• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan dalam proses pembelajaran tari menggunakan stimulus burung anatara lain:

1. Konsisten dalam melakukan gerakan sesuai dengan intruksi yang diberikan sehingga gerakan yang dilakukan tampak sesuai dengan gerakan yang semestinya.

2. Subjek terlibat langsung dan aktif dalam melakukan gerakan, mampu memahami unsur ruang gerak (luas,sedang dan sempit serta level tinggi dan rendah) secara sederhana.

3. Mampu melakukan koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak Disamping proses pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung ada pula hasil dari kemampuan kinestetik yang dapat dilihat dengan cara membandingkan kemampuan sebelum dan setelah diberikannya intervensi.

Kemampuan kinestetik pada masing-masing aspek diantaranya aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak pada subjek Nn sebelum diberikannya intervensi menggunakan pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung hasilnya sebagai berikut:

1. Kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak dengan indikator mampu menggenggam properti tari yang digunakan diantara sela-sela jari, mampu menggerakkan kepala dan tangan, dan mampu menggerakkan tangan dan kaki belum mampu dikuasai subjek dengan baik bahkan subjek belum mampu untuk melakukan gerak tersebut.

2. Kemampuan kinestetik pada aspek keseimbangan gerak dengan indikator mampu duduk dan berdiri juga sama, subjek belum mampu melakukan secara optimal namun seperti gerak berdiri subjek mampu menguasai bahkan subjek mampu melakukan tanpa bantuan orang lain dengan sempurna.

3. Kemampuan kinestetik pada aspek ketepatan gerak dengan indikator mampu memutarkan pergelangan tangan di samping kepala dan di depan pinggang, mampu menggerakan tangan ke atas dan ke bawah, mampu menyilangkan kedua tangan di depan dada, mampu menggerakan tangan dengan pola lingkaran besar, dan mampu bertepuk tangan di samping kepala belum mampu dilakukan oleh subjek dengan baik walaupun terdapat gerakan yang sudah dikuasai namun gerakan yang dilakukan masih kaku dan lambat dalam melakukannya.

Dalam hal ini aspek koordinasi gerak hanya mencapai skor 5 dari 5 soal yang diberikan (total skor maksimum seharusnya bisa mencapai 20 point), aspek keseimbangan gerak hanya mencapai skor 11 dari 8 soal yang diberikan (total skor maksimum seharusnya bisa mencapai 32 point), serta aspek ketepatan gerak hanya mencapai skor 9 dari 7 soal yang diberikan (total skor maksimum seharusnya bisa mencapai 28 point). kondisi tersebut dapat dilihat pada fase baseline 1 (A-1) yang menunjukkan bahwa kemampuan subjek Nn dalam kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak masih rendah.

Kemampuan kinestetik dalam aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak pada subjek Nn setelah diberikannya intervensi menggunakan pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada fase baseline 2 (A-2) sebagai berikut:

1. Kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak dengan indikator mampu menggenggam properti tari yang digunakan diantara sela-sela jari, mampu menggerakkan kepala dan tangan, dan mampu menggerakkan tangan dan kaki mampu dikuasai subjek dengan baik walaupun ada gerak yang tidak mampu dilakukan namun ada pula gerak yang mampu dilakukan tanpa bantuan tapi geraknya masih kaku dan lambat dalam melakukannya.

2. Kemampuan kinestetik pada aspek keseimbangan gerak dengan indikator mampu duduk dan berdiri, subjek mampu melakukan secara optimal. Terdapat gerak yang sudah mampu dilakukan tanpa bantuan dan sudah sempurna namun ada juga gerak yang belum mampu untuk melakukannya.

3. Kemampuan kinestetik pada aspek ketepatan gerak dengan indikator mampu memutarkan pergelangan tangan di samping kepala dan di depan pinggang, mampu menggerakan tangan ke atas dan ke bawah, mampu menyilangkan kedua tangan di depan dada, mampu menggerakan tangan dengan pola lingkaran besar, dan mampu bertepuk tangan di samping kepala sudah mampu dilakukan oleh subjek dengan baik walaupun ada gerakan yang belum mampu dikuasai namun ada pula gerakan yang mampu dilakukan tanpa bantuan orang lain bahkan mencapai sempurna.

Perolehan jumlah skor tertinggi pada aspek koordinasi gerak sebesar 12 point dan jumlah skor terendah sebesar 11 point, aspek keseimbangan gerak perolehan jumlah skor tertinggi sebesar 21 point dan jumlah skor terendah sebesar 20 point serta aspek ketepatan gerak perolehan jumlah skor tertinggi sebesar 21 point dan jumlah skor terendah sebesar 20 point. Adapun mean level pada baseline 2 (A-2) dalam aspek koordinasi gerak sebesar 11,33 point, aspek keseimbangan gerak sebesar 20,66 point, dan aspek ketepatan gerak sebesar 20,66 point.

Dengan meningkatnya kemampuan kinestetik dalam pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung yang dilakukan kepada subjek Nn terlihat peningkatan yang signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dalam hal ini, pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung dapat dijadikan sebagai terapi bagi anak tunagrahita sedang ataupun anak berkebutuhan khusus lainnya untuk melatih atau meningkatkan kemampuan kinestetik.

B. Rekomendasi dan Implikasi 1. Bagi Guru

Dengan adanya pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung diharapkan dapat memberikan penanganan anak tunagrahita sedang dalam melatih kemampuan kinestetik baik dalam aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak maupun dalam aspek lainnya. Hal tersebut sangat diperlukan bagi anak dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Diharapkan anak tunagrahita baik subjek maupun yang bukan bisa mendapatkan pembelajaran tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kinestetik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan kekurangan pada pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung, yaitu dengan menambahkan aspek selain aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak. peneliti selanjutnya dapat menambahkan media yang lebih inovatif agar pembelajaran dapat lebih menarik. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian hanya berjumlah satu orang karena menggunakan metode single subjek tunggal, maka dari itu diharapkan penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode penelitian yang lain agar dapat diketahui perbedaannya apabila diberikan intervensi pada suatu kelompok dan dapat membandingkan hasilnya dari masing-masing subjek pada kelompok tersebut.

Dokumen terkait