• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE

DALAM BAHASA INDONESIA

Penelitian Diajukan untuk Memenuhi Syarat untuk Kelulusan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Meriska Bunga Rosealina 1005969

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE

DALAM BAHASA INDONESIA

Oleh

Meriska Bunga Rosealina

1005969

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Meriska Bunga Rosealina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MERISKA BUNGA ROSEALINA

EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE

DALAM BAHASA INDONESIA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dianni Risda, S.Pd., M.Ed. NIP. 197105261998032002

Pembimbing II

Herniwati, S.Pd., M.Hum. NIP. 197206021996032001

Mengetahui

(4)

EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE

DALAM BAHASA INDONESIA

Meriska Bunga Rosealina 1005969 ABSTRAK

Dalam mempelajari bahasa termasuk bahasa Jepang, ada 4 kemampuan berbahasa yang perlu dikuasai oleh pembelajar yaitu diantaranya, kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Inti dari seluruh kemampuan tersebut adalah memahami bahasa tersebut dengan cara mengalihkan bahasa asing ke dalam bahasa ibunya. Proses ini serupa dengan proses menerjemahkan. Berdasarkan survey pendahuluan, kesulitan yang dialami pembelajar dalam menerjemahkan adalah tidak dapat menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia secara tepat. Oleh karena itu, perlu diterapkan metode untuk mempermudah menerjemahkan teks. Salah satunya yang dapat menjadi pilihan adalah metode Mind Map.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode Mind Map dalam meningkatkan kemampuan menerjemahkan serta tanggapan pembelajar bahasa Jepang terkait menerjemahkan wacana tulis (teks) bahasa Jepang menggunakan metode Mind Map. Penulis menggunakan metode penelitian eksperimen murni dengan randomized pretest and posttest control group design. Sampel yang digunakan adalah 40 orang mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai hitung adalah 0,34. Dibandingkan dengan nilai tabel, nilai t-hitung < nilai t-tabel pada taraf signifikasi 5% maupun 1%, 0,34<2,02<2,71. Ini berujung pada penerimaan Hipotesis Nol (H0) yang telah dibuat, dan berakibat Hipotesis Kerja (Hk) tidak diterima.

Dengan demikian diketahui terdapat perbedaan kurang signifikan dalam menerjemahkan wacana tulis (text) bahasa Jepang menggunakan metode Mind Map. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa sebagian besar pembelajar di kelompok eksperimen memberikan respon yang baik terhadap penggunaan metode Mind Map. Sehingga, meskipun para pembelajar memberikan respon yang baik, metode Mind Map kurang efektif digunakan dalam menerjemahkan wacana tulis (text).

(5)

EFFECTIVENESS OF MINDMAP METHOD OF IMPROVING THE ABILITY TRANSLATING IN JAPANESE DISCOURSE TO INDONESIAN

Meriska Bunga Rosealina 1005969

ABSTRACT

In studying language especially in Japanese language, there are four language skills that need to be mastered by the learner they include; the ability to hear, speak, read, and write. The essence of all these capabilities is the ability to divert the Japanese language which he found in his mother tongue. This process is similar to the process of translating. Based on preliminary survey, the difficulties experienced in translating the learner is not able to translate written Japanese discourse into Indonesian appropriately. Therefore, it is necessary to apply the method to make it easier to translate the text. A method that can be a choice is Mind Map method. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the Mind Map method in improving the learners ability to translate, especially in Japanese language to Indonesian language and how the learners response to related translating text in Japanese to Indonesian using the Mind Map method. The author uses a true experimental research method with randomized pretest and posttest control group design. The samples used were 40 students which are studying 2 years of Japanese Language Education in Indonesia University of Education. The instrument used was a test and questionnaire. After analyzing the data, the value of test is 0.34. Compared with the value of table, the value of t-count< t-table value at 5% significance level and 1%, 0.34<2.02<2.71. This led to the acception of the null hypothesis (H0) that have been made, and result in the Working Hypothesis (Hk) is not acceptable. Thus it is evident that the difference is less significant in translating written discourse (text) Japanese using Mind Map method. The results of the questionnaire analysis showed that most of the learners in the experimental group responded well to the use of Mind Map method. Thus, although the learners respond well, less effective method used a Mind Map in translating written discourse (text).

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... xi

UCAPAN TERIMA KASIH ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan dan Batasan Masalah Penelitian ...4

1. Rumusan Masalah ... 4

2. Batasan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Metode Penelitian ... 7

2. Anggapan Dasar ... 7

3. Hipotesis ... 8

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Instrumen Penelitian ... 9

6. Populasi dan Sampel Penelitan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 11

1. Mind Map ... 11

a. Sejarah Singkat ... 11

b. Definisi ... 12

(7)

2. Wacana ... 20

3. Menerjemahkan ... 22

a. Konsep dan Pengertian ... 22

b. Jenis Terjemahan ... 24

c. Proses Terjemahan ... 25

d. Terjemahan dalam Bahasa Jepang ... 26

e. Terjemahan dari Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia ... 27

B.Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 30

B.Desain Penelitian ... 30

C.Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

D.Populasi dan Sampel ... 31

E. Variabel Penelitian ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G.Teknik Pengumpulan Data ... 44

H.Pengolahan Data ... 45

I. Prosedur Penelitian ... 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Pelaksanaan Penelitian ... 54

1. Kelompok Eksperimen ... 54

a. Pertemuan Kesatu ... 54

b. Pertemuan Kedua ... 55

c. Pertemuan Ketiga ... 56

d. Pertemuan Keempat ... 58

e. Pertemuan Kelima ... 60

f. Pertemuan Keenam ... 62

2. Kelompok Kontrol ... 63

B.Deskripsi data ... 64

(8)

D.Pembahasan ... 79 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 110 B.Rekomendasi ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dalam mempelajari sebuah bahasa termasuk dalam mempelajari bahasa Jepang, ada beberapa kemampuan berbahasa yang perlu dikuasai oleh pembelajar yaitu diantaranya, kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan yang diharapkan pembelajar tentunya beragam dan harapan tersebut dipengaruhi oleh motif atau tujuan dari masing-masing pembelajar bahasa Jepang itu sendiri. Ada yang tujuannya untuk hanya dapat berkomunikasi sehari-hari, ada yang karena tuntutan pekerjaan, ada yang untuk melanjutkan sekolah dan sebagainya.

Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang akan tinggal di Jepang mempelajari bahasa Jepang kemampuan yang menjadi tujuannya adalah kemampuan mendengar dan berbicara agar bisa bercakap-cakap dalam kehidupan sehari-hari saja. Lain halnya dengan seorang mahasiswa yang akan belajar di Jepang dituntut memiliki kemampuan bukan hanya kemampuan mendengar dan berbicara saja melainkan juga kemampuan membaca, menulis, dan bahkan menerjemahkan sehingga tujuan mereka jauh lebih berat dibandingkan dengan ibu rumah tangga tadi.

Meskipun terdapat berbagai tujuan yang ingin dicapai para pembelajar bahasa Jepang, sebenarnya dasar tujuan para pembelajar bahasa Jepang hanya menjurus pada satu hal yaitu mampu memahami bahasa Jepang.

(10)

baru kemudian memberi respon. Proses tadi itu sebenarnya serupa dengan proses menerjemahkan. Kemampuan menerjemahkan itu sendiri secara umum adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang berdasarkan pengalaman belajar berbahasa seseorang untuk merubah bahasa asli ke bahasa lain. Kemampuan menerjemahkanitu sendiri juga akan semakin bertambah berdasarkan banyaknya pengalaman berbahasa yang telah dipelajari seorang pembelajar.

Menerjemahkan ada dua macam yaitu menerjemahkan secara lisan dan menerjemahkan secara tulisan. Secara lisan disebut interpret sedangkan tulisan disebut terjemahan. Menerjemahkan secara tulisan biasanya dalam bentuk wacana tulis yang berupa teks. Untuk mampu menerjemahkan suatu wacana tulis bagi pembelajar bahasa Jepang secara tepat dan sesuai tidaklah mudah.

Menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia maupun sebaliknya secara tepat dan sesuai sudah terbukti bukan hal mudah. Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, sering kali mengalami kesulitan menyusun pola kalimat yang sesuai saat menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Kesulitan tersebut pada hasilnya menimbulkan kerancuan kalimat dalam wacana terjemahan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia maupun sebaliknya yang akhirnya membuat bingung pembaca dalam menangkap makna atau maksud.

(11)

Hasil penyebaran angket pada mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun akademik 2007/2008 (Rasiban, 2010) dalam studi pendahuluan menunjukkan bahwa selama ini banyak mahasiswa (63%) yang belum bisa menggunakan metode seperti games, kuis, diskusi untuk memudahkan mereka dalam menerjemahkan. Karena metode menerjemahkan pada dasarnya dilakukan sama seperti biasa yang sudah dilakukan, yaitu dengan memberikan kalimat dalam bahasa Jepang sebagai bahasa sumber, kemudian langsung menerjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.

Hasil penelitian lain pada mahasiswa tingkat 3 Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun akademik 2009/2010 yang termasuk mahasiswa yang mampu menerjemahkan bacaan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dengan baik berjumlah 39% (Nurjanah, 2010).

Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan menerjemahkan bukanlah sesuatu yang mudah. Berdasarkan hasil survey dan penelitian tersebut menunjukkan bahwa masing-masing individu memiliki pengetahuan dan intelegensi yang berbeda dalam kemampuan menerjemahkan. Terbukti pada studi pendahuluan (Rasiban, 2010) sebanyak 63% mahasiswa belum bisa dengan optimal menggunakan metode-metode yang diberikan dan pada hasil penelitian pada mahasiswa tingkat 3 Pendidikan Bahasa Jepang UPI 2009/2010 (Nurjanah,2010) menyatakan hanya sebanyak 39% yang dapat menerjemahkan dengan baik disebabkan kemampuan berbahasa.

(12)

metode-metode yang sesuai dengan kinerja otak sehingga dapat efektif dalam proses menerjemahkan.

Salah satu metode yang sesuai dengan cara kerja otak dan sudah cukup banyak dibuktikan efektif dalam berbagai disiplin ilmu adalah metode Mind Map. Metode Mind Map pertama kali ditemukan oleh Tony Buzan. Tony Buzan menyatakan metode Mind Map dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan disipin ilmu. Metode ini merupakan suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Mind Map berupa seperti pemetaan yang bercabang-cabang dari satu pokok gagasan ke beberapa sub-gagasan yang berkaitan satu sama lain. Pemetaan ini disusun secara menarik sehingga memudahkan penyusunan ide secara teratur dan memunculkan solusi yang inovatif karena terdapat fokus gagasan utama dan sub-gagasan sebagai ide yang tersusun rapi dan menarik sehingga saat mengidentifikasikan dan menemukan sesuatu menjadi lebih mudah (Buzan, 2008).

Kesulitan yang dialami pembelajar bahasa Jepang dalam menerjemahkan tersebut juga dikarenakan penggunaan metode yang diterapkan selama ini kurang memudahkan pengidentifikasian dan penalaran dalam menerjemahkan selama ini tidak digunakan karena kebanyakan pada dasarnya menggunakan metode konvensional yaitu menerjemahkan bahasa asing secara langsung. Dengan adanya penggunaan metode Mind Map saat menerjemahkan tentu dapat membantu otak mengidentifikasi dan menalar perubahan atau alih bahasa yang sesuai dan tepat berlandaskan pengetahuan dan kemampuan bahasa yang baik.

(13)

bahasa Jepang dalam mengidentifikasi, menalar, dan menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Selain itu juga, peneliti melihat kesulitan yang dialami pembelajar bahasa Jepang dalam menerjemahkan wacana tulis (Honyaku) yang dalam kegiatannya yaitu menerjemahkan wacana tulis (teks) bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sehingga memerlukan metode yang dapat membantu dalam proses menerjemahkan. Oleh karena landasan itulah penulis memilih judul EFEKTIVITAS METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN WACANA BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA untuk dikembangkan menjadi sebuah skripsi.

