

(29)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini. Dari 40 item instrumen kuesioner terdapat 36 item yang valid sedangkan jumlah item isntrumen yang tidak valid sebanyak 4 item yaitu nomer 23, 26, 32,39. Item instrumen yang tidak valid tersebut tetap dipergunakan dalam penelitian setelah direvisi.

Sedangkan untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen untuk petani sama seperti menguji validitas untuk peserta didik dan guru yaitu dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi r hitung dengan nilai koefisien r kritik. Uji nilai koefisien dari taraf signifikan 5 % atau taraf kepercayaan 95 % dengan jumlah N = 20 (sampel sementara untuk uji instrumen) adalah 0,444 r kritik. Jika r hitung > r kritik maka instrumen tersebut valid sedangkan jika r hitung < r kritik maka instrumen tersebut tidak valid. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji

instrumen terhadap 20 orang petani, dapat diketahui item pertanyaan dan pernyataan yang valid untuk setiap nomer item dalam instrumen penelitian ini. Dari 94 item instrumen kuesioner terdapat 88 item yang valid sedangkan jumlah item isntrumen yang tidak valid sebanyak 6 item yaitu nomer 63, 64, 65, 66, 86, dan 94. Item instrumen yang tidak valid tersebut tetap dipergunakan dalam penelitian setelah direvisi.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen mempunyai tujuan supaya data yang dihasilkan dapat dipercaya karena uji reliabilitas ini mempunyai tujuan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat ukur atau instrumen dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil. Instrumen dinyatakan reliabel jika digunakan untuk mengukur subjek yang sama akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Reliabilitas juga dapat dinyatakan merupakan keajegan, artinya bila instrumen ini digunakan dalam waktu yang berbeda hasilnya konsisten.

(30)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skornya dan data dari kedua belahan itu dientri ke dalam softwre SPSS versi 16 kemudian akan dihasilkan angka( r11).

Berdasarkan hasil analisis data uji reliabilitas peserta didik diperoleh r 11 untuk instrumen adalah 0,991, sehingga dapat disimpulkan instrumen penelitian ini reliabilitasnya sangat tinggi, hal ini karena r 11 > r hitung yaitu 0,361. Mengetahui tingkatan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.5.

Berdasarkan hasil analisis data uji reliabilitas intrumen guru diperoleh harga reliabilitas instrumen atau r 11 = 0,998, sehingga dapat disimpulkan instrumen penelitian untuk guru ini reliabilitasnya sangat tinggi, hal ini karena r 11 > r hitung yaitu 0,878. Data pengujian reliabilitas instrumen untuk guru pada

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B.6. Selanjutnya hasil analisis uji reliabilitas instrumen untuk petani diperoleh r 11 = 0,843. Dapat disimpulkan juga bahwa instrumen penelitian untuk petani reliabilitasnya sangat tinggi, hal ini karena r 11 > r hitung yaitu 0,444.

Tabel 3.5

Klasifikasi Nilai Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,21 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono ( 2008 : 175)

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Sugiyono ( 2008 :142) adalah:

Proses pengelompokkan data berdasarkan variabel dan respon, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

(31)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut : Langkah pertama menggunakan penskoran, penskoran hasil instrumen kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan bentuk cheklist. Skala likert diambil oleh penulis untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena yang terjadi. Skala likert disusun dengan gradasi dari sangat posistif sampai sangat negatif dengan kriteria penilaian sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu dengan skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1.

Langkah kedua dalam menganalisis yaitu persentase. Data hasil penelitian yang terkumpul ditabulasikan dengan cara menjumlahkan dan membandingkan dengan jumlah total, selanjutnya diperoleh data presentase, kemudian diklasifikasikan dalam bentuk tabel dan grafik. Sedangkan rumus presentase yang dipergunakan adalah :

Dimana : P = prosentase f = data yang dibuat

n = jumlah seluruh data yang didapat 100% = konstanta

Langkah ketiga untuk menganalisis penyebab pemanfaatan lahan dipergunakan regresi linier dengan cara menggandengkan variabel (x) dengan variabel antara (y). Regresi linear yang dipakai adalah regresi sederhana dan regresi linear ganda. Dari grafik regresi diperoleh persamaan garis regresi, yaitu:

Regresi linear sederhana

Regresi linear Ganda

Y = a + b X f

P = x 100 % n

(32)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan`:

Y = variabel dependen ( nilai yang diprediksikan) X, X1, Xn = variabel independen

a = konstanta; b = koefisien reresi

(33)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab 1V, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Argapura sebagian besar tidak sesuai dengan kemiringan lerengnya. Di antara pemanfaatan lahan yang ada, pemanfaatan lahan ladang merupakan pemanfaatan lahan oleh masyarakat petani setempat yang mempunyai luas paling besar dengan kriteria tidak sesuai dibandingkan dengan pemanfaatan ladang yang sesuai.

