• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN SAYUR SAWI HIDROPONIK MENGGUNAKAN NUTRISI AIR CUCIAN BERAS DAN CANGKANG TELUR AYAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN SAYUR SAWI HIDROPONIK MENGGUNAKAN NUTRISI AIR CUCIAN BERAS DAN CANGKANG TELUR AYAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN SAYUR SAWI HIDROPONIK MENGGUNAKAN NUTRISI AIR CUCIAN BERAS DAN CANGKANG TELUR AYAM

Gusti Rokhmaniyati Iskarlia

Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur e-mail : gusti.polihasnur@gmail.com

ABSTRACT

Currently, hydroponic is being developed due to advantage such as using not much land, so it can use limited space land. Hydroponic nutrients consist of nutrients A and nutrients B or mixture of it. These nutrients are obtained in a ready-made state at a hydroponic store. Plant growth nutrients obtained with economical and environmentally-friendly values. In order to save the costs, the hydroponic nutrients obtained from household waste and rice water washing (leri).

Commonly, the mustard plant is used as a hydroponic plant seed. The observation was done gradually and measured by sighting on leaf variable and area index at age 7 HST, 14 HST, 21 HST, 28 HST and 35 HST. The measure was continued by calculate the plant fresh weight which was weight of the total plant fresh weight in the morning after harvesting. Growth rate of plants was measured by weighing the weight of the plant at two time intervals of 14 HST and 28 HST. The method of this study was used Completely Randomized Design with 7 treatments and 4 replications. The data of the research were analyzed by ANOVA and continued by Duncan Multiple Range Test at level of 5%.

From the research was known that treatment A, treatment B, treatment C, treatment E, and treatment F were not different, but treatment D and treatment G gave influence compared to other treatment. Treatment G gave the best result to all variables, namely leaf number, leaf area index, fresh weight, root volume and plant growth rate.

Key words: hydroponics, nutrition, rice water washing and chicken egg shell

PENDAHULUAN

Sistem hidroponik pada dasarnya merupakan modifikasi dari sistem pengelolaan budidaya tanaman di lapangan secara lebih intensif untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta menjamin kontinyuitas produksi tanaman. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah : (a) tidak memerlukan lahan yang luas (b) mudah dalam perawatan (c) memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahan hidroponik adalah : (a) memerlukan

biaya yang mahal (b) membutuhkan keterampilan yang khusus (Roidah, 2014). Jenis hidroponik sangat beragam yaitu sistem irigasi tetes, sistem wick, sistem Nutrient Film Tehnique (NFT). Jenis hidroponik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem wick (Hendra, dkk. 2014).

Hidroponik sistem wick sangat tepat digunakan bagi pemula yang ingin bertanam dengan cara hidroponik, karena prinsipnya yang mendasar hanya memanfaatkan kapilaritas air. Keunggulan lainnya adalah tidak memerlukan perawatan khusus, mudah dalam merakit, portabel (dapat dipindahkan), dan cocok di lahan terbatas (Diah, 2015). Dan didukung

(2)

dari hasil penelitian Embarsari (2015), sistem hidroponik dengan sumbu ini memberikan pengaruh pada hasil dan pertumbuhan tanaman seledri.

Media tanam tidak hanya sebatas menggunakan tanah dan air sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman. Media tanam dapat menggunakan teknik hidroponik dengan menggunakan nutrisi A ataupun nutrisi B. Era modern seperti saat ini, media tanam hidroponik sangat membantu bagi skala rumah tangga yang tidak memiliki lahan kosong untuk bercocok tanam sehingga lahan yang sempit sekalipun dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran seperti bayam, tomat, sawi dan cabai. Selain tanah sebagai media tanam, sistem hidroponik dapat menggunakan media sabut kelapa sebagai media tanam ataupun dapat menggunakan rockwoll yang umum digunakan dalam sistem hidroponik. Media sabut kelapa dapat digunakan seperti halnya rockwoll untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan penelitian Paputungan (2014), pertumbuhan sawi hijau pada berbagai media tanam hidroponik menunjukkan bahwa pada umur 2 MST (minggu setelah tanam) pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi pada perlakuan media sabut kelapa dengan rerata mencapai 16,30 cm.