B. Rumusan dan Batasan Masalah Penelitian 1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sebelum menggunakan metode Mind Map?

b. Bagaimana kemampuan menerjemahkan wacana Bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sesudah menggunakan metode Mind Map? c. Bagaimana peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia menggunakan metode Mind Map?

d. Bagaimana respon sampel setelah menggunakan metode Mind Map?

2. Batasan Masalah

(14)

C. Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis,

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sebelum menggunakan metode Mind Map.

2. Untuk mengetahui kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sesudah menggunakan metode Mind Map. 3. Untuk menganalisis peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana

bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia menggunakan metode Mind Map.

4. Untuk mengetahui respon Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI setelah menggunakan metode Mind Map ketika menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Berikut adalah manfaat teoritis dan praktis dari penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan meningkatkan pengetahuan terkait peningkatan kemampuan menerjemahkan.

2. Manfaat praktis a. Pengajar

Metode Mind Map sebagai solusi bagi pengajar bahasa terkait peningkatan kemampuan menerjemahkan bagi pembelajar bahasa pada pengajaran menerjemahkan wacana bahasa Jepang .

b. Pembelajar

(15)

c. Peneliti

Bagi peneliti sendiri, metode ini dapat diaplikasikan saat mengembangkan kemampuan bahasa khususnya kemampuan menerjemahkan. Sedangkan bagi peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai referensi penelitian berikutnya.

E. Tinjauan Pustaka

Tiap individu tidak akan sama dengan individu lainnya, tiap individu memiliki keunikannya tersendiri. Menurut Adler dalam teori individunya, setiap individu adalah gambaran pribadi yang unik dengan sifat dan motif yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Begitu pula dalam pembelajaran tiap mahasiswa sebagai individu memiliki kemampuan otak yang berbeda satu sama lain. Teori dominasi mengemukakan bahwa seseorang akan lebih dominan menggunakan satu bagian otak dibandingkan bagian lain. Misalnya, seseorang yang cenderung menggunakan otak kiri sering dikatakan lebih logis, analitis dan obyektif, sedangkan seseorang yang cenderung menggunakan otak kanan lebih dikatakan intuitif, bijaksana, dan subjektif. Perbedaan individu inilah yang terkadang membuat tiap pembelajar sebagai individu memiliki kemampuan yang berbeda saat proses pembelajaran. Dalam konteks kemampuan berbahasa yaitu menerjemahkan pembelajar dituntut untuk mampu mengidentifikasi, menalar, dan memahami maksud kalimat yang terdapat dalam sebuah wacana. Sedangkan pada kenyataannya kebanyakan pembelajar banyak yang tidak bisa menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia secara luwes atau baik.

(16)

bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan diingat secara cepat dan efisien. Metode Mind Map mampu membantu mahasiswa sebagai individu yang berbeda menggunakan kencenderungan otak kiri atau kanan untuk mengoptimalkan kedua fungsi otak tersebut. Sehingga membantu otak untuk berfikir secara teratur dan menangkap informasi dengan mudah.

Dalam kegiatan menerjemahkan pada pembelajaran bahasa Jepang sejauh ini belum ada yang meneliti tentang efektifitas Mind Map terhadap peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana dalam bahasa Jepang. Penelitian sebelumnya hanya terbatas pada pengaruh Mind Map terhadap peningkatan kemampuan mendengar, membaca dan menulis saja.

F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah metode eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajarandan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik (Dedi Sutedi, 2011, hlm. 64). Pendekatan penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen murni (true experiment) dengan desain randomized pretest and posttest control group design. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari tahun seberapa besar efektifitas metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

2. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dari penelitian ini adalah Mind Map sebagai salah satu metode untuk meningkatkan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang.

(17)

Hipotesis berasal dari kata “hypo” (di bawah) dan “thesa” (kebenaran). Arikunto (2010, hlm. 110) mengartikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm. 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

Hipotesis kerja (Hk) : metode Mind Map efektif terhadap peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

Hipotesis nol (Ho) : metode Mind Map tidak efektif terhadap peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu,

a. Studi literatur untuk memperoleh bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Menentukan sampel penelitian yang dibagi menjadi satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

c. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Memberikan posttest kepada kelas kontrol.

(18)

f. Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui perbandingan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan treatment tersebut.

g. Menyebarkan angket kepada kelompok eksperimen setelah menggunakan metode Mind Map.

h. Menganalisis data.

i. Menyusun laporan penelitian. 5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah:

a. Tes yang terdiri dari pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengukur kemampuan awal kemudian posttest diberikan setelah diberi perlakuan (treatment) menggunakan Mind Map untuk mengukur seberapa besar peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulisan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

b. Nontes yaitu angket yang digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa setelah menggunakan metode Mind Map.

6. Populasi dan Sampel Penelitian

(19)

diperlukan metode jitu untuk melakukan penalaran yang baik terhadap wacana.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sukamadinata, 2005, hlm. 5). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Surakhmad (1994, hlm. 149) menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah penyelidikan terhadap kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Lebih lanjut penelitian eksperimen digunakan untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik (Sutedi, 2011, hlm. 64). Penelitian eksperimen ini dilakukan mengetahui sebab-akibat dari suatu hal (variabel) dan untuk menguji suatu hipotesis, apakah hipotesis akan diterima atau ditolak.

Berdasarkan definisi di atas, penelitian yang menggunakan metode eksperimen akan memperoleh hubungan sebab-akibat munculnya gejala yang ada dalam penelitian tersebut. Dengan demikian penelitian yang menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat memperoleh data akurat dalam menguji hipotesis yang diajukan serta menjawab permasalahan yang terjadi.

B. Desain Penelitian

(21)

kelompok atau kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan satu kelompok lain atau kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Pada kedua kelompok tersebut diberikan pretest dan posttest dengan materi dan tingkat kesulitan yang sama. Hasil kedua posttest dibandingkan dan diuji perbedaannya, begitu juga antara pretest dan posttest masing-masing kelompok. Jika antara kedua posttest dan antara pretest dengan post test pada kelompok eksperimen menunjukkan perbedaan, maka terdapat pengaruh dari perlakuan (treatment) yang diberikan.