2. Faktor-Faktor penyebab pemanfaatan lahan oleh masyarakat setempat yaitu tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, frekuensi mmengikuti penyuluhan, dan tingkat pendapatan. Di antara semua faktor yang semula diduga mendukung ternyata hasil penelitian menyatakan bahwa semakin intensif petani mengikuti penyuluhan, semakin tidak meperhatikan kaidah pemanfaatan lahan sesuai kemiringan lereng. Hal tersebut disebabkan oleh materi penyuluhan hanya intensif untuk eksploitasi lahan tanpa memerhatikan kaidah pelestarian lingkungan hidup. Sehingga proses pendidikan terhadap peserta didik merupakan cara yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan lahan yang sesuai untuk bekal mereka kelak ketika terjun ke masyarakat.

(34)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kondisi lingkungan dengan sikap mereka terhadap pemanfaatan lahan.

4. Pengembangan bahan ajar IPS berkaitan dengan pemanfaatan lahan pada materi pelestarian lingkungan hidup dilakukan melalui tahaapan-tahapan yaitu: analisis kebutuhan bahan ajar, penyusunan peta bahan ajar, penyusunan bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing. Pengembangan konsep bahan ajar dalam penelitian ini dengan cara menambahkan indikator pembelajaran yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan. Bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar yang berbentuk CD interaktif.

B. Rekomendaasi

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut :

1. Pemanfaatan lahan harus mengikuti kaidah dalam pengolahan lahan supaya kelestarian lingkungan tetap terjaga. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan informal salah satunya dengan cara pembenahan materi penyuluhan oleh petugas penyuluhan.

(35)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan. (2011).

Programa Penyuluhan Kecamatan Argapura 2011. Majalengka : Pemerintah Kabupaten Majalengka.

Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik Daerah kecamatan Argapura. Majalengka: BPS

Bappeda. (2012). Data Sektoral Kabupaten Majalengka. Majalengka: Bappeda

Bappeda. (2011). Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Barat Gunung Ciremai Tahun Anggaran 2010. Majalengka : Bappeda.

Bintarto, R .(1997). Buku Pedoman Geografi Desa. Yogyakarta : UP Spring.

Departemen Kehutanan. (1997). Petunjuk Teknis Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Badan Pertanahan Nasional (online). Tersedia: http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/bbsdlp08.pdf.

[20 Januari2013]

Hamdani. (2010). Strategi Belajar dan mengajar.Bandung: Pustaka Setia..

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Indrawati. (2003). Pengembangan Model Bahan Ajar yang Kontekstual Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (online). Tersedia :

eprints.unsri.ac.id/268/ [5 Agustus 2013]

Isa, I. (2006). Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. Jakarta : Badan Pertanahan Nasional (online). Tersedia: http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id/.../iwan.pdf. [20 Januari2013]

Jupri. (2011). Lahan. (on line) Tersedia :

file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...JUPRI/LAHAN.pdf. [18 Agustus 2011]

(36)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, Provinsi Jawa Barat Menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai.

Kurung dan Ginanjar, M. (2012, April). Restorasi Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Buletin Ciremai Vol 02 No. 04. Kuningan: BTNGC.

Lasaiba. (2013). Kajian Keruangan Penggunaan Lahan Dalam Pengembangan Kota Ambon Berbasis Ekologi. Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 11, (21), 12 halaman. Tersedia:

http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/136_931/kajian-keruangan-penggunaan-lahan--dalam-pengembangan-kota-ambon-berbasis-ekologi [5 Agustus 2013]

Peta Rupabumi Lembar Talaga dan Kuningan Skala 1 : 25.000. (1997). Bogor : Bakosurtanal.

Poerwadarminta. (2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Peraturan Pemerintah RI No. 76 Tahun 2008. Tentang Rehabilitasi Lahan dan Reklamasi Hutan.dalam pasal 1 ayat 1

Prastowo, A .(2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Menciptakan Metode Pembelajaran yang menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva press.