Pada umumnya nutrisi hidroponik menggunakan nutrisi A dan nutrisi B ataupun campuran nutrisi A dan B. Nutrisi ini kita dapatkan dalam keadaan siap pakai di toko khusus hidroponik. Kandungan yang terdapat dalam nutrisi A yaitu kalsium amonium nitrat, kalium nitrat dan Fe-EDTA serta Fe sedangkan nutrisi B berisi kalium dihidro sulfat, amonium sulfat, magnesium sulfat, mangan sulfat, tembaga sulfat, seng sulfat, asam borat, dan amonium molibdat (Sutiyoso, 2002).

Nutrisi pertumbuhan tanaman tidak harus mahal, melainkan dapat menggunakan limbah rumah tangga dan untuk menghemat biaya dapat menggunakan air cucian beras (leri) sebagai nutrisi hidroponik. Air cucian beras (leri) merupakan sisa air pencucian beras yang umumnya langsung dibuang dan tidak dimanfaatkan. Air cucian beras mengandung vitamin B1 0,043%, fosfor 16,306%, nitrogen 0,015%, kalium 0,02%, kalsium 2,944%, magnesium 14,252%, sulfur 0,027%, dan besi 0,0427% yang dapat digunakan sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman (Wulandari, 2012).

Air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi pertumbuhan bagi tanaman. Kandungan yang ada pada air cucian beras dapat membantu dalam pertumbuhan tanaman. Berdasarkan penelitian Wulandari (2012), terjadi pengaruh air cucian beras merah dan beras putih terhadap pertumbuhan selada. Pada 15 hari setelah tanam (HST) penyiraman air cucian beras nyata meningkatkan berat segar akar selada (dibandingkan dengan tanpa pemberian air cucian beras). Air cucian beras putih secara nyata meningkatkan berat segar akar dibandingkan dengan air cucian beras merah.

Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari tinggi tanaman, luas daun dan panjang akar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kalsum (2011), terjadi pengaruh pemberian air leri terhadap pertumbuhan jamur tiram. Pemberian air leri sebayak 40 ml setiap 2 hari mengakibatkan jumlah tubuh buah pada jamur tiram putih lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain. Sedangkan menurut Purnami, dkk (2014), terjadi pengaruh jenis dan frekuensi penyemprotan leri pada pertumbuhan bibit anggrek. Jenis leri berpengaruh sangat nyata terhadap

(3)

pertambahan tinggi tanaman, panjang akar dan jumlah akar. Menurut penelitian Istiqomah (2012), terjadi pengaruh pemberian air cucian beras coklat terhadap produktivitas tanaman kacang hijau. Air cucian beras mampu mempengaruhi jumlah cabang produktif (buah) pada tanaman kacang hijau dengan menggunakan 1 Liter air cucian beras coklat dan menghasilkan jumlah cabang produktif yaitu 7,625 buah.

Cangkang telur merupakan limbah rumah tangga yang masih bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman. Tepung cangkang telur mengandung unsur hara kalsium dan magnesium yang berguna untuk meningkatkan pH tanah dan menyuburkan tanaman. Selain itu, tepung cangkang telur juga bermanfaat untuk mengusir hama tanaman seperti bekicot. Menurut Stadelman dan Owen (1989) jumlah mineral di dalam cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram kalsium, 0,02 gram magnesium, 0,02 gram fosfor serta sedikit besi dan sulfur.

Sayur dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat dan mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok (Nazaruddin, 1995). Salah satu sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah sawi hijau Brassica

juncea L.. Menurut Zulkarnain (2010),

sawi hijau Brassica juncea L. dapat dikategorikan kedalam sayuran daun berdasarkan bagian yang dikonsumsi. Sawi hijau Brassica juncea L. memiliki nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli. Selain itu, tanaman ini juga mengandung mineral, vitamin, protein dan kalori. Oleh karena itu, tanaman ini menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia (Rukmana, 2002).