Dalam penelitian ini, kepada kelompok eksperimen dikenakan perlakuan dengan dua kali pengukuran sebelum perlakuan (treatment) yaitu pretest dan posttest. Pengukuran pertama (pretest) diberikan, lalu perlakuan (treatment) diberikan sebanyak 4 kali dan kemudian pengukuran kedua (posttest) diberikan. Sedangkan untuk kelompok kontrol hanya diberikan dua kali pengukuran tanpa diberikan perlakuan (treatment). Peneliti memilih desain ini agar perbedaan antara kelompok yang diberikan perlakuan dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan dapat terlihat secara signifikan sehingga hipotesis kerja atau hipotesis nol yang terbukti dapat diakui. Lebih jelasnya desain eksperimen dapat digambarkan dengan pola sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Posttes Eksperimen X Kontrol

(Arifin, 2011, hlm. 81)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lantai 3 Gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

(22)

Penelitian dilaksanakan di akhir bulan Mei sampai awal Juni 2014.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009, hlm. 117). Pengertian lain mengenai populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi (Arifin, 2011, hlm. 215). Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat 2 semester 4 tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 82 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2009, hlm. 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Arikunto (2010, hlm. 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Sedangkan Arifin (2011, hlm. 215) mengartikan sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population). Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti yang dianggap mewakili atau bersifat representatif untuk dijadikan sumber data atau subjek penelitian. Menurut Suprian A.S. (2007, hlm. 78) penarikan sampel dengan cara mengambil 10% dari jumlah populasi hanya dilakukan jika jumlah besar (lebih dari 100) sedangkan populasi yang kurang dari 100 dapat dipergunakan 20-25%.

(23)

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Surakhmad (1994, hlm. 73) disebut juga variabel eksperimental/variabel X yaitu variabel yang diselidiki pengaruhnya. Sedangkan variabel terikat adalah variabel kontrol/variabel Y adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Lebih jelasnya Arifin (2011, hlm. 188) menyebutkan bahwa variabel terikat adalah yang menjadi titik pusat permasalahan. Variabel terikat tersebut bergantung pada faktor yang memengaruhinya. Faktor yang mepengaruhinya tersebut berfungsi sebagai variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode Mind Map sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan menerjemahkan pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat 2.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik (Sugiyono, 2009, hlm. 76). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dalam bentuk tes dan angket.

1. Tes

(24)

Nouryouku Shiken N4-N5 yang telah dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

Tes yang diberikan terdiri atas dua tahapan. Tahap pertama adalah pretest dan tahap kedua adalah posttest. Tes tersebut diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Khusus untuk kelompok eksperimen, tes diberikan sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment). Metode yang digunakan untuk perlakuan (treatment) dalam penelitian ini adalah metode Mind Map. Perlakuan (treatment) dilakukan sebanyak 4 kali.

Berikut adalah standar penilaian tes hasil terjemahan untuk menghilangkan subjektivitas dalam penilaian yang diambil dari berbagai referensi terkait hal perlu diperhatikan dalam menerjemahkan, kualitas terjemahan, dan syarat kalimat efektif (Putrayasa, 2007).

Tabel 3.1

Standar Penilaian Penerjemahan

Unsur Penilaian Keterangan Kriteria Nilai

Akurasi Semua informasi

tersampaikan tidak ada yang tertinggal, tidak ada yang bertambah dan tidak ada yang berbeda. Bila informasi dalam

(25)
(26)

Padanan Kata (diksi)

Diksi yang digunakan tepat sehingga menunjukkan makna yang jelas dan sesuai dengan nuansanya. Apabila nuansa wacana adalah resmi, maka diksi

(27)
(28)

menggunakan diksi yang tidak perlu. 4. Penekanan

Kalimat . 5. Logis

Kalimat efektif harus mudah dipahami.

Unsur-unsur yang

membentuk kalimat harus memiliki hubungan yang masuk akal.

Tata Bahasa Cara penulisan sesuai kaidah bahasa sasaran (bahasa Indonesia) terkini.

a. Apabila seluruh wacana

menggunakan cara penulisan sesuai kaidah bahasa sasaran (bahasa

Indonesia) terkini.

(29)

b. Apabila ada cara penulisan yang tercampur dengan cara penulisan selain sesuai dengan kaidah bahasa sasaran (bahasa

Indonesia) terkini.

80-50

c. Apabila cara penulisan sama sekali tidak sesuai kaidah bahasa sasaran (bahasa

Indonesia) terkini.

50-10

Lebih konkritnya berikut contoh penilaian terjemahan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia:

回転寿司 1980 年代 登場しまし そ 以前 寿司屋

寿司 特別 機会 し 食 い そう し

そ う 伝津的 寿司屋 現在も あ ま

(30)

Kaitenzushi muncul pada tahun 1980-an. Dahulu, sushi di restoran sushi hanya bisa disantap pada kesempatan khusus. Restoran sushi tradisional yang seperti itu saat ini pun masih ada.

Hasil Terjemahan 1:

Perputaran sushi muncul pada tahun 1980-an. Sebelum itu, sushi yang di restoran sushi disajikan hanya untuk dimakan pada acara-acara khusus. Sebuah restoran sushi tradisional yang seperti itu, sekarang juga ada.

Berdasarkan Standar Penilaian Terjemahan maka penilaian dari hasil terjemahan 1 sebagai berikut;

1. Akurasi terjemahan diberikan 70 karena ada informasi yang ditambahkan pada kalimat ke-2 yaitu ‘acara-acara khusus’ yang dimaksudkan penerjemah 1 adalah arti dari ‘tokubetsuna kikai’ yang sebenarnya lebih tepat adalah kesempatan khusus. Menurut penilai hal itu kurang tepat dalam menerjemahkan teks itu karena dianggap menambahkan informasi meskipun maknanya sama. Selain itu penerjemah 1 menambahkan kata ‘sebuah’ dalam kalimat “sebuah restoran sushi tradisional” padahal dalam wacana aslinya sama sekali tidak menyebutkan tentang ‘sebuah restoran sushi’ sehingga hal ini mengubah makna wacana asli.