Purnomo, N.H. (2013). Penyebab Dan Sebaran Longsor Lahan Di Kompleks Gunungapi Kuarter Arjuno Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 11, (21), 10 halaman. Tersedia:

http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/136_932/penyebab-dan-sebaran-longsor-lahan-di-kompleks-gunungapi-kuarter-arjuno-jawa-timur [5 Agustus 2013]

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Jakarta : Dewaruci Press

Rafi’i, S. (1984). Meteorologi dan klimatologi. Bandung: Bumi Angkasa

Ridwan. (2010). Dasar-dasar Statisitka. Bandung : Alfabeta

Singarimbun, M. (1995). Metodologi Penelitian Survei. Yogyakarta: LP3ES

(37)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarajat, A. (2008). Konsep Pengembangan Bahan Ajar. (Online). Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/. [12 Juni 2012]

Sudjana, N & Rivai, A .( 1989). Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiharsono. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Workshop Program PPG. Tersedia: http://sugiharsono.wordpress.com/2010/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar5/. [12 Juni 2012]

Sugiyono. ( 2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi Metode R & D. Bandung : Alfabeta.

Sulistinah. (2011). Perkuliahan Biogeografi dengan Buku Ajar pada Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya (Suatu Uji Coba). Jurnal Pendidikan Geografi UNESA [Online], Vol 10, (19), 10 halaman. Tersedia: http://geografi.jurnal.unesa.ac.id/121_815/perkuliahan-biogeografi-dengan-buku--ajar-pada-mahasiswa-s1-berbasis-ekologi[5 Agustus 2013]

Surakhmad. (1982). Pengantar penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Suripin. (2004). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : ANDI Offset.

Supriatna, T. (2011). Pengembangan Disain Didaktis Bahan Ajar Pemecahan Masalah matematis Luas Daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama. Tesis : Prodi Pendidikan Matematika UPI

Sutono dan Dariah. (1999). Teknik Konservasi Tanah dan Air. (Online). Tersedia:

http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/lingkungan- environment/water-air/petunjukteknisteknologi-konservasi-tanah-dan-air/pertanamanloron.jpg. [29 September 2011].

Tjasyono, B. (1994). Iklim dan Lingkungan. Jakarta: PT Cendekia Jaya Utama.

Undang-undang Republik Indonesia. No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(38)

Enok Yanti, 2013

Analisis Pemanfaatan Lahan Untuk Pengembangan Bahan Ajar IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41. Tahun 2009. Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Widyariani, S. (2011). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif pada Tema Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis: Prodi Pendidikan IPA UPI.

Widodo, CS & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Yani, A. (2009). Pengembangan Materi dan Bahan Ajar Geografi. (online). Tersedia: file.upi.edu/...Geografi/.../Materi_dan _Bahan _Ajar_Geografi/pdf. [20 Januari 2013]

Gambar

Gambar 1.1 Latar Belakang Masalah
Tabel 3.2. Jumlah Populasi Keluarga Petani
Tabel 3.3  Jumlah Sampel Peserta Didik dan Guru
Tabel 3.4 Jumlah sampel petani
+4

Referensi

Dokumen terkait

Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya berdasarkan DMRT level 1% dan 5% Hasil analisa berat segar tanaman sawi (Gambar

Forecast Error Variance Decomposition adalah metode yang digunakan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel. yang ditunjukkan oleh perubahan error variance

tahun 2014 yang berasal dari Desa Tegalrejo mayoritas berada pada kategori kelas A yang berjumlah sebelas atau 57,9%, diikuti oleh kategori kelas B yang berjumlah empat

Jadi semakin berkurangnya komposisi tepung terigu dan bertambahnya tepung cangkang rajungan dalam pembuatan mie basah ini, maka semakin berkurang nilai kadar karbohidrat mie

Pesatnya perubahan guna lahan menjadi lahan terbangun yang terjadi di kawasan sekitar Kampus UNDIP Tembalang ini tidak memperhatikan fungsi lahan sebagai resapan

Seperti yang telah dipaparkan dalam konsep kebudayaan menurut koenjoroningkrat, bagaimana pada dasarnya keseluruhan masyarakat Jawa tidaklah lepas dari aspek budaya

1) Peserta didik diminta mengamati tentang contoh gambar berkaitan dengan keunggulan ekonomi seperti gambar PT Freeport, pecan raya, batik, dan sebagainya. 2) Berdasarkan

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator kemampuan komunikasi matematika yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) siswa mampu menyatakan ide