Menurut Syukur (2013), pasar tradisional merupakan penyerap komoditas sawi dan selada terbesar, yakni mencapai 90% dari total pasokan. Sejumlah besar pasokan yang ada saat ini belum memenuhi kebutuhan pasar. Terbukti dengan harga yang mudah terombang-ambing. Saat pasokan seimbang dengan permintaan, harga sawi dan selada stabil. Tetapi saat pemasokan berkurang, harga sawi dan selada melonjak tinggi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan sayur sawi secara hidroponik dengan pemberian nutrisi yang berbeda dan mengetahui interaksi nutrisi yang berbeda terhadap pertumbuhan sayur sawi dengan teknik hidroponik.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembuatan instalasi hidroponik adalah pipa PVC, Talang PVC, kayu, rockwool, spon, pompa, slang, plastik, timer, kran, pH meter, dan EC meter. Alat yang digunakan untuk pemeliharaan tanaman seperti ember, gembor dan spray.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih, air cucian beras, serbuk cangkang telur ayam, pupuk DI Grow Green® dan tanaman sawi. Air cucian beras, serbuk cangkang telur dan DI Grow Green® digunakan sebagai nutrisi untuk hidroponik.

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli s/d Oktober 2017 di Laboratorium Dasar Politeknik Hasnur dan Screen House Politeknik Hasnur.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak

(4)

Lengkap (RAL) dengan 7 (tujuh) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Data hasil penelitian dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Pelaksanaan Pembibitan Sawi

Pembibitan tanaman sayuran sawi dilakukan dengan menyemaikan bibit sawi pada media semai berupa

rockwool yang telah direndam air dan

diletakkan pada nampan, dengan perlakuan memberikan penyiraman air pada rockwool setiap pagi dan sore. Baki benih ini ditempatkan di tempat gelap sampai benih menjadi kecambah. Setelah muncul kecambah dan berumur kurang lebih satu minggu dipindah ke tempat yang mendapatkan cahaya matahari tidak langsung, atau masih teduh. Kemudian dilakukan perawatan hingga berumur dua minggu.

Persiapan media tanam hidroponik dan Pembuatan Larutan Nutrisi

Media tanam yang digunakan adalah media hidroponik dengan pemberian nutrisi hidroponik yang berbeda. Larutan nutrisi hidroponik dibuat dengan komposisi perlakuan sebagai berikut :

Perlakuan A : Terdiri dari pupuk DI Grow Green sebanyak 3 ml ditambah air 5 liter. Perlakuan B : Terdiri dari 3 liter air

cucian beras dan 2 liter air.

Perlakuan C : Terdiri dari 1 gram serbuk cangkang telur ayam dan 5 liter air. Perlakuan D : Terdiri dari 3 ml DI

Grow Green ditambah 3 liter air cucian beras dan 2 liter air.

Perlakuan E : Terdiri dari 3 ml DI Grow Green ditambah 1

gram serbuk cangkang telur ayam dan 5 liter air. Perlakuan F : Terdiri dari 3 liter air

cucian beras ditambah 1 gram cangkang telur ayam dan 2 liter air. Perlakuan G : Terdiri dari pupuk 3 ml

DI Grow Green

ditambah 3 liter air cucian beras, 1 gram serbuk cangkang telur ayam dan 2 liter air. Pemberian nutrisi hidroponik

Bibit sawi cukup umur (±14 hari), kemudian dipindah ke bak nutrisi. Pemindahan ini dilakukan dengan mencabut bibit dari media dan kemudian ditanam pada media hidroponik dengan masing-masing larutan nutrisi hidroponik berbeda dengan menggunakan spons atau sumbu.

Perawatan yang dilakukan meliputi penggantian larutan nutrisi yang digunakan secara periodik untuk menjaga ketersediaan nutrisi dan kestabilan pH larutan. Selain itu juga dilakukan pengendalian hama dan penyakit yang mungkin menyerang, mengingat ini adalah kultur air sehingga tanaman rentan terserang penyakit.

Hidroponik sawi dilakukan pemanenan pada umur 35 hari setelah tanam (HST) pada saat tanaman mencapai pertumbuhan maksimal. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman dari media hidroponik dan melepaskan spons penyangga tanaman.

Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan mulai umur 7 hari setelah tanam hingga panen. Adapun parameter pengamatan yang diambil sebagai data adalah sebagai berikut :

a. Jumlah daun, data diambil dengan menghitung jumlah daun tanaman setiap seminggu sekali.

(5)

b. Luas daun diukur dengan alat planimeter pada cetakan/copy gambar daun dilakukan setiap seminggu sekali.

c. Berat segar tanaman diukur dengan menimbang bobot segar total tanaman saat pagi hari setelah pemanenan.

d. Laju pertumbuhan tanaman (LPT) diukur dengan menimbang bobot tanaman pada dua selang waktu yaitu 14 HST dan 28 HST kemudian memasukkan kedalam persamaan :

Laju pertumbuhan tanaman (LPT) = (W2 – W1)/(T2 – T1)

Keterangan :

W1 : Bobot kering awal tanaman 14 HST

W2 : Bobot kering akhir tanaman 28 HST

T1 : Waktu pengambilan bobot kering awal (14 hari)

T2 : Waktu pengambilan bobot kering akhir (28 hari)

Volume perakaran diukur dengan mencelupkan akar tanaman saat setelah dipanen kedalam gelas ukur berisi air dan menghitung kenaikan volume air dalam gelas ukur tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan awal dalam proses menyiapkan hidroponik adalah menyemai benih. Benih yang digunakan merupakan bibit unggul tanaman sawi dengan media tanam roockwool. Rockwool dipotong berukuran 2,5 cm x 2,5 cm dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diletakkan dalam baki dan disusun rapi. Rockwool yang telah tersusun rapi diberi lubang menggunakan tusuk gigi. Benih sawi dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan diusahakan penempatannya cukup dipermukaan lubang semai serta terkena basah agar terjadi proses

imbibisi. Penempatan benih yang tepat sesuai dengan serat rockwool memudahkan akar mencari jalan untuk

tumbuh. Tanaman sawi

pertumbuhannya cenderung horisontal atau melebar, sehingga hanya dibuat satu lubang semai untuk benih dalam satu roockwool. Baki berisi benih sawi yang disemai pada media rockwool disimpan pada tempat gelap selama 2 hari.

Pengamatan dilakukan secara bertahap dan terukur mulai dari pengamatan pada variabel jumlah daun pada umur 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst dan 35 hst, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan pada indeks luas daun pada umur 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst dan 35 hst.

Semua variabel pengamatan diamati dan kemudian data diolah menggunakan aplikasi microsoft exel dan genstat 11st yang disajikan grafiknya pada Gambar 1 - Gambar 5.

Gambar 1. Jumlah Daun Sawi. Garis diatas batang menunjukkan Standar deviasi (n=4). Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya berdasarkan DMRT pada level 1% dan 5%

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman sawi (Gambar 1) menunjukkan

(6)

bahwa semua perlakuan pemberian nutrisi dengan berbagai campuran bahan pada sistem hidroponik dalam percobaan ini tidak memberikan pengaruh nyata. Hal ini terlihat dari subsript yang sama antar perlakuan berdasarkan hari pengamatan sampel di 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst dan 35 hst pada setiap perlakuan bahan nutrisi.

Jumlah daun menjadi salah satu variabel utama dalam pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman semusim, karena dapat menggambarkan tingkat perkembangan tanaman secara umum. Nutrisi yang diberikan pada tumbuhan umumnya akan memengaruhi proses metabolisme sel untuk membelah dan melakukan pertumbuhan kemudian diikuti dengan perkembangan organ tanaman. Febrianti (2017) melaporkan bahwa perlakuan hidroponik dari limbah cangkang telur dapat meningkatkan pembelahan sel tanaman dangan menyediakan hara Kalsium (Ca).

Luas Daun Tanaman Sawi

Gambar 2. Luas Daun Sawi. Garis diatas batang menunjukkan Standar deviasi (n=4). Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya berdasarkan DMRT level 1% dan 5%

Luas daun menjadi bagian terpenting dalam variabel pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara fisiologi, luas daun menjadi komponen utama dalam aktifitas fotosintesis yang optimal. Semakin besar indeks luas daun, maka semakin besar tangkapan cahaya yang diserap.