2. Kejelasan dan kewajaran diberikan skor 60 karena meskipun terjemahan dapat dipahami isinya namun ada beberapa kata dan susunan kalimat yang tidak wajar dalam bahasa Indonesia sehingga membuat tidak jelas makna topik terjemahan tersebut seperti “Perputaran sushi” dan kalimat “sushi yang di restoran sushi”. 3. Padanan kata dalam wacana terjemahan 1 kurang tepat sehingga

(31)

yang lain masih bisa membuat pembaca mendapatkan makna tapi yang makna dipahami pembaca wacana sebatas membahas sushi karena sebenarnya yang menjadi topik utama dalam wacana itu adalah kata ‘Kaitenzushi’. Kata ‘Kaitenzushi’ sendiri sebenarnya tidak ada padanan kata yang sama dalam bahasa Indonesia. Penerjemah 1 menerjemahkan ‘kaitenzushi’ ke dalam bahasa Indonesia menggunakan padanan kata ‘perputaran sushi’. Bagi pembaca apa yang dimaksudkan dari kata ‘perputaran sushi’ itu bermakna ambigu sehingga membuat bingung pembaca. Skor yang diberikan adalah 50.

4. Susunan kalimat dalam terjemahan 1 diberikan skor 60 karena 3 dari 5 kriteria susunan kalimat yang baik terpenuhi yaitu, kesatuan gagasan; kalimat yang disusun tidak melenceng dari topik yang dibicarakan, kesejajaran; memiliki kesamaan bentuk kata, dan kehematan;

5. Tata bahasa, diberikan 90 karena penulisan disusun menggunakan kaidah bahasa Indonesia saat ini.

Total skor yang diberikan untuk terjemahan 1 berjumlah 330 dari skor sempurna yaitu 500. Dengan rumus perhitungan jumlah skor dibagi 5 agar mendapatkan nilai sempurna 100. Jadi, nilai untuk terjemahan 1 adalah 330 dibagi 5 yaitu 66.

Hasil Terjemahan 2:

Pada tahun 1980 kaitenzushi muncul pertama kali. Sebelumnya, sushi di toko sushi sangat istimewa dan hanya bisa dimakan saat tertentu. Saat ini cara tradisional seperti itupun masih ada.

(32)

1. Akurasi terjemahan diberikan 70 karena ada informasi yang ditambahkan pada kalimat ke-1 yaitu kata ‘pertama kali’ padahal dalam wacana bahasa Jepang tersebut tidak ada satupun kata yang menyatakan ‘pertama kali’ atau ‘saisho’ yang biasa dipakai dalam bahasa Jepang sehingga hal ini mengubah makna wacana asli. Lalu pada kalimat terakhir wacana terjemahan kurang tepat pada topik kalimat karena ada kata yang hilang yaitu kata ‘dentoutekina sushiya’ atau ‘restoran sushi tradisional’ dalam bahasa Indonesia, penerjemah 2 hanya menulis ‘cara tradisional’ sehingga membuat pembaca bingung mengarah pada apa kata tradisional dalam kalimat itu.

2. Kejelasan dan kewajaran, meskipun terjemahan dapat dipahami isinya namun kalimat terakhir mengandung sedikit ketidakjelasan pada kalimat “Saat ini cara tradisional seperti itupun masih ada.” ‘cara tradisional’ yang bagaimana yang dimaksud dalam kalimat itu, apakah cara makan sushi atau sushi itu sendiri atau restoran sushi. Maka dari itu skor 70 pada terjemahan 2.

3. Padanan kata dalam wacana terjemahan 2 lebih baik dari terjemahan ke-1 padanan kata yang digunakan lebih luwes sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Namun, pilihan kata ‘sangat istimewa’ terkesan terlalu berlebihan, pada wacana asli hanya disebutkan ‘tokubetsuna’ yang artinya khusus atau istimewa tanpa ada kata yang menunjukkan makna ‘sangat’. Skor yang tepat untuk terjemahan ke-2 adalah 80.

(33)

5. Tata bahasa, diberikan 70 karena terdapat penulisan ‘itupun’ yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia saat ini.

Total skor yang diberikan untuk terjemahan 2 berjumlah 370 dari skor sempurna yaitu 500. Dengan rumus perhitungan jumlah skor dibagi 5. Jadi, nilai untuk terjemahan 2 adalah 370 dibagi 5 yaitu 74.

2. Angket

Angket akan diberikan setelah kelompok eksperimen menempuh tahapan-tahapan penelitian mulai dari pretest hingga posttest. Angket yang diberikan kepada kelompok eksperimen mahasiswa berupa pernyataan dalam bentuk pilihan ganda. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat mahasiswa mengenai penggunaan metode Mind Map dalam kegiatan menerjemahkan.Berikut tahapan yang penulis lakukan dalam penyusunan angket:

a. Membuat kisi-kisi angket

b. Mengembangkan kisi-kisi ke dalam bentuk pertanyaan

c. Mengkonsultasikan pertanyaan angket kepada dosen pembimbing d. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas, angket tersebut diperiksa

oleh dua dosen pembimbing ahli.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket

No Kategori Pertanyaan No. Pertanyaan

1. Kesan terhadap kegiatan menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia pada umumnya.

1, 2, 3

2. Kesan kegiatan menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

(34)

menggunakan metode Mind Map.

3. Metode Mind Map meningkatkan kemampuan menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

5

4. Metode Mind Map mempermudah proses menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

6,7

5. Metode Mind Map meningkatkan motivasi menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

8

6. Kesulitan Metode Mind Map saat menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

9

7. Metode Mind Map sebagai metode yang dapat meningkatkan kemampuan menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

10

G. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Memberikan Pretest

Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum treatment diberikan. Mahasiswa yang menjadi objek penelitian akan diminta untuk menerjemahkan wacana teks N4 bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

(35)

Treatment diberikan pada siswa setelah melaksanakan pretest, peneliti menjelaskan tentang metode Mind Map. Mengarahkan perhatian mahasiswa dengan menunjukkan contoh Mind Map yang sudah ada. Kemudian menyampaikan tujuan penggunaan metode Mind Map yang ingin dicapai.

