• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterpretasi, maka pada bab ini penulis akan memaparkan tentang kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan berisi mengenai jawaban dari rumusan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian. Sedangkan rekomendasi berisi mengenai rekomendasi atau saran yang akan bermanfaat bagi penelitian pembelajaran selanjutnya. Berikut ini adalah kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian ini :

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi hasil penelitian maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014, sebelum menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia kosakata bahasa Jepang menggunakan metode Mind Map diperoleh hasil rata pretest pada kelas eksperimen adalah 66,50, sedangkan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol adalah 59,55. Perhitungan tersebut diolah untuk mencari t-hitung dan ditemukan nilai t-hitung dari kedua kelas tersebut dengan perolehan nilai t-hitung sebesar 0,33 dengan nilai t-tabel untuk db (38) taraf signifikasi 2,02 (5%) dan 2,71 (1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode Mind Map.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas 4 B mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang UPI sebagai kelas eksperimen yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan menerjemahkan menggunakan metode Mind Map diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 72,85. Sedangkan penelitian pada kelas 4 A mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang

sebagai kelas kontrol yang tanpa menggunakan metode Mind Map diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 64,10. Sehingga dari hasil posttest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu nilai pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.

3. Dari hasil nilai posttest yang diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibandingkan nilai rata-rata pada kelas kontrol. Namun, setelah dianalisis menggunakan perhitungan statistik diperoleh t-hitung sebesar 0,34 yang kemudian dibandingkan dengan t-tabel dengan db 38 dengan taraf signifikasi 2,02 (5%) dan 2,71 (1%). maka disimpulkan bahwa t-hitung < t-tabel. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja (Hk) ditolak meskipun rata-rata posttest kelas eksperimen meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang kurang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan kata lain bahwa penggunaan metode Mind Map kurang efektif dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia karena hasil yang didapatkan pun terlihat kurang signifikan. Hal itu terjadi disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas terjemahan. Selama penelitian ini diketahui bahwa penggunaan metode khususnya metode Mind Map dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menerjemahkan agar hasil kualitas terjemahan baik memiliki pengaruh yang sedikit. Karena pada kenyataannya hal tersebut sangat dipengaruhi faktor kemampuan berbahasa Jepang maupun kemampuan berbahasa Indonesia masing-masing individu khususnya penguasaan kosakata dan penggunaan tata bahasa yang digunakan saat menangkap makna dari bahasa Jepang, mengolah dan menyusunnya ke dalam kalimat bahasa Indonesia.

4. Berdasarkan dari data angket yang diberikan kepada mahasiswa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon mahasiswa terhadap metode Mind

Map baik. Para mahasiswa yang diberi perlakuan mengaku metode Mind Map membantu mahasiswa tingkat 2 menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian tentang metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Pembelajar

Metode Mind Map diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan lain pembelajar bahasa Jepang dalam membantu menerjemahkan wacana tulis berupa teks ke dalam bahasa Indonesia.

2. Bagi Pengajar

Dari hasil penelitian ini diharapkan metode Mind Map dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran menerjemahkan. Karena meskipun tingkat efektivitasnya kurang signifikan, namun metode Mind Map dapat memberikan motivasi pembelajar saat menerjemahkan wacana tulis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menurut teori Mind Map yang diutarakan Tony Buzan, metode Mind Map dapat efektif membantu digunakan untuk semua disipin ilmu. Termasuk digunakan dalam disiplin ilmu bahasa. Terbukti dari laporan penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Pesta Sibarani pada tahun 2012, dengan judul “Efektivitas Penerapan Metode Mind Map dalam Pembelajaran Dokkai” hasilnya metode Mind Map secara signifikan terbukti efektif. Namun di cabang ilmu bahasa lain yaitu Honyaku (menerjemahkan wacana tulis) pada penelitian ini diketahui

kemampuan menerjemahkan. Hal ini membuktikan metode Mind Map tidak seluruhnya efektif membantu memberikan pengaruh yang signifikan dalam semua disiplin ilmu seperti yang diutarakan Tony Buzan. Untuk itu dalam penggunaan metode Mind Map perlu diteliti lebih lanjut efektivitasnya dalam disiplin ilmu lain khususnya pembelajaran ilmu bahasa.

Pada rangkaian penelitian efektifitas metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis ini peneliti menggunakan wacana tulis setara level N4 sehingga keseluruhan bahasa yang digunakan sederhana dan kalimat yang ada pada wacana yang dipakai cenderung kalimat tunggal. Tetapi untuk wacana yang level bahasanya lebih tinggi, kalimatnya cenderung rumit dan majemuk, bahkan ilmiah sebaiknya diteliti lebih lanjut apakah metode Mind Map ini dapat efektif diterapkan atau tidak. Selain efektivitas metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis, perlu diteliti lebih lanjut pula efektivitas metode Mind Map terkait menerjemahkan wacana lisan (interpreter) apakah efektif atau tidak, yang mungkin hasilnya dapat menunjukan tingkat efektivitas yang jauh lebih signifikan dibandingkan penggunaannya dalam menerjemahkan tulisan.

Honyaku atau menerjemahkan tulisan itu sendiri masih dirasa kesulitan oleh para pembelajar bahasa Jepang. Seperti diketahui sebelumnya hal yang sangat mempengaruhi dan mendasar dari kemampuan menerjemahkan adalah kemampuan memahami bahasa Jepang kemudian mengolahnya dan kemampuan menyusunnya ke dalam bahasa Indonesia, sehingga untuk penelitian selanjutnya terkait menerjemahkan diharapkan memfokuskan juga pengaruh kemampuan berbahasa Jepang.

Dokumen terkait