Pengamatan indeks luas daun (Gambar 2) pada tanaman sawi yang diberi perlakuan nutrisi dari 3 ml DI Grow Green ditambah 3 liter air cucian beras dan 2 liter air dan perlakuan 3 ml DI Grow Green ditambah 3 liter air cucian beras, 1 gram serbuk cangkang telur ayam dan 2 liter air memperlihatkan perkembangan luas daun yang signifikan pada umur 28 hst dan 35 hst dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh nutrisi yang diberikan merupakan nutrisi dari kompilasi cairan nutrisi DI Grow Green® dan air cucian beras (perlakuan D), serta hasil terbaik terlihat pada nutrisi DI Grow Green® yang dikompilasi dengan air cucian beras dan serbuk cangkang telur, namun pada perlakuan A tidak berdampak positif meskipun sistem hidroponik sudah mengandung nutrisi dari DI Grow Green®. Andrianto (2007), air leri atau air bekas cucian beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman adenium karena air leri mengandung vitamin B1 yang dapat mempercepat pertumbuhan akar dan tinggi tanaman. Berat Segar Tanaman Sawi

(7)

Gambar 3. Berat segar tanaman Sawi. Garis diatas batang menunjukkan Standar deviasi (n=4). Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya berdasarkan DMRT level 1% dan 5% Hasil analisa berat segar tanaman sawi (Gambar 3) menunjukkan bahwa perlakuan A, perlakuan B, perlakuan C, perlakuan E terlihat lebih rendah dan tidak berkembang optimal dibandingkan dengan berat segar pada perlakuan D, perlakuan G. Hal ini sejalan dengan penelitian Hamli, Lapanjang dan Yusuf (2015) yang menyimpulkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda pada sistem hidroponik dapat meningkatkan berat segar. Pada penelitian ini, hasil terbaik terlihat dari perlakuan pupuk cair yang diberikan dikombinasi dengan larutan beras dan serbuk cangkang telur.

Volume Akar Tanaman Sawi

Gambar 4. Volume akar tanaman Sawi. Garis diatas batang menunjukkan Standar deviasi (n=4). Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya

berdasarkan DMRT 5%.

Hasil analisis yang dilakukan pada data pengamatan volume akar tanaman sawi (Gambar 4) menunjukkan bahwa hanya perlakuan G yang memiliki bobot volume akar yang berbeda pengaruhnya dibandingkan perlakuan lain. Perlakuan pemberian pupuk 3 ml DI Grow Green ditambah 3 liter air cucian beras, 1 gram serbuk cangkang telur ayam dan 2 liter air memberikan pengaruh terhadap volume akar. Volume akar pada perlakuan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan G berpengaruh positif terhadap peningkatan volume akar tanaman sawi. Volume akar tanaman berbanding lurus dengan panjang akar dan diameter akar tanaman.

Laju Pertumbuhan Tanaman Sawi

Gambar 5. Laju pertumbuhan tanaman Sawi. Garis diatas batang menunjukkan Standar deviasi (n=4). Huruf yang sama diatas garis menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda berpengaruhnya

berdasarkan DMRT 5%. Berdasarkan Uji DMRT yang hasilnya ditampilkan pada Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil perlakuan A, perlakuan B, perlakuan C, berbeda dibandingkan perlakuan D, perlakuan

(8)

E, perlakuan F dan perlakuan G yang telihat lebih baik secara statistik.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini :

1. Perlakuan A, Perlakuan B, Perlakuan C, Perlakuan E, Perlakuan F tidak berbeda, namun Perlakuan D dan Perlakuan G

memberikan pengaruh

dibandingkan perlakuan lain. 2. Pemberian perlakuan G

memberikan hasil yang terbaik pada semua variabel yakni jumlah daun, indeks luas daun, berat segar, volume akar, dan laju pertumbuhan tanaman.

DAFTARPUSTAKA

Andrianto, H. 2007. Pengaruh Air Cucian Beras Pada Adenium.