Lalu membimbing mahasiswa sebagai objek penelitian dengan memberikan wacana berupa teks honbun N4 bahasa Jepang, dimana setiap kelompok mencari kata kunci tentang teks tersebut yang terdapat pada tiap kalimat dan paragraf dari teks tersebut. Kemudian mahasiswa diminta untuk menghubungkan kata kunci pada sebuah kertas HVS kosong menggunakan spidol berwarna yang ditulis dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dalam bentuk Mind Map. Kemudian diperlihatkan agar dapat dibandingkan apakah sesuai konsep yang telah disediakan atau tidak. Setelah itu, mahasiswa diminta menulis terjemahan isi teks berdasarkan Mind Map yang sudah dibuat.

3. Memberikan posttest

Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah treatment diberikan. Siswa yang menjadi objek penelitian akan diminta untuk menerjemahkan wacana teks honbun N4 bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

4. Memberikan angket

Angket diberikan untuk mengetahui kesan dan pendapat siswa mengenai penggunaan metode Mind Map dalam kegiatan menerjemahkan wacana berupa teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

H. Pengolahan Data

(36)

tersebut akan dianalisis dan digunakan sebagai sarana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah yang didapat dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih spesifik. Hal ini sesuai sesuai dengan pendapat dari Sudjana Ibrahim (2004, hlm. 128) yaitu pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

1. Pengolahan Data Statistik

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengolahan data tes ini antara lain.

a. Pemeriksaan data mentah yang didapat dari hasil pengukuran yang telah dilakukan melalui tes.

b. Pemberian skor terhadap data hasil pengukuran yang telah dilakukan. c. Pendistribusian data, yaitu mencari skor terbesar dan skor terkecil dan

menentukan range

d. Mencari perbedaan yang signifikan antara hasil tes kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan terhadap variabel bebas yang diteliti yaitu metode Mind Map. Juga mencari perbedaan hasil tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pengolahan data statstik komparasional menggunakan uji tes dengan rumus:

Keterangan:

: nilai t hitung yang dicari

SEMx-y : standar error perbedaan mean x dan mean

(37)

a. Membuat tabel persiapan.

b. Mencari mean kedua variabel dengan rumus berikut.

Keterangan :

Mx = Nilai rata-rata X My = Nilai rata-rata Y ∑x = Jumlah nilai X ∑y = Jumlah nilai Y

N = Jumlah sampel

(Sutedi, 2011, hlm. 218)

c.

Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus berikut.

Keterangan :

Sdx = Standar deviasi variabel X

Sdy = Standar deviasi variabel Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

N = Jumlah sampel

(Sutedi, 2011, hlm. 219) d. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus

berikut.

(38)

e. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y, dengan rumus berikut.

f. Mencari nilai t hitung dengan rumus:

=

Keterangan :

t0 = Nilai t hitung

Mx = Nilai rata-rata X

My = Nilai rata-rata Y

Sdx = Standar deviasi variabel X (dikuadratkan)

Sdy = Standar deviasi variabel Y (dikuadratkan)

N = Jumlah sampel

(Sutedi, 2011, hlm. 218) Mencari nilai t hitung pada taraf signifikan 5% atau 1%. Jika t0 sama besar atau lebih besar dari pada t1 maka H0 ditolak; berarti ada perbedaan mean yang signifikan di antara variabel X dan variabel Y. Jika t0 lebih kecil daripada t1 maka H0 diterima; berarti tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. g. Memberikan interpretasi dengan terhadap nilai ‘t-hitung’ tersebut.

(39)

Hipotesis nol (Ho) : metode Mind Map tidak efektif terhadap peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

h. Menguji kebenaran hipotesis dengan membandingkan nilai t-tabel dan t-hitung. Dengan ketentuan jika t-hitung t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja terbukti benar. Namun jika t-hitung

t-tabel maka hipotesis nol yang terbukti benar. 2. Data Angket

Teknik pengolahan data angket dengan cara menghitung presentase tiap jawaban per nomor soal kemudian diinterpretasi. Rumus pengolahannya seperti di bawah ini:

Keterangan: P: Presentase f: jumlah jawaban n: jumlah responden

Hasil analisis angket tersebut ditafsirkan dengan kategori yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Penafsiran Data Angket

Interval Presentase Keterangan

0% Tidak seorangpun

1% - 25% Sebagian kecil

26% – 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

(40)

100% Seluruhnya

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan yang harus dilakukan peneliti secara berurutan untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Karena itu, pelaksanaan dilakukan secara bertahap, berikut adalah penjelasannya.

1. Tahap Awal

a. Membuat proposal penelitian b. Membuat surat izin penelitian c. Menentukan sampel penelitian d. Membuat instrumen penelitian e. Mengumpulkan data-data sampel f. Menentukan waktu penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pretest

Pretest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebanyak satu kali dengan memberikan tes berupa wacana honbun levelnya yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

b. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen 4 kali dengan menggunakan metode Mind Map sebagai metode dalam proses menerjemahkan. Adapun detail pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Perlakuan ke-1

(41)

kata kunci apa saja dari tiap kalimat dari teks tersebut. Misalnya contoh paragraf berisi tiga buah kalimat berikut:

日本 家 ま や入 口 大 く く いまし

日本 夏 あ い しく生活 家

必要 ま や入 口 大 い 夏 風

く ん 入 しい ふゆ 寒い

い ん

Nihon no ie wa, mado ya iriguchi ga ookiku tsukurareteimashita. Nihon no natsu wa atsui node, suzushiku seikatsu dekiru ie ga hitsuyou datta kara desu. Mado ya iriguchi ga ookii to, natsu wa kaze ga takusan haitte suzushii desuga, fuyu wa samui node, taihen desu.

Berikut adalah contoh tahapan menerjemahkan wacana teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia menggunakan metode Mind Map:

a) Kata kunci tentang isi keseluruhan paragraf adalah “Nihon no Ie”. Yang menjadi kata kunci keseluruhan menjadi gagasan utama.

Gambar 3.1

(42)

contoh Mind Map (tiap orang bisa berbeda gambarannya):

Gambar 3.2

c) Kata kunci isi kalimat kedua adalah ”natsu wa atsui, suzhushii ie, hitsuyou”.

Gambar 3.3

d) Kata kunci isi kalimat ketiga adalah “mado ya iriguchi ookii to, natsu kaze takusan, suzushii, fuyu samui taihen

(43)

Dari kata-kata kunci yang sudah ditemukan, mahasiswa membuat sebuah Mind Map yang kata kuncinya berbahasa Jepang dan berbahasa Indonesia untuk mempermudah mengidentifikasi dan menalar Mind Map di saat menerjemahkan. Mahasiswa diperbolehkan untuk melihat kamus dan hanya diperbolehkan berdiskusi tentang langkah Mind Map bukan tentang wacana teks. Terakhir masing-masing mahasiswa diintruksikan untuk menyusun ulang Mind Map ke dalam wacana berupa teks bahasa Indonesia. Melanjutkan contoh tahapan menerjemahkan di atas, maka terjemahan akan menjadi seperti berikut:

“Rumah-rumah Jepang dulu dibuat memiliki jendela dan pintu masuk yang besar. Saat musim panas, udara menjadi panas karena itu perlu rumah yang sejuk. Rumah-rumah Jepang yang memiliki Jendela dan pintu masuk yang besar angin mudah masuk sehingga saat musim panas rumah menjadi sejuk, tetapi saat musim dingin akan menjadi merepotkan.”

(44)

Pada perlakuan kedua tidak jauh berbeda dengan perlakuan pertama. Mahasiswa diingatkan kembali tentang langkah-langkah menyusun Mind Map dan diinstruksikan untuk menerjemahkan wacana menggunakan metode Mind Map.

3) Perlakuan ke-3

Pada proses perlakuan 3 sama seperti pada perlakuan ke-2.

4) Perlakuan ke-4

Proses perlakuan ke-4 sama seperti perlakuan ke-3 dan ke-4. c. Posttest

Posttest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebanyak satu kali dengan memberikan tes dengan tingkat kesulitan yang sama seperti pretest namun materi wacana teks setara level N4 yang digunakan tidak sama.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data pretest dan posttest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

b. Menganalisis hasil data yang telah diolah, apakah rumusan masalah dapat dijawab.

c. Menganalisis hasil data yang telah diolah apakah hipotesis kerja ataukah hipotesis nol yang terbukti.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterpretasi, maka pada bab ini penulis akan memaparkan tentang kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan berisi mengenai jawaban dari rumusan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian. Sedangkan rekomendasi berisi mengenai rekomendasi atau saran yang akan bermanfaat bagi penelitian pembelajaran selanjutnya. Berikut ini adalah kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian ini :

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi hasil penelitian maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014, sebelum menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia kosakata bahasa Jepang menggunakan metode Mind Map diperoleh hasil rata pretest pada kelas eksperimen adalah 66,50, sedangkan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol adalah 59,55. Perhitungan tersebut diolah untuk mencari t-hitung dan ditemukan nilai t-hitung dari kedua kelas tersebut dengan perolehan nilai t-hitung sebesar 0,33 dengan nilai t-tabel untuk db (38) taraf signifikasi 2,02 (5%) dan 2,71 (1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode Mind Map.

(46)

sebagai kelas kontrol yang tanpa menggunakan metode Mind Map diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 64,10. Sehingga dari hasil posttest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu nilai pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.

3. Dari hasil nilai posttest yang diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibandingkan nilai rata-rata pada kelas kontrol. Namun, setelah dianalisis menggunakan perhitungan statistik diperoleh t-hitung sebesar 0,34 yang kemudian dibandingkan dengan t-tabel dengan db 38 dengan taraf signifikasi 2,02 (5%) dan 2,71 (1%). maka disimpulkan bahwa t-hitung < t-tabel. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja (Hk) ditolak meskipun rata-rata posttest kelas eksperimen meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang kurang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan kata lain bahwa penggunaan metode Mind Map kurang efektif dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia karena hasil yang didapatkan pun terlihat kurang signifikan. Hal itu terjadi disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas terjemahan. Selama penelitian ini diketahui bahwa penggunaan metode khususnya metode Mind Map dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menerjemahkan agar hasil kualitas terjemahan baik memiliki pengaruh yang sedikit. Karena pada kenyataannya hal tersebut sangat dipengaruhi faktor kemampuan berbahasa Jepang maupun kemampuan berbahasa Indonesia masing-masing individu khususnya penguasaan kosakata dan penggunaan tata bahasa yang digunakan saat menangkap makna dari bahasa Jepang, mengolah dan menyusunnya ke dalam kalimat bahasa Indonesia.

(47)

Map baik. Para mahasiswa yang diberi perlakuan mengaku metode Mind Map membantu mahasiswa tingkat 2 menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian tentang metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Pembelajar

Metode Mind Map diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan lain pembelajar bahasa Jepang dalam membantu menerjemahkan wacana tulis berupa teks ke dalam bahasa Indonesia.

2. Bagi Pengajar

Dari hasil penelitian ini diharapkan metode Mind Map dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran menerjemahkan. Karena meskipun tingkat efektivitasnya kurang signifikan, namun metode Mind Map dapat memberikan motivasi pembelajar saat menerjemahkan wacana tulis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(48)

kemampuan menerjemahkan. Hal ini membuktikan metode Mind Map tidak seluruhnya efektif membantu memberikan pengaruh yang signifikan dalam semua disiplin ilmu seperti yang diutarakan Tony Buzan. Untuk itu dalam penggunaan metode Mind Map perlu diteliti lebih lanjut efektivitasnya dalam disiplin ilmu lain khususnya pembelajaran ilmu bahasa.