Skripsi. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Diah, A.S. 2015. Hidroponik Wick

System. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Embarsari, R. P ; Taofik, A dan Qurrohman, B. F. T. 2015. Pertumbuhan Dan Hasil Seledri (Apium Graveolens L.) Pada Sistem Hidroponik Sumbu Dengan Jenis Sumbu dan Media Tanam Berbeda. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati. Bandung. Jurnal Agro 2 (2) 41-48. Desember 2015. Febrianti, Arisya. 2017. Pemanfaatan

Cangkang Telur Ayam Sebagai Penambah Nutrisi Kalsium Pada Tanaman Bayam (Amaranthus

tricolor L.) Dengan Budidaya

Hidroponik. Skripsi. Fakultas Mipa Institute Pertanian Bogor. Hamli, F., Lapanjang. I.M., Yusuf. R.

2015. Respon Pertumbuhan

Tanaman Sawi (Brassica juncea

L.) Secara Hidroponik Terhadap

Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair.

E-J. Agrotekbis 3 (3) : 290-296.

Hendra, H. A. ; Agus, H dan Andoko, A. 2014. Bertanam Sayuran

Hidroponik Ala Paktani Hydrofarm. Jakarta: Agromedia

Istiqomah, N. 2012. ”Efektivitas Pemberian Air Cucian Beras Coklat Terhadap Produktvitas Tanaman Kacan Hijau (Phaseolus

radiatus L.) Pada Lahan Rawa

Lebak”. Jurnal Ziraa’ah. 33 (1) 99-108.

Kalsum. 2011.Efektivitas Pemberian Air Leri Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal Agrovigor. Volume 4, Nomor 2.

Nazaruddin. 2000. Budidaya Dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. PT Penebar

Swadaya. 142 Hal. Jakarta.

Paputungan, T. G. 2014. ”Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Pada Berbagai Media Tanam Hidroponik”. Jurnal pertanian. 2 (1).

Purnami, N.L.G.W ; Yuswanti, H. dan Astiningsih, A. A. M. 2014. ”Pengaruh Jenis Dan Frekuensi Penyemprotan Leri Terhadap

Pertumbuhan Anggrek

Phalaeonopsis sp. Pacsa Aklimatisasi”. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 3 (1)

22-31.

Rukmana. 2002. Nimba (HORTI). Yogyakarta: Kanisius.

Stadelman, W.J. and J.C. Owen., 1989. Egg Science and Technology. 2nd Edit. AVI Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut.

Sutiyoso, Y. 2002. Meramu Pupuk

(9)

Tanaman Sayuran, Tanaman Hias. Bogor: Penebar Swadaya.

Syukur, M. 2013. Cabai Prospek Bisnis

dan Teknologi Mancanegara.

Bogor: Swadaya.

Wulandari, C. G. M. 2012. Pengaruh Air Cucian Beras Merah dan Beras Putih terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada

(Lactuca sativa L.). Yogyakarta: Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Zulkarnain. 2010. Dasar – Dasar

Hortikultural: Pertanian Organik.

Gambar

Gambar  1.  Jumlah  Daun  Sawi.  Garis   diatas  batang  menunjukkan  Standar deviasi (n=4)

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menjelaskan langkah- langkah yang akan dilakukan dalam penelitian Pengembangan sistem monitoring akademik dan administrasi siswa pada PAUD ABC yang

K: ”Useinhan nää rakennusalan suurtyönantajat, heillähän on i tsellä ajatus, että mihin tämä henkilö voisi työllistyä meillä (samassa yrityksessä), mut hän tarvii

Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala desa membuktikan bahwa di desa Cilandak terdapat Tim pengembang kebijakan pengelolaan desa berbasis kearifan lokal. Bukti

Rumah Sakit Wirosaban atau Rumah Sakit Jogja merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang berhasil melakukan pengolahan limbah dengan baik, sehingga perlu diekplorasi untuk mengetahui

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat komponen pembentukan karakter (moral knowing, moral feeling, dan moral behavior) guru di sebuah lembaga pendidikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem rotasi terhadap penimbunan bahan organik dalam tanah, pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung, jenis gulma

Dengan pengaturan ruang yang fleksibel diharapkan bangunan tersebut akan dapat lebih banyak menampung kegiatan perdagangan baik perdagangan sepanjang tahun atau

Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu keahlian komite audit, ukuran komite audit, dan pertemuan komite audit