Pada rangkaian penelitian efektifitas metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis ini peneliti menggunakan wacana tulis setara level N4 sehingga keseluruhan bahasa yang digunakan sederhana dan kalimat yang ada pada wacana yang dipakai cenderung kalimat tunggal. Tetapi untuk wacana yang level bahasanya lebih tinggi, kalimatnya cenderung rumit dan majemuk, bahkan ilmiah sebaiknya diteliti lebih lanjut apakah metode Mind Map ini dapat efektif diterapkan atau tidak. Selain efektivitas metode Mind Map dalam peningkatan kemampuan menerjemahkan wacana tulis, perlu diteliti lebih lanjut pula efektivitas metode Mind Map terkait menerjemahkan wacana lisan (interpreter) apakah efektif atau tidak, yang mungkin hasilnya dapat menunjukan tingkat efektivitas yang jauh lebih signifikan dibandingkan penggunaannya dalam menerjemahkan tulisan.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Maurizal. (2009). Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Dengan Mind Mapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar.

Anas, Sudijono. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Cetakan Pertama. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Saputra, Suprian Atmaja. (2007). Statistika. Bandung: Fakultas Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan UPI.

Bell, T. Roger. (1991). Translation and Translating: Theory and Practice. Singapore: Longman Singapore Publishers (Pte) Ltd.

Brislin, Richard W., ed., (1976). Translation: Applications and research. New York: Gardnen Press Inc.

Bunka Institute. (1993). Gendai Kokugo Reikan Jiten. Tokyo: Bunka Institute.

Buzan, Tony. (2008). How to Mind Map: Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia.

Catford, John Cunnison. (1965). A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press.

Djajasudarma, Fatimah. (2010). Kajian Wacana Pemahaman Unsur-unsurnya. Bandung: Refika Aditama.

Haruhiko, Kindaichi. (1989). Nihongo Daijiten. Japan : Kodansha.

Hasan, Ali. (2013). Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menerjemahkan. [Online]. Tersedia di: http://www.flash-translation.com/2013/06/Menterjemahkan-Bahasa-Inggris.html.

Diakses 22 Agustus 2014.

(50)

Kusdiyana, Eman. (2002). Konstrastif Antara Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia Ditnjau dari Segi Preposisi. [Online]. Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1726/1/bhsjepang-eman.pdf. Diakses 22 Agustus 2014.

Larson, Mildred L. (1984). Meaning-based Translation: A guide to Cross-Language Equivalence. Lanham, MD: University Press of America. Meilia Rasiban, Linna. (2010). Proposal PTK: Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menerjemahkan Tingkat Dasar melalui Teknik Peer

Learning. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/1

98005072008012-LINNA_MEILIA_RASIBAN/Penelitian/ProposalPTK.pdf. Diakses 17 April 2014.

Nida, Eugene & Taber, Charles. (1969). The Theory and Practice of Translation. Leiden: Brill.

Nobuko, Izumi. (1984). Nihongo Youiku Jiten.

Nurjanah, Milda. (2010). Analisis Korelasi Menerjemahkan Bacaan Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia (Honyaku) dengan Kebiasaan Membaca pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2009-2010 . Skripsi FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Purwoko, Herudjati. (2008). Discourse Analysis: Kajian Wacana Bagi Semua Orang. Jakarta: Indeks.

Puspitasari, Nuke. (2008). Pembelajaran Kosakata Bahasa Jepang dengan Metode Mind Map Pada Siswa Kelas XI SMA Laboratorium UPI. Skripsi FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Putrayasa, Ida Bagus. (2007). Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja: Refika Aditama.

(51)

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Cetakan Kedua. Bandung: UPI Press, Humaniora Utama Press.

Swadarma, Doni. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tim Penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Junarto, T., Indrapangastuti, D., & Suarez, M. (2011). Teori Neurosains. [Online]. Tersedia di: http://idarianawaty.blogspot.com/2011/02/teori-neurosains.html. Diakses 29 Maret 2014.

Wikipedia. Pengertian Honyaku [Online]. Tersedia di:

http://ja.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:翻訳依頼. Diakses 24 April

2014.

Yusuf, Muhammad. (2007). Struktur Kalimat Pasif Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. [Online]. Tersedia di:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5761/1/07000539.pdf. Diakses 22 Agustus 2014.

__________. (2011). Menilai Kualitas Terjemahan. [Online]. Tersedia Di: http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan

__________. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di: Pusatbahasa.diknas.go.id. Diakses 24 April 2014. Diakses 22 Agustus 2014.

__________. (2013). Teori Belajar Yang Menjadi Landasan. [Online]. Tersedia di: http://www.blogmindmap.com/2013/10/teori-belajar-yang-menjadi-landasan.html. Diakses 20 Februari 2014.

__________. (2010). Intelegensi. [Online]. Tersedia di: http://kmjppb.wordpress.com/2011/10/15/intelegensi/. Diakses 20 Februari 2014.

(52)

__________. (2013). Otak Kiri vs Otak Kanan. [Online]. Tersedia di: http://www.info-kes.com/2013/06/otak-kiri-vs-otak-kanan.html.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket
Tabel 3.3 Penafsiran Data Angket
Gambar 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Dimana dalam pemilihan kepala desa, para wirausahawan (elit ekonomi) desa ikut mengarahkan masyarakat untuk memilih salah satu calon kepala desa, yang memiliki

c. penawaran yang memenuhi syarat adalah.. penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak, pada waktu yang telah ditentukan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kecerdasan kinestetik siswa sebelum penerapan metode pembelajaran sosiodrama dengan kecerdasan

You are required to complete three (3) copies of the Consolidated Monthly Taxes Form and deliver the forms with tax payments to Banco Nacional Ultra- marino (BNU), Dili, by the

Pnl merupakan suplai daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban, maka. besar reaktansi

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Jurus Tae Geuk 1 Pada Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Taekwondo Di SMP Negeri 3

pada penelitian yaitu dengan mengunjungi sanggar Bedug Yudha yang pada saat. itu semua anggota sanggar Bedug Yudha sedang melakukan rutinitas

